Cinta dan Sepotong Kue

Cinta itu... tidaklah seperti sepotong kue..

Sepotong kue... akan semakin sedikit potongannya jika dibagi-bagi pada banyaknya orang yang menikmatinya. Besar kecilnya porsi kue adalah bergantung pada seberapa banyak orang yang harus dibagi. Ia nya adalah hukum yang berbanding lurus.

Tetapi cinta tidaklah demikian dan itulah ajaibnya Cinta. Porsinya sungguh sama sekali tidak bergantung pada jumlah orang yang akan dibagi. Cinta adalah sesuatu yang tak pernah habis dan sama sekali tidak berbanding lurus dengan banyaknya penerima. Sungguh, cinta itu pembagiannya unik dan tak pernah habis, berapapun jumlah yang dicinta.

Seorang anak yang dibesarkan oleh orang tuanya kemudian menikah, tidaklah serta merta membagi cinta sang anak tersebut. Kedua orang tuanya masih mendapat porsi cinta yang sama. Kini, cinta itu hanya bertambah... kepada orang yang menikahi/dinikahinya. Pun ketika setelah pernikahan itu menghadirkan anak, porsi cinta tetaplah tidak terbagi. Akan ada cinta yang baru lagi yang porsinya tak bisa dibilang terbagi atas cinta-cinta orang-orang sebelumnya. Lantas ketika anak kedua lahir, tidak pula akan membagi cinta sang kakaknya. Sebab, lagi, ada cinta baru dengan porsi yang sama. Itulah Cinta... Bahwa ia bukan seperti sepotong kue yang dibagi-bagi. Cinta adalah energi yang terus bertumbuh... dan tidak berkurang jumlah maupun porsinya dengan pertambahan orang yang dicintai.

Begitulah, setiap Cinta punya lokusnya. Dan setiap lokus punya porsinya. Akan tetapi koridornya tetap sama, bahwa lokus terbesar tetaplah cinta-Nya... yang menjadi prioritas utama...

Salam penuh Cinta...
#renungan cinta dan sepotong kue...
Di penghujung maghrib negeri sejuta masjid, Riyadh...
29.08.2014 19.36 pm.

Roti B0y dan Sweet Memory

Roti B0y first trial
Hmm.. nyebut merek niiy yee... hihihi...
Sejujurnya, roti b0y yang katanya lumayan terkenal ini tak pernah aku jumpai di kota Padang tercintah kujaga dan kubela... hasyaaaahh... \jadinya aku pada mulanya ga begitu interest.
Pertama kali berjumpa roti b0y kala itu adalah di Margonda City lebih tepatnya di dekat giant. Aroma apaah iniihh, koq menggugah selera sekaliiii? Apalagi kalo lapeeerr... OOhh r0ti b0y ternyataaah... (dibayar berapaah nih akuuh buat ngiklanin? wkwkwkwk).

Meskipun aromanya begitu menggugah selera, tetapi ternyataah harganya sangat tak menggugah dompet. Masak iyaa, 1 pc nya sama dengan sebungkus nasi Padang. Mahasiswa macam akuu tentulah memilih nasi Padang ketimbang 1 pc roti yang belum tentu mengenyangkan. Ihihihi... Dan lagian, kalo masak sendiri, dengan segitu harga, bisa buat 2-3x makan tuuh. Hemaaaatt... Wkwkwkw... Maklumlaaah, kalo berstatus mahasiswa, kajian logis matematis menyoal harga adalah pertimbangan utama dan kajian pertama sebelum membeli sesuatu. Kaga tega ajeee kan sama orang tua, yang udah susah-susah nyekolahin tapi koq cuma dihabisin dengan sekedar roti doang harus dihargai segitu rupa. Mungkin beda jika udah kerja, terserah duitnya mau dibeliin apa. Ga perlu mikirin konversi harga 1 pc roti dengan sebungkus nasi padang. Ya gak? hehe...

Nah, suatu ketika pas lagi hanimun (asyiiiik)... tiba-tiba cowo akuuh beliin r0ti b0y. Waah, harus diakui, rasanya enaak ternyataaaah. Pantas buat dinobatkan sebagai roti favorit. Hihihi... Sebenarnya siih yang favorit momennya yaaa, roti nya sih kaga segitunya laaah, hehehe...

Nah, ketika di Riyadh, ketemu roti b0y, alamaaaak... harganya lebih dari 3x lipat harga di indonesiaah. Dan ketika ada tawaran yang sangat menggiurkan untuk cooking class bersama Mba Aiz, tentu saja aku sangat bersemangaaaaatt untuk mengikutinya sambil kita ber-hahah-hihihi bareng-bareng. Jarang-jarang lho emak-emak bisa pada ngumpul begini. Maklum, mobilitas amat sangat terbatas dan harus ditemani suami ke mana-mana. Hehe...

Dan, bismillaah...ini first trial roti b0y alaa akuuh setelah kuking klas... hehehe..
lumayaaan dari pada manyuun... :P :P :P
alhamdulillaah...

Living on Riyadh part 7: Memilih Fashion

Salah satu hal yang cukup menyenangkan berdomisili di Saudi adalah menyoal memilih fashion. Kenapa menyenangkan? Karena so simple and sama sekali ga rempong.

Rasanya udah lama ga nyeletuk ama diri sendiri di depan lemari, "hari ini pakai baju warna apa yaah?" Ketika bersiap hendak bepergian (bukan karena pilihannya banyak loh yaa... hanya saja pasti punya lebih dari satu kan yaa? Hee...

Aku termasuk orang yang memang tidak terlalu pinter memadupadankan warna. Makanya sering "tabrak lari" tuh... hihihi... Jilbabnya warna apa, bajunya warna apa dan rok nya entah warna apa. Istilah cakepnya di kalangan teman-teman semasa kuliah dulu adalah "toko berjalan" saking warna-warninya. Hahaha... Kadang baju yang available warna biru tapi jilbab yang available warnanya koq kuning. Rok yang tersedia ehh warna cokelat. Dan parahnya... kaos kaki yang udah dicuci cuma yang warna ungu dan manset warna pink. Kalau lagi buru-buru, mungkin cuek aja tuh yaaa... mengenakan semua itu secara bersamaan hihihi.. Tapi betapa sungguh tak enaknya dipandang mata... wkwkwkwk. Atau paling enggak, harus buru-buru nyetrika dulu. 
#ketauan jarang nyetrika yang rapelan... hehehe...

Nah, sangat-sangat beruntung sekali di Saudi aku tidak mengalamj hal tersebut. Karena 'wajib' mengenakan abaya yang warnanya cuma satu yaitu hitam. Aswad faqoth kata orang Saudinyee... Hehe... Karena selalu hitam memang, pastinya matching selalu karena ga pake warna lain. Dan hal ini amat sangat memudahkan berfashion untukku. Tak perlu pusing memadupadankan warna, tak perlu punya banyak baju karena keluar rumah juga ga sering-sering amat (kecuali utk keperluan tertentu yang kadang memang mengharuskan sering..hee). 

Takaran Ujian

Ya begitulah...
Kadang kita lupa bersyukur atas segenap nikmat-Nya.
Dan kadang pula "sentilan kecil" dari Allah-lah yang justru mengembalikan kesadaran kita tentang kesementaraan dunia. Tentang arti bersabar dan tawakkal kepada-Nya.

Ujian.
Ya ujian.
Pastilah sebatas kemampuan hamba-Nya semata.

Setiap orang pasti diberikan ujian di mana kadarnya sudah ditakar sesuai kemampuannya. Jadi, ujian-ujian itu, pastilah sesuatu yang SANGGUP untuk dipikul. Pasti takkan melebihi walau hanya sebesar biji zarrah. Yang lebih pasti adalah... bahwa segala sesuatu ADA HIKMAH yang menyertainya. Segala kesulitan, ada kemudahan yang membersamainya...

Semoga ujian menjadikan kita lebih dekat dengan-Nya, dan menjadikan penyadaran buat diri kita... untuk senatiasa meluruskan niat, memperbaiki segala amalan, meningkatkan kualitas dan kuantitasnya serta memperbanyak munajah dengan penuh kekhusyu'an kepada-Nya.

=====
Terima kasih, Cinta...
Saat ujian menerpa, semoga kita semakin berdekapan lebih erat, saling menguatkan.
Terima kasih, Cinta...
atas segenap supportnya...
I know, I'm the luckiest wife in the world... Alhamdulillaah tsumma alhamdulillaah...