Sop (Tulang) Iga

No pict bukan berarti hoax yaa... ehehehe... berkebetulan pas menulis ini hape lagi lobet... jadinya aye kaga bisa moto-moto dah... Oh iyaa ini cuma sekedar cerita lepas sahajaa. Hihi... :D

Ceritanya ada tawaran menarik dari suamiku tercintaa nih. "Mau makan di luar ga? Sila pilih di mana ajaa..."
Asyiiiik...
Emang udah agak lama kita berdua ga makan di luar. Hehe... Apalagi sejak si restoran Rindu Alam tutup sementara karena mang mang nya pada mudik.

Nah... kalo saat ini kita sedang berada di Indonesia, tawaran makan ini akan sangaaaaaatt menggiurkan. Udah kebayang di pelupuk mata makanan semacam sate padang, kwetiau, bakmi, pecel ayam, bubur ayam, iga bakar, ayam kalasan, dan sederet makanan yang bikin ngiler lainnya. Kalo di sini... hiks... tidak banyak menu pilihan. Apalagi aku lagi anti ama menu-menu lokal, atau menu-menu negara lainnya. Kadang justru dari pada makan di luar lebih baik bikin sendiri... hehehe...

Makan Bajamba

Kapan yaa aku terakhir makan batalam alias bajamba? Hee...
Salah satu hal yang "menakjubkan" di wisma dulunya adalah makan batalam alias makan bajamba kalo pake istilah minangnya. Makan di satu "talam" bersama-sama (semacam nampan besar gitu).
Makan bajamba selalu terasa menyenangkan dan mengenyangkan. "Banyak Habih, Saketek Sampai", itu mottonya. Banyak ludes, sedikit cukup. Hehe...

Makan Bajamba di Wisma Hurriyah, 2009
Nah, ternyata makan bersama semacam ini juga ada di negeri Arab sini. Jika makan di resto tertentu yang menyediakan fasilitas lesehan gitu, sebagian ada juga yang menyediakan satu porsi makanan dengan nampan besar kayak 'talam' gitu. Tapi gak tau yaah itu porsi makan buat satu orang atau lebih. Abisnya porsi makan orang sini ampun-ampunan. Hihihi....

Nah, suatu ketika (karena kita punya nampan alias talam yang ukurannya besar sekitar 2x lipat ukuran piring biasa), tercetus ide untuk mengulangi episode makan bajamba. Kali ini bukan bersama akhwat sewisma melainkan bersama suami tercinta. Cuma berdua saja. Uhuuy... Dan ma syaa Allah, makan berasa lahaaaaaapppp pake banget. Alhamdulillaah...


Buat kamu yang lagi mencari trik-trik untuk beromantis-ria sama suami, ada baiknya trik 'makan bajamba' ini dicoba. Hemat. Ga perlu candle light dinner di resto mahal yang hasilnya belum tentu sebaik makan bajamba ini. Sangat berkualitas. Karena fully homemade. Selain meningkatkan kedekatan bersama pasangan, makan bajamba ini juga ternyata sangat men-trigger nafsu makan. Hehe. Apalagi untuk yang BB nya susah naik. Cucook banget dah buat akuuh yang lagi hamil jalan 8 bulan tapi berat badan baru naik 3 kg. Hehehehe...
wokeeeehh, let's try it at home... \(^__^)/

==========

Dari Wahsyi bin Harb r.a bahwa sahabat Rasulullah SAW berkata : "Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami makan tetapi kami tidak kenyang", beliau bersabda: "Kemungkinan kalian makan berpisah (masing-masing)", mereka berkata : "Benar", beliau bersabda: "Makanlah kalian bersama atau kumpulkan makanan kalian dalam satu nampan, kemudian makanlah bersama, lalu ucapkanlah bismillah, niscaya makanan kalian akan diberkahi. (HR. Abu Daud) [Riyadhus-shalihin Hadits nomor 743 BAB MAKAN]

Aduuuhhh Gosssooong!?

Pagi menjelang siang di Rabu nan cerah yang mulai peralihan musim, dengan penuh semangat berjibaku di tempat area kekuasaan : dapur. Hehe....
Niat hati mau masak ayam dan tahu balado serta balacan kangkung. Jadinya entah apaa... -_-"
Nyeseek bangeeet hiks...

Suamiku tercinta paling suka kalo ayam gorengnya dengan cita rasa Padang banget. Hehe... Yang bumbunya resap gituuh. Nah, untuk bisa mencapai keresapan bumbu yang pas (hasyaaaahhh... bahasanyeee...), biasanya ada tahapannya. Ayam dibersihkan, bumbu dihaluskan. Lalu ayam dan bumbu dicampurkan hingga seluruh bagian terluar dari potongan ayam terlumuri bumbu. Kemudian didiamkan selama 6 jam. Hee... kadang kaga sempat juga sih nunggu sampai 6 jam... Minimal 1 jam dah. Tapi menurut pengalamanku, 6 jam waktu yang pas untuk meresapnya bumbu. Karena protein ayam (maupun daging kalo kamu masak daging) belum terdenaturasi dengan adanya pemanasan, maka memudahkan si bumbu untuk menelusup ke celah-celah daging. Ssttt... ini pengalamanku saja dan kesimpulannya hanya berdasar kepada sesuatu yang semi experimental. Hahaahaa... bahasa apaah iniiih...

Kisah Belajar 'Merakit' Web

Sebelum berhasil membuat web nya, to be honest aku sama sekali ga ngerti yang namanya dunia per-web-an. Aku ga ngerti itu apa gunanya hosting (trus ada local hosting pula yang bikin lebih bingung), hehe. Aku tau sih domain itu apa tapi sekedar tau doang. Dulu, malah ga ngerti tuh domain itu ama hosting bedanya apa? Wakakakakaka...

Menyoal Rizki dari Allah

Suatu malam, aku dan suami ke optik dan kemudian mampir di Tamimi Market. Sebenarnya tujuan utamanya cuma buat beli susu hi-calcium. Tapi kemudian aku ingat, bahwasannya stock telur di kulkas sudah habis. Akhirnya aku juga membeli satu tray telur isi 30 pcs. Nah, pas ngebawa telur menuju mobil, aku memegangi telur itu dengan dua tangan. Tapi pas nyampe di apartemen, entah kenapa aku cuma memegang telurnya dengan satu tangan (di tray telurnya ada semacam gantungan dari plastik yang memungkinkan untuk membawa telur dengan 1 tangan saja). Biasanya, aku selalu membawa telur dengan dua tangan. Tapi lain cerita malam itu. Apalagi jarak parkiran di basement dengan lantai dasar tidaklah jauh, jadi aku pikir tak mengapa.

Tiba-tiba,
"Braaak...."
Satu tray telur berguling ke lantai. Aku cuma bisa menatap telur-telur itu dengan speechless. Ada 30 butir telur yang berserakan di lantai dan sebagian besar dari mereka pecaaah mengeluarkan isinya. Hanya sekitar 7 telur yang bisa disealamatkan dan itu pun dalam kondisi retak yang harus sesegara mungkin diamankan untuk menghindari potensi inkubasi bakteri (karena telur adalah media pembiakan yang nyaman untuk bakteri pada suhu ruang).
telur
Speechless sih liat telur begitu banyaknya berserakan di lantai. Hiks...
Tapi, ada hikmah di balik semua itu. Ada pelajaran di balik semua itu.

Living in Riyadh Part 8: Romansa Taman



Kegiatan yang mulai rutin kami jalankan adalah jalan pagi ke taman kompleks yang ada di belakang apartemen. Riyadhoh. Rasanya begitu segar dan menyenangkan bisa mengunjungi taman ini (walaupun tidak setiap hari) sambil memperbanyak jalan kali, menikmati pemandangan hijau yang memang jarang adanya di sini, sambil pacaran juga, dan sambil menikmati kembali masa kecil yang sangat bahagia dengan main ayunan :P (seperti gambar di bawah ini :D)

Shopping Perlengkapan Bayi [Part 2]

Baiklah, ini lanjutan dari kisah shopping perlengkapan bayi yang sebelumnya. Dan berbelanja perlengkapan bayi ini memang serasa selalu menyenangkan yaaak... Hihihihi...

Ada setidaknya 3 item yang cukup menguras kantong dalam rangka persiapan perlengkapan bayi ini. Pertama dan kedua soal baby gear; (misalnya stroller & car seat), ketiga : asi pump (apalagi yang model swing eletric). Ya, ketiga item ini cukup gede biayanya dibanding item-item lainnya dan kalo ditotal akan menghabiskan sepertiga dari total semua perlengkapan.

Pada awalnya, ketiganya tidak ada dalam daftar list kami. Cuma ada di opsi "jika diperlukan" dan enggak wajib ada. Untuk ASI pump, karena berencana untuk ASIx jadi aku pikir tidak begitu dibutuhkan. Akan tetapi, setelah discuss2 informal dengan emak-emak kece se-gank hihihi... (thank's bu ibuu, atas segala masukannya untuk newbie seperti sayaah :D), sepertinya dibutuhkan karena ada beberapa kondisi yang mengharuskan kita memerah ASI. Jadinya, si ASI pump akhirnya dimasukkan ke list. Pilihan kami mengerucut ke dua model ASI pump; Avent atau Medela. Finally... we choose Medela. :))

Lain cerita dengan car seat. Sejujurnya, aku baru tau tentang car seat itu yaa di sini, di Riyadh ini. Hihihi... ketauan kampungannya :P
Abisnya, kendaraan di kampungku kan rata-rata ojek yaa... jadi sangat enggak butuh car seat. Seingatku, aku belum pernah nemu orang pake car seat di kampungku (apa aku yang gak aware yak?). Mungkin ada sih di kalangan menengah ke atas yang sering bolak-balik ke luar negeri. Tapi, orang model begini jaraaaang banget adanya. Langka bener dah. Dan lagian, penggunaan car seat belum digalakkan oleh pemerintah setempat, jadinya yaa... aku benar-benar nge-blank soal car seat ini.

Nah, pas nyampe di ibu kota Indonesia; Jakarta, ternyata angka kesadaran orang-orang untuk menggunakan car seat sudah jauuuuh lebih baik dibanding di kampungku. Penggunaan car seat sudah mulai banyak meskipun teteeep kayaknya masih buat kalangan menengah ke atas. Pastinya, mesti ada car nya dulu sebelum car seat nya kan yaa? Hee... Dan itulah letak masalahnya... mahasiswi macam aku mana punya car yang tetep warnanya, sama platnya tiap hari, dan disetirin sendiri. Itu bukan aku bangeeet dah. Hihi...
Aku yang memang car nya selalu gonta-ganti dengan warna-warni merah, kuning, biru, ungu (macam orang kaya ajeee, padahal gonta ganti angkot maksudnyeee... wkwkwkwk) alias pengguna kendaraan umum sejatii... teteeeep aja enggak aware dengan car seat meskipun sudah berdomisili di (pinggiran) ibu kota. Ya, bisa dimaklumi lah yaa tentunya. Hihihi...

Akhirnya, sampailah aku di negeri Riyadh di mana angka kesadaran penggunaan car seat di sini lebih tinggi dibanding negaraku sendiri, meskipun pemerintah sini belum begitu mewajibkan penggunaan car seat. Dan lagi, kebutuhan akan mobil di sini jauh lebih tinggi dibanding di Indonesia karena kendaraan umum jarang ada. Jika pun ada, itu adalah taxi dan cost yang kita keluarkan dengan menggunakan taxi jau lebih besar dibandingkan ngerental mobil atau beli mobil sendiri misalnya. Ditambah lagi minyak murah (kualitas pertamax harganya cuma Rp. 1.300) dan negara ini TANPA PAJAK.
Ternyataah eh ternyataah, di negara-negara eropah sana atau mamarika eh amrik, penggunaan car seat adalah sesuatu yang DIWAJIBKAN. Ini semata adalah demi keselamatan bayi dan anak dalam berkendara. Orang dewasa saja yang sudah stabil duduknya, tanpa seat belt bisa kelempar ke luar mobil pas kecelakaan atau setidaknya bisa terdongak atau terdorong ke depan dengan jidad nyium senderan belakang seat yang di depannya ketika rem mendadak setelah kecepatan tinggi (apalagi dengan jalan-jalan highway yang kecepatan mobil bisa mencapai 140 km/jam). Orang dewasa aja gitu, apalagi bayi dan anak-anak yang belum stabil duduknya, masi belajar duduk manis misalnya. Orang dewasa aja butuh seat belt, masak bayi cuma dibiarkan dalam gendongan yang pengamanannya sangat minim? Jadi, penggunaan car seat sesungguhnya adalah sangat penting demi keamanan si baby dan anak juga.
(Pas baca buku persiapan kehamilan dan melahirkan saduran amrik, ternyata mereka menempatkan car seat sebagai urutan pertama list kebutuhan bayi yang harus disiapkan dan lagi-lagi aku belum aware sebelumnya!).

So, car seat sebenarnya bukanlah soal keren-kerenan "ini lho, gue pake car seat", tapi semata demi keselamatan, in syaa Allah. Cateeeeeet...

Pembahasan terakhir, soal stroller.
Seberapa penting kah si stroller ini? Stroller juga sebenernya pada awalnya bukanlah termasuk salah satu list. Jika pun nantinya membutuhkan stroller, kami berencana membelinya ketika beby berusia di atas 4 bulan, in syaa Allah...
Ada yang mengatakan stroller adalah menyoal life style. Tapi bagiku, kebutuhannya adalah ketika jalan, ngejemur (emang jemuraaan?? hee...) bayinya atau belanja mingguan. Karena kondisi culture yang membuat mobilitas perempuan terbatas, membawa bayi ke taman setiap pagi untuk mendapatkan sinar matahari adalah salah satu solusinya. Di sini, butuhnya stroller tersebut. Posisi bayi akan lebih stabil dengan stroller apalagi jika baby nya tidur. Tapi not urgently as soon as possible sebenarnya. Nah, ketika pas kebetulan mampir di centerpoint liat stroller pada diskon (summer clearance) langsung deh blink blink dan mata lope-lope... Hehe... Jarang-jarang soalnya liat strollernya diskon yang lumayaaaan. Potongan harganya bisa sampai 900rb harganya. Mantaaaff kaaaaan... Untuk jenis troller yang agak mahalan dikit, potongan harganya sampe 1,2jt harganya. Haha, tapi over budget maah. :D
Finally we choose Graco Ultima Traveler System

Oh iya, masalah stroller, itu diserahkan ke pribadi masing-masing dan silakan diukur seberapa penting kebutuhannya. Siiip?

Satu lagi, jangan lupa survey dulu dan cari pengetahuan sebanyak-banyaknya mengenai stroller dan car seat ini, apalagi newbie kayak aku. Kadang pengen ketawa kalo mengingat-ingat tentang ketidaktahuanku mengenai jenis-jenis car seat. Pas liat, kayaknya bagus dan harganya sesuai, yaa udaah beli deh. Dan parahnya aku baru baca-baca lagi soal jenis-jenis car seat pas si car seatnya udah kebeli. Alhamdulillaah, enggak salah beli. Hee...

Berikut beberapa jenis car seat :

1. Carseat bayi (infant carseat) : Merupakan jenis carseat/kursi mobil yang dipakai untuk anak/bayi usia 0 – 12 bulan, model carseatnya seperti keranjang dan dapat menyangga punggung bayi agar tidak terlalu tegak seperti kursi mobil sewajarnya.
2. Carseat untuk toddler (Convertible & booster)
Carseat convertible, carseat jenis ini digunakan untuk anak usia o bulan sampai sampai 20 kg. Carseat ini dapat di bolak-balik untuk bayi newborn dapat menghadap belakang bangku supir dan saat usia 1 tahun dapat menghadap depan.
Booster, carseat ini digunakan untuk usia todler sekitar 3 tahun dimana anak masih terlalu kecil atau bahkan belum bisa menggunakan tali seatbelt sehingga carseat jenis penyangga ini dengan bagian atas yang agak tinggi yang membuat anak merasa sama tinggi di kendaraan dengan penumpang lainnya juga lebih nyaman.
Jenis carseat juga dijabarkan oleh ayahbunda.co.id yang dapat di lihat di sini
Oke sekian dulu tentang stroller dan carseat. Semoga bermanfaat yaa buat mommies sekalian. Dan lagi-lagi, mohon koreksinya... secara aku juga adalah newbie.. Hehe...

Shopping Perlengkapan Bayi [Part 1]

Dulu, toko perlengkapan bayi adalah sesuatu yang luput dari perhatianku. Yaiayalaah yaaa, ngapain jugak? Hihi...
Naah, toko semacam ini mulai menarik perhatianku adalah ketika mulai merasakan ada movement of the baby in my belly, alhamdulillaah...
Suatu ketika, pas masuk bulan kelima, si mothercare lagi diskon gede-gedean. Mata langsung lope-lope dong yaaah. Hihihi.. Ampe 80% geetuuh. Jarang-jarang banget (memang kalo pas deket-deket Ramadhan, hampir semua toko di Saudi mulai dari yang jualan es krim sampai yang jualan mobil pada diskon). Daaaaaaan, kalo udah liat diskon, biasanya perempuan kaga nahhaaan. Wakakakakaka *LoL.
Nah, tapi ke mothercare waktu itu cuma liat-liat doang, kaga belii... Niatnya sih pas udah jalan bulan 6-7 ajah baru mulai hunting perlengkapan bayi. Tahaan dulu... tahhaaaan... Walaupun keinginan untuk ngebeli sesegera mungkin menggoda juga. Haha...

Aku selalu excited setiap kali "mampir" ke baby shop atau mall yang menyediakan perlengkapan bayi. Kalo udah gini, pasti deh suamiku tercinta ber-ehem-ehem sambil menatapku dengan tertawa. Hihi... Apalagi aku yang ekspressif ini. Kalo excited yaa keliatan excited bangeeet gituuh... Tapi targetnya sih belanjanya ketika UK masuk 6 bulan dan di uk 7-8 bulan udah fix karena kalo udah gede perutnya, susah belanjanya kan yaa (apalagi akan banyak jalan dan banyak berdiri pas belanjanya). Lebih baik pas UK segitu dipersiapkan untuk persiapan fisik, olah raga yang pas, dan the most important things, persiapan ilmunya juga. :)

Melintasi Samudera

Baru-baru ini aku mendapati kabar bahwa aalah satu teman sekelasku semasa SMA dulunya berangkat ke US untuk melanjutkan studinya. Berarti bertambah lagi daftar teman-teman sekelas yang melanjutkan sekolah ke luar negeri setelah sebelumnya ada yang ke Jepang dan UK. Hehe, ga kebayang... 9 tahun yang lalu, lulus SMA dengan cupu-cupunya. Dan hari ini sudah "tersebar" melintasi samudera.
Aku sendiri, saat ini juga tengah berada di seberang samudera, jauh dari ranah kelahiran. Sesuatu yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya. Ma syaa Allah... hampir-hampir tak percaya terkadang bahwa aku punya passport dan visa secepat ini di mana sebelumnya belum pernah menginjakkan kaki keluar tanah indonesia. Hihi... *katro bener nih akuuh... :P

Aku belajar tentang mengejar impian. Banyak orang yang berlari mengejar impiannya. Dan aku, hari ini pun begitu. Aku tengah belajar mengeja mimpi yang 7 atau 8 tahun silam aku tuliskan di catatan harian. Impianku sangat sederhana; ingin menjadi ibu rumah tangga yang baik. Itu cita-cita utama yang kutulis dulunya. Dulu, tidak pernah sebelumnya aku bayangkan akan mengeja mimpi itu di ranah yang begitu jauh, melintasi samudera. Ya, aku pun di sini sedang belajar. Belajar untuk mewujudkan mimpi itu.
Ternyata tak semudah pandangan mata. Tak semudah yang aku pikirkan. Menjadi "ibu rumah tangga yang baik", penggalan cita-cita yang kedengarannya sangat sederhana ini ternyata jauh lebih kompleks. Bahwa aku masih harus banyak belajar. Tentang bagaimana memenej. Tentang bagaimana menempatkan sesuatu. Ah, ternyata memang... aku masih dan masih harus terus belajar...
:)

Good Boy

Senin malam kami belanja kebutuhan kulkas (lho, kulkas?) Maksudnya bahan makanan alias logistik di Othaim Market. Ini pertama kalinya kami berbelanja di Othaim yang katanya pas hari senin buy 1 get 1 utk sayuran dan buahan. Sedikit mengecewakan karena yang buy 1 get 1 cuma item-item tertentu yang aku kaga minat. Hee...

Dan sangat crowded serta antrian penimbangan sayur dan buah serta kasir yang benar-benar mengular. Puanjaaaaang pake bangeet. Mana belanja si bapak yang antri dua baris di depan kami udah kayak segunung uhud (*lebay bingit). Melihat pemandangan yang bikin miris ini, kami bertekad tidak akan memilih pusat perbelanjaan yang satu ini sebagai tempat belanja rutin meskipun secara lokasi relatif dekat dengan apartemen (kecuali dengan amat sangat terpaksa).