e-Card Idul Fithri 1432 H


Assalaamu’alaykum Warohmatullaah Wabarokaatuh…

Sahabat-sahabat sekalian, Ramadhan beberapa jenak lagi berlalu sudah…
Entah,masihkah kita membersamainya di tahun depan?


Gema takbir kemenangan pun segera berkumandang…
Semoga kemenangan kita adalah kemenangan yang sesungguhnya….
Allahumma aamiiin…

Sahabat, Saudara saudari sekalian…
Dalam rangka Idul Fithri 1432 H, Fathel mau membagi-bagikan e-card lebaran buat sahabat-sahabat semuanya… Ini special untukmuuuu… (iyaaaa, untukmu yang lagi baca ini…hee…). Jangan lupa dibungkus dan ‘dikantongin’ serta dibawa pulang yak…


Tafadhol, silahkan ambil dan segera klik icon donloadnya





Bertasbih Hewan-Hewan

Waah, begitu cepat waktu berlalu yaah. Sudah di penghujung Ramadhan.... Semoga segala amalan kita diterima di sisi-Nya... Semoga, selepas Ramadhan ini, kita menjadi pribadi yang lebih baik, dan semoga bukan sekedar lapar, haus dan cape' saja yang kita dapatkan. Allahumma aamiin yaa Allah...

Tampak-tampaknya, di bulan Agustus ini, Blog Fathel sepi sekali yaah tulisannya. Uhm.... Lebih banyak menulis di lembaran kertas sahaja soalnya... Hee... Kali ini (diary yang ke-14) menemani mulai akhir juli/awal agustus kemarin lebih sering disambangi ketimbang blog. Heuu.... *Maaf yaah Bloggie, bukannya pengin menomorduakanmu...hee....

Mau cerita apaan yah? Heuu....sebenarnya banyak yang ingin kuceritakan di sini.... Tapi, karena speed mengetikku tidak terlalu cepat (masih menggunakan 2-3 jari sahajaaa...hee), akhirnya nulis di blognya agak sedikit terbengkalai... (maklum, kalo Fathel mah, jarang sih yaah bisa nulis hanya 3 paragraf saja. Hee... Padahal, banyak juga mata yang alergi baca tulisan panjang. Hehe....). Dan lagi pula, kuantitas onlen saat ini lebih berkurang dari sebelum-sebelumnya (sering dibajak sama dua adikku yang masih anak sekolah itu... Huuuufffttt! -__-")

Balada Anak Nakal

Suatu hari, di bulan Ramadhan. Sang ustadz yang berceramah, menyampaikan soal pendidikan anak-anak jaman sekarang. Betapa jaman sekarang ini anak-anak yang telah 'dirasuki' oleh berbagai lingkungan yang tak lagi sehat. Nah, kala itu ada seorang anak yang terbilang cukup nakal. Sekitaran kelas 4 SD. Ketika si ustadz menyampaikannya, salah seorang jama'ah yang ternyata adalah ayah dari anak yang (agak) nakal itu selalu nyeletuk dan menimpali perkataan ustadz dengan suara yang keras.

Ketika si ustadz bilang, "Anak-anak jaman sekarang, memang banyak yang nakal yaah."
Si Bapak bilang, "Haaaa, iyo pak ustadz! Iko anak salah satunyo mah. Inyo yo sabana nakal!"
Trus ustadz melanjutkan, "Banyak yang kerjaannnya di mesjid cuma meribut saja!"
Ditimpali lagi oleh sang ayah, "Iyo, itu bana nyo mah ustadz. Wa'ang yo sarupo jo apo kecek ustadz. Samparono nakalno."
Dan begitulah seterusnya... Heuu, aku tak begitu mengingat seperti apa redaksional persisnya... Lebih kurang intinya begitu...

Menyaksikan 'adegan' seperti itu, aku jadi terpikirkan satu hal. Bukan, bukan mengaminkan apa yang disampaikan si Bapak walaupun kenyataan berkata seperti itu. Tapi, aku ingin menelik dari sudut pandang si anak. Betapa kasihan sekali wajah polos itu. Ia mungkin hari itu ikut tertawa dengan apa yang dilakukan sang Bapak. Tapi, ada satu hal yang kemudian terekam dalam jiwanya, bahwa bapaknya sendiri telah 'mempermalukan' sekaligus menyampaikan dan mencap ia 'label' nakl di hadapan semua orang. Bapak dan semua orang telah menganggapnya begitu. Dan itulah dia yang sesungguhnya. Begitulah jiwa sang anak mengukirnya....

Mungkin dia bisa berubah menjadi lebih baik, tapi bukan dengan mengumumkan 'kenakalan' nya di hadapan publik. Bukankah melakukan hal tersebut sama artinya dengan 'mengesahkan' apa yang menjadi tabi'atnya selama ini? Allahu'alam... Tapi, aku merasa ini akan sangat menyakiti jiwanya....

Ketika Kau Bersedih

Wahai diri, jika kau bersedih, maka kembalikan segalanya pada Allah....
Jika banyak yang luput darimu, maka pulangkan pula pada-Nya...
Tiada kesedihan yang berkepanjangan sebagaimana tiada kebahagiaan yang berketerusan...
Segalanya Dia ciptakan silih berganti...
Seperti langit yang tak selalu berbintang, kadang juga mendung dan kelam...

Tiadalah selain Dia dimana engkau kadukan segala gundahmu, wahai diri...
Dia yang telah menjamin kehidupanmu, takkan mungkin melupakanmu...
Jadi, ketika kau bersedih, maka cukupla pada-Nya saja engkau adukan kesedihan itu...
Pada-Nya ada selaksa solusi...

Jika engkau tak dekatkan dirimu pada-Nya yang Maha Memiliki Solusi, lantas pada siapa lagi? Sebab Rabb-mu lah yang maha memiliki segalanya. Lantas, apakah engkau akan mencari pada selain-Nya?

Wahai diri, jika engkau bersedih, air mata yang tumpah itu cukuplah untuk-Nya saja. Dia. Dia. Dia....hanya Dia, Allah...
Sungguh, hanya dengan mengingat-Nya hati menjadi tentram, hanya dengan mengingat-Nya saja...
Wahai diri, jika engkau hendak mencari perhatian, maka cukup perhatian-Nya saja...

Wahai diri, engkau masih lah sangat jauh dari baik, akan tetapi kau harus ingat pada satu hal : Suatu masa yang tak engkau duga, dunia ini pasti engkau tinggalkan. Tidakkah engkau bersiap untuk masa itu, wahai diri?


_________________________
Ba'da Dzuhur di pekan kedua Ramadhan 1432 H...
Wahai Ramadhan yang penuh berkah, janganlah cepat berlalu....

Ceritera Ramadhan 1432 H


Ramadhan Mubarook… Bahagiaaaanyaaa….
Heuu…, karena lagi ‘sibuk’, jadinya belum sempat meng-apdet blogku. Sebenarnya ada banyak kisah yang ingin kubagi padamu semua. Tapi, aku belum sempat untuk menuliskannya. Jadinya, sebagiannya menguap entah ke mana langitnya. Heuu…

Kisah Ramadhan. Hmm…ada hal ingin kuceritakan padamu. Pertama, lagi-lagi soal tarwih kilat khusus. Masya Allah. Ternyata begitu sulit merubahnya. Al Fatihah yang hanya satu nafas, dengan makhraj yang (cukup) amburadul. Sebenarnya aku juga bukan orang yang faqih yaah,hanya saja, telingaku terasa ganjil saja mendengarnya. Tiadalah salah jumlah rakaat 8 atau 20 (toh itu hanya menyoal khilafiyah saja. ada banyak pendapat tentangnya), namun apalah guna mengejar dua puluh jika dua puluh rakaat terselesaikan hanya dalam waktu seperempat jam? Masya Allah… Aku sudah berupaya untuk bicara sama pengurusnya, biar agak pelanan dikit bacanya. Biar sholatnya bisa kita nikmati. Bukan Cuma gerakan berdiri-duduk lalu salam, begitu saja. Tapii, sejauh ini belumlah terasa perubahan yang signifikan.

Pernah suatu ketika, yang jadi imamnya adalah seorang pemuda pencinta Al Qur’an. Dia adalah salah satu mahasiswa di sebuah ma’had (entah itu institute, aku juga ndak begitu tahu namanya). Ketika dia membaca dengan makhraj yang benar, ghunnah dan mad  yang benar dan konsisten. Juga tidak kilat khusus. Akan tetapi, yang terjadi malah jama’ah yang semula mencapai 4-5 shaf, hanya tersisa satu setengah shaf saja. “Maleh ambo mah, lamo bana.” Begitu alasannnya… Masya Allah…

Ada lagi kisah lain. Ini soal merapatkan shaf. Shaf yang begitu jarang-jarang. Dan tak sedikitpun bersedia untuk bergeser. Padahal, Rasulullaah sudah tuntunkan bukan, bahwa merapatkan shaf itu adalah dengan bertemu antara kaki dan kaki, lengan dan lengan.
“Bu, geser Bu. Ini masih kosong.” Begitu lebih kurang yang kukatakan pada ibu-ibu di shaf sebelah. Si ibu menjawab, “Ini juga sudah bergeser tadi. Saya malas kalo rapat-rapat begitu! Panas dan gerah!”
Duuh…duuhh…

Lain lagi cerita ini. Suatu ketika tengah ke belakang, betapa terhenyaknya ketika  mendapati jamaah yang susunan shafnya aneh. Satu di pojok. Lalu bolong  kira-kira untuk 5 orang. Lalu, ada shaf lagi sekitar lima orang. Lalu bolong  lagi, dan ada shaf lagi sekitar 7 orang. Ini shafnya bagaimana?? Hadeuuhh… Ketika ditanya dan dikatakan ke si ibunya, “Tadi shaf ini penuh kok. Tapiii, karena anak-anak itu pada ndak sholat lagi, Cuma sampai 8 rakaat saja, makanya jadi bolong-bolong.”
“Bukannya jadi terputus shaf nya, Bu?”
“Ah, ndak lah. Kan tadi ada anak-anaknya. Sekarang aja yang ndak ada.”
“Kenapa tak bergeser saja, Bu?”
“Saya senang di sini. Kalo rapat-rapat begitu, gerah. Makanya saya mojok di sini sendiri.”
tuing…tuing…tuing…

Ya Allah, mungkin karena mereka belum mengerti! Tapi, bukankah tugas kita untuk mengingatkan? Dan bukankah yang akan dimintai tanyanya nanti adalah kita, “kenapa tidak mengingatkan dan memberi tahu?”
Waaah, masya Allah…

Sungguh, sebenarnya diri ini pun belumlah faqih dengan ilmunya. Sungguh, diriku pun belumlah memiliki ilmu. Oleh karenanya, aku juga tidak memiliki cara untuk mengingatkannya. Jika secara langsung, aku sudah berupaya untuk member tahu, tapii…jawabannya yah begitu. Apalagi, bagi si ibu-ibu, aku ini kan masih anak bau kencur. (heuu…abis masak gado-gado kaliiii… hihi). Maksudnya, dalam frame berpikir masyarakat pada umumnya, “Orang tua adalah selalu benar. Inilah tradisi dari nenek moyang dulunya. Lantas, kamuu anak yang beru lahir kemarin, berani-beraninya menyalahkan kami!”

Ya, butuh pembenahan yang perlahan. Begitu yang dikatakan ustadz Yassin LC, ketika ditanyai soal ini. Sebab, tidak mungkin kita menyampaikannya dan memberitahukan jika justru akan membuat masyarakat antipati, jika justru akan merusak ukhuwah islamiyah. Ukhuwah islamiyah adalah sesuatu yang wajib, sementara tarwih adalah sesuatu yang sunat. Mengapa harus mengorbankan yang wajib untuk yang sunat?

Ini adalah tantangan untuk kita semua. Membenahinya secara bersama-sama. Membangun kedekatan hati terlebih dahulu. Lalu, memperbaiki yang salah…

Maafkan aku jika ada yang salah dari ‘protes’ku kali ini (sebab aku hari ini, hanya bisa menuliskannya di sini), dan aku belumlah memiliki banyak ilmu. Aku juga bukanlah orang faqih. Jadi, apa yang kusampaikan ini, hanyalah sebab aku masih dangkal ilmunya. Mungkin engkau punya cara yang lebih baik. Mungkin engkau dapat lebih bijaksana dalam menyikapinya. Maka, bersediakah engkau membaginya untukku? Bersediakah engkau mengingatkan aku?

Sanlat Anak TK

Jika biasanya sanlat Ramadhan adalah untuk anak-anak SD kelas IV hingga SMA kelas VII, maka berbeda dengan sanlat yang satu ini. Sanlat untuk siswa-siswi playgroup, TK hingga kelas 1 SD. Hehe, ternyata tak semudah yang dibayangkan! Ternyata, untuk anak-anak umur 4 hingga 7 tahun itu, punya seni tersendiri. Hehe…

Aku menyukai anak-anak. Aku juga menyukai segala sesuatu yang berkaitan dengan psikologi anak (walau aku juga tak memiliki ilmu tentang itu dan tidak memiliki latar belakang disiplin ilmu di bidang itu). Aku mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan itu (meskipun belum banyak. Hee…).

Ramadhan Award : Two Special Ramadhan Gifts For You

Assalaamu’alaykum…
Alhamdulillaah, sudah 5 hari sudah kita di bulan Ramadhan… Semoga segala amalan kita diterima-Nya…
Amiin… Hayuuu, fastabiqul Khoirat yuuk!

Sahabat sekalian, pembaca dan para narablog sekalian di Ramadhan yang penuh berkah ini, aku ingin memberikan SPECIAL RAMADHAN GIFT buat kamuuu semua… Ada 2 special gift, special untukmu!

#SPECIAL GIFT 1


Special Gift ini merupakan “Ramadhan Award” yang kupersempahkan special buat para narablog, sahabat-sahabat Blog –ku sekalian…

Rulenya :
1. Pesan yang ada dalam “Ramadhan Award” ini, tafadhol kita amalkan sama-sama yaaah… Siip??!
2. Kepada Narablog skalian yang mendapat awards ini, tafadhol pasang Award nya  (atau special gift-nya) di blog masing-masing. Ramadhan Award ini berisikan ajakan/reminders (buat diriku terutama, juga buat kamu semua), yang mudah2an bisa mengingatkan bagi pengunjung maupun narablog smua…
[[Award ini sengaja tidak dibuat watermark (karenaa, kalo pake watermark biasanya rada2 pada males pasang. Hee… Karena manusia punya sipat egosentris kali yaaah. Heuuu… Allahu’alam. Cuma analisa pribadi sajaa… Hehe). Ini juga bisa dipasang pada SIDEBAR ataupun pada Body-Post]]

Silahkan Copy-Paste HTML ini  :

<a href="http://fathelvi.blogspot.com/2011/08/ramadhan-award-two-special-ramadhan.html"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3dGgo2VJNCW5D-ZsDWbmKP6P-VqiQArbrFRrvNM-FIzgLxlNRSHTgED2V9ASjXNHHYXaIOxWuOLCLHwdwgmmcGPr_K8BjYOh562UPUqXS5sOoFfZp3Z9EJA8sXEDVwLTCmMy5NDTNTaI3/s1600/ramadhan+award+for+blogger.gif" /></a>
Untuk Blogspot
Sidebar: Log In --> Dashboard -->  Design -->  Add Gadget -->  HTML/Javascript -->  Paste-kan Code Di atas
Body Post: Log In -->  Dashboard -->  New Post--> (klik format HTML) Paste-kan Code di atas

Untuk Wordpress :
Sidebar : Log in-->  Dashboard-->  Appearance -->  Widget (drag widget "Text" dan Paste-kan code di atas
Bodypost : Log in  --> Dashboard -->  New Post -->  (klik Format HTML) dan Paste-kan code di atas

3. Kepada nara blog yang menerima award, diharapkan untuk meneruskan Awardnya pada Sahabat Blognya yang lain (beserta Rule-nya juga yaah) dan jangan lupa kasih tau dia kalo dia dapet award...^^
4. Kepada narablog yang menerima award, diharapkan untuk meng-copy-pastekan uraian Special Gift 2 (seperti yang tertera dibawah ini) dan melampirkan link download Special Gift 2 agar penerima award berikutnya bisa mendownload dan menggunakan Special Gift 2 tersebut.


#SPECIAL GIFT 2

Ini ditujukan bukan hanya buat Narablog yang menerima award ini saja, tapii semua pembaca blog sekalian.

Special Gift 2 ini adalah sebuah APLIKASI SEDERHANA untuk memantau, meng-evaluasi serta menghitung-hitung amalan yaumiah kita selama Ramadhan. Sebab, ramadhan bukan saja sebagai syahru shiyam, tapi juga sebagai syahrul qur’an dan syahrul jihad. Seperti yang sudah disabdakan Rasulullaah, bahwasannya arang siapa yang mendirikan Ramadhan dan berpuasa di bulan Ramadhan dengan keimanan dan penuh perhitungan, maka diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu. Jadiiii, program sederhana ini membantu kita untuk menghitung amalan yaumiyah  kita selama ramadhan…

Program ini tak memerlukan proses installasi  dan bebas virus, insya Allah…
Tapiii, hanya bisa digunakan untuk para pengguna MS. Office 2007 + (insya Allah udah pada 2007 kan yah? hee...

Ramadhan, Terlalu Berharga untuk Disiakan


Sahabat, seperti yang pernah kita ceritakan sebelumnya, bahwa kita sangaaat jarang menghitung betapa berharganya waktu kita kecuali jika berada di atas taxi. Ya, sebab sebanyak  waktu yang kita habiskan, akan dihargai dengan sekian rupiah. Maka, memang tak perlu heran jika kita tak ingin membuang-buang waktu dengan muter-muter dulu kecuali karena aturan jalan yang membuat demikian. Tapi, diwaktu-waktu yang lain, kita (terutama diriku sendiri) amat sangat jarang menghargai waktu kita.

Dan kini, tamu agung itu telah datang. Tamu yang begitu mulia. Alangkah meruginya, jika kita melewati Ramadhan mulia dengan segala kesia-siaan. Sungguh, betapa berharganya setiap waktu yang kita punya saat ini. Di mana Allah membentangkan sluas-luasnya keampunan dan ganjaran amal yang dilipat gandakan berkali-kali…

Ah, sahabat… Jika kita adalah seorang pedagang, maka pastilah kita akan mengeluarkan apapun yang bisa keluarkan, menjual apapun yang kita jual ketika kita mendapati di suatu masa segala-galanya dihargai berpuluh kali lipat. Jika biasanya kita menjual satu butir telur dengan harga seribu rupiah, maka ketika ada masa di mana kita dapat menjualnya dengan harga tujuh puluh ribu rupiah, bukankah kita akan bergegas untuk menjual apapun, dan bukankah yang terbayang dipelupuk mata kita adalah keuntungan yang berlipat-lipat? Dan, ada pula masa di mana seluruh hutang dan kesalahan kita dibebaskan… Bukankah kita dengan segera mengambil kesempatan ini?

Sungguh, Ramadhan menyediakan jauuh lebih banyak dari itu. Ganjaran yang berlipat-lipat dari setiap amalan yang kita lakukan. Selain itu, Dia juga membentangkan segenap keampuan atas segala dosa-dosa dan kesalahan kita yang telah berlalu…. Masya Allah… Betapa menggiurkannya. Dan bukankah ini adalah kesempatan yang setiap detiknya sangat merugi untuk disia-siakan. Jika keuntungan di dunia saja kita sudah begitu keras mengejarnya, apalagi keuntungan untuk hari kita setelah dunia yang lebih abadi. Hari di mana nasib kita ditentukan pada kebahagiaan yang tak berkesudahankah, ataukah kesengsaraan yang tak berujung? Na’udzubillaah jika keadaan kedua yang menjadi nasib kita nantinya…

Aahh, sahabat. Sungguh, Ramadhan mulia adalah hadiah yang agung dari Allah yang teramat sangat berharga untuk kita sia-siakan. Waktu-waktu yang terlalu berharga untuk kita habiskan hanya dengan tidur-tiduran, hanya dengan fesbukan, hanya dengan berlalai di depan televisi, hanya dengan SMS-SMS gokil, hanya dengan mendengarkan music-musik yang melalaikan, hanya dengan kegiatan-kegiatan yang sia-sia. Ah, bukan berarti tidak boleh tidur, atau online, SMS, atau menonton. Akan tetapi, selama ada kemanfaatan yang bisa kita peroleh darinya, itu tentulah tidak mengapa. Akan tetapi, kesempatan ini amatlah sangat berharga untuk kita sia-siakan… Dan belum tentu kita memiliki kesempatan yang sama di tahun yang akan datang. Siapakah yang dapat menjamin umur kita akan sampai pada masa ke depan?

Sungguh, betapa celakanya ketika Allah melebarkan bentangan keampunan yang seluas-luasnya, namun ketika kita kluar dari Ramadhan, kita tak mendapatkan keampunan. Sungguh, betapa celakanya ketika ganjaran amalan berlipat ganda, namun tak satu pun amalan kita yang berarti di hadapan-Nya. Betapa celakanya, ketika kita ber-Ramadhan, tapi hanya haus, lapar dan lelah saja yang kita dapatkan. Betapa amat sangat meruginya…

Sahabat… Mari kita berdo’a pada Allah, agar amalan-amalan kita diterima-Nya. Mari kita manfaatkan waktu yang teramat berharga ini dengan amalan yang hanya mengharap pahala-Nya saja. Mengharap Ridho-Nya saja… Mari kita saling mengingatkan ketika salah satu di antara saudara kita, ketika aku, ketika dia, dan ketika ada yang sedang lalai dan tersalah.Mari kita berlomba-lomba dalam menciptakan prestasi-prestasi kebajikan. Sahabat, tentu engkau mau bukan?