Riyadh Spring Flower Festival

Hwaahh... berbagai grup lagi heboh tentang festivl bunga ini. Teman-teman pada ke sana... Ada yang sampai 2x ke sana. Saling mengajak untuk ke sana... Sedikit banyak mempengaruhi juga... jadi pengeeen banget ke sana.Hihihi...

Dari dulu aku memang senaaaang banget ke taman bunga... Salah satu yang sangat menarik itu Taman Bunga Nusantara, di Cipanas, Puncak. Di antara teman sehalaqoh, aku yang paling bersemangat ke sana. Ma syaa Allah, cantiknya bungaaa-bungaaaa...

Di Riyadh sedang ada festival bunga. Riyadh Spring Flower Festival. Lokasinya di Exit 16 Northen Ring Road. Di hari terakhir festival, alhamdulillaah Abu Aafiya menemani ke festival bunga warna warni tersebut (padahal dempet sama jadwal nonton badminton, olah raga favorit cowo akuuh :D). Syukran Sayang, sudah mau merelakan jadwal nonton badmintonnya :P. Senaaaaaang bangeeet... Alhamdulillaah....

Ma syaa Allah, sesuatu yang amazing adalah... di festival bunga itu... bukan bunga imitasi tapi bunga hidup! Ma syaa Allah... seberapa besarkah maintenance agar hamparan bunga itu tetap bertahan yaa? Secara ini kan negeri gurun, di mana tidak sesubur tanah tropis untuk menumbuhkan bunga. Kalau pohon kurma kan memang pohon gurun kan ya... Ma syaa Allah...

Berikut adalah foto "karpet bunga" hidup yang terhampar... ma syaa Allah...

PR yang Sungguh Besar

Aku adalah penggemar dunia parenting. Hingga semasa kuliah, buku-buku parenting sudah banyak yang selesai dibaca. Tapi, sekarang.... semuanya seperti lenyap tak berbekas. Aku tiba-tiba seperti sama sekali tidak pernah membaca buku-buku itu. Aku sama sekali tidak berilmu.... Dan memang ilmunya nyarislah tiada. Tapi aku merasa berada dalam pusaran arus deras yang sulit terbendungkan.

Sekarang, PR mendidik anak terasa sangat besar. Tantangannya benar-benar semakin berat. Mulai dari budaya barat yang dielu-elukan, serangan pornografi, kekerasan yang menjadi tontonan, adanya teknologi kekinian yang memudahkan anak untuk mengakses berbagai hal di dunia tanpa tepi, tanpa batas, bernama : dunia maya. Games-games yang begitu mudah dijangkau yang menyajikan bonus gambar wanita minim busana. Belum lagi, berubahnya sosiocultural semenjak akses begitu mudah, yang menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Anak lebih senang di depan gadget ketimbang bermain bersama teman sebaya.

Ibu-ibu yang haus akan dunia pendidikan anak mulai melek dan bergabung dengan komunitas tertentu. Tapi, ternyata tak seindah sentuhan mata. Ternyata, sebagian komunitas itu bukannya menjawab kehausan, malah 'menjerumuskan' kepada pemikiran yang jauh dari aqidah yang shahih. Alih-alih mendapat jawaban atas kebimbangan, malah terjerumus pada orientasi keduniaan yang kental. Berbagai aliran yang berkedok islam ada di mana-mana tapi sebenarnya mereka bukan mushlih melainkan menjerumuskan.

Dan tak lupa, dunia fashion sekarang seakan menggiring pada sindrom princess. Yang terbaik adalah yang tercantik. Suguhan berbagai pemoles wajah, pemutih kulit pun kian gencar. Tak ada yang salah dalam berhias jika dilakukan pada koridor yang benar (untuk pasangan halal). Akan tetapi ini menyoal prioritas dan asumsi bahwa yang cantik yang terbaik tersebut. Sehingga berlomba-lombalah mempermak diri ala artis korea. Jadi lupa esensi. Lupa tujuan hidup yang sesungguhnya...

Hantaman itu kini dari segala sisi. Sekali lagi, Ibarat pusaran arus deras dari segala penjuru mata angin. Jika tak kuat-kuat bertahan, tidak akan survive.

Maka satu simpulannya, menguatkan akidah sebagai pondasinya. Ini kuncinya. Ah, berbenahlah wahai para orang tua, wahai diriku.... Sebab masa yang dihadapi kian berat. Sebab mungkin akhir zaman kian dekat. Sedangkan anak tentang akidahnya, tentang akhlaknya, tentang ketaatannya, akan dimintai pertanggungjawaban... Sudahkah engkau punya jawaban, atas pertanyaan Allah, Rabb-mu kelak di yaumil hisab?

:'(

Tour de Jubayl

Sudah sejak aafiya dari dalam perutt, emaknya pengen ke Al Jubayl... Maju mundurrr akhirnya kita cancel. Bertepatan pula waktu itu cuaca wilayah timur lagi kurang bagus. Akhirnya, 21-22 Maret kemarin, terwujud juga 'ngidam' ke Jubayl nya.. :). Akhirnya kami sampai juga di Saudi wilayah timur yang berjarak 470 km dari tempat tinggal kami. Ada 4 keluarga yang konvoi. Aku and family. Rahma and family. Mba Aiz and family. Daan Siti and family. Sebenarnya agak deg-deg an. Forecast cuaca menunjukkan hal yang kurang baik. Bahkan manager suamiku bilang, "don't go there this weekend... the weather is not too good. If rainy, you will stay at hotel dan cannot go anywhere". Tapi, bismillaah... kami tetap berangkat. Hotelnya sudah dibooking jugak, kalo ga jadi berangkat kena charge teteeep. Hehe...

Kami berangkat dari Riyadh sekitar jam 9 pagi. Kecepatan rata-rata yang ditempuh adalah 100-120 km/jam. Sempat istirahat di rest area untuk menunaikan shalat dzuhur-ashar, mengisi bensin dan makan camilan serta tak lupa mengganti popok Aafiya (yang sebenarnya lagi bobo anteng di carseat nya). Setelah sekitar 1 jam beristirahat dan menunaikan hajat, kami Melanjutkan perjalanan dan menghadapi tantangan! Sands storm! Badai pasir. Pasir gurun bukanlah seperti pasir sungai. Ukurannya sangat kecil. Dan beterbangan menghalangi jarak pandang. Dalam hantaman badai pasir, kami serasa berjalan di atas awan :D. Karena mobilnya sedan, badai begitu serasa menggoyang mobil. Yaa, semacam seram-seram sedap lah... :D hihihi...

Alhamdulillah ketika memasuki Saudi wilayah timur, sands storm nya mulai berangsur hilang. Daan alhamdulillaah langit terlihat cerah! Onta-onta gurun tengah mencari makan berombongan. Ada satu pemandangan yang sangat menarik bagiku; gurun-gurun gersang dengan pasir halus kuning kemerahan (yang cantik sekali menurutku) yang kami saksikan di Saudi sebelah barat ternyata berangsur menghijau dan menyubur di wilayah timur. Gurun-gurun yang mulai ditumbuhi perdu-perdu sekelompok kecil. Apakah gurun gersang ini akan berubah menjadi lahan subur nan hijau?

"Hari Akhir tidak akan datang kepada kita sampai dataran Arab sekali lagi menjadi dataran berpadang rumput dan dipenuhi dengan sungai-sungai” (HR. Muslim)

Dan sekitar jam 3-an sore kami sudah sampai di hotel. Kami beristirahat sejenak lalu menuju Jubail Corniche untuk makan bersama. Udah lapeerrrr... :D
Suhu pantai sore terasa dingin. Brrrhh...
Dan ma syaa Allah pantai yang bagus.

Wilayah Al Jubail sendiri merupakan pusat perindustrian, minyak terutama dan juga desalinasi air laut. Ada kilangan minyak lepas pantai. Industrial city di Jubail sangaaaatt besar menurutku (terlihat dari perjalanan pulang menuju hotel dari Fanatheer beach yang berjarak sekitar 17 km dari tempat kami menginap, hampir sepanjang itu pula industrial city nya dan mungkin lebih panjang lagi karena kami hanya sampai pantai fanatheer selatan tidak ke utara).

Kami ke pantai fanatheer besoknya. Ma syaa Allah... so beautiful beach. Pantai yang cantik dan sangat terurus. Sebenarnya, pantai-pantai di Indonesia tidak kalah cantik. Tapiii, banyak yang kurang terurus dan kurang bersih.. :(

Kami menghabiskan waktu hingga siang di fanatheer beach. Tak lupa acara bakar-bakar ikan dan makan bareng di pinggir pantai. Para bapak-bapak juga berenang di pinggir laut. Ahh jadi mupeng pengen berenang juga tapi ndak kebayang berenang pakai abaya :D.

Alhamdulillaah, liburan ke Al Jubayl terasa menyenangkan sekalii.
Kami kembali ke Riyadh jam 4.30 sore dan perjalanannya juga penuh tantangan! Hujan deras mengguyur hebat tanah gurun. Sungguh, jarang sekali mendapati hujan di jazirah arab ini... Allahumma syaiban nafi'an. Kecepatan mobil jadi menurun drastis... hanya berkisar 40-60 km/jam. Alhamdulillaah kami sampai di apartemen kembali jam 10.30 malam...

Next trip, in syaa Allah.. halfmoon beach di area Khobar (saudi bagian tenggara ^_^)

Agar Anak Shalat dengan Penuh Kesadaran

Kemarin pas liqo, kebetulan agendanya menjenguk baby. Teman seliqo kami baru lahiran anak ketiga. Seperti biasa, jika jadwal shalat, shalat berjama'ah segera ditunaikan. Bukan saja orang dewasa tapi anak-anak ikut juga ikutan dalam shalat berjamaah. Karena di sini, agenda pekanan (liqo) juga mengikutkan anak-anak (maksudnya, anak-anak ikut para ibunya dari yang bayi hingga yang besar. Tatkala emaknya bikin halaqoh, mereka pun bikin halaqoh main ).

Terkadang di waktu shalat, terdengar suara ibu-ibu memanggil anaknya, "hayoo fulanah, shalaaat." Nah karena sudah biasa melihat anak-anak ikut berjamaah maka aku tidak menyadari satu hal, tentang anak usia 4 dan 6 tahun--anak salah satu anggota liqo kami--yang selalu menyegerakan shalat dan selalu rindu akan shalat berjamaah. Hingga kemarin, di agenda liqo yg terakhir... aku baru menyadarinya.

Kala itu hampir semua peserta liqo sudah pulang, kecuali bersisa 4 orang saja termasuk tuan rumah. Nah ketika adzan ashar berkumandang, bertepatan dengan teman yang punya anak luar biasa itu dijemput oleh suaminya. Karena suaminya akan mengikuti acara tertentu di kampusnya mereka memutuskan untuk pulang duluan dan shalat ketika sudah sampai di rumah saja. (Di sini jarak antara adzan dan iqomat berkisar setengah jam, jadi ketika sampai di rumah baru kumandang iqomat terdengar).

Review: Gendongan Bayi

Hellow world! ^_^
Bismillaah,
Setelah sekian lama ndak ngeblog.. akhirnya kembali mengudaraaaaa...
Yeyeyeye... alhamdulillaah...

Sekarang edisi emak-emak lg bahas yang namanga gendongan! Gendongan adalah sesuatu yang tak terpisahkan dari emak-emak yang punya bayi. Ya ndak? Hayoo ngaku... Bahkan, ga jarang melibatkan bapak-bapak juga. Kalau di saudi, urusan gendong menggendong kebanyakan melibatkan bapak-bapak. Daaaan... bapak-bapak kayaknya kurang pas kalau pakai gendongan kain (kain panjang/kain batik/kain jarik). Hihihi...