Sudah dari seminggu lebih ini, aku punya hobby baru. Apaaah ituuuh??? Yak, jawaban anda salah! (haha, emangnya ada yg jawab, Fatheeeeellll??). Ya, hobby baruku itu adalah, bolak-balik hampir setiap waktu-waktu terntentu mengecek harga tiket berbagai maskapai yang trayeknya (trayek?? angkot kaliii fatheeeeeeel), maksudnya rute Pdg-Cgk. Huwaaaaaa.... Malah beut itu tikeeeeet. Huhu... Bayangkan, sudah lebih dari 20 kali sehari mungkin aku ngecek (ngecek di kira-kira 5 waktu, pagi, siang, sore, maghrib, lalu tengah malam dan setiap pengecekan, aku biasanya ulang minimal lima kali, berharap angka yang tertera di sana dibawah nominal angka satu yang dibubuhi dibelakangnya angka NOL sebanyak enam buah, hihi).
Fiiiuuuuffftt... Mahalnyaaaaa.... :'(
Sebenarnya sih di kalender akademis, perkuliahan dimulai tanggal 3 september insya Allah. Tapi, karena ada pertemuan antara mahasiswa dan fakultas di tanggal 31 Agustus, akhirnya aku menghunting tiket tanggal 30 agustus. Tapi, mahal semuaaaaaa....
Kalo aku nda ikut pertemuan itu maah aku enaaaak, hee... Soalnya kan tinggal PKL di RSCM, yang waktunya masi menunggu konfirmasi dari rumah sakitnya. Dan, aku (semoga tidak berkhayal) berharap PKL nya di undurin ajaah, seenggaknya 1 minggu deeh dari tanggal 3 september. Biar harga tiket yang mahal terurai kaya macetnya Jakarta yang terurai kalo penghuninya sudah pada mudik. Hehe...
Sebenarnya aku sudah mengkalkulasikan jadwal. Ciee elaaaaahhh... Jika memang PKL dimulai tanggal 3 September, maka tanggung banget kalo aku dateng tanggal 2 sept, yang selisih hari dengan tanggal 30 cuma 3 hari. Aku ikut ajaaaahh tuuuh pertemuan di tanggal 31 agustus, karena membahas tentang penelitian. Rugi banget kalo nda ikuttttt.... Tapi, kalo PKL nya diundur, mending akuuu telaaat ajaaah berangkatnya, nunggu harga tiket agak normal dikit. Walaupun nda dateng ke pertemuan buat membahas penelitian itu nda jadi ikutan. I will lose and miss information dong. Ya, bisa sih tanya temen, tapi kan nda seseru ikutan langsung. Lagian, wajiii nda yah, dateng? Heuu.... Mungkin karena aku suka gampangin sesuatu kali yaahh? hihi... Tapi, aku bisa nambah liburaaan (hahaha, liburaaaaaann mulu, padahal sudah sebulan lebih. ehehhee...). Nah, sekarang jadwal PKL nya yang masih belum jelas. Aku kan jadi galauuu. Heee.... Kalau sampai detik ini aku masih belum dapet tiket, lalu PKL nya diundur sih masih oke. Tapi, kalo misalnya tiba-tiba dikasi tau sama sekretariat bahwa surat konfirmasi PKL sudah diterima dan harus masuk tagl 3 sept, gimanaaa doong? Pesen mendadak kan harganya lebih mahaaaaal. Huhuhuhu.... So? So? Ada yang punya ide ndaaaaa??
Hemmm, sebenernya siiih aku sudah booking, eehh ternyataa pas aku mw bayar, aku salah ngeklik hari, jadi tanggal 31 agustus, jadiii mesti dibenerin lagi deehh. Dan lagi, ATM nya keblokir. Huhu.... Nah, keesokan harinya, dapat tiket yang lebih murah! Lebih murah 150-an ribu (lumayaan kaaaannn?), tapiii pas mau isi di ATM yang lain (kan yang kemarin kena blokir, belom dibaikin), buku tabungannya salah bawa. Kalo bolak-balik trus ngatri di teller, juga lamaaa pisaaan, kelewat limit waktu pembayarannya. Jadi, wal hasil, aku apes banget, udah ngelewatin dua bookingan tiket dengan harga yang lumayan lebih murah. (makluuuum, mahasiswaaa, nyari yang muraah. hehehe). Dan, hari ini, aku berharap dapat tiket yang lebih murah, nda taunyaaa....harganya melambuung tinggi, sampai 1,2 jutaan lebih. Waduuuuhhh.... Nasiiiiiiiiiiiibb...
Ya sudahlah, setidaknya, ambil pelajarannya ajaah daahh... Hee...
Ketika kita sudah booking tiket yang lumayan murah, jangan spekulasi lagi, "besok mungkin lebih murah". Aku sih sempet berpikiran begituuu...Hehehe.... Karena, belum tentu esok kita akan mendapatkannya. Heuu.... Jangan buang kesempatan yang ada hari ini, karena belum tentu besok kita mendapati kesempatan yang sama. Ini berlaku bagi banyak hal menyoal kehidupan kita. <-- Kenaaaak deehhh akuuh, yang sering melalaikan nikmat kesempatan...
Berspekulasi akan mendapatkan yang lebih baik, yang ada malah ditolak. Padahal, kata ayahku niih yaa, "Menolak yang sudah ada, lebih mudah dari pada mencari yang tidak ada." Jadi, jika ada kesempatan, yo wis, diambil dulu, kalo kita punya banyak kesempatan, bisa pilih yang terbaik kaan. Dari pada menolak suatu kesempatan dengan spekulasi akan ada kesempatan yg lebih baik. Siapa yang bisa jamin coba??
Pelajaran ini juga ada pada orang-orang yang mengejar sosok-sosok ideal. Menolak orang-orang yang (padahal sudah baik), demi mendapatkan yang lebih baik. Padahal, siapa jamin, akan ada orang yang lebih baik dari yang baik itu? Hee.... Ingat cerita ini nda? Aku lupa redaksinya gimana, dan aku lupa juga di mana aku ngebacanya. Maaf karena aku lupa dan tak menyebutkan sumbernya. Ada beberapa murid yang diperintahkan gurunya untuk memetik bunga yang paling bagus disebuah taman dalam jangka waktu tertentu. Si pemuda kemudian menemukan bunga yang menawan hatinya. Akan tetapi, dia tak jadi memetik sang bunga lantaran berspekulasi "mungkin ada bunga yang lebih cantik dari bunga ini." maka ia pun terus mencarinya, hingga lelah. Apa yang dia dapatkan? Nothing! Karena dia melewatkan kesempatan dan ingin yang lebih ideal. Padahal, belum tentu ia akan menjumpainya lagi setelah bertemu bunga2 yang pernah ia tinggalkan bukan? Lalu, murid yang lain, begitu memasuki taman, langsung memetik salah satunya. Ketika ditanya, "mengapa engkau langsung memetiknya? tidakkah kau berpikir, akan mendapati bunga yang lebih bagus?" sang murid itu menjawab, "aku tak ingin melewatkan kesempatan ini dan belum tentu bunga yang lain akan sebaik bunga ini." So, silahkan bedakan....
Oh iya, kisah ini juga patut kita renungi buat sahabat-sahabat yang bertarung di laga pilkada DKI yang spektakuler mendatang... Jika kamu ngeliat, ada calon yang cuma sesaat menjabat, lalu pengin yang lebih tinggi, padahal belum tuntas amanah itu ia tunaikan, maka kamu perlu berpikir ulang untuk memilihnya. Sudah jelas kan, dia tak konsisten dan selalu berspekulasi. Sudah terpilih jadi bupati, pengin jadi gubernur di daerah itu, lalu tak terpilih, lantas jadi anggota DPR. Belum lagi genap setahun, sudah mencalonkan diri pula di ajang pilgub ibukota? Lantas, siapa yang bisa jamin 2014 nanti dia nda nyalonin diri jadi capres cawapres? Jangan pilih yang suka korupsi jugaaaa. (jadii, pilih siapaaa dooong? --> hahaa, itu sih terserah kamuuu asalkan pilih yang paling baik dengan cara yang cerdas. Kalo perlu, telusuri track recordnya. Maka, hayooo pikir ulang lagi! Yang ada kontrak politiknya, kayanya lebih afdhol deeh. Soalnya kalo nda jalan, bisa dituntut! Kalo nda ada kontrak yang jelas, ntar nuntutnya susaaah. hehe....
Aku sih cuma pengamat saja, bukan pendukung kedua calon tersebut. Hehe... Apalagi isuunya makin santer ajaaah. Yang bener jadi salah. Yang fakta jadi fitnah.
Jangan golput juga yaah jika tak ada calon pemimpin yang membuatmu mempercayakan kepemimpinan padanya. Bagaimana jika orang yang paling tak layak juga yang naik?? Sebab, kadang kita memang harus memilih... Ada kalanya pilihan itu adalah yang terbaik di antara yang baik, tapi tak jarang pula kita pun harus memilih yang paling baik di antara yang buruk? Karena begitulah hidup...
Siipp, pilih yang terbaik yaa kawan! Jadilah pemilih cerdas!
*hehe, tulisan ini jalan-jalan ke mana-mana yaaahh....?? Harga tiket, pemuda yang memilih bunga, sampai ke pilgub DKI segalaaaa...hehehe
Salam Tempel Hari Raya
Apa yang menarik untuk diceritakan ketika hari raya? Hee... Baiklah, aku mau cerita adjah deh sekaraang. :)
Dari Tahun ke Tahun, selalu saja, hari Raya Idul Fitri ini adalah hari paling sibuk sedunia. Hee... Dan, rasa-rasanya, sudah bertahun-tahun aku tak ke mana-mana jika Idul Fitri telah datang. Kenapa? Simak cerita berikut. Hehehe... (bagi yg nda mau buang-buang waktu, sok, silakan diabaikan sahaja... <-- GR banget aye ada yang baca. Hihi...)
Nah, jika sudah lebaran, maka, di rumah, akan selalu kedatangan tamu. Overlap. Sampai beberapa rombongan. Jadi, selesai shalat 'id. Akan full selaluu. Soalnya tamunya bukan satu atau dua orang tapi rombongan. Hwaaaahhh... Karena non-stop, jadi nda sempet istirahat, nda sempet cuci piring. Setumpuk piring terkapar deehh... Itu sebabnya, nda bisa ke mana-mana. Tapi, aku seneeeeeeeeeeeeeng pisaaaan jika udah kedatengan tamu-tamu. Kebanyakan perantau semua. Jadiii, seneeeng banget bisa silaturrahim...
Ada kejadian yang bagi aku cukup lucu. Tadi waktu rombongan udah mau pulang, ternyata aku dapet salam tempel alias angpau alias uang lebaran. Hadeuuuhhh, sungguuh nda enaaak rasanyaaaa... Wong yang ngasi aku salam tempel itu adalah yang umurnya sama dengan aku, sama-sama angkatan 2005. Waduuh, betapa malunya. Udah segini gedenya (umur maksudnya, bukan badan, hee...), masi ajah dikasi uang lebaran. Padahal, temen-temen seumuran aku, kebanyakan udah ngasih uang lebaran, bukannya menerima uang lebaran. Nasiiiiiiiiiiiiib, masi jadi mahasiswa. Hanya saja, walaupun malu, tapi seneeeeng. Hihi.... Alhamdulillah... Masa sih rejeki ditolak. Hee....
Tapi, kebayang nda sih, dari ketika umur masi ijo-ijo nya (hee, emang ada umur warna ijo??), hingga sekarang udah seperempat abad lebih, masiiiih bersahabat dengan duit baru dan masih mulus keluaran BI ketika lebaran. Hee.... Aku bukannya tak seneng loh yaa, jujur, seneng bangeet (maklum, mahasiswa duapa..hehehe), tapi aku juga nda enaaaak, segaan, atau gimanaaa gituuh. Apalagi pas tau yang ngasi itu temen yang seangkatan aku (karena dia istri sepupuku, hehehe)....
Alhamdulillaah dah.... Setidaknya bisa bayar tax bandara. Hahaha.... :)
Hehe, rizki mah Allah yang ngatur... JIka masii diberi Allah nikmat umur, insya Allah akan ada masanya untuk memberi, bukan menerima... hehe...
Oh iya, dalam kesempatan yang berbahagia ini, aku mau ucepin....
Oh iyaa, walaupun aku belum bisa kasi salam tempel lebaran, setidaknya aku mau kasi e-card lebaran. Temen-temen bisa download di sidebar "download di sini" pilih : file dalam bentuk projector (*.exe) atau dalam bentuk file flash (*.swf)
Selamat menikmati kartu yang sederhana ini yaah....
:)
Dari Tahun ke Tahun, selalu saja, hari Raya Idul Fitri ini adalah hari paling sibuk sedunia. Hee... Dan, rasa-rasanya, sudah bertahun-tahun aku tak ke mana-mana jika Idul Fitri telah datang. Kenapa? Simak cerita berikut. Hehehe... (bagi yg nda mau buang-buang waktu, sok, silakan diabaikan sahaja... <-- GR banget aye ada yang baca. Hihi...)
Nah, jika sudah lebaran, maka, di rumah, akan selalu kedatangan tamu. Overlap. Sampai beberapa rombongan. Jadi, selesai shalat 'id. Akan full selaluu. Soalnya tamunya bukan satu atau dua orang tapi rombongan. Hwaaaahhh... Karena non-stop, jadi nda sempet istirahat, nda sempet cuci piring. Setumpuk piring terkapar deehh... Itu sebabnya, nda bisa ke mana-mana. Tapi, aku seneeeeeeeeeeeeeng pisaaaan jika udah kedatengan tamu-tamu. Kebanyakan perantau semua. Jadiii, seneeeng banget bisa silaturrahim...
Ada kejadian yang bagi aku cukup lucu. Tadi waktu rombongan udah mau pulang, ternyata aku dapet salam tempel alias angpau alias uang lebaran. Hadeuuuhhh, sungguuh nda enaaak rasanyaaaa... Wong yang ngasi aku salam tempel itu adalah yang umurnya sama dengan aku, sama-sama angkatan 2005. Waduuh, betapa malunya. Udah segini gedenya (umur maksudnya, bukan badan, hee...), masi ajah dikasi uang lebaran. Padahal, temen-temen seumuran aku, kebanyakan udah ngasih uang lebaran, bukannya menerima uang lebaran. Nasiiiiiiiiiiiiib, masi jadi mahasiswa. Hanya saja, walaupun malu, tapi seneeeeng. Hihi.... Alhamdulillah... Masa sih rejeki ditolak. Hee....
Tapi, kebayang nda sih, dari ketika umur masi ijo-ijo nya (hee, emang ada umur warna ijo??), hingga sekarang udah seperempat abad lebih, masiiiih bersahabat dengan duit baru dan masih mulus keluaran BI ketika lebaran. Hee.... Aku bukannya tak seneng loh yaa, jujur, seneng bangeet (maklum, mahasiswa duapa..hehehe), tapi aku juga nda enaaaak, segaan, atau gimanaaa gituuh. Apalagi pas tau yang ngasi itu temen yang seangkatan aku (karena dia istri sepupuku, hehehe)....
Alhamdulillaah dah.... Setidaknya bisa bayar tax bandara. Hahaha.... :)
Hehe, rizki mah Allah yang ngatur... JIka masii diberi Allah nikmat umur, insya Allah akan ada masanya untuk memberi, bukan menerima... hehe...
Oh iya, dalam kesempatan yang berbahagia ini, aku mau ucepin....
Selamat Idul Fitri 1433 H
Taqabalallahu minna wa minkum, taqabbal yaa Kariiim...
Mohon Maaf Lahir dan Batin
Oh iyaa, walaupun aku belum bisa kasi salam tempel lebaran, setidaknya aku mau kasi e-card lebaran. Temen-temen bisa download di sidebar "download di sini" pilih : file dalam bentuk projector (*.exe) atau dalam bentuk file flash (*.swf)
Selamat menikmati kartu yang sederhana ini yaah....
:)
Pastelnya Fathel
Entah kenapa, setiap aku atau ibu ke pasar dan membawa pulang pastel, selalu saja si pastel itu habis tak tersisa. Ya, ini cukuplah untuk menggambarkan bahwa kita sekeluarga menggemari si pastel (Atau karena namanya hampir mirip dengan namaku kali yaahh, makanya digemari?! Hahahaha... Nda ding! Becanda).
Nah, di bulan Ramadhan ini, aku tiba-tiba kepengeeen banget membuat pastel. Hemm...seperti biasa, kalo masak siih aku suka bikin resep sendiri. Hehe... Nah, itu pastel memang bener-bener Fathel banget. Haha, bilang ajaaah memang nda tau resepnya Fatheeeeeeeel. Hihi... Iya, aku nda tau resepnya kaya gimana, jadiii aku berinovasi lah di dapur sendirian. Ciaaattt...Ciiiaaaatttt....Gdebuk...gedebuuk... (haha, kayanya salah bunyi niiih. Malah mirip orang berantem. Hihi....).
Dan, tanpa memperpanjang proses masak memasaknya, akhirnya tarraaaaaaaa....hadirlah di pasteljadi-jadian ala Fathel. Hee... Kacaunya lagi, aku salah menggunakan tepung. Dengan PeDe nya ngaduk-ngaduk tepung terigu buat jadiin rolling pembungkusnya. Hee... Padahal kan seharusnya tepung beras. Hadeuuuuhh... Melihat hasil pastel ala Fathel yang bentuknya tak wajar, aku sudah membayangkan kalo itu pastel bakalan berlumut saking nda ada yg nyentuh. Apalagi, adek2ku itu orang paling jujur soal rasa. Tanpa belas kasihan sedikitpun, mereka langsung bilang "NDA ENAK!!" lalu meninggalkan begitu saja makanan. Dan, aku sudah membayangkan hal buruk itu akan menimpaku, ehh...pastelku maksudnya.
Pas buka, aku nda PD gittuuh menghidangkan itu pastel. Aku sembunyiin ajah tuuh si pastel. Hee... Trus tiba-tiba ibu bilang, "Pastel Nipi tadi ko nda dikeluarin." Alamaaaakkk, aku tak sangguuuuuupp untuk menghadapi kenyataaaan iniiiihh (haha, pe-lebay-an tingkat dewa). Dan, tanpa kusadari lagi siapa yang naro itu sepiring pastel di hadapan kita--entah itu ibu, atau si liyah atau si adek--ternyata pastel dengan bentuk tak wajar itu sudah senyam-senyum minta diicip. Hwaaaaaa...tidaaaaaaaaaakkk... (adegan slow motion)... Dan aku mulai sibuk berpikir keras, gimana cara nanggepin celetukan si adek-adekku...
"Waaaahhh, enak Nip!" kata si Adek...
Hah??? Iyakaaahh??? (aseli bengong), takjub tak percaya... Benarkaaahh?? (tepok jidad buat mastiin kalo aku lagi sadar sesadar-sadarnya)..
Dan, tak dinyanaa, ternyata pastel ala Fathel yang bentuknya tak wajar itu langsung habiiss disikaatt para pemirsa. Haha. Kalo aku nda ngerampok punya si adek, mungkin aku nda kebagian. Mana puasa, nda bisa icip kaan. Hee...
Alhamdulillaah...
Senangnyaa...
Hal yang paling disenangi dalam prosesi masak memasak adalah ketika semua orang menikmati masakan kita (bukan karena menghargai, tapi karena begitu realitanya. Karena, mulut siih boleh boong, tapi lidah tak pernah boong <-- ngiklan. Hihi)...
Hemm, lalu buat apa aku ceritain smua ini?! Heuu... Aku hanya pengin berbagi hikmah buat temen-temen semua, dan terutama untuk diri aku sendiri....
Sering kali aku (mungkin juga kamu), terperangkap dengan sesuatu hal buruk yang belum tentu terjadi. Imajinasi kita sudah mengantarkan pada kilasan-kilasan hal yang buruk, ketika sesuatu hal yang mungkin mengindikasikannya terjadi pada diri kita. Semisal, ada seorang gadis yang menderita penyakit kanker, lalu membayangkan "Ya Tuhan, umurku pasti sangat singkat. Sebentar lagi aku akan mati." Padahal, itu belum tentu terjadi. Atau semisal begini, seorang pemuda tiba-tiba mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kakinya patah dan matanya buta, lantas hadir dalam pikirannya, "Oh Tuhaaan, mungkin tak ada gadis yang mau menikah denganku. Dengan kondisiku yang sudah cacat begini." Sama seperti aku yang membayangkan bahwa semua orang akan mencela dan meninggalkan pastelku yang bentuknya tak wajar itu...tak seperti pastel kebanyakan...
Ya, tanpa disadari atau tidak, mungkin kita sempat terjebak dengan pemikiran sempit yang belum tentu terjadi pada diri kita. IPK kecil, lantas meragukan untuk bisa kerja bonafit. Padahal, tak semua orang yang ber-IPK tinggi bisa dapat kerja bonafit. Merasa tak mampu membiayai anak kuliah, lantas berpikir sang anak akan menganggur, tak kuliah seperti teman-temannya. Padahal, Allah pasti mudahkan jalan bagi orang-orang yang menuntut ilmu. Sudah usia panik, lantas berpikir nda laku-laku (eheemm...). Dengan begini, lantas merasa akan begitu. Padahal yang begitu seperti yang kita pikirkan itu belum tentu akan menjadi nyata pada akhirnya...
Sebaliknya, kita (aku terutama) sering menilai, memprediksi, atau memiliki espektasi terhadap hal-hal tertentu yang kita pikir bahagia, atau akan membahagiakan, padahal bisa saja kita memandangnya dari kaca mata yang sempit, hanya sebatas mau atau ingin-ingin kita saja. Sebagaimana kita berpikir bahwa kebahagiaan itu adalah ketika segala yang kita inginkan menjadi kenyataan padahal belum tentu yang kita maui itu yang terbaik untuk diri kita...
Kisah pastel di atas, mengajarkanku agar tidak terlalu cepat menduga-duga, sesuatu yang belom tentu akan terjadi. Bisa saja, yang kita dugakan buruk ternyata menjadi baik pada akhirnya... Pun begitu sebaliknya.... Semoga ini menjadi pelajaran berharga buat kita, agar tak putus asa terhada sesuatu yang belum tentu menimpa kita...
Dalam beberapa hari terakhir, aku bahagia sekali bisa bersliaturrahim dengan sahabat-sahabat terbaikku. Meski hanya lewat sinyal yang di sampaikan satelit melalu henpon. Tapi, setidaknya, cerita-cerita itu semakin
menguatkan, saling berbagi kesah, lantas saling menguatkan...
Barokallaahu fiinaa waa fiikum....
Semoga Allah senantiasa menunjuki kita kepada jalan-jalan kebenaran... :)
Nah, di bulan Ramadhan ini, aku tiba-tiba kepengeeen banget membuat pastel. Hemm...seperti biasa, kalo masak siih aku suka bikin resep sendiri. Hehe... Nah, itu pastel memang bener-bener Fathel banget. Haha, bilang ajaaah memang nda tau resepnya Fatheeeeeeeel. Hihi... Iya, aku nda tau resepnya kaya gimana, jadiii aku berinovasi lah di dapur sendirian. Ciaaattt...Ciiiaaaatttt....Gdebuk...gedebuuk... (haha, kayanya salah bunyi niiih. Malah mirip orang berantem. Hihi....).
Dan, tanpa memperpanjang proses masak memasaknya, akhirnya tarraaaaaaaa....hadirlah di pastel
Pas buka, aku nda PD gittuuh menghidangkan itu pastel. Aku sembunyiin ajah tuuh si pastel. Hee... Trus tiba-tiba ibu bilang, "Pastel Nipi tadi ko nda dikeluarin." Alamaaaakkk, aku tak sangguuuuuupp untuk menghadapi kenyataaaan iniiiihh (haha, pe-lebay-an tingkat dewa). Dan, tanpa kusadari lagi siapa yang naro itu sepiring pastel di hadapan kita--entah itu ibu, atau si liyah atau si adek--ternyata pastel dengan bentuk tak wajar itu sudah senyam-senyum minta diicip. Hwaaaaaa...tidaaaaaaaaaakkk... (adegan slow motion)... Dan aku mulai sibuk berpikir keras, gimana cara nanggepin celetukan si adek-adekku...
"Waaaahhh, enak Nip!" kata si Adek...
Hah??? Iyakaaahh??? (aseli bengong), takjub tak percaya... Benarkaaahh?? (tepok jidad buat mastiin kalo aku lagi sadar sesadar-sadarnya)..
Dan, tak dinyanaa, ternyata pastel ala Fathel yang bentuknya tak wajar itu langsung habiiss disikaatt para pemirsa. Haha. Kalo aku nda ngerampok punya si adek, mungkin aku nda kebagian. Mana puasa, nda bisa icip kaan. Hee...
Alhamdulillaah...
Senangnyaa...
Hal yang paling disenangi dalam prosesi masak memasak adalah ketika semua orang menikmati masakan kita (bukan karena menghargai, tapi karena begitu realitanya. Karena, mulut siih boleh boong, tapi lidah tak pernah boong <-- ngiklan. Hihi)...
Hemm, lalu buat apa aku ceritain smua ini?! Heuu... Aku hanya pengin berbagi hikmah buat temen-temen semua, dan terutama untuk diri aku sendiri....
Sering kali aku (mungkin juga kamu), terperangkap dengan sesuatu hal buruk yang belum tentu terjadi. Imajinasi kita sudah mengantarkan pada kilasan-kilasan hal yang buruk, ketika sesuatu hal yang mungkin mengindikasikannya terjadi pada diri kita. Semisal, ada seorang gadis yang menderita penyakit kanker, lalu membayangkan "Ya Tuhan, umurku pasti sangat singkat. Sebentar lagi aku akan mati." Padahal, itu belum tentu terjadi. Atau semisal begini, seorang pemuda tiba-tiba mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kakinya patah dan matanya buta, lantas hadir dalam pikirannya, "Oh Tuhaaan, mungkin tak ada gadis yang mau menikah denganku. Dengan kondisiku yang sudah cacat begini." Sama seperti aku yang membayangkan bahwa semua orang akan mencela dan meninggalkan pastelku yang bentuknya tak wajar itu...tak seperti pastel kebanyakan...
Ya, tanpa disadari atau tidak, mungkin kita sempat terjebak dengan pemikiran sempit yang belum tentu terjadi pada diri kita. IPK kecil, lantas meragukan untuk bisa kerja bonafit. Padahal, tak semua orang yang ber-IPK tinggi bisa dapat kerja bonafit. Merasa tak mampu membiayai anak kuliah, lantas berpikir sang anak akan menganggur, tak kuliah seperti teman-temannya. Padahal, Allah pasti mudahkan jalan bagi orang-orang yang menuntut ilmu. Sudah usia panik, lantas berpikir nda laku-laku (eheemm...). Dengan begini, lantas merasa akan begitu. Padahal yang begitu seperti yang kita pikirkan itu belum tentu akan menjadi nyata pada akhirnya...
Sebaliknya, kita (aku terutama) sering menilai, memprediksi, atau memiliki espektasi terhadap hal-hal tertentu yang kita pikir bahagia, atau akan membahagiakan, padahal bisa saja kita memandangnya dari kaca mata yang sempit, hanya sebatas mau atau ingin-ingin kita saja. Sebagaimana kita berpikir bahwa kebahagiaan itu adalah ketika segala yang kita inginkan menjadi kenyataan padahal belum tentu yang kita maui itu yang terbaik untuk diri kita...
Kisah pastel di atas, mengajarkanku agar tidak terlalu cepat menduga-duga, sesuatu yang belom tentu akan terjadi. Bisa saja, yang kita dugakan buruk ternyata menjadi baik pada akhirnya... Pun begitu sebaliknya.... Semoga ini menjadi pelajaran berharga buat kita, agar tak putus asa terhada sesuatu yang belum tentu menimpa kita...
Dalam beberapa hari terakhir, aku bahagia sekali bisa bersliaturrahim dengan sahabat-sahabat terbaikku. Meski hanya lewat sinyal yang di sampaikan satelit melalu henpon. Tapi, setidaknya, cerita-cerita itu semakin
menguatkan, saling berbagi kesah, lantas saling menguatkan...
Barokallaahu fiinaa waa fiikum....
Semoga Allah senantiasa menunjuki kita kepada jalan-jalan kebenaran... :)
Tentang Kesulitanmu....
Kawan, pernahkah kau merasa, atau berpikir semisal ini :
"Alangkah bahagianya dia, dan betapa beruntungnya dia, betapa banyak kesuksesan dalam hidupnya, banyak orang mengaguminya, berderet prestasi telah dia raih, dan seterusnya?"
Ada sosok-sosok yang engkau kagumi, yang lebih (terlihat) sukses, lebih baik dan cerdas yang kemudian membuat kau merasa tidak lebih beruntung dari dia?!
Ah, percayalah kawan, setiap orang yang lihat LEBIH darimu itu belumlah tentu memiliki apa yang LEBIH dari dirimu.
Percayalah kawan, bahwa kau juga sesungguhnya memiliki sisi terbaik yang belum tentu dimiliki oleh orang yang kagumi itu.
Kawan, jika sempat ada rerasa rendah dalam dirimu, maka enyahkanlah segera! Bukan maksud untuk berbangga diri tentunya. Tapi, untuk meyakinkan bahwa kau tak serendah yang kau kira.
Maka, mengoptimalkan apa yang kau miliki adalah lebih baik dari pada meratapi apa yang tak kau punya.
Percayalah, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi lebih baik! Percayalah, Allah pasti takkan pernah sia-sia terhadap hamba-Nya... Man Jadda wajada. Allah takkan pernah merubah nasibmu, sebelum engkau sendiri yang memiliki azzam terkokoh untuk menjadikan diri lebih baik....
Tak udah bersedih atas sesuatu yang luput darimu...
Jangan pernah putus asa, atas kegagalan-kegagalan yang yang pernah menyinggahi hidupmu...
Dan bersabarlah atas ketetapan-Nya yang tak pernah kau ingini....karena setiap kesulitan yang engkau hadapi itu selalulah Dia sediakan kemudahan.
Jangan menyerah dengan keterpurukan, dan justru jadikan ia sebagai pemantik agar kau lebih baik lagi....
Kawan, kuberitakan padamu, bahwa aku menjumpai hal yang sama sekali tak ingin aku hadapi. Harapan-harapan yang lenyap, tak pernah bertemu wujud nyatanya, dan berhadapan dengan sesuatu yang sama sekali tak pernah kuingini kehadirannya. Aku terjatuh. Aku merasa menjadi orang yang paling merana. Tapi tidak... Tidak selamanya demkiian. Sebab segalanya harus dikembalikan kepada prinsip bahwa Dia Pasti senantiasa Memberikan Ujian sebatas kemampuanku saja. Memang tak mudah untuk berlapang hati. Tapi, kita BISA. Dengan demikian, sempitnya dunia yang terlihat di hadapan kita akan menjadi luas. Bahkan jalan yang tak pernah kita dugakan, kemudian hadir memberikan kita kemudahan... Tetaplah berprasangka baik atas takdir-takdir-Nya. Bahkan setidak ingin apapun kita mendapatinya. Akan tetapi, jika memang ia datang pada kehidupan kita, maka percayalah Bahwa SETIAP APAPUN KEJADIAN, pasti Dia sediakan seluas-luasnya hikmah! Sekali lagi, Allah tak akan sia-sia pada hamba-Nya....
Meski, terasa berat ujian dari-Nya, percayalah, hanya orang-orang yang sanggup lah yang dapat melewatinya. Bahkan Allah percaya, bahwa diri kita sanggup. Lantas mengapa kita tak percaya pada kesanggupan diri kita, sedang Dia percaya.
Tetap semangaaattt!!
Hadapi dengan sabar. Dan yakinlah, bahwa seburuk-buruknya keadaan, tetap saja menyediakan pelangi kehidupan yang indah. Jika hari ini, rezekimu sempit, atau kau menderita sakit yang melemahkanmu, maka percayalah bahwa Dia Maha Kaya yang akan mencukupkan keperluanmu.
Oh iya kawan, nasihat ini tentu saja aku tujukan pertama kali untuk diriku sendiri. Semoga juga untukmu...
"Alangkah bahagianya dia, dan betapa beruntungnya dia, betapa banyak kesuksesan dalam hidupnya, banyak orang mengaguminya, berderet prestasi telah dia raih, dan seterusnya?"
Ada sosok-sosok yang engkau kagumi, yang lebih (terlihat) sukses, lebih baik dan cerdas yang kemudian membuat kau merasa tidak lebih beruntung dari dia?!
Ah, percayalah kawan, setiap orang yang lihat LEBIH darimu itu belumlah tentu memiliki apa yang LEBIH dari dirimu.
Percayalah kawan, bahwa kau juga sesungguhnya memiliki sisi terbaik yang belum tentu dimiliki oleh orang yang kagumi itu.
Kawan, jika sempat ada rerasa rendah dalam dirimu, maka enyahkanlah segera! Bukan maksud untuk berbangga diri tentunya. Tapi, untuk meyakinkan bahwa kau tak serendah yang kau kira.
Maka, mengoptimalkan apa yang kau miliki adalah lebih baik dari pada meratapi apa yang tak kau punya.
Percayalah, setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi lebih baik! Percayalah, Allah pasti takkan pernah sia-sia terhadap hamba-Nya... Man Jadda wajada. Allah takkan pernah merubah nasibmu, sebelum engkau sendiri yang memiliki azzam terkokoh untuk menjadikan diri lebih baik....
Tak udah bersedih atas sesuatu yang luput darimu...
Jangan pernah putus asa, atas kegagalan-kegagalan yang yang pernah menyinggahi hidupmu...
Dan bersabarlah atas ketetapan-Nya yang tak pernah kau ingini....karena setiap kesulitan yang engkau hadapi itu selalulah Dia sediakan kemudahan.
Jangan menyerah dengan keterpurukan, dan justru jadikan ia sebagai pemantik agar kau lebih baik lagi....
Kawan, kuberitakan padamu, bahwa aku menjumpai hal yang sama sekali tak ingin aku hadapi. Harapan-harapan yang lenyap, tak pernah bertemu wujud nyatanya, dan berhadapan dengan sesuatu yang sama sekali tak pernah kuingini kehadirannya. Aku terjatuh. Aku merasa menjadi orang yang paling merana. Tapi tidak... Tidak selamanya demkiian. Sebab segalanya harus dikembalikan kepada prinsip bahwa Dia Pasti senantiasa Memberikan Ujian sebatas kemampuanku saja. Memang tak mudah untuk berlapang hati. Tapi, kita BISA. Dengan demikian, sempitnya dunia yang terlihat di hadapan kita akan menjadi luas. Bahkan jalan yang tak pernah kita dugakan, kemudian hadir memberikan kita kemudahan... Tetaplah berprasangka baik atas takdir-takdir-Nya. Bahkan setidak ingin apapun kita mendapatinya. Akan tetapi, jika memang ia datang pada kehidupan kita, maka percayalah Bahwa SETIAP APAPUN KEJADIAN, pasti Dia sediakan seluas-luasnya hikmah! Sekali lagi, Allah tak akan sia-sia pada hamba-Nya....
Meski, terasa berat ujian dari-Nya, percayalah, hanya orang-orang yang sanggup lah yang dapat melewatinya. Bahkan Allah percaya, bahwa diri kita sanggup. Lantas mengapa kita tak percaya pada kesanggupan diri kita, sedang Dia percaya.
Tetap semangaaattt!!
Hadapi dengan sabar. Dan yakinlah, bahwa seburuk-buruknya keadaan, tetap saja menyediakan pelangi kehidupan yang indah. Jika hari ini, rezekimu sempit, atau kau menderita sakit yang melemahkanmu, maka percayalah bahwa Dia Maha Kaya yang akan mencukupkan keperluanmu.
Oh iya kawan, nasihat ini tentu saja aku tujukan pertama kali untuk diriku sendiri. Semoga juga untukmu...
Wahai Diri, Nasibmu Kini... :'(
Mengucapkannya memang mudah. Sangat mudah. Tapi, menjalaninya begitu susaaahh...
Tetap semangat wahai dirikuuuu!!!
Tak mudah memang, tapi ketetapan-Nya adalah yang terbaik.
Semoga ini menjadi penggugur dosa-dosamu...asalkan engkau bersabar....
Tetap semangat wahai dirikuuuu!!!
Tak mudah memang, tapi ketetapan-Nya adalah yang terbaik.
Semoga ini menjadi penggugur dosa-dosamu...asalkan engkau bersabar....
:'( |
Wahai... Pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu
Tuhan... Baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan cintaMu
Kata-kata cinta terucap indah
Mengalun berzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya ilahi....
Muhasabah cintaku...
Tuhan... Kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus matiPertemukan aku denganMu
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian dariMu
Kupasrahkan semua padaMu
Tuhan... Baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini kuharapkan cintaMu
Kata-kata cinta terucap indah
Mengalun berzikir di kidung doaku
Sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku
Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah selama ini
Ya ilahi....
Muhasabah cintaku...
Tuhan... Kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus matiPertemukan aku denganMu
_Muhasabah Cinta by edcoustic_
Hobby Membaca
Hehehe, makin GJ sahajaaa tulisan saia di blog. Tapi, ya sutra laahhhhh.... Saia pengin ber-error ria adjaah di blog niih. Namanya juga rumah maya. Jadi, suka-suka doong mau ngapain. ahahaha....
Cerita apah yaahh... cerita tentang hobby membaca adja dah. Dulu, waktu aku masih keciil, aku sangat suka membaca. Jika nda ada lagi buku yang bisa kubaca, maka Terjemahan Al qur'an yang kubaca. Tapii, aku hanya suka membaca buku cerita sahajaa. Hehe. Waktu SD, aku sudah doyan baca novel. Hihi... Hobbi membaca waktu SD itu berlanjut hingga SMA. Aku doyan pinjem buku (cerita) di perpus umum di daerah Silaing, Padang Panajng. Sampai-sampai diaduin sama di pemilik perpus. Anak Asrama SMANSAPAPA doyannya baca buku ceritaaa bukan buku plajaraan. Haha, itulah aku....dulu.
Tapi, seiring berjalannya waktu, terjadi dilatasi yang begitu jauuh. Novel-novel tergeletak begitu saja, tak lagi sempat disentuhh... Tapi... Ada buku menarik lainnya yang begitu asyik untuk dibaca (gayaaaa adjaaahh niih si Fathel). Bukunya adalaaah.... tarraaaaaaaaa......
Kami menyebutnya buku BOH. Isinya menarik. Menarik banget malah. bener-bener A Guide to the Clinical Experience. Isinya tentang Proffessionalism of Pharmacy, Providing PIO, Interpretation of Clinical Data, bahkan sampai Physical Examination segala (kan gawean dokter yaahh. Tapi sekedar tau ajahh niih), Pharmacy Calculation, Clinical Drug Monitoring, TPN, Enteral Nutrition, Patient Savety, dan buanyaaaaaaaaakkk lagi yang farmasi klinik buangeeett... yang nda bisa aye sebut satu persatu.... Masa Daftar Isinya aye list semua siihh? Hehe... Sayangnya nda dijual di Indonesia. Kami dapet pinjaman dari Bu Yulia, kepala instalasi farmasinya RSCM.
Cerita apah yaahh... cerita tentang hobby membaca adja dah. Dulu, waktu aku masih keciil, aku sangat suka membaca. Jika nda ada lagi buku yang bisa kubaca, maka Terjemahan Al qur'an yang kubaca. Tapii, aku hanya suka membaca buku cerita sahajaa. Hehe. Waktu SD, aku sudah doyan baca novel. Hihi... Hobbi membaca waktu SD itu berlanjut hingga SMA. Aku doyan pinjem buku (cerita) di perpus umum di daerah Silaing, Padang Panajng. Sampai-sampai diaduin sama di pemilik perpus. Anak Asrama SMANSAPAPA doyannya baca buku ceritaaa bukan buku plajaraan. Haha, itulah aku....dulu.
Tapi, seiring berjalannya waktu, terjadi dilatasi yang begitu jauuh. Novel-novel tergeletak begitu saja, tak lagi sempat disentuhh... Tapi... Ada buku menarik lainnya yang begitu asyik untuk dibaca (gayaaaa adjaaahh niih si Fathel). Bukunya adalaaah.... tarraaaaaaaaa......
Boh....^^ |
Tapiiii, sampai hari ini....aku baru baca sampai halaman 5. Gubraaaaaaakkk....
Haha, tampak2nya membaca buku cerita tetap lebih menarik...
_________________________________
Hehe, makin nda jelas ajah niih isi blog. hiihhi...
Check It Out!!
Sejujurnya, aku adalah orang yang sangat jarang Log In di akun Pesbuk. Ya, paling 2 minggu sekali, bahkan satu bulan sekali. Bukannya pengen panen notifikasi, tapi karena em.a.el.a.es ajah pesbukan. Apdet status juga males. Semales ngebaca status orang-orang. hihi... Apalagi twitteran. Paling demen yaa nge-blog doang. Hihi. Mungkin karena lagi nda ON ajah dengan dunia jejaring maya kali yah. Paling pesbuk cuma buat terima pemberitauan tentang inpo terbaru semisal temen2 yang nikah, berita kematian, de es be. Ntar juga balik lagi, hehe.
Nah, kebetulan akuuuhh lagi log in di blog stelah skian lama nda. Kebetulan ajah nge-buka grup temen2 es em pe. Nah, di sana ada kiriman dari salah seorang temen. Nda tau sumbernya dari mana (thank's buat yang udah bikin yaa dan maaf kalo aku mempublikasi tanpa menyebutkan sumber. Soalnya nda tau sumbernya dari mana. Hehe)
Karena menarik dan aku cukup excited ngeliatnya, makanya aku pengen share ke temen-temen blogger yang kebetulan nyasar di blog akuuh. Hehe
Check It Out (baca : cekidot)...ehehehe
Nah, kebetulan akuuuhh lagi log in di blog stelah skian lama nda. Kebetulan ajah nge-buka grup temen2 es em pe. Nah, di sana ada kiriman dari salah seorang temen. Nda tau sumbernya dari mana (thank's buat yang udah bikin yaa dan maaf kalo aku mempublikasi tanpa menyebutkan sumber. Soalnya nda tau sumbernya dari mana. Hehe)
Karena menarik dan aku cukup excited ngeliatnya, makanya aku pengen share ke temen-temen blogger yang kebetulan nyasar di blog akuuh. Hehe
Check It Out (baca : cekidot)...ehehehe
subhanallah.... |
Padahal....
Kadang, menerima nyata itu begitu sulit. Padahal, Allah tak pernah berikan ujian melebihi batas kemampuan hamba-Nya. Padahal, lebih banyak orang diberikan ujian yang lebih berat. Padahal, ini belumlah seberapa. Padahal, Allah sediakan penghapusan dosa-dosa membersamai sulitnya. Padahal, jika bersabar, itu adalah lebih utama...
Kadang, tak dapat lagi dibendung tetesan bening itu. Padahal, setiap kesulitan ada kemudahan yang membersamainya. Padahal, apa yang didugakan itu belumlah menjadi realita. Padahal, Allah sudah tetapkan empat hal tersebut jauh sebelum dunia dijejaki. Padahal, segala yang terjadi oleh karena takdir-Nya adalah seindah-indah kejadian...
Kadang, terasa dunia ini akan segera ditinggalkan. Padahal, sudah siapkah diri ini menghadap-Nya dengan sebaik-baik kondisi? Sudah siapkah mempertanggungjawabkan segala perbuatan di atas kefaaan dunia?
Kadang, tak dapat lagi dibendung tetesan bening itu. Padahal, setiap kesulitan ada kemudahan yang membersamainya. Padahal, apa yang didugakan itu belumlah menjadi realita. Padahal, Allah sudah tetapkan empat hal tersebut jauh sebelum dunia dijejaki. Padahal, segala yang terjadi oleh karena takdir-Nya adalah seindah-indah kejadian...
Kadang, terasa dunia ini akan segera ditinggalkan. Padahal, sudah siapkah diri ini menghadap-Nya dengan sebaik-baik kondisi? Sudah siapkah mempertanggungjawabkan segala perbuatan di atas kefaaan dunia?
Belajar Puasa
Apa kabar Bloggie? Hehe... Hemmphh.... Ide-ide yang muncul di kepala pada menguap semua nih, Bloggie. Jadi, aku cuma bisa cerita hal-hal yang ringan-ringan ajah. Hehe. Hemmphh..aku ingin cerita soal Kisah Ramadhan belasan tahun silam. Hihi...
Okeh, sahabat Bloggie, Kapankah pertama kalinya puasa kamu penuh?!
Mungkin ada yang kelas 1 SD, kelas 2 SD, bahkan mungkin ada yang TK ajah udah penuuh puasanya.
Hemmph...kalo aku sih....puasanya penuhh kelas 3 SD. Hee.... Kelas 1 SD puasaku cuma 2 kali yang sampe adzan maghrib. Kelas 2 SD, 20 kali yang puasanya penuh. Dan kelas tiga SD alhamdulillaah, full tanpa bolong-bolong. Hehee....
Ada kisah lucu ketika belajar berpuasa itu. Terutama ketika kelas 2 SD. Ketika itu, hari pertama ramadhan, terjadi banjir Bandang di kampungku itu (GALODO) yang menewaskan beberapa orang. Rumahku sendiri terendam hingga setengahnya. Itu pun karena rumahku itu adalah rumah gadang yang memang tinggi. Jadi terendam sekitar 2-3 meter. Dapurnya yang lebih rendah karena semi permanen langsung hancur tak berbentuk dan rumahku dan rumah tetangga yang kebetulan berada paling depan yang langsung berhadapan dengan bukit menjadi sararan amukan kayu-kayu yang hanyut bersama banjir bandang dan membentuk pulau kecil. Maksudnya, rumahku dan rumah tetangga seperti pulau yang dikelilingi lautan kayu. Hee...
Nah, ketika itu, kami sekeluarga mengunsi di rumah nenekku yang tidak kena banjir. Nah, pasca banjir bandang yang merusak puluhan hektar sawah itu membuat sawah di samping rumah gagal panen. Sawah itu seperti hamparan tanah yang tak bertuan. Nah, setelah itu, ramailah para penduduk yang selamat membuat kebun kacang tanah, kebun jangung, dan kebun mentimun di bekas lahan yang rusak akibat banjir bandang.
Termasuklah Uwo ku yang menanam mentimun. Mentimun kan tak lama sudah berbuah. Aku ingat banget, sepulang dari sekolah (sekolahku waktu itu juga hancur sehingga diungsikan ke balai desa), aku tak langsung menuju rumah melainkan mampir dulu ke kebun mentimun. Lalu, dengan lahapnya mengunyah beberapa buah mentimun yang segeerrr baru setelahnya pulang. Orang serumah mengira aku masih puasa, padahal aku sudah melahap begitu banyak buah mentimun. Haha. Kenakalan kala kecil dulu. Ya, aku ndak bilang masih puasa sih tapi orang serumah ajah yang mengira aku masih puasa karena aku nda makan dan minum lagi setelahnya. Haha.
Masih di waktu yang hampir bersamaan, Tante ku mengundang aku, Yuna dan ayah berbuka di rumahnya. Kala itu, minuman buat bukanya kelihatan segeeeeerrr banget, bikin ngiler. Trus, tiba-tiba tanteku bilang, "Pi, ayo dicoba minumannya, manis apa nda?" aku bilang "Aku puasa tante." "Kan masih kecil nda papa nda puasa. Hayooo dicobaaa." Karena tergoda dengan minuman ta'jil yang menggiurkan, akhirnya aku batalkan puasa, padahal 10 menit lagi waktu berbuka datang. Menyesal sangat lah aku kala ituu. Huhu...
Nah, ada lagi di waktu yang tak jauh berbeda. Aku diajak ayah jalan-jalan ke rumah kakekku (adiknya bapak ayahku). Nda taunya, di sana ada Ketan dan Durian. Sebuah kombinasi yang bikin ngiler. Hihi. Waktu itu ingin bertahan untuk puasa, tapi sang kakek udah menghidangkan Ketan dan Durian, yang menyebabkan aku membatalkan puasa. Huuhuhu...
Hehe, itulah macam2 godaan ketika aku masih belajar puasa dulu... Hehe
Setidaknya, ini meninggalkan beberapa pelajaran untuuku, dan juga untuk orang-orang yang sedang mengajari anaknya belajar puasa (semga...., jika pun ada yang nda sengaja baca tulisan ini. Hihi... Jangan-jangan malah aku yang ke-GR-an ajah. Haha).
Pelajaran pertama, penting sekali ngajarin apasih itu puasa, apa sih hakikatnya, apa sih kebaikan yang ada di belakangnya. Jika mereka belum sanggup, yo wes, muttawatir dulu lah. Sampai jam 10, sampai siang, baru kemudian penuh.
Pelajaran kedua, jika si anak sudah punya azzam yang kuat untuk berpuasa, yo wes, jangan digoda atau di suruh makan, meski pun mereka masih belajar puasa. Sebaliknya, diapresiasi dan didukung dong si anak yang punya keinginan dan pendirian untuk puasa. Siiipp...?!
Okeh, sahabat Bloggie, Kapankah pertama kalinya puasa kamu penuh?!
Mungkin ada yang kelas 1 SD, kelas 2 SD, bahkan mungkin ada yang TK ajah udah penuuh puasanya.
Hemmph...kalo aku sih....puasanya penuhh kelas 3 SD. Hee.... Kelas 1 SD puasaku cuma 2 kali yang sampe adzan maghrib. Kelas 2 SD, 20 kali yang puasanya penuh. Dan kelas tiga SD alhamdulillaah, full tanpa bolong-bolong. Hehee....
Ada kisah lucu ketika belajar berpuasa itu. Terutama ketika kelas 2 SD. Ketika itu, hari pertama ramadhan, terjadi banjir Bandang di kampungku itu (GALODO) yang menewaskan beberapa orang. Rumahku sendiri terendam hingga setengahnya. Itu pun karena rumahku itu adalah rumah gadang yang memang tinggi. Jadi terendam sekitar 2-3 meter. Dapurnya yang lebih rendah karena semi permanen langsung hancur tak berbentuk dan rumahku dan rumah tetangga yang kebetulan berada paling depan yang langsung berhadapan dengan bukit menjadi sararan amukan kayu-kayu yang hanyut bersama banjir bandang dan membentuk pulau kecil. Maksudnya, rumahku dan rumah tetangga seperti pulau yang dikelilingi lautan kayu. Hee...
Nah, ketika itu, kami sekeluarga mengunsi di rumah nenekku yang tidak kena banjir. Nah, pasca banjir bandang yang merusak puluhan hektar sawah itu membuat sawah di samping rumah gagal panen. Sawah itu seperti hamparan tanah yang tak bertuan. Nah, setelah itu, ramailah para penduduk yang selamat membuat kebun kacang tanah, kebun jangung, dan kebun mentimun di bekas lahan yang rusak akibat banjir bandang.
Termasuklah Uwo ku yang menanam mentimun. Mentimun kan tak lama sudah berbuah. Aku ingat banget, sepulang dari sekolah (sekolahku waktu itu juga hancur sehingga diungsikan ke balai desa), aku tak langsung menuju rumah melainkan mampir dulu ke kebun mentimun. Lalu, dengan lahapnya mengunyah beberapa buah mentimun yang segeerrr baru setelahnya pulang. Orang serumah mengira aku masih puasa, padahal aku sudah melahap begitu banyak buah mentimun. Haha. Kenakalan kala kecil dulu. Ya, aku ndak bilang masih puasa sih tapi orang serumah ajah yang mengira aku masih puasa karena aku nda makan dan minum lagi setelahnya. Haha.
Masih di waktu yang hampir bersamaan, Tante ku mengundang aku, Yuna dan ayah berbuka di rumahnya. Kala itu, minuman buat bukanya kelihatan segeeeeerrr banget, bikin ngiler. Trus, tiba-tiba tanteku bilang, "Pi, ayo dicoba minumannya, manis apa nda?" aku bilang "Aku puasa tante." "Kan masih kecil nda papa nda puasa. Hayooo dicobaaa." Karena tergoda dengan minuman ta'jil yang menggiurkan, akhirnya aku batalkan puasa, padahal 10 menit lagi waktu berbuka datang. Menyesal sangat lah aku kala ituu. Huhu...
Nah, ada lagi di waktu yang tak jauh berbeda. Aku diajak ayah jalan-jalan ke rumah kakekku (adiknya bapak ayahku). Nda taunya, di sana ada Ketan dan Durian. Sebuah kombinasi yang bikin ngiler. Hihi. Waktu itu ingin bertahan untuk puasa, tapi sang kakek udah menghidangkan Ketan dan Durian, yang menyebabkan aku membatalkan puasa. Huuhuhu...
Hehe, itulah macam2 godaan ketika aku masih belajar puasa dulu... Hehe
Setidaknya, ini meninggalkan beberapa pelajaran untuuku, dan juga untuk orang-orang yang sedang mengajari anaknya belajar puasa (semga...., jika pun ada yang nda sengaja baca tulisan ini. Hihi... Jangan-jangan malah aku yang ke-GR-an ajah. Haha).
Pelajaran pertama, penting sekali ngajarin apasih itu puasa, apa sih hakikatnya, apa sih kebaikan yang ada di belakangnya. Jika mereka belum sanggup, yo wes, muttawatir dulu lah. Sampai jam 10, sampai siang, baru kemudian penuh.
Pelajaran kedua, jika si anak sudah punya azzam yang kuat untuk berpuasa, yo wes, jangan digoda atau di suruh makan, meski pun mereka masih belajar puasa. Sebaliknya, diapresiasi dan didukung dong si anak yang punya keinginan dan pendirian untuk puasa. Siiipp...?!