Universal Culture

Sudah lama ga posting di blog. Hehe.. maklum kesibukan newmom... Semua ibu baru pasti tau dan pasti pernah merasakannya. Tak perlulah dijabarkan panjang lebar kali tinggi (volume dooong...) Hehehe...

Adalah lumrah di kalangan masyarakat, jika ada seorang wanita yang melahirkan apalagi anak pertama dari wanita tersebut, maka mereka hampir dipastikan akan ditemani oleh ibunya atau minimal keluarga lah. Dulu aku kira itu cuma budaya yang ada di kampungku saja. Dan kemudian aku baru tau bahwa hampir di seluruh Indonesia hal tersebut sangatlah biasa.
Jika ada seorang wanita yang melahirkan di kampung/kota yang berbeda dengan sang ibu, pertanyaan yang hampir selalu muncul adalah : "ibu datang ga menemani?"

Setelah melintasi samudera ternyata... aku mendapati pertanyaan yang sama dari orang yang berbeda negara. Sebutlah warga Filipina, perawat asisten DSOG-ku. Dia bertanya; "Did your mama accompany you here?"

What's Ur Nasionality, Madam?

Ketika di ruang rawat selama 5 hari, pertanyaan yang paling sering aku dengar dari para perawat (dan kadang juga dokter) adalah;
"What is your nasionality, Madam?"
Atau,
"Are you Philipine or Malaysia?"
Tentu dengan segera aku jawab, "I'm Indonesia". Proud to be Indonesian.
Pertanyaan susulan,
"Are you working here?"

Okeeh...
Pertama, aku agak rada geli gimana gituh yaa dipanggil "Madam".
Lebih lengkapnya begini, "Madam Fathelef" begitu mereka memanggilnya.
Madam?
Hahay... masi berasa jiwa anak mudanya yang sedikit keberatan dipanggil madam. Aku kan baru 17 tahun plus. Ciyeeehhh... Plusnya 10 tahun :P
Madam itu koq kesannya nyonya-nyonya usia empat puluhan yaak? Xixixixixi...
Sama seperti agak geli gimana gituh dipanggil "nyonya". Sekali lagi, aku kan masi anak mudaaa. Halaaaah..
#abaikan!
Lama-lama akhirnya terbiasa juga. Wes lah... Kapan lagi tho yaa dipanggil "Madam".
*ngakak mode ON :P

ASI Booster

Apa  ASI booster yang paling populer di Indonesia?
Hampir semua orang bilang rebusan daun Katuk. Sudah jadi rahasia umum dan hampir semua orang di berbagai belahan bumi Indonesia akan menjawab hal yang sama.

Nah, di Indonesia memang sangat mudah memperoleh daun katuk. Bertebaran di mana-mana. Mudah ditemukan di pasar-pasar tradisional. Tapi, di Saudi daun katuk adalah barang langka. Setidaknya, sampai detik ini aku belum pernah menjumpai si daun katuk. Jadi gimanaaa iniiihh? Hehehe...

Pas silaturrahim idul adha di rumah salah seorang WNI di Riyadh (eh apa udah pindah kewarganegaraan yaa? :D) yaitu mba Dana yang sebelumnya tinggal di Vancouver, Canada, kita bercerita-cerita soal ASI karena banyak newborn baby dan para bumil, ehehehehe... Nah, mba Dana cerita kalau dulu di Toronto, tetangganya yang orang Korea menceritakan bahwa tradisi tradisional di Korea, jika ingin doping ASI mereka mengkonsumsi sop Rumput Laut kering. Dry seaweed soup. Dan setelah dicobakan ternyata alhamdulillaah sangat manjur untuk meningkatkan produksi ASI.

Pada hari pertama hingga ketiga, sangat sedikit ASI aku. Bahkan nyaris ga ada. Pumping di hari kedua pasca melahirkan malah ga sampai 1 ml... how sad...
Aku teringat akan cerita tentang dry seaweed. Akhirnya, di hari keempat, suami ke salah satu mini market Korea di area Olaya. Alhamdulillaah nemu dry seaweed nya. Alhamdulillaah...
Prosesi masaknya adalah terlebih dahulu direndam kira-kira 1 jam sampai mengembang lalu dimasak semacam soup gitu. Dry seewed nya cuma direbus dengan air dan garam saja.
Rasanya? Hihi.. to be honest memang ga seenak soup iga... :P
Tapi aku sudah bertekad untuk menghabiskannya.
Alhamdulillaah ternyata dry seaweed nya manjur... Produksi ASI meningkat. Alhamdulillaah... nemu juga pengganti daun katuk di sini...
:)

Bagi kamu yang butuh doping ASI, sepertinya sop dry seaweed layak dicoba...
^_^
Happy breastfeeding,
Happy motherhood
<3

A Miracle

Alhamdulillaah tsumma alhamdulillaah. Tiada kata yang patut terungkapkan selain segenap kesyukuran kehadirat-Nya atas segenap curahan nikmat dari-Nya. Begitu banyak nikmat-Nya tercurah tapi tetap saja manusia sering berkeluh kesah. Astaghfirullaah lii walakum...

Miracle...
What'a an amazing thing...
Sungguh sesuatu yang tak terdugakan. Mengharukan. Dan tak terlukiskan lewat rangkaian diksi.

Not Easy as You Guess

Jalan pagi (dan sekarang malam) sekitar lima keliling di taman belakang adalah rutinitas yang kami jalani dalam minggu-minggu terakhir ini. Dan kadang lima keliling terasa sangat jauh. Padahal kalo jalan di mall, berasa nda begitu capek yaaa? Hihihi... Ini adalah ledekan dari seseorang niih... :P

Untuk mengatasi yang terasa sangat jauh itu, kita membuat permainan-permainan yang kira-kira akan membuat rutinitas jalan lima keliling terasa dekat dan mengalihkan perhatian dari menghitung jumlah keliling. Hihi...

Permainan kali ini, idenya muncul dari suamiku tercinta yang dibuat sendiri. Bukan nyontek dari permainan yang sudah ada. Hehe... The power of creativity ini mah namanya. Proud of him. :)
Pada mulanya, permainannya terlihat sangat simple ketika pertama kali suamiku menjelaskan rules nya. Hanya menyambungkan kombinasi huruf dan angka tiap langkah yang kita tempuh. Pemain yang pertama menyebutkan angka 1 di langkah pertama. Lalu di langkah kedua dan ketiga pemain kedua menyebutkan huruf A dan angka 2. Selanjutkan kembali ke pemain pertama menyambungnya dengan angka 3 dan huruf B di langkah keempat dan kelima. Lanjut ke pemain kedua menyebutkan angka 4 dan huruf C. Begitu seterusnya. Rules awal kita hanya sampai huruf E. Setelah both of us saling memahami rules nya, permainan ANGKA, HURUF, dan LANGKAH pun dimulai.

Meski terlihat simpel, tapi nyatanya setelah dilakukan; tak sesimpel yang kita bayangkan. Kerap kita melakukan kesalahan. Bahkan setelah kita melewati satu keliling taman (satu keliling setelah kita hitung sekitaran 350-400 langkah. Hihi... niat banget yaak ngitung?? Ya bukaaan! Ini adalah permainan kita sebelumnya. Sebelum permainan yang aku ceritakan di sini. Hehe). Nah, ternyata setelah melewati sekian ratus langkah, permainan yang sebenarnya cuma butuh 10 langkah untuk 1 circle itu pun belum berhasil dengan perfect. Bahkan untuk 2 circle saja sekali pun.

Ternyata, kuncinya adalah konsentrasi penuh! Jika kita berkonsentrasi untuk melakukan permainan ini, maka in syaa Allah memang simpel. Tapi jika kurang berkonsentrasi, sesuatu yang terlihat begitu simpel dan sederhana, akan menjadi sulit, seberapa simpel pun kita memandangnya.

Permainan ini mengajarkan kita tentang arti pentingnya konsentrasi dan kesungguhan. Berkonsentrasi dan bersungguh-sungguh. Bukan hanya soal permainan tapi juga soal banyak hal dalam hidup ini. Jangan pernah memandang remeh sesuatu yang terlihat simpel dan sederhana. Selama kita tidak berkonsentrasi dan bersungguh-sungguh, yang simpel dan sederhana itu pun akan menjadi sulit.

:)