Ramadhan Sale dan Musim Diskon

Ramadhan adalah identik dengan musim "SALE" di sini. Segala macam diskon. Dari grocery, panci, kompor, baju sampai mobil semuanya diskon. Adalah kesempatan emas banget untuk berburu barang-barang, baik kebutuhan maupun 'investasi'. Beli panci harga 500 SR pas sebelum ramadhan bisa 200-an SR. Dan itu investasi banget. Hehe... Lumayan buat dikirim ke Indonesia dan dipakek nanti setelah balik ke Indonesia. Maklum emak2, hunting nya yaa panci. Wkwkwkwk...

Ah, untuk kehidupan dunia saja, diskon yang ga sampai 100% aku bela-belain beli dan berpikir bahwa ini adalah kesempatan emas! Investasi kalo nanti balik ke Indonesia, itu dalihnya. Tapi, untuk dunia saja kita sebegitunya berinvestasi. Padahal, tidak ada yang dapat menjamin aku akan hidup sampai nanti. Entah aku masi dapat memanfaatkan apa yang aku sebut investasi itu di Dunia ini. Harusnya terlebih lagi buat akhirat. It's the real investasi,untuk kehidupan yang sesungguhnya. Dunia ini mah cuma sementara.( Ini peringatan keras untuk diri sendiri terutama). 

Investasi yang sesungguhnya adalah untuk akhirat. Dan ramadhan adalah masa berinvestasi paling besaaar keuntungannya. Sedekah di bulan Ramadhan adalah kesempatan emas untuk melipatgandakan investasi. Bayangkan, biasanya sedekah 1000 rupiah nilainya 700 kali lipat. Tapii, di Ramadhan nilainya bisa ribuan kali lipat. Ini benar-benar unlimited diskon. Amal ibadah yang dilipatgandakan pahalanya. Bukankah transaksi ini adalah transaksi yang sangat menguntungkan. Dan bukankah berjual beli dengan Allah adalah sebaik-baik perdagangan.


Alkisah di masjid Al Haram dan Masjid An Nabawi, setiap kali Ramadhan, orang-orang berbondong dan berebutan untuk memberikan sedekah. Diceritakan oleh ustadz Khalid Basalamah dalam salah satu ceramah beliau (aku cuma nonton di yutub sih hehe) tatkala masi kuliah di madinah, ketika hendak berbuka beliau datang ke masjid Nabi dan disana ternyata orang pada berebutan mencari "mangsa", memohon bahkan sampai menghiba agar beliau dan juga para pengunjung lainnya untuk mau berbuka di sufrah nya. Dikekepin tuuh, dipegang tangannya erat-erat biar ga pergi dan sampai dibilang, "antum jangan pindah ke sufrah lain yaaa, berbuka di saya saja please. Ajak juga yaa teman-teman yang lainnya". Ma shaa Allah sebegitu nya orang-orang mengejar sedekah Ramadhan. Orang tersebut tidak memikirkan apa reaksi orang yang diajakin dan bahkan tak saling kenal juga. 

Ini juga aku rasakan ketika dulu sempat menikmati sehari Ramadhan di Al Harom... Mereka berlomba-lomba melakukan kebaikan, berjejer-jejer menawarkan makanan berupa kurma, roti hingga makanan berat. Sedekah apapun dilakukan meski hanya dengan sekedar mengambilkan minum atau memunguti sampah. 


Ah Ramadhan.
Terlalu berharga untuk disiakan. Meski pun aku masih jauh. Masih banyak waktu yang tidak teroptimalkan, semoga ini menjadi pelecut semangatku dan juga kita semua untuk berburu kebaikan di bulan penuh barokah ini.


Semangat Ramadhaaaan!!!!

Bajak Membajak yang Bukan Sawah

Suatu ketika aku mencoba memfoto makanan yang ternyata tak mudah untuk mendapatkan hasil yang profesional. Yaa, aku sendiri sebenernya juga rada malas sih 'menghias' latar photo ala-ala food photography gitu karena seringnya ga punya waktu banyak dan males ngotorin piring/mangkok dan kawan-kawannya lagi. Jadinya fotonya seadanya.

Jadii, mendapatkan foto bagus itu tidaklah mudah. Butuh banyak pengorbanan. Apatalah lagi membuat program atau aplikasi komputer misalnya. Bukan sehari dua hari tapi tahunan! Biaya riset yang tidak murah. Waktu yang tidak sebentar. Kegagalan yang berulang-ulang. Lantas, setelah sedemikian susahnya, masa sih kita enak-enakan menikmati hasilnya dengan BAJAKAN! Ya, ini poin yang ingin aku view saat ini.

Dahulu, ketika aku belum tau bahwa segala yang bajakan maupun yang versi KW itu tidak halal untuk dinikmati, aku adalah salah satu penggunanya. Terutama program bajakan. Spesifiknya, segala sesuatu yang berhubungan dengan desain dan video editing. Dengan mudahnya bilang ke teman, "copy program ini dongs." tanpa sedikitpun rasa bersalah. Astaghfirullaah. Astaghfirullaah.  Sungguh diri ini sangat fakir ilmu.

Dan ternyata itu perbuatan bajak membajak ini jatuh pada status haram karena mengambil hak orang lain, merampas hak orang lain dan orang tersebut pasti tidak ridha ketika hak mereka dibajak meskipun bukan muslim. Ya, Islam sangat menjunjung tinggi hak cipta dan menghargai creatifitas. Tidak mudah mendapatkannya dan kita dengan enaknya membajaknya dan menggunakannya sesuka kita? Padahal seharusnya kita membayar kreatifitas yang telah mereka buat itu, uang yang telah mereka keluarkan, waktu yang telah mereka habiskan dan kepayahan serya kegagalan yang telah mereka alami. Jangankan untuk program, untuk mendapatkan fotografi yang bagus saja sudah susaaah. Ahhh, sungguh ada hak orang lain yang kita ambil secara dzalim. Astaghfirullah.

Semoga Allah kuatkan azzam kita untuk meninggalkan segala bentuk program bajakan (kecuali dalam kondisi amat sangat terpaksa sekali). Terkadang ketika sudah 'menikmati', terasa berat untuk meninggalkannya. Semoga Allah kokohkan tekad kita dan Allah kuatkan hati kita untuk meninggalkan itu semua. Toh dunia ini hanya sebentar saja. Jika kita tak memakai program bajakan, in shaa Allah tidak akan membuat kita sakit kan? Atau tidak sampai mengancam jiwa kan? Atau paling sederhana, tidak membuat kita laper kaan? Jadi, seharusnya tidak ada alasan untuk tidak meninggalkannya.

Bismillaah.
Mari kembali menyusun langkah dan menekan menguatkan hati untuk memencet tombol "DEL" untuk setiap program bajakan yang masih nangkring di PC kita. Hihi...

Bebersih

Beberapa hari yang lalu aku abis "bebersih" blog. Iya. Bebersih sekaligus membuang link-link blog yang tidak aktif lagi 😀

Ceritanya, pas di ceki-ceki, ternyata banyak di antara list di blog aku yang dulunya aktif ngeblog tapi sekarang sudah off. Banyak juga yang blognya sudah usang dan bahkan ada yang sudah tidak dipakai lagi. Ya, untuk blog yang tidak pernah ditulisi lagi setelah thaun 2011-2012 termasuk kategori blog yang aku hapus linknya. Dari pada pelihara "rumah kosong" mending bebersih aja sekalian. Sapu sapu sapu hingga bersihhh. Ciaaatt... Ciaaattt... Hehehe...
Daaaan, taraaaa link di blog aku sekarang berkurang lebih dari 50%
Angka yang fantastis bukaan? Iya sih yaa...
Itu artinya, lebih dari setengah blogger sekarang tidak lagi menjadi blogger. Hihi...

Mengapa oh mengapa ini semua terjadi?
Setelah melakukan sedikit analisa dadakan, sepertinya kehadiran sosial media merupakan causal utama mengapa blogger meninggalkan blognya. Mengapa?
Sosial media itu:
✔️ easy to use (tinggal install aplikasi, aplod photo, bikin tulisan tentang itu... Atau hanya sekedar bikin status? Tinggal klik di kolom yang ada tulisan "apa yang sedang anda pikirkan", dan taraaaa...isi pikiran berubah menjadi status... Kekekeke...)
✔️ lebih interaktif (audiens nya lebih banyak, feedback lebih terasa, lebih berlangsung dua arah. Ada fasilitas like jugaak. Wuiiihh kalo dapat like, seneng nyaa bukan main. Wkwkwkwk... )
✔️ follower dapat dengan mudah mengakses tanpa harus repot-repot ngebuka blognya. (Buka akun pribadi, postingan orang lain pun nyantol di timeline)
✔️ posibility orang membaca akan lebih besar dengan sosial media. (Namanya juga SOSIAL yaa mestinya ramee... Ga ada yang namanya SOSIAL tapi sendirian. Ya kayak blog. Makanya blog bukan sosial media... Hehe)
✔️ aktualisasi diri (bagi sebagian orang lebih berasa kali yaa. Misal "tuuhh kaaan, liat follower gue banyaaaak. Gue terkenal kaaan". Bukankah banyak yang jadi seleb juga gegara si sosmed?).
Next, ada yang mau menambahkan lagi poin nya?

Ya begitulah.
Kehadiran sosial media bagi si blog bagaikan kehadiran g*jek/gr*b/ub*r bagi abang ojek pangkalan. Ihiks...
Buka blog, butuh usaha, butuh ngetik url dulu. Nge comment kudu log in dulu. Kalo sosmed mah tinggal buka akun sendiri daaan akan banyak tulisan berseliweran.
Jadi, semenjak kehadiran sosmed yang makin nge-hits, hanya beberapa blogger saja yang bener-bener blogger yang masi bertahan di dunia per-blog-an dan hanya stalker sejati sajalah yang masi ngikutin blognya para blogger 😂😂😂...

Buat aku, meskipun ada sosmed, blog tetep jadi rumah maya yang in shaa Allah tidak aku tinggalkan (smoga istiqomah). Berharap ada 'jejak hikmah' yang tertinggal. Sekurang-kurangnya memuarakan rasa. Sebab menulis adalah salah satu rekreasi jiwa. Meski bukan nulis cerpen atau novel lagi seperti dahulu kala. Hehe...

Really appreciate buat para blogger yang masih menggoreskan kata di rumah mayanya. Selamat buat yang blognya tidak ikut kesapu bebersihnya blog "ummu aafiya". Sila cek link nya. Mana tau blog kamu sudah kehapus. Boleh komen di sini. Hahaha, emangnya kamu siapaaa sih Fatheeeeel? 😝😝😝
Iyaa... Iyaa... Aku tau koq, blog readers nya ga banyak. Hihi... Jadi, in shaa Allah ga ada yang baper juga... 😀

Akhirul kalam, yuks nge blog lagiii...
Jangan biarin semak belukar memenuhi rumah mayamu... Okeeh? 😉