Living in Riyadh part 12: Lifestyle

Lagi di indonesia malah kepikiran pengen lanjutin cerita seri "living in riyadh" hihihi. Abisnya... 'separuh jiwa' masi di Riyadh... :) <3

To be honest, aku liat mobil-mobil  mewah dan super mewah itu ya di Riyadh. Ngeliat mobil mewah di Riyadh sama seperti melihat av*nza atau x*nia beredar di sini. Banyaak sangaaatt. Di kampungku, sekelas inn*va, h*nda CRV itu sudah tergolong sangat sangat mewah. Di sini? Itu maaaah standar ajaah. Masi buanyaaaak cuuy mobil mewah dan berkelas lainnya.

Sampai-sampai ada rumor beredar, "kalo pengen ngerasain mobil mewah, di sini kesempatan emasnya, bro! Di indonesia ga bisa kayak gini."
Meskipun begitu... kami bukanlah pengendara mobil mewah. Hehehe....

Itu soal mobil. Lalu soal gejet. Di sini, pengguna iPh*ne bisa dibilang bejibuuuun. Sampai-sampai si iPh*ne hampir ga terlihat sebagai barang mewah lagi. Di manapun berada--di ranah publik tentunya--pengguna handphone canggih keluaran terbaru bukanlah sebuah prestise yang perlu diunjukkan kepada segenap khalayak. Sudah banyaaaak beredaaaar...

Juga soal brand bermerek. Di sini sangat sangat sangat mudah dijumpai. Perlengkapan apaaaaa sajaaaa. Jika dulu di Indonesia hanya ada di mall tertentu, di sini koq kayak "tiap 'gang' ada".

Ya begitulah lifestyle di sini. Bukan karena produk yang masuk ke sini adalah produk KW sehingga banyak beredar dan harganya relatif lebih murah dibanding di negara lain. Murah banget juga enggak kalii.. Rasional lah lebih tepatnya. Menurut analisaku (dan juga hasil diskusi dengan teman-teman), ada beberapa poin yang melatarinya:

1-Negara ini adalah negara dengan masyarakat yang memiliki daya beli tinggi. Namanya juga negara kaya. Sebagaimana orang kaya, beli apa aja nda perlu mikir panjang kan. Nah, dengan taraf hidup masyarakatnya yang tinggi, daya beli masyarakat juga tentu tinggi. Jadi, membeli barang bermerek bukanlah masalah. Sepatu harga 1,5jt bagi kita tentu hal yang sangat mewaaah dan perlu mikir sampai ratusan kali. Bagi mereka, ini bukanlah sesuatu yang perlu dipikir berulang kali.

2-negara ini adalah negara tanpa pajak. Negara yang bersandar pada prinsip dan landasan syar'i, tentu akan sangat meminimalisir hal-hal yang tidak bersesuaian. Pajak salah satunya.
Sebagaimana kita ketahui, pajak akan dibebankan pada harga barang. Itulah sebabnya harga barang (termasuk mobil) harganya memang tidak semahal di negara-negara yang berpajak. Relatif lebih murah. Ditambah lagi harga bensin yang murah dan kualitas bensin palinh rendah adalah setara pertamax nya kita, jadi mobil mewah adalah sesuatu yang why not bagi mereka.

3-real discount adalah untuk mempercepat turn over barang. Diskon di sini bukanlah mark up. Seperti yang sudah aku ceritakan sebelumnya di sini. Diskon sepertinya hanyalah sebentuk "jual untung" dan untuk mempercepat turn over barang. Yang aku rasakan juga gitu sih. Turn over barang cepeeeet banget. Dengan daya beli masyarakat yang tinggi, maka mereka (pemilik toko dan grupnya) sebenarnya sudah untung. Wong yang beli banyak koq. Hehe... Jadi diskon itu yaa buat nambah untung ajah... sekali lagi--turn over barang. Perputaran barang jadi cepat. Pernah nyesek banget... di m*thercare pas kami beli jaket winter buat Aafiya harganya 200 SAR. Pas diskon, barang yang sama harganya jadi 90 SAR. Hiihihi...
Jika sampai ada yg mark up diskonnya, siap-siap saja ditutup tokonya sama kementrian perdagangan.
Diskon inilah yang dimanfaatkan banget oleh emak-emak "antu diskon" wkwkwkwkwk.

Ini bukan berarti kesimpulannya bahwasannya barang-barang di sini branded semua loh yaa... Juga banyaaak koq barang-barang yang ga branded. Barang-barang dengan harga terjangkau dan ga perlu nunggu diskon. Hihihi...

Dengan lifestyle yang begini, sedikit banyaknya memberikan pengaruh sih. Dulu mana akuuh tau barang-barang branded. Hihihi... Tapi.. tidak semua keinginan itu mesti diikuti. Meskipun statisfy treshold akan meningkat seiring dengan peningkatan konsumsi kita terhadap barang branded. Eh si statisfy treshold ini cuma istilahku saja. Si ambang batas kepuasan. Misal, dulu kita terpuaskan dengan es mambo. Tapi setelah berjumpa es kacang ijo atau es mambo pake santan, statisfy treshold kita menjadi meningkat. Begitu pula ketika sudah berjumpa es w*lls... si es kacang ijo jadi terasa biasa saja. Yang mewah adalah w*lls. Tapiii setelah berjumpa si b*skin robb*n, statisfy treshold kitapun semakin meningkat... W*lls yang dulu terasa mewah kini menjadi biasa saja. Begitulah manusia... tak pernah puaas.

Tidak semua yang kita beli mesti branded. Dan lagiii... kualitas diri seseorang tidak tergantung seberapa branded apa yang dipakainya kan ya. Taqwa-lah yang di hadapan-Nya yang menjadi pembeda. Dan ilmulah yang meninggikan derjat, bukan branded.
#Nasihat untuk diri sendiri terutama ini mah :)

Masalah

Sambil menemani Aafiya yang ceria banget abis video call sama ayahnya (tentu saja aku seneng banget bisa video call sama Abu Aafiya. Dan jarak tentu saja akan membuat kita mengerti artinya Rindu), aku dan adekku bercerita panjang dan lebaaaaarrr... Oh iya... aku sekarang lagi di Indonesia alhamdulillaah. Dari kemarin mau nulis tulisan tersendiri tentang perjalanan dari Riyadh ke Padang yang hanya berdua Aafiya saja.. Tulisannya sudah setengah jalan... gak ter-save.. jadi mesti ngetik ulang lagii?? Pasti takkan sama feel nya.... Ya..., akhirnya tulisannya "menguap" dan dibiarkan jadi 'draft' saja. Hihihi...

Cerita kami adalah soal "masalah" yang terjadi di seputar kampung. Kampung kecil saja. Nun jauh terpelosok.. Walau tidak sampai di pinggang bukit. Hehe...
Orang-orang selalu mengira kampung lebih baik dari kota soal sosiologi... soal kemasyarakatan. Tapi, kalo menyoal "masalah" kadang hidup serba individualis ada nilai positifnya meskipun pendapat ini tidak bisa sepenuhnya dibenarkan.

Ceritanya di kampung akan mengadakan suatu acara, sebutlah acara X. Nah, sebab persoalan yang sepele... orang-orang kampung yang semula damai tentram bahagia menjadi terusik. Kita sebut itu "masalah". Ada oknum tertentu yang "senang" dengan perpecahbelahan (yang seneng pecah belah sih banyak.. biasanya emak-emak, itu loh piring, gelas, mangkok; apalagi sedang diskon... qiqiqiqiqi), tapi ini pecah belah persatuan maksudnya. Usut punya usut ternyata ada yang senang fitnah sana fitnah sini. Astaghfirullaah... Semoga Allah mengampuniku dan mengampuninya...

Akhirnya... obrolan kami menjadi seru memperbincangkan si masalah ini. Kalo chicken masala di Riyadh sono sih adalah salah satu menu favorit native. Tapi ini bukan chicken masala tentunya xixixixixi. Seru bukan karena kasusnya asyik... tapi karena sempat menyentuh ranah emosi, meski aku hanya pendengar saja. Walau sebenarnya ini tidak perlu kami masukkan ke dalam daftar hal yang mesti kami pikirkan. Tapi ini adalah wujud keinginan kami yang besar terhadap persatuan di kampung tercinta ini. Hehehe...

Masalah ini adalah masalah global (jika bisa dibilang begitu) untuk taraf kampung kecilku. Situasi tengah sedikit memanas. Aku--jika boleh--tentu gak perlu ambil pusing. It's not my bussiness... but I'm part of this people, this society. Tapi... aku tentu tidak akan bercerita panjang lebar soal masalahnya. Aku ga tau detilnya juga koq. Hihihi...

Hanya saja pelajaran berharga yang dapat dipetik dari masalah tersebut. Bahwasannya bahagianya kita, emosinya tidak perlu bergantung pada orang lain. Ini juga nasihat dari Abu Aafiya. Memangnya mereka yang menentukan kebahagiaan kita? Ahh terlalu picisan rasanya jika kita memggantungkan kebahagiaan, emosi, dan segenap rasa pada orang lain. Jadii... ngapain juga kita membuang energi untuk hal yang tidak penting ini. Alangkah lebih baiknya energi itu kita manfaatkan untuk hal yang lebih baik. Kebaikan dan keburukan adalah seperti bumerang. Adapun jika kebaikan yang kita lakukan sebenarnya akan kembali pada diri kita. Pun begitu dengan keburukan, akan kembali pula pada diri kita. Jika ada hak-hak kita yang terambil atau sengaja diambil oleh orang lain, anggaplah itu investasi jangka panjang... investasi kita di akhirat kelak.
Dari masalah yang diceritakan hingga larut ini juga menjadi reminders bagi diri kita agar tidak membicarakan keburukan orang lain selain untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. Kita belum tentu lebih baik. Bisa jadi itulah yang menjadi penggugur amalan yang susah payah kita lakukan. Astaghfirullaah... na'udzubillaah...

Okeeh... let's be smart to manage our emotion :)


#nasihat ini ditujukan terutama untuk diri sendiri...

Teta Bacem taste Padang

Setiap makan di warteg, di warung makan lainnya dulu pas di Depok, tempe-tahu (selanjutnya disingkat teta ajah yaa) bacem adalah salah satu makanan yang sama sekali tidak aku lirik. :D
Hingga pas di Riyadh, jika ada kumpul-kumpul orang Indonesia yang menyajikan teta bacem--meskipun gratis wkwkwkwk dan khas indonesia bangeeet--tetaaap ga dilirik. Bukaaan.... bukan karena teta bacem ga enaaaak. Bukan sama sekalii. Ini adalah makanan favorit nusantara terutama bagi yang berasal dari pulau Jawa yang mungkin akan selalu ada di setiap hajatan apapun maupun buat teman si lauk di meja makan.

Ini soal selera, cuy. Hehehe...
Sebagai orang Padang yang tulen pake bangeeett, masakan gurih dengan citarasa manis mungkin kurang cocok di lidah Padang-ku. Iyaa. Jadi seenak apapun si koki teta bacem meracik bumbu, seprofesional dan sebanyak apapun orang yang merekomendasikannya kepadaku, tetap saja si teta bacem ga nendang di lidah dan tidak menarik hatiku untuk mencomotnys. Makanya... setiap ada prasmanan teta bacem... aku hampir pasti akan selalu melewatkannya dan bahkan tak meliriknya. Hehe... Tampak-tampaknya masi gagal move on dari masakan Padang nih akuuh... :D

Overall, hampir semua masakan yang seharusnya gurih tapi ada citarasa 'manis'nya membuat aku tidak begitu berminat. Pun kecap. Aku adalah orang yang amat sangat jarang sekali menggunakan kecap sebagai salah satu bahan baku masakan. Jika ada di resep salah satu list nya kecap manis, aku hampir selalu meng-skip nya. Qiqiqiqiqi...
Jadiii... jangan heran jikalau kita misalnya berjumpa saat lagi makan bakso atau mie ayam atau pangsit atau apapun ituu, kamu tidak melihat sama sekali warna coklat alias tampilannya masi original kuahnya tanpa embel-embel kecap dan saos sambal di mangkokku. Hihihi... Even nasi goreng atau mie goreng sekalipun, pesananku atau yang aku bikin sendiri jika warnanya tidak merah (karena cabe), yaa pucaat (keep it's original colour. LoL).

Naaah tibalah masanya di suatu gathering komunitas Indonesia di Riyadh yang lagi mau kumpul-kumpul dan ifthar jama'i. Masing-masing istri bawa potluck dan awalnya aku mau bawa sayur tumis aja. Tetapi dari panitia aku dapat pemberitahuan bahwa aku tugasnya bawa teta bacem. Huaaa... apaaaaahh? Tetaaa baceeeeeem??? Jangankan bikinnya, icip aja hampir ga pernahhhh... Gemanaaa iniiiih??
Mau tukeran sama yang lain ga enakan karena mungkin mereka udah beli bahannya. Mau minta tolong sama teman yang kebagian menu yang sama juga ga enak ngerepotin. Galauuu dongs akuuh xixixixixi...

Akhirnya setelah searching2 resep teta bacem... aku beranikan diri jua untuk membuat teta bacem ini. Ini namanya teta bacem taste Padang kali yaah... wkwkwkwk..
Semoga ga mengecewakan ya pemirsaaaah.... ^__^. Do'akaaan.... Do'akaaan...
Ini ibaratnya; orang Huaw*i pegang perangkat Ericss*n nih dan belum pernah menjalankannya sebelumnya [lirik telecomunication engineer di sebelah ;)] ahahaha...

*****

Aku jadi teringat wasiat dari ibu mertua temanku; "jika kamu ingin menjelajahi dunia dan berkelana ke negeri manapun, jangan suka pilih-pilih makanan. Supaya kamu bisa survive. Dan ini juga adalah kesempatan bagi kamu untuk mencoba mencicipi makanan dari berbagai negara."
Yaa benar juga sih.
Tapi kayaknya aku masi gagal move on nih.
Jangankan masakan Pakistan misalnya, masakan Jawa aja masi perlu extra effort untuk menyesuaikan lidah. Masakan arab juga masi dalam proses penyesuaian.... meski dibanding ketika pertama kali datang ke Riyadh, hari ini sudah banyak improvement. Hehehe... Kalau dulu ga sempet masak pengennya beli di Resto Indonesia, sekarang sudah berani request chicken fahm, nasi arab, syawarma dll. Dapat kirimian dari tetangga Pakistan asli, sudah bisa menghabiskan sedikit-sedikit. Hehehe... Masi sedikit memang....

Okeeh.. let's move on... ^_^

Apa itu IMoreCreative?

Nantikan  kelanjutan kisahnya :)

Bolehkah Memajang Foto Bayi di Jejaring Maya?

Pertanyaan yang agak lumrah aku dengar adalah, "Fathel, mana foto bayinya?"
Ini biasanya berasal dari teman-teman saudari-saudari yang cukup dekat dan berinteraksi lebih banyak.

Akan tetapi ada beberapa yang bertanya yang bikin tersenyum geli,
"Fathel, udah 'isi' belum? Semoga segera punya momongan yaa..."
Atau,
"Eh btw fathel udah punya anak kah?"
Yang mana pertanyaan barusan dilontarkan ketika Aafiya sudah berusia sekian bulan.
Hehe...
Di satu sisi bikin senyum sendiri tapi di sisi yang lain.. bersyukur.. misi terlaksana!!! :D
Berarti nyaris tidak ada foto Aafiya yang beredar sehingga sebagian orang-orang bahkan tidak mengetahui bahwa Aafiya sudah lahir. Hehe...

Sejak awal aku dan abu Aafiya membuat sebuah komitment untuk tidak mengaplod atau meminimilisir seminimal-minimalnya foto Aafiya maupun detil milestone nya di ruang publik (baca: media sosial). Dalam komitmen kami tersebut, publikasi foto anak/bayi mestilah dengan rules dan agreement sebagai berikut:
- foto yang diaplod tidak terlihat dengan jelas dan detil atau
- foto yang diaplod harus diedit terlebih dahulu dengan cara di-blur di bagian wajah, Atau
- sekurang-kurangnya diperbolehkan tampak samping atau belakang.

Untuk facebook... alhamdulillaah so far hampir tidak ada foto Aafiya yang disharing secara publik (kecuali tagging dari beberapa friendlist). Hingga ada pertanyaan yang bikin senyum simpul, "fathel udah punya momongan kah?". Untuk blog dan instagram; alhamdulillaah masi menerapkan rules di atas.

Meski... meski... tak bisa aku pungkiri bahwasannya keinginan dan godaan untuk mengaplod foto anak itu ada dan kadang sangat menggoyahkan iman. Xixixixixi... Ada masanya pengen juga ngaplod euy... Ada masanya keinginan untuk nge-share atau sekurang-kurangnya mengganti profil picture dengan foto bayi itu muncul menggoda. Even itu cuma DP BBM atau profil picture Whatsapp. Hehe.... Apalagi itu lumrah dilakukan banyak orang. Ada masanya begitu. Dan aku sedang berusaha untuk survive. Hayooo semangaaaattt ehehehehe...

Kenapa sih ga mau ngaplod? Dosa yaa?
Ya enggaak! Ini bukan soal dosa atau hukumnya yang haram. Dan ini tentu bukan sesuatu yang terlarang. Jika kamu (iyaaa kamu yang lagi baca iniii) mau ngaplod foto anakmu, atau foto siapa saja asal tidak melanggar SARA dan melindas privacy orang lain, yaa tafadhol, silahkan saja tho.

Bukan berarti yang ndak ngaplod foto lebih baik lho yaa.. Bisa jadi justru dengan mengaplod foto aktifitas anak-anak akan memberikan inspirasi kepada orang lain dan tentu jika dinilai dari sisi kemanfaatan justru bernilai lebih. Sebentuk ilmu yang bermanfaat. Maka di sini tentulah mengaplod foto adalah sesuatu yang baik.

Sebagaimana sebagian orang memilih untuk mengaplod foto anaknya, maka sebagian yang lain tentu juga boleh memilih untuk tidak mengaplod... :)
Bukannya apa-apa. Mungkin aku yang terlalu sulit untuk mengendalikan niat yang mungkin semula bukan bermaksud untuk memperlihatkan kebolehan anak kita. Setan memang sangat halus dalam menggoda. Kadang, samar pada publikasi tersebut terselip rasa bangga, "ini anak saya bisa begini", "anak saya cantik kaan?", "anak saya pinter kaan?". Bisa jadi, di antara orang-orang yang terlintas untuk sekedar membacanya, memiliki keinginan yang sama terhadap anak-anaknya dan itu belum terwujud. Bisa jadi, ada hati yang bersedih setelah melihat postingan kita yang mungkin bagi kita biasa saja. Mungkin saja di antara ratusan teman-teman yang terkoneksi dengan jejaring maya kita, ada sebagian yang tengah merindukan kehadiran buah hati yang lucu dan postingan kita tentang anak-anak kita justru menambahkan kesedihannya. Sebab kita tidak bisa menyelami dasar hati dan mengukur kedalaman perasaan orang lain, kan ya.
Itulah sebabnya..., kami mencoba untuk menjalankan komitment ini.

Alasan berikutnya adalah; memajang foto apapun di ruang publik, berarti kita juga mesti siap dengan konsekuensi bahwa foto itu menjadi milik publik. Siapa saja dapat mengakses foto itu dan dapat digunakan untuk keperluan apapun. Na'udzubillaah... bagaimana jika foto anak kita sampai di tangan orang-orang tak bertanggungjawab semisal predator sex atau pedophilia? Pasti kita tak rela jika anak kita menjadi incaran mereka kan ya. Maka jika pun kita memilih untuk mengaplod foto anak di ruang maya, hindarilah untuk memajang foto anak tanpa busana--misal sedang mandi--meskipun anak-anak belum baligh.

Ada alasan lainnya yang merupakan alasan terpenting yang mendasari komitment kami--abu aafiya dan ummu aafiya. Ini tentang penyakit 'ain. Sejujurnya aku baru mendengar tentang penyakit 'ain ini ketika di Riyadh... Sebuah nasihat yang Indah dari suami tercinta. Berikut ini adalah penjelasan tentang penyakit 'ain secara detil. Mohon maaf lupa sumbernya dari mana jadi tidak dicantumkan. Semoga yang berbagi ilmu mendapat kebarokahan... :)

Do'akan kami istiqomah dengan komitment ini yaa dan jangan segan untuk mengingatkan jika kami melanggar komitment ini...

***

Apa itu Penyakit 'Ain?

Ibu A : "Ini loh, anak saya belum genap dua tahun paling pintar diantara teman - teman sebayanya. Sudah bisa lari - lari, udah pinter ngomong, makannya lahap, makanya badannya montok. Duh, senengnya..."

Ibu B : "Baguslah, iya Si A emang pinter ya? Anak saya malah baru bisa jalan lebih dari 15 bulan. Makannya juga susah banget nih..."

Malamnya, si A rewel tidak seperti biasanya. Tidak mau menyusu. Kejadian itu berlangsung terus menerus hingga beberapa bulan lamanya. Tibalah waktunya si A disapih, namun dia masih enggan makan. Sepanjang malam rewel tanpa sebab, sehingga membuat badannya kurus kering. Sering sakit dan tidak lincah seperti sebelumnya. Setelah periksa ke DSA (Dokter Spesialis Anak), sang Dokter pun mengatakan tidak ada indikasi medis apapun.

Apa itu Penyakit 'Ain?
Secara harfiah, penyakit ‘Ain itu diambil dari kata ‘ana-Ya’inu (bahasa Arab) artinya apabila ia menatapnya dengan matanya. Asalnya dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, kemudian diikuti oleh jiwanya yang keji, kemudian menggunakan tatapan matanya itu untuk menyampaikan racun jiwanya kepada orang yang dipandangnya. Sehingga, apa yang dilihat oleh hati yang hasad dapat membahayakan Orang lain. Penyakit 'Ain bukanlah penyakit medis, tetapi dapat mengganggu kesehatan Orang yang terkena 'Ain. Yang paling rentan terkena penyakit 'Ain adalah anak - anak dan Balita, karena mereka masih lemah dan belum bisa membentengi dirinya sendiri dari pengaruh jahat di sekitarnya. Tidak menutup kemungkinan, akan menimpa Orang Dewasa, Ibu Hamil, Hewan, bahkan Harta Benda.

Dari Ilustrasi kasus di atas, terlihat jelas bahwa Ibu A tengah menceritakan tentang kepintaran anaknya kepada Ibu B. Namun, kondisi anak Ibu B tidaklah lebih baik dari Si A. Secara tersirat, Ibu B merasa iri dengan perkembangan Si A yang bagus. Dari perbincangan inilah, panah hasad mengenai si A. Sehingga, menyebabkan malamnya si A rewel. Padahal, dari lisannya meluncurkan pujian, namun disertai rasa dengki, yang tentu saja, Setan turut berperan dalam membidikkan panah 'Ain, hingga mengenai sasarannya.
Penyakit yang diderita anak-anak tidak semuanya bisa dideteksi dengan ilmu kedokteran. Ada juga sebab syar’i yaitu penyakit ‘ain. Sebagaimana pernah terjadi di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pernah melihat anak perempuan di rumah Ummu Salamah istri beliau. Di wajah anak itu ada warna kehitaman. Beliau kemudian berkata kepada Ummu Salamah,“Ruqyahlah dia, karena dia terkena ‘ain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Apakah Penyakit 'Ain Benar Adanya?
Secara hakiki Penyakit 'Ain itu benar adanya. Dari Ibnu Abbas Radhyallahu 'anhumma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “’Ain itu benar adanya, andaikan ada sesuatu yang dapat mendahului taqdir maka ‘ain akan mendahuluinya, dan apabila kalian diminta untuk mandi maka mandilah.” (HR. Muslim).

Penyakit ‘ain itu benar-benar ada dan bukan khurafat yang dihubung-hubungkan dengan pujian. Sebagaimana anggapan sebagian besar masyarakat Indonesia bahwa pujian kepada seorang anak akan menyebabkan sakit. Jadi bukan pujian yang menyebabkan dampak buruk bagi anak yang dipujinya, melainkan bermula dari pandangan mata sang pemujinya, baik pujian itu karena ada rasa iri atau karena benar-benar ada kekaguman.

Bagaimana Cara Kerja Penyakit 'Ain?
Ibnu Hajar berkata :"Sebagian orang merasa bingung, mereka bertanya: 'Bagaimanakah cara kerja 'ain sehingga bisa memudharatkan orang dari jarak yang jauh?', sudah banyak sekali orang yang tertimpa sakit dan kekuatannya melemah hanya karena pandangan mata, semua itu terjadi karena ALLAH menciptakan di dalam unsur ruh suatu kekuatan yang bisa memberikan pengaruh, dan karena pengaruh tersebut sangat berkaitan dengan mata maka pengaruh yang ditimbulkannya disebut al-ain (mata), sebenarnya bukan mata yang memberikan pengaruh akan tetapi yang sebenaranya terjadi adalah pengaruh ruh, maka pandangan yang keluar melalui mata seorang (yang hasad atau kagum) adalah panah maknawi yang jika mengenai suatu jasad yang tidak berperisai maka panah tersebut akan mempengaruhi badan dan jika tidak berpengaruh berarti ia tidak mengenai sasarannya akan tetapi kembali kepada pemiliknya, persis sama dengan panah biasa”.

Oleh karenanya, panah yang keluar dari mata adalah panah berupa ungkapan tentang sifat seseorang, ia adalah racun lisan, buktinya adalah seorang yang buta bisa menimpakan penyakit 'ain kepada orang lain, dan Setan yang selalu mengintai melahap ungkapan lisan yang tidak dibarengi dengan menyebut nama ALLAH sehingga bisa berpengaruh pada jasad orang yang didengki dengan izin ALLAH jika jasad tersebut tidak dibentengi (dengan Dzikir dan Wirid).

Bagaimana Cara Mengetahui Seseorang Terkena 'Ain?
A. Pada Orang Dewasa Yang sehat Jasmani
1.) Kepala pusing
2.) Wajah yang menguning
3.) Banyak berkeringat
4.) Banyak Kencing
5.) Sering ingin muntah dan menguap
6.) Sedikit tidur atau banyak tidur
7.) Tidak mempunyai nafsu makan
8.) Basah pada kedua tangan dan kaki yang disertai dengan kesemutan, hati bergetar, perasaan takut yang tidak normal, marah dan temperamental yang berlebihan, sedih dan sempit di dalam dada.
9.) Nyeri pada bagian punggung dan antar kedua pundak
10.) Tidak bisa tidur pada waktu malam

Tanda - tanda di atas terkadang ada baik semua maupun sebagian, tergantung pada kekuatan 'ain trsebut dan banyaknya orang yang menyebabkan penyakit 'ain, sebagaimana tanda - tanda ini juga terdapat pada orang yag tidak terkena penyakit 'ain atau karena orang tersebut dijangkiti penyakit medis pada anggota badan atau jiwanya.

B. Pada Bayi, Balita dan Anak - anak
1.) Tangisan yang tidak wajar yang tidak kunjung hentiAisyah Radhiyallahu 'anha berkata : “Suatu ketika Nabi masuk (rumahnya) kemudian mendengar bayi sedang menangis. Beliau berkata,”Mengapa bayi kalian menangis? Mengapa tidak kalian bacakan ruqyah - ruqyah (supaya sembuh) dari penyakit ‘ain?) (Shahihul jami’ 988 n0.5662)
2.) Kejang-kejang tanpa sebab yang jelas
3.) Tidak mau menyusu kepada ibunya tanpa sebab yang jelas
4.) Kondisi tubuh yang sangat kurus keringDari Jabir Radhiyallohu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberi rukhshoh (keringanan) bagi anak-anak Ja’far memakai bacaan ruqyah dari sengatan ular. Beliau berkata kepada Asma’ binti Umais,”Mengapa aku lihat badan anak-anak saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan?” Asma’ menjawab : “Tidak, akan tetapi mereka tertimpa ‘Ain.” Kata beliau, ”Kalau begitu bacakan ruqyah bagi mereka!" (HR Muslim, Ahmad dan Baihaqi).

Bagaimana Upaya Orang Tua Agar Anak Terhindar Dari Penyakit 'Ain?
1. Hendaklah orang tua membiasakan diri mereka membentengi anak-anaknya dari bahaya ‘ain dengan ruqyah-ruqyah (bacaan-bacaan) yang diajarkan dalam Islam. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shallallahu allaihi wa sallam memohon perlindungan ALLAH untuk Hasan dan Husain dengan doa :
أُعِيذُكُمَا بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
“U’idzukuma bi kalimaatillaahit taammati min kulli syaithonin wa haamatin wa min kulli ‘ainin laamatin.”
"Aku berlindung kepada ALLAH untuk kalian berdua dengan kalimat - kalimat ALLAH yang sempurna dari segala syaitan, binatang yang berbisa dan pandangan mata yang jahat." (HR. Abu Daud)
2. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Imam Ibnul Qoyyim dalam Zadul Ma’ad 4/159, hendaknya para orang tua tidak menampakkan suatu kelebihan yang menakjubkan yang dimiliki anak-anaknya yang dikhawatirkan akan mengundang rasa iri atau kedengkian orang yang melihatnya. Lalu Ibnu qoyyim menukil atsar dari Imam Baghowi bahwasanya pernah suatu ketika Utsman bin Affan Radhyallahu 'anhu melihat seorang anak kecil yang sangat elok rupanya lagi menawan, kemudian Ustman berkata, “Tutupilah (jangan ditampakkan) lubang dagu (yang membuat orang takjub) pada anak itu.” Maka keadaan seperti itu sangat dikhawatirkan akan terjadinya pengaruh buruk ‘ain. Lebih-lebih kalau ada orang yang terkenal mempunyai sifat iri dan dengki.
3. Hendaklah para orang tua tidak berlebihan menceritakan kelebihan - kelebihan atau kebaikan - kebaikan anaknya yang tidak dimiliki anak-anak lain, sehingga mengundang rasa iri dan dengkii siapa saja yang mendengarnya, kemudian berusaha melihatnya, hingga ALLAH menakdirkan terjadinya pengaruh buruk ‘Ain tersebut.

Upaya Apa Yang Harus Ditempuh Jika Anak Tertimpa Penyakit 'Ain?
1.) Memandikan Pelaku ‘Ain
Jika telah diketahui pelaku ‘Ain-nya, maka perintahkanlah ia agar mandi kemudian air yang dipakai mandi tersebut diambil dan disiramkan kepada orang yang terkena ‘Ain dari arah belakangnya.

Dari Umamah bin Sahl bin Hunaif, bahwasannya ayahnya telah menceritakan kepadanya : Bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pergi bersamanya menuju Makkah. Ketika sampai di satu celah bukit Kharar di daerah Juhfah, maka Sahl bin Hunaif mandi. Ia adalah seorang yang yang berkulit sangat putih dan sangat bagus. Maka ‘Amir bin Rabi’ah - kerabat Bani ‘Adi bin Ka’b – memandangnya ketika ia sedang mandi. ‘Amir berkata : ‘Aku belum pernah melihat seperti sekarang, juga tidak pernah melihat kulit wanita perawan bercadar’. Maka tiba-tiba Sahl jatuh terguling (karena sakit. Maka datag Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan dikatakan kepada beliau : “Wahai Rasulullah, apa kira-kira yang terjadi pada Sahl ? Ia (Sahl) tidak bisa mengangkat kepalanya dan sekarang ia belum juga sadar”. Kemudian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bertanya : “Apakah ada seseorang yang kalian curigai ?”. Mereka berkata : “Amir bin Rabi’ah telah memandangnya”. Kemudian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memanggilnya lalu memarahinya dan bersabda : ‘Mengapa salah seorang diantara kalian hendak membunuh Saudaranya ? Mengapa ketika kamu melihat sesuatu hal yang menakjubkanmu, kamu tidak memberkahi ?”. Kemudian beliau berkata kepadanya : “Mandilah untuknya !”. Kemudian ‘Amir mencuci mukanya, kedua tangannya, kedua sikunya, kedua lututnya, jari-jari kedua kakinya, dan bagian dalam kainnya di dalam bejana. Kemudian (air bekas mandi itu) disiramkan kepadanya (Sahl) oleh seseorang ke kepalanya dan punggungnya dari arah belakangnya. Kemudian bejana tersebut ditumpahkan isinya di belakangnya. Maka setelah hal itu dilakukan, Sahl kembali bersama orang-orang dalam keadaan tidak kurang suatu apa (sehat kembali). ” (HR. Ahmad, Malik, dan Nasa’i)
Bisa juga pelaku ‘Ain cukup berwudhu saja dan kemudian air bekas wudhunya dipakai mandi oleh orang yang terkena ‘Ain.

Dari ‘Aisyah radliyallaahu ‘anhu ia berkata : “Orang yang melakukan ‘Ain diperintahkan agar berwudlu kemudian orang yang terkena ‘Ain mandi dari air (bekas wudlu tadi)” (HR. Abu Dawud)

At-Tirmidzi menjelaskan : ”Pelaku ‘ain diperintahkan untuk mandi dengan menggunakan air dalam baskom. Lalu meletakkan telapak tangannya di mulut dan berkumur-kumur, lalu disemburkan ke dalam baskom tersebut. Baru setelah itu membasuh wajahnya dengan air dalam baskom tersebut, lalu memasukkan tangan kirinya dan mengguyurkan air ke lutut kanannya dengan air baskom tersebut. Kemudian memasukkan tangan kanannya dan menyiramkan air baskom itu ke lutut kirinya. Baru kemudian membasuh tubuh di balik kain, namun baskom itu tidak usah diletakkan di atas tanah atau lantai. Setelah itu sisa air diguyurkan ke kepala orang yang terkena ‘ain dari arah belakang satu kali guyuran.

2.) Meruqyahnya dan Meletakan tangan ke atas kepala penderita ‘Ain dengan membaca :
بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِيْكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنٍ حَاسِدٍ اللهُ يَشْفِيْكَ بِسْمِ اللهِ أَرْقِيْكَ
“Dengan nama ALLAH, aku meruqyahmu dari setiap sesuatu yang menyakitimu dan dari kejelekan setiap jiwa atau mata yang dengki. ALLAH-lah yang menyembuhkanmu. Dengan nama ALLAH aku meruqyahmu” (HR. Muslim)
بِسْمِ اللهِ يُبْرِيْكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيْكَ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ وَمِنْ شَرِّ ذِيْ عَيْنٍ
“Dengan nama ALLAH, mudah-mudahan Dia membebaskanmu, dari setiap penyakit, mudah-mudahan Dia akan menyembuhkanmu, melindungimu dari kejahatan orang dengki jika dia mendengki dan dari kejahatan setiap orang yang mempunyai ‘Ain (mata dengki)” (HR. Muslim)

3.) Meletakkan tangan di bagian atas yang sakit dan meruqyah dengan QS. Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas, Ayat Kursi, bagian penutup surat al - Baqarah (dua ayat terakhir), serta mendo'akan dengan do'a ruqyah yang syar'i.

4.) Membacakan pada air (dengan bacaan –bacaan ruqyah yang syar’i) disertai tiupan, dan kemudian meminumkan pada penderita,dan sisanya disiramkan ke tubuhnya. Hal itu pernah dilakukan Rasulullah shollallhu alaihi wa sallam kepada Tsabit bin Qois. (HR. Abu Daud)

5.) Dibacakan (bacaan) pada minyak dan kemudian minyak itu dibalurkan. (HR Ahmad). Jika bacaan itu dibacakan pada air zam-zam,maka yang demikian itu lebih sempurna jika air zam-zam itu mudah diperoleh atau kalau tidak, boleh juga dengan air hujan.

Sunnah - Sunnah Ketika Memandang Takjub Terhadap Sesuatu
1. Mendoakan keberkahan kepada apa yang dilihatnya
Dari Amir bin Robi’ah Radhiyallahu 'anhu :
Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Jika salah seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, pada dirinya atau pada hartanya, maka doakan keberkahan padanya, karena sesungguhnya penyakit ain itu haq (benar). (HR Ahmad).
Di antara cara mendoakan keberkahan terhada apa yang dilihatnya adalah :
اللَّهُمَّ بَارَكَ اللَّهُ فِيهِ
"Ya ALLAH Semoga ALLAH memberikan berkah padanya”
اللَّهُمَّ بَارِكْعَلَيْهِ
"Ya ALLAH berkahilah atasnya”
اللَّهُمَّ بَارِكْلَهُ
"Ya ALLAH Berkahilah Baginya "

2. Hendaknya Mengucapkan :
مَا شَاءَ اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Sungguh atas kehendak ALLAH - lah semua ini terwujud”
Kesalahan - kesalahan Orang Tua Ketika Anak Tertimpa 'Ain
Meletakkan gunting di bawah bantal si bayi dengan keyakinan itu akan menjaganya. Sungguh ini termasuk kesyirikan karena menggantungkan sesuatu pada yang tidak dapat memberi manfaat atau menolak bahaya.

Mengalungkan anak dengan Jimat, Penangkal Tolak Bala, dan lain sebagainya. Ini juga termasuk perbuatan syirik dan hanya akan melemahkan si anak dan orang tua karena berlindung pada sesuatu selain ALLAH Subhanahu wa Ta’ala. Dan sungguh, amat dashyat ancaman bagi Pelaku Syirik. Yaitu Dosa Besar Menyekutukan ALLAH dengan selainNya, serta tidak akan diampuni hingga Pelakunya benar - benar bertaubat.

Apakah Memajang Foto Di Facebook Dapat Menyebabkan Penyakit 'Ain?
Hadits Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif di atas menunjukkan bahwa orang yang terkena penyakit ‘ain karena dipandang secara langsung. Adapun apakah mungkin terkena penyakit ‘ain jika dipandang melalui fotonya atau gambarnya maka kami belum mengetahui penjelasan ulama akan hal tersebut, silakan ditanyakan kepada para Ustadz lainnya. Akan tetapi membuat gambar - gambar bernyawa apakah yang dibuat oleh tangan maupun mesin adalah terlarang berdasarkan keumuman dalil diharamkannya gambar bernyawa tanpa memberikan pengecualiaan untuk gambar yang dibuat oleh mesin. Berdasarkan banyak hadits, diantaranya,
“Dari Aisyah radhiyallahu’anha, seorang istri Nabi shallallahu’ala ihi wa sallam, bahwasannya beliau mengabarkan kepada Nabi shallallahu’alaihi wa sallam, bahwa beliau telah membeli bantal yang padanya terdapat gambar-gambar bernyawa, ketika Rasulullah shallallahu’ala ihi wa sallam melihatnya, maka beliau hanya berdiri di pintu, tidak mau memasuki rumah. Aisyah pun mengetahui ketidaksukaan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam yang tergambar pada wajah beliau, Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah, aku kembali kepada ALLAH dan Rasul-Nya, apakah dosaku?” Beliau bersabda, “Untuk apa bantal ini?” Aisyah menjawab, “Aku belikan untuk engkau duduk di atasnya dan bersandar padanya.” Maka Rasulullah shallallahu’ala ihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya para pemilik gambar-gambar ini akan diazab pada hari kiamat dan dikatakan kepada mereka: Hidupkan yang telah kalian ciptakan.”
Dan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya rumah yang terdapat padanya gambar-gambar bernyawa tidak akan dimasuki oleh malaikat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Sebagai bentuk kehati - hatian, sebaiknya tidak memajang foto Bayi, anak - anak, maupun Wanita di Facebook.

Sikap Terbaik Dalam Menyikapi Bahaya 'Ain
Perlulah kita selalu mengingat, bahwa sekalipun kita mengetahui bahaya ‘ain memiliki pengaruh besar dan berbahaya, namun tidaklah semua dapat terjadi kecuali dengan ijin ALLAH Subhanahu wa Ta’ala. Dan kita sebagai orang Islam tidaklah berlebihan dalam segala sesuatu. Termasuk dalam masalah ‘ain ini, maka seseorang tidak boleh berlebihan dengan menganggap semua kejadian buruk berasal dari ‘ain, dan juga tidak boleh seseorang menganggap remeh dengan tidak mempercayai adanya pengaruh ‘ain sama sekali dengan menganggapnya tidak masuk akal. Ini termasuk pengingkaran terhadap hadits-hadits shahih Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Sikap yang terbaik bagi seorang muslim adalah berada di pertengahan, yaitu mempercayai pengaruh buruk ‘ain dengan tidak berlebihan sesuai dengan apa yang dikabarkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Wallahu a’lam bishawab

Karena Lupa adalah Anugrah

"Aduuuhhh lupaaa bawa tugas dosen X. Mana bapaknya galak lagi. Gaswaaattt..." yang menari-nari di benak adalah insiden kena marah di depan kelas dan malu sama orang sekampus.
"Ya salaaam, lupaa ngunci pintu kosan." Yang terlintas di kepala adalah maling dan kehilangan.
"Ya ampuuuun... lupa ngasi garam." Yang ada di pikiran adalah tengsin sama tetangga yang dikasi makanan, koq makanannya hambar.
"Astaghfirullaah... lupaaa kalo pesawatnya take off jam 5 bukan jam 7", yang pertama kali muncul adalah tiket melayaang.
"Ya Salaaaam.... iqoma ketinggalan. Lupa mindahin dompet ke tas yang iniii...." Nah kalo ini yang ada di pikiran para expatriate Saudi adalah gawat kalo ketemu cek point atau petugas jawazat.

Ada banyaaaak sekali sesuatu yang "lupa" dalam hidup kita. Dan sering kali, lupa dikaitkan dengan sesuatu yang buruk, gawat, emergency daan sesuatu yang tidak mengenakan apalagi menyenangkan.
Ada banyak 'lupa' yang terlihat berbanding lurus dengan ketidakberesan.
Dan parahnya 'lupa' senantiasa lebih dipandang sesuatu yang tidak baik. Makanya banyak pesan-pesan menyertakan; "Jangan lupa..."

Iya, dalam banyak hal lupa adalah sesuatu yang fatal. Hingga mengancam jiwa. Lupa memasang selang oksigen pada pasien, bisa menghilangkan nyawa. Lupa memakai jaket di musim dingin saat keluar rumah mungkin menyebabkan hipotermi. Lupa berwudhu' menyebabkan shalat tidak sah. Lupa mengunci pintu tahanan, membuat narapidana kabur. Hehe... Ya, dari skala terkecil hingga terbesar, lupa memang bukan sesuatu yang baik.

Akan tetapi, tidak selamanya lupa itu buruk. Lupa nama orang mungkin bukan sesuatu yang buruk. Lupa beli buah mungkin masi bisa direplace dengan sayuran. Ini adalah lupa yang tidak buruk.
Ada masanya lupa justru adalah suatu anugrah. Ya, lupa sesungguhnya pada banyak kesempatan adalah anugrah dari-Nya. Dan juga adalah kenikmatan dari-Nya.

Bayangkan jika Allah tidak menganugrah sifat lupa pada diri kita. Kita senantiasa mengingat dengan detil peristiwa buruk yang menimpa kita belasan tahun yang lalu setiap saat, maka hidup kita pasti tidak akan tenang. Bagaimana jadinya jika Allah tidak menganugrahkan lupa pada diri kita sehingga masalah-masalah yang kita hadapi senantiasa menghantui pikiran kita. Pastilah kita tidak menjumpai kelegaan karena masalah-masalah yang kita hadapi tak pernah terlupakan dan luput dari pikiran. Sama halnya dengan peristiwa sedih atau memalukan. Tanpa si lupa, mungkin kita akan menangis setiap saat atas kesedihan-kesedihan yang kita alami atau merasa malu dan gusar dengan diri sendiri setiap saat. Itulah sebabnya, tidak semua lupa itu buruk. Kadang ia adalah anugrah dari-Nya, agar kita bisa berlepas diri dari peristiwa buruk masa lalu... :)
Alhamdulillaah kita bisa melupakannya...

Jadiii... jangan lupa yaa..
(Jangan lupa apa cobaa? Hihihihi... :D)



#edisi memandang hidup dari sisi yang berbeda :p

Stop to be KEPOers

Pakar psikologi bilang, ada orang yang bersifat extrovert, introvert dan ada pula yang ambivert. Pengertiannnya, sila gugling sendiri yoo... Ehehehe... Aku tentu tidak ngomong dengan latar psikologi secara aku kan bukan psikolog. Cuma orang bilang, aku inii... ehmm... extrovert. (Orang yang manaah yang bilang ituuuh Fatheel???) Xixixixi...

Nah... perjalanan hidup (ciee ileeehh) mengajarkanku pada satu hal. Bahwasannya tidak setiap jengkal kehidupan kita mesti diketahui oleh orang lain. Ada hal yang layak untuk dibagi. Ada hal yang cukup disimpan di laci. #ehhh...
Di simpan hanya untuk kalangan sendiri maksudnya.
Aku yang extrovert kadang terlalu mudah untuk cap cuss sana sini... Lupa memikirkan sebelum mengeluarkan apakah kata-kata maupun cerita yang go public itu bermanfaat bagiku dan bagi sekitar atay tidak...
Sekali lagi, tidak semua harus jadi konsumsi publik. Lagian, aku juga bukan artis, bukan selebritis... jadi ga perlu eksis juga kaliii.. qiqiqiqiqiqi....

Perjalanan hidup (cie ileeehh lagii.. uhuuk...) juga mengajarkanku bahwasannya tidak setiap orang dapat kita penuhi kemauannya. Ada kalanya orang "kepo" dengan diri kita (ke GR an akuut :P). Mungkin itu adalah sebentuk wujud rasa kedekatan dan perhatian. Tapi tidak semua keingintahuan orang bisa kita layani. Iya gak?
Hal ini juga berlaku hukum sebaliknya (apalagi untuk aku yang kepo'ers tingkat tinggi wkwkwkwk) bahwasannya tidak setiap urusan orang lain wajib aku ketahui. Sebagaimana kita punya privacy, begitu pula orang lain. Jadiii... stop to be KEPOers...

#PostinganGEJE :D

الحمد الله على كل حل

Alhamdulillaah tsumma Alhamdulillaah...

I feel sooooooo releeeeeeease!! Alhamdulillaah.... Alhamdulillaah 'ala kulli Hal.

Terima kasih, Cinta...
Atas pengorbanan, do'a, waktu, cinta, support, suntikan semangat dan kasih sayangnya yang tak berhingga...
Aku sungguh bisa membaca ada banyak kekhawatiran yang sedang engkau coba sembunyikan, Sayang...
Juga lelah yang tiada bertepi....
Seiring dengan do'a tulus yang tiada henti...
Alhamdulillaah... kini kita sama-sama bisa berbafas lega dan tersenyum ceria...
Jazakallaahu khair katsiro, Zaujiy...
انا احبك في الله...


Terima kasih ayah ibu atas do'a tulus dan semangat yang terkirim nun jauh dari sana... dari balik samudera...

Jazakumullaahu khairan katsiro, ayah dan ibu...


Terima kasih my little princess.... telah mau menghadapi banyak tantangan ini... :)
Mencoba untuk mengerti meski belum saatnya mengerti... ;)


الحمد الله على كل حل

Summer in Riyadh

Mari bercerita tentang Summer in Riyadh ;)
Kalau di Indonesia ada 2 musim; yaitu musim hujan dan musim kemarau, maka di Riyadh juga ada dua musim; yaitu Summer dan Winter alias musim panas dan musim dingin. Sebenarnya ada juga musim semi alias spring... tapi menurutku ini lebih ke musim peralihan :).

Di Indonesia, perubahan musim menurutku signifikan pada ada atau tidaknya hujan. Musim hujan yaa di mana-mana hujan. Ke mana-mana mesti sedia payung. Siap-siap menghadapi becek dan banjir untuk wilayah tertentu. Hehe... Kalau musim kemarau signifikan dirasakan oleh para petani. Kemarau berarti keringnya lahan tanaman. Tapi sekarang musim tidak menentu. Kadang hujaaan... tetiba panas. Ga ada lagi yang namanya "ber" (september, oktober, november, desember) berkaitan erat dengan sedia ember untuk atap yang bocor. Hihihihi... Dulu waktu kecil sering banget menampung hujan yang masuk lewat lubang paku di atap rumah.... :D

Akan tetapi perubahan musim ini tidaklah signifikan jika diukur dengan perbedaan suhu. Musim hujan, suhu tidaklah sampai belasan derjat. Musim kemarau juga tak sampai 40-an derjat. Range perbedaan suhunya berkisar 10-15º C saja. Maksimum 20º C deeh. Hehe...

Nah perbedaan suhu yang sangat extrim ini aku rasakan di Riyadh. Di sini, perbedaan suhu antara musim panas dan musim dingin sangatlah signifikan. Musim dingin bisa sampai 0º C, tapi musim panas bisa sampai 50º C. Range perbedaan suhunya mencapai 40-50º C.
Selama di Riyadh aku menjumpai masing-masing 2x musim dingin dan 2x pula musim panas. Musim dingin di tahun 2013 hingga awal 2014 terasa lebih panjang. Di Desember 2013 dinginnya sudah menusuk tulang... hehe... Suhu kala itu adalah sekitar 3º C. Akan tetapi di akhir tahun 2014 ini suhu masih berkisar 4-6º C... tapi di bulan Januari lalu mencapai 0º C. Lebih singkat.... tapi lebih dingin. Brrrhh...

Musim panas tahun ini terasa lebih panas dari tahun lalu. Tahun lalu, di bulan Mei hingga awal Juni suhu tertinggi adalah 38º C (masi awwalan untuk musim panas). Tapi, tahun ini di akhir Mei, suhu sudah mencapai 43º C. Bahkan penunjuk suhu yang ada di pinggiran jalan menampilkan angka yang lebih dahsyat yaitu 50,8º C. Aku siang terik itu kebetulan berada di luar rumah dan panasnyaaa sungguh menggigit... Ya salaaam...
Dan dikabarkan lagi, Ramadhan tahun ini, Arab Saudi mengalami gelombang panas yang tinggi. Kabarnya bisa mencapai 65º C. Tapi semoga tidak sampai segitu yaaah... Aamiin yaa Allah...

Perbedaan signifikan antara Indonesia dan Riyadh adalah soal humidity atau kelembaban. Di Saudi, humidity sangatlah rendah... yaitu di bawah 10 % (yang aku capture itu di Riyadh humidity 7%). Sedangkan di Indonesia (yang aku capture itu di kampungku; Muaralabuh) humidity mencapai 91%. Aku meng-capture nya di saat bersamaan :)
Dengan humidity yang rendah ini, terasa amat sangat kering. Menjemur baju (padahal cuma dalam rumah, ga kena matahari) jika dibiarkan terus (tidak diangkat jemurannya) bahan-bahan abaya indonesia bisa kering seperti kerupuk. Hihihi... Kulit-kulit kita pun butuh nutrisi karena keriiing bangeeet. Butuh pelembab.

Naaah... adalah ujian yang amat sangat berat puasa Ramadhan di sini... Dengan suhu yang sangat panas (45-50º C) dan lama puasa mencapai hampir 16 jam (sekitar 15 jam 40 menit) sungguh bukan suatu yang mudah. Jika di Indonesia (di kampungku) aku sahur jam 4 hingga jam setengah 5), di sini aku sahur jam 2.30 pagi. Jam 5 sudah terbit matahari dan sudah benderang ;).  Tapi, semakin berat perjuangannya... semoga semakin manis buahnya. Aamiin yaa Allah...

Alhamdulillaah sebentar lagi Ramadhan... Allahumma balighna ramadhan.... Ramadhan kareem. Semoga Allah sampaikan kita ke bulan yang penuh barokah ini. Aamiin yaa Rabb...

♥♡♥Marhaban yaa Ramadhan♥♡♥