Penyesalan Terdalam

Penyesalan.

Menyesal selalu saja ada pada akhir masa penyelesaian. Menyesal di awal, sebenarnya hanyalah sebuah istilah preventive. Tapi, tetap saja kata menyesal pasti akan selalu berada di akhir. Setelah semuanya berlalu dan tak dapat dikembalikan lagi.

Misal, kita membeli sepasang sepatu. Harganya sangat mahal menurut kantong kita. Lalu, seminggu dipakai, sepatu tersebut robek.
Apa yang kita rasakan?
Iya! Menyesal. Nyesek. Serasa ga rela uang sekian banyak melayang.
Menyesal telah membeli sepatu mahal yang daya tahannya cuma seminggu.

Ini hanya sepatu.
Tapi penyesalannya luar biasa. Nyeseknya amat sangat.

Ada penyesalan yang jauh lebih besar dan tak ada apa-apanya dibandingkan penyesalan kecil seperti permisalan di atas.

Yaitu, penyesalan ketika segala peluang amal telah tertutup!
Menyesal semenyesal menyesalnya. Tak ada lagi penyesalan yang lebih besar di kala itu. Itulah sedalam-dalam dan seberat-berat penyesalan. Ketika bekal yang dibawa masih sedikit (itu pun banyak dicaplok oleh maksiat-maksiat antar sesama manusia seperti ghibah namimah dan sebagainya) padahal masa kehidupan dunia sudah berakhir. Perandaian kala itu takkan pernah lagi menemui wujudnya. "Ya Allah kembalikan aku ke dunia dan aku akan beramal di setiap detikku". Tidak. Takkan pernah ada lagi kesempatan kedua.

Ahhh...
Dunia ini terlalu gemerlap jika hendak dikejar. Megah dan menyilaukan. Tapi sesungguhnya hanyalah fatamorgana. Maka sungguh beruntunglah orang-orang yang tak pernah terlena dengan dunia. Ia di dunia layaknya musafir yang mampir sebentar. Tak butuh bermegah-megah di tengah jalan, asal di tempat tujuan yang sesungguhnya beroleh sebaik-baik tempat.

●○●○●

Ini tak lain adalah tamparan buat diri. Yang sering lengah. Lupa arah. Lupa tujuan akhir.

Smoga Allah bukakan senantiasa hidayah, Allah tunjuki jalan kebenaran, Allah jadikan dunia ini bukan tujuan akhir dan Allah tutup hari-hari kita dengan sebaik-baik penutup; husnul khatimah. Aamiin yaa Rabb...

Memilih Kemudahan

Prinsip setiap orang berbeda!

Meskipun kebanyakan orang tentu lebih memilih jalan kemudahan dari pada yang sulit (baca: ribet) atau sesuatu yang lebih efektif dari pada yang berbelit-belit bolak balik, tapi ternyata ada orang yang ga begitu suka keefektifan dan kemudahan. Lebih memilih jalan yang sulit, tak efektif, berbelit-belit, bolak-balik dan menghabiskan banyak waktu 😁.

Jika ada suatu kegiatan yang bisa dijalankan bersamaan dalam 1 waktu, tidak membuat kita bolak balik, pasti kebanyakan orang memilih yang efektif dan tidak menghabiskan banyak waktu. Tapi, ternyata ada orang yang lebih suka keribetan dan menghabiskan waktu banyak di jalanan, bolak-balik ke sana kemari. Padahal, dikaji secara logis sekalipun, hal tersebut (menjalankan secara bersamaan) sangat jauh lebih efektif. Contoh kasus. Suami dan istri sama-sama punya agenda dan problemnya suami harus mengantarkan istri ke tempat agenda tersebut. Waktu pelaksanaan agenda istri sebenarnya bisa fleksibel. Bisa bersamaan dengan suami waktunya. Tempatnya pun berdekatan atau searah dalam perjalanan. Akan jauh lebih efektif kan jika kegiatan itu dilakukan secara bersamaan. Jika waktunya bersisipan, misal istri 2 jam bertama, suami 2 jam berikutnya, malah tidak efektif. Pertama suami harus mengantar istri dulu lalu balik lagi, lalu jemput istri lagi, antar pulang ke rumah, lalu berangkat lagi ke kegiatan suami, lalu pulang  lagi. Ahh betapa ribet nya bolak-balik berbelit-belit. Ada 6x bolak balik kan yaa... yaitu Antar istri-balik lagi, jemput istri balik lagi, berangkat ke kegiatan suami dan balik/pulang. Belum lagi resiko keterlambatan suami jika harus mengantar jemput istri terlebih dahulu. Coba kalau kegiatan tersebut dilakukan bersamaan. Cuma ada 2x bolak balik yaitu berangkat dan pulang secara bersamaan. Apalagi secara jarak tidak dekat. Satu kali perjalanan bisa lebih dari 25 km. Kalau bolak-balik begitu kan akan memakan jarak lebih dari 150 km, memakan waktu dan tenaga yang lebih banyak tentunya. Jika sekalian kan hanya memakan waktu dan jarak sepertiganya... Herannya, ada yang malah lebih suka bolak-balik dari pada yang efektif begini? 😂😂😂 sungguh hayati tak habis pikirrr dan heran maksimal... 😂😂😂

Contoh lainnya, Ada orang yang punya peralatan elektronik semisal dishwasher, vacum cleaner, mesin cuci dan lain sebagainya. Tapi, lebih senang mencuci piring secara manual, menyapu debu dengan sapu biasa atau mencuci dengan manual. Ada food processor tapi lebih memilih mengulek pakai ulekan dan cobek yang bikin tangan super pegel (hihi dulu aku juga seneng ngulek manual sih dengan alasan tasty lebih maknyus kalo di uleg sendiri, tapi sekarang mah ogah bangeeeett... serahkan saja pada food processor 😂, dan lagian no significant taste difference yang diuleg manual ama yang dihaluskan sama food processor). Bukankah jika ada teknologi, lebih memudahkan dan tidak menghabiskan lebih banyak waktu. Kita bisa melakukan kegiatan lain tanpa menghabiskan waktu untuk 1 kegiatan. Ini lain cerita kalau niatnya menghemat listrik yaa.. Ini sebutlah dalam kondisi listrik bayar murah... hehehe...

Sebenarnya, kadang aku ga habis pikir dan tak masuk logikaku. Ini adalah hal yang mubah. Bukan perkara ibadah. Tapi, kenapa lebih memilih jalan yang sulit? Kenapa lebih memilih yang bolak-balik berbelit-belit dari pada yang lebih efisien dan efektif secara waktu dan tenaga?! Bukankah akan lebih baik waktu yang terbuang percuma di jalan, atau waktu yang dihabiskan dengan mengulek bumbu rempah bisa digunakan untuk kegiatan lain??!

Nah itu aku. Sekali lagi, itu mindset aku, yang memang ga suka ada keribetan (dalam kontek hal mubah). Aku berprinsip, jika ada sesuatu yang mudah, efisien, efektif, hi-tech, lebih tidak banyak menghabiskan waktu, aku pasti akan memilih yang lebih mudah. Ini untuk kontek hal-hal yang mubah.

Tapi, aku harus ingat satu hal.
Bahwasannya, aku tak bisa memasangkan sepatuku kepada orang lain. Even sepatuku sendiri pun yang kanan tidak bisa dipakai di kaki kiri. Sebaliknya, aku juga ga bisa memaksa baju orang fix di badanku. (Yang ada malah melar dan robek bajunya mungkin... 😂😂 maklum emak Aafiya sekarang udah melaar.. hiks hiks hahaha 😂😅)

Filosofi klasik memang. Tapi selalu saja pelajarannya sangat berharga. Apa yang aku paparkan di atas, oleh sebab aku memandang dari kaca mataku sendiri. Oleh mindset aku sendiri.

Selalu saja ada alasan atas suatu pilihan. Mengapa seseorang memilih jalan yang sulit dan berbelit, pasti ada alasannya. Dan aku tentu tak serta merta dapat mengerti alasannya jika aku terlalu selfish dan memandang sesuatu hanya dari sisiku sendiri. Boleh jadi, orang yang senang bolak-balik itu memang senang jalan-jalan dan tidak mempermasalahkan bensin, hehehe... Boleh jadi, yang memilih tidak menggunakan dishwasher karena piring yang dicuci tidak banyak jadi bisa dikerjakan sambil nyuci tangan setelah makan. Ya, ada banyak alasan! Dan aku tidak boleh dan tidak berhak sama sekali untuk men-judge bahwa pendapatkulah yang paling bener. Apalagi merasa paling bener sendiri... Astaghfirullaah wa na'udzubillah...

Ya... ini sebenernya curhatan sekaligus reminder buat aku. Sekaligus mengingatkan tentang pentingnya waktu. Justru, kadang banyak waktu berlebih (harusnya ga ada waktu berlebih sih yaa...) dan waktu luang justru jauh lebih melalaikan! Apalagi dengan dunia medsos jaman now. Tanpa disadari banyak sekali waktuku yang tercuri oleh handphone pintar dan medsos ini. Astaghfirullah... Astaghfirullah... Padahal waktu juga akan dihisab... 😣😣😣

Semoga aku bisa lebih bijak dalam memanfaatkan momen kemudahan dan waktu yang Allah pinjamkan...

○●○●○

Di sisi yang lain.
Ada orang yang lebih memilih jalan yang sulit, panjang dan bahkan berbelit-belit. Ada orang yang memilih jika bisa shalat malam dengan membaca surat yang panjang, mengapa memilih triple-"Qul". Jika bisa shalat 8 rakaat, kenapa memilih hanya 4 rakaat. Ada lagi orang-orang yang lebih memilih berpeluh payah dalam menyeru pada kebaikan. Bahkan bully an, cercaan menerpa, tapi mereka tetap memilih jalan ini. Ya, inilah orang-orang yang memilih jalan sulit yang penuh keberkahan. Dan aku--sungguh amat sangat jauh--dari sosok-sosok luar biasa seperti ini. Aku yang penuh dengan rombengan 😣, masih jauh dari sosok-sosok yang memilih jalan sulit berganjar surga tersebut... Sebab menempuh jalan ke surga itu, pastilah menempuh jalan yang sulit. Sedangkan kesuksesan dunia yang hanyalah remeh-temeh saja mendapatinya bisa berpeluh payah, apalagi kemenangan akhirat dan surga yang nilainya amat sangat jauh lebih tinggi! Harusnya jalannya jauh lebih sulit, panjang dan berliku.

Ini sebagai pengingat diri...
Bahwa untuk hal mubah, kita boleh memilih jalan yang mudah. Tapi untuk hal ibadah dan segenap kebaikan lainnya, jika kita bisa melakukan yang lebih tinggi (yang tingkat kesulitannya juga lebih tinggi tentunya), kenapa harus memilih yang biasa-biasa saja.
#NtMS

Ma'annajah dalam kebaikan!
Ingat... ingatlah hisab waktu wahai diriku yang amat sangat lalai... 😣

Investasi Berharga

Akhir-akhir ini aku lagi moody untuk menulis di blog. Seperti malesnya mencuci piring di pagi musim dingin. Airnya dingiiinn dan enakan 'bakaluntun' [bahasa Mualab .ed] di balik selimut (baca: nge-cuddle dengan selimut hangat dan nyaman). Mungkin karena akhir-akhir ini lebih sering medsos-an (FB & IG), jadinya blog nya malah banyak nganggur dan cerita-cerita hanyalah 'tumpukan' file draft belaka seperti tumpukan piring yang harus dicuci di musim dingin yang kudu nunggu agak siangan (atau berhari-hari buahahaha) ketika semangat beberesnya lagi mencuat dan biar airnya ga kayak air es (berhubung aku ga nyalain water heater di dapur). Hehe... 
Nah, sekarang back to blog lagiii... Ini situasinya seperti dan serasa 'go home' (ke blog) setelah 'vacation' (di medsos). Kekekeke... Yes! For me, blog is my 'virtual home', my leisure time. Di blog, aku curhat apa saja. Cerita apa saja. Bahkan hal-hal yang sepertinya tak begitu penting untuk menjadi cerita. Cuma remeh temeh belaka dan juga sebagai self reminder...
Pengunjung blog ini ga banyaak (hanya orang serius saja yang mau menyengajakan diri ngetik URL) dan aku belum berniat juga sih untuk men-SEO kan blog ini atau mem-boost visitor... Dan masi rada sungkan dan butuh effort yang besar bagiku (bagi hatikuuu hahaha) untuk nge-share postingan blog di FB 😂 (dari lebih seribuan postingan di blog ini, ga sampai 10 postingan yang aku share di FB. Jadi termasuk postingan ini masuk 10 besar yang aku share hihi). Jadiii, intinya blog ini hanyalah semacam kanal buat luapan rasa dan itulah yang bikin nge-blog itu menyenangkan buat aku. Isinya akan mengikuti bagaimana suasana hati, preferensi dan kondisi pemiliknya. Hehe...

Sebenarnya, kadang aku ngerasa jiper juga sih, pas blogwalking dan melihat blog teman-teman yang isinya ma shaa Allah bagus, berbobot dan serius. Iya, kayak gini nih yang seriusan nge-blog nya. Pakai data ilmiah dan referensi bahkan. Lha, blog aku? Isinya kebanyakan 'hehe', 'haha', 'hihi', 'wkwkwk' dan 'kekeke' belaka 😅😂. Tapi, no need to force my self to be like an other. Just be my self. It's me. It's my blog. I have own policy. I have own preference. So, that's all. 😉 *disclaimer: this is not a self defense or excuse*

Lha, ini postingan malah curcol tentang nge-blog. Padahal sih tadi tujuan utamanya mau cerita soal jahit menjahit dan karya masterpiece (azieeeehh... PD banget yaah aku present a masterpiece padahal sebenarnya masih jauh dari harapan ituuu si hasil karyanya wkwkwkwk). Kayak ke Makkah tapi lewat Jubail. Muter ke mana-mana dulu. Hehe.. Let's kembali ke topik utama!
Naman di Al Waha Park. Si Uni manjat spider net. Hayooo tebak yang mana yang homemade jahitan emak Aafiya 😉😅

Aku mulai lagi jahit menjahit ini sejak Aafiya request dibikinin Abaya. Emaknya yang udah lama ga jahit sejak lahiran Aasiya, kudu bebongkar stok kain Abaya dan jahit ala kadarnya 🙈. Tapi, pas belajar menjahit lengan yang bagiku selama ini sulit, akhirnya malah ketagihan menjahit. Apalagi ada beberapa selimut dan kain bedong nganggur di musim dingin ini. Kenapa ga dimanfaatkan ajaaaaa.... Yaa gitu deeh, akhirnya episode jahit menjahit ketemu musim spring lagi bagi emak Aafiya meskipun ini musim dingin.. 😂. Lagi hobi-hobinya jahit jaket selimut sekarang. Heuheu...

Hmm... Salah satu investasi berharga sesungguhnya adalah "ilmu yang bermanfaat!". Ilmu bisa apa saja. Bahkan juga ilmu menjahit. Hehe...
Demikianlah yang aku rasakan. Mendapati manfaat dari ilmu yang tak segan-segan diberikan oleh seorang ukhti (Mba Fatihah, dan seorang Hafidzah Al Qur'an dan ahli bekam pula ma shaa Allah), meskipun beliau mendapatinya dalam jangka waktu yang lama dan setelah percobaan demi percobaan berulang kali. Meski bukan ilmu yang sangat sulit, tapi juga bukan hal yang mudah. Sederhana saja, ilmu menjahit lengan (seperti yang aku singgung di atas). Hihi...

Aku belajar menjahit pertama kali di Riyadh juga sama mba Fatihah. Kita punya hobby yang sama soal jahit menjahit walaupun aku kalah jauh soal expertise. Hehe... Nah, kemarin-kemarin pas pasar kaget Annisa di imarah beliau (in shaa Allah kapan-kapan aku ceritakan di next postingan yaa soal pasar kaget ini) aku dapat kesempatan belajar potong dan jahit lengan baju ini. Setelah belajar menjahit lengan (menyatukan lengan dengan bagian badan/bahu), menjahit lengan terasa lebih mudah buat aku. Selama ini, menjahit lengan adalah sesuatu yang amat sulit dan selalu ga rapi dan bahkan sampai dedel berkali-kali 😅. Jazakillah mba Iah.
Jaket selimut buat Uni Aafiya

Selimut yang jadi "korban mutilasi" dan "gunting-sasi" emak Aafiya berikutnya adalah selimut berbulu lembut yang juga merupakan salah satu favorit abu Aafiya. Deg-deg an juga pas ngegunting karena selimut ini termasuk best of the best buat anak-anak ketika masih baby dulu. Tapi, dari pada nganggur dan cuma disimpan di koper, mending dijadikan sesuatu yang lebih bermanfaat.
Alhamdulillaah... jadii deeh ini jaket. Buat Aafiya yang ada zippernya, buat Aasiya ga pake zipper. Semacam peacoat lah yaa... 
Ini buat dede Aasiya

Nah yang karya masterpiece buat aku adalah ketika berhasil "menaklukkan" 2 tantangan sekaligus. Pertama membuat hood jaket. Kedua jaket dengan model pake inner / lining. Bahannya masi seputar 'barang bekas'. Outer menggunakan sisa perca. Inner bekas selimut bayi (lagi!). Dan kain motif strip pink untuk dalaman hood dan saku adalah bekas baju bayi yang sudah melar 😅.
Jaket with hood and lining

Polanya (masi setia) pake metode kirologi. Ukurannya cuma njiplak jaket yang enakan dipakek. Bekal lain adalah tutorial hood yang gratisan di yutub. Hehe...
Dipakek naman

Pas udah jadi, senang banget ngeliatnya... Pas banget seukuran Aasiya. Alhamdulillaah... Berasa karya masterpiece walaupun masi jauh dari baik. Masi belum rapi. Hehehe...
Versi zoom nya. Jaketnya basah karena difoto setelah dipakek sama Anaknya 😂. Bagian dalam (lining/inner) adalah lapisan bekas selimut bayi jadi hangat ketika dipakai.

Iya ya. Menyenangkan rasanya ketika kita berhasil, apalagi setelah melewati banyak kegagalan. Berpahit-pahit di kegagalan, akan sirna seketika saat berjumpa keberhasilan. Makanya kita butuh gagal. Agar nikmat keberhasilan itu lebih berasa.

Tapi, keberhasilan yang sesungguhnya adalah ketika kita berhasil melewati hari-hari di dunia ini dengan sebaik-baik capaian untuk poin akhirat kita. Selelah dan sepayah apapun di dunia, berdarah-darah, menderita, dibawah ancaman, hidup di daerah konflik dan peperangan, tak ada apa-apanya ketika beroleh ganjaran surga. Makanya, orang-orang Palestina, Suriah dan orang-orang yang tengah berada di medan jihad sana, adalah mereka yang paling semangaatt meraih syahid. Di tengah dentuman bom yang setiap saat, apakah masih sempat memikirkan rumah megah, sofa empuk, dan segenap gemerlap dunia lainnya? Sungguh, hanya orang terpilihlah, hanya orang tangguhlah yang Allah tempatkan di sana.

Dan diri ini?!
Ahh, masi segenap kelalaian menggerayapi. Astaghfirullaah... Astaghfirullaah...

Just self reminder, bahwa dunia ini hanyalah sebentar saja. Keberhasilan dunia saja, kita merasa bahagia atasnya. Apatah lagi keberhasilan yang sesungguhnya! Keberhasilan setelah kehidupan dunia. Semoga, kita tak menjadikan dunia sebagai tujuan.

Allahumma aj'al hammi al akhirah...

Rasa Pengawasan⚠

Jika sudah berkurang dan bahkan hilang ketakutan pada pengawasan-Nya, maka suatu perbuatan salah bukan lagi sesuatu yang dirasai salah. Apalagi untuk meraih keuntungan-keuntungan duniawi belaka. Tak ingat lagi, bahwa ada Allah yang mengawasi. Lupa bahwa semua yang diperbuat akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

#NtMS

●○●○●

Selama ini, aku selalu percaya bahwa di sini hampir selalu (mostly yang aku pernah jumpai) menjual barang-barang original. Sebelumnya, aku belum pernah ketemu produk KW-an. Atau aku yang tidak menyadarinya? Setauku, ada fatwa ulama yang mengharamkan produk-produk KW. Jika memang ingin membuat yang mirip (me too product), haruslah dengan nama yang berbeda. Bukan njiplak brand originalnya.

Makanya aku hampir selalu percaya kalau kebanyakan produk yang dijual di berbagai toko atau mall di sini memang produk original. Dan selama ini pun aku merasai memang ori brand sih.

Nah, akhirnya aku menjumpai case produk KW an juga di sini 🙈. Dan dijual di toko besar! Sebutlah toko X. Owner nya adalah orang India.  Sejujurnya, aku sering berbelanja di toko X ini.  Terutama untuk food and groceries. Karena mereka menjual bahan makanan asia dan yang terpenting, dekat dengan rumah. Sesekali liat-liat elektroniknya juga meskipun ga beli juga sih karena ga butuh. Kalo sekedar ingin doang, banyaaaak. Hehe... Tapi alhamdulillah selalu diingatkan Zaujiy untuk tidak impulsive shopping (jazakallahu khair katsir Zaujiy). Walau kadang kalap jugaa 🙈, astaghfirullah...

Tapi, suatu ketika (dalam waktu 2 hari ini) kita membeli koper dengan brand Y & Z(sebutlah begitu) di toko X tersebut. Kebetulan koper memang sudah pada rusak. Dan butuh koper tambahan karena koper kita sejak masi berdua hingga sekarang berempat, belum nambah lagi kopernya. Yang ada malah berkurang karena sudah rusak 😁. Kesimpulannya, we need new suitcase. Kebetulan lagi akhir tahun, biasanya banyak diskon. Dan kebetulan juga ini minggu terakhir sebelum tax berlaku di negara ini. Kalo sudah tax, pasti harga-harga pada naik. (Emak-emak memanfaatkan momen ceritanya 😂). Akhirnya deal. Kita belilah si koper.

Salah satu kelebihan di sini, jika kita merasa ga cocok dengan suatu barang, kita bisa fully refund. It's nice policy dan sesuai dengan aturan Islam juga kan yaa... Sepertinya slogan "Barang yang sudah dibeli, tidak bisa dikembalikan dengan alasan apapun" perlu direvisi. Sebab, ada masanya barang tersebut tidak sesuai dengan harapan kita atau kebutuhan kita misalnya. Aku sendiri juga pernah refund barang (waktu itu beli panci kukus) cuma karena alasan kekecilan dan ga muat cetakan kue yang aku bawa dari indonesia di sana. Dan itu ga ditanya macem-macem. Langsung dibalikin aja duitnya 😉.
Nah, berkaitan dengan refund ini, suami bilang "tolong inspeksi dulu kopernya, mumpung masi 3 hari. Jadi kalo ada apa-apa bisa refund".

Nah, aku melakukan inspeksi ala quality assurance dongs... (hihi lebaay). Soalnya kalau di toko, kan kita ga bisa cek detil. Dan ga bisa juga sambil browsing. Ga bisa bandingin langsung sama koper yang lama di rumah. Kejanggalan baru terlihat ketika aku benar-benar inspeksi, jungkir balikin, cek roda, cek zipper, cek jahitan dan lain sebagainya. Kejanggalan pertama yang aku lihat adalah ketika memperhatikan rodanya. Dan di sini aku baru menyadari bahwa koper ini benar-benar janggal. Kami membeli 2 set koper dengan merek yang berbeda. Tapi koq rodanya persis?! Kejanggalan kedua, kepala zipper. Aku baru liat juga ketika bandingin langsung dengan koper yang lama tapi merek yang sama. Lha, beda bangeeettt... Biasanya kan koper yang sama, memiliki bentuk ciri khas kepala zipper yang sama. Kejanggalan ketiga, tapakan kaki. Dengan merek yang berbeda kenapa sama persis?! Ga mungkin kaan 2 produk yang berbeda bisa persis. Kaaan, setiap brand punya ciri khas masing-masing. Ini yang aku lupa lihat dan sadari sih pas beli. Daaan, semakin confirm lah aku ketika aku cek di web nya langsung.

Sebenarnya, aku sudah survey di web resmi nya langsung. Jadi, pas liat pertama ga langsung beli. Kita beli juga pas next day nya. Karena survey dulu. Tapi, surveynya lebih ke membandingkan produk dan tak melihat detilnya seperti apa. Tak melihat detil roda. Tak melihat detil zipper. Dan yang menjadi kunci penting dari kejanggalannya dan verified ini fake product adalah TSA lock yang absen dari produk ini padahal ini ada di setiap suitcase lock kedua brand tersebut (Pelajaran banget kalo mau survey jangan cuma membandingkan dan lihat spesifikasinya aja, tapi liat dengan detil hingga hal-hal kecil seperti kepala zipper, kunci, roda dan bahkan hal-hal remeh temeh sekalipun dan berlaku untuk produk apapun)

Ketika survey di web pun, sebenarnya sempat sedikit heran. Kenapa koq ga ada di web resmi dengan tipe yang sama. Aku coba konfirmasi ke teman-teman yang suka belanja di sana juga, nanya-nanya pendapat mereka. Dan menurut mereka, bisa jadi itu produk lama yang ga keluar lagi. Heuheu... OK make sense sih yaaa.

Nah, pas setelah cek di webnya, ada yang mirip euy! Tapi nama tipenya beda (nama tipenya berbeda). Dan setelah diliat detilnya, ternyata produk yang aku beli ini totally fake 😭😣. Hiks... huhuhu...
Semoga bisa di refund kembali. In shaa Allah nanti mau refund aja.

Sebenarnya, jika kita bikin pengaduan ke baladiyah (kantor pemerintah), bisa kena sanksi toko tersebut. Dulu, pernah ada fake discount di toko besar juga di sini. Dan mendapat sanksi tokonya ditutup untuk jangka waktu sekian lama (kalau tidak salah sekitar 1 bulanan apa 3 bulanan yaa). Dan so pasti akan mengurangi kepercayaan pelanggan kan yaaa. Tapi, kita ga ngerti tentang urusan di kantor pemerintahan dan juga tidak pandai berbahasa arab amiyah fasih. Jangan-jangan malah salah dimengerti pengaduan kita, dan malah memperpanjang urusan. Mudharatnya juga buat kita sih. Apalagi kita sebagai pendatang. Biasanya orang lokal sini lebih mengerti. Semoga saja owner nya menyadari bahwa yang dia lakukan ini salah.

Ya itu sekelumit kisah aku
menjumpai fake product di sini. Lebih sedikit 4 tahun di sini, sepertinya ini kali pertama aku menjumpai fake product. Atau aku yang ga nyadar sebelumnya? 😂

Nilai positifnya adalah akhirnya aku jadi tau bahwa ternyata di sini ada fake produk dan di toko kepercayaan pula. Never step and buy in electronic and life style depertement in store anymore. Cukup belanja mingguan di food and groceries nya aja.
Nilai positif lainnya adalah aku sedikit banyaknya jadi tau, apa yang harus dilihat ketika membeli suitcase atau travel bag. Mana ngerti aku soal TSA lock jika tidak ada kasus begini... Hehe...
Tetaap yaa ada nilai positifnya 😉

○●○●○

Pelajaran berharga buat aku khususnya dari kisah ini:

⚠ (berkali-kali mengingatkan diri sendiri) untuk tidak impulsive shopping dan ingatlah segalanya akan dihisab

jangan tergesa-gesa!!! Ini nih yang mesti diperbaiki dari aku. Ishbir! Ishbir! Ishbir wahai Umm Aafiya!!! Jika perlu, pelajari sedetil-detilnya terlebih dahulu! Ubek dah tuh web nya, kenali cirinya, semuanyaa deeh! Ini (sekali lagi) berlaku untuk semua produk. Bolehlah tergesa-gesa asalkan untuk menyegerakan kebaikan. Tapi bukan dalam rangka membeli sesuatu.

📹 pengingat diri, bahwasannya segalanya diawasi oleh Allah. ❓❔ introspeksi diri ketika rasa pengawasan dari Allah berkurang bahkan hilang. Sebab, ketika diri merasa tak diawasi-Nya, maksiat terasa lebih mudah dilakukan dan tak sensitif lagi hati ketika ada dosa yang diperbuat 😣 dan waspadalah ❗☡ ketika hati tak lagi sensitif dengan dosa. Ini berarti pertanda bahaya ☢. Apalagi cuma buat keuntungan-keuntungan duniawi semata yang tak bernilai apa-apa jika dibandingkan dengan kampung akhirat!

🎈Dunia ini, tak lebih hanyalah senda gurau belaka. Sungguh rugi... dan amat rugilah seseorang yang menukar akhiratnya dengan dunia. Seperti menukar emas dengan kotoran. Sangat tak sebanding. Astaghfirullah... Astaghfirullah...

🎀 Semoga Allah jadikan dunia hanyalah di genggaman kita dan akhirat di hati kita

○●○●○

"Allahumma aj'al hammi al akhirah"
Ya Rabb, jadikanlah apa yang kami khawatiri adalah akhirat.

Jangan Engkau jadikan dunia (kemegahannya) ini sesuatu yang kami khawatirkan...

Sewing Project: Preloved Item to be Useful Things

Ini masih kelanjutan kisah selimut bayi dan sendal plus celana imut yang aku posting sebelumnya. Aku memang lagi pengen memanfaatkan segala preloved item atau yang hanya terlipat lebih dari 6 bulan tidak tersentuh menjadi useful things. Sesuatu yang lebih bermanfaat. Ada beberapa preloved item yang sudah aku convert to useful things. Salah satunya adalah yang aku ceritakan sebelumnya. Ini beberapa lainnya.

1. Homemade Tent


Kemarin pagi ceritanya Aafiya request dibikinin rumah-rumahan. Emaknya akhirnya memberikan tawaran "gimana kalo kita bikin tenda?"
"Tenda? Mau... mau... mauu... yook bindiii* bikin tendaaa..." anak ini excited bangeeettt meskipun dia belum tau apa itu tenda 😂. Tapi intinya bisa mereplace rumah-rumahan yang dia pengen.
)* bindiii adalah panggilan 'bunda' kalau anaknya lagi easy going. Ekekekeke... Suka suka dia aja. Kadang mama, kadang ummi... Tapi emaknya teteep pengennya dipanggil bunda ajaaa... 🤗

Yeiy, kita menumpulkan bahan-bahannya. Semuanya menggunakan bahan bekas. Tiangnya adalah bekas karton keras gulungan aluminium foil. Lumayan banyak sih. Butuhnya 12 pcs. Tapi yang available cuma 9 pcs. Yaudah, kekurangannya ditutupi dengan tangkai sapu yang sapunya udah patah. 😂😅. Kain tendanya dari bekas bedong bayi yang sudah tak dipakai lagi.

Pertama, kita desain dulu tendanya. Lalu, ukur untuk 1 sisi. Sisi yang lain tinggal jiplak ukuran master aja. Maklum aku kan memang males ngukur-ngukur. Kalau masih ada yang bisa dicontek ya contek aja ukurannya. Kalo ga ada yaa pakek kirologi lagi (haha sudah berulang kali aku bilang kan yaa) 😁.

Kita sambungkan karton gulungan aluminium foilnya. Alhamdulillah, Aafiya semangaaatt dongs. Dia yang memplesternya pakek selotip. Emaknya kebagian megangin doang... Good job, girl 😍
Trus kain bedong yang tadi sudah dipotong dan dipola dijahit. Ngejahitnya pas Aasiya lagi bobo. Aafiya juga asyik beraktifitas sama mesin obras emaknya. 😂😂😂... Pretending lagi jahit juga dia... Ya salaam settingan mesin obras emaknya udah ga beraturan lagi 😣

Abis maghrib proses menjahit selesai. Ga sabaran pengen assembly tendanya. Hihihi... Daan begitu jadi, Aafiya alhamdulillah senaaang banget... She said, "my little house". 😄
Jadi nyebutnya bukan tenda tapi rumah kecil...
My little princess and her "little house"
Tapi sayangnya karena tiangnya dari susunan karton, jadi kurang kuat dan tak begitu kokoh. Tentu saja akan lebih kuat dan kokoh jika menggunakan tongkat pramuka atau at least pipa paralon. Kekekeke... Tapi kita judulnya memanfaatkan barang bekas...
Musim dingin berkemahnya dalam rumah aja yaaa Aafiya 😁

2. Winter coat


Ini emang emaknya sih yang sudah ga tahan liat selimut bayi nganggur. Heuheu... Dari pada nganggur dan ga terpakai, lebih baik digunakan menjadi sesuatu yang bermanfaat kan yaa... Pakek ngukur kirologi lagiii (buahahaha.. entah berapa kali diksi kirologi muncul di postingan ini 😂) dan nyontek ukuran sebelumnya. Sayang selimutnya agak kecil jadi susaaah ngepasin jadi ukuran yang dikehendaki...

Alhamdulillaah jadii nih winter coatnyaa... Lumayaaan buat dipakek di rumah kan yaaa... 😉
Winter coat from fleece blanket... Pas banget di selimutnya ada motif dipojokan bisa dijadiin motif buat coat nya jugaaa...

Ini sebelum dimodif jadi bentuk yang lebih simple seperti yang di foto di atas. Mayaan kaaaaannn dari pada cuma jadi tumpukan kain hehehe...

3. Trouser


Ini sebenarnya adalah percobaan pertama emak Aafiya bikin celana. Dulu aku pikir jait celana itu susaaah. Ternyata ga juga yaaa.. alhamdulillaah...

Celananya berasal dari bekas kain bedong jugaa... Satu kain bedong passs banget untuk ukuran 1 celana Aafiya. Kalo ukuran agak gede dikit kainnya, bisa dibuat 2 celana buat Aasiya.

Ini dia celananya, dipakek sama Aafiya buat 'nyebur' di 'sungai' kecil di taman National Museum. Tau gaaa, airnya dingin banget kayak air yang disimpan di kulkas. Tapi anaknya seneng banget main air beginiii... Don't care banget dia soal dingin... hihi... ma shaa Allah..

Yaa itulah sekelumit kisah mengutilisasi preloved item to be a useful things. Ma shaa Allah senang banget rasanya bisa memanfaatkan sesuatu yang sebelumnya hanya tergeletak begitu saja.


Aku juga pengen mengajarkan kepada anak-anak bahwasannya ga semua harus kita beli. Jika kita bisa membuatnya sendiri misal mainan kenapa kita tak buat sendiri saja? Tenda anak-anak harganya mungkin tak mahal jika dibanding harga kain bedong. Tapi, ini menyoal bagaimana kita memanfaatkan barang bekas menjadi sesuatu yang lebih berguna. Ini menyoal bagaimana kita "create", be a producer not only consumer. Mungkin hari ini dia baru bisa liat doang belum bisa membuat sendiri. Harapanku kelak, semoga anak-anak bisa menjadi pribadi shalihah dan berdaya guna, produktif dan kreatif. Bermanfaat bagi agamanya, lingkungannya... in shaa Allah... Aamiin...


That's what my parents did many years ago. I just take the lesson: 'ga semua harus kita beli. Kita bisa bikin sendiri koq, in shaa Allah... Ayah membuatkan kami tas. Dan bahkan tas yang dijahitkan ayah jauh lebih kokoh dari pada yang dibeli di pasaran. Aku memakainya dari kelas 3 SD sampai kelas 2 SMP. Ibu menjahitkan kami boneka. Ini benar-benar inspirasi buat aku. Semoga kemanfaatan dan ilmu yang ayah tinggalkan menjadi amal jariyah bagi beliau. Aamiin yaa Rabb...
Justru seharusnya kita lebih 'bangga' memakai bikinan sendiri ketimbang memakai produk bermerek.. hehehe... IMHO aja sih...


😊😊😊

Let's create something.. 😉

Pengalaman Menyenangkan di Saqr al Jazeera Aviation Museum

Depan museum aviation

Sabtu lalu kami ke Saqr al Jazeera Aviation museum. Dari namanya aja pasti sudah bisa ditebak kaan. Yap, ini museum penerbangan. Daan ma shaa Allah, really great experience. Aku masih tak bisa melupakan wajah Aafiya yang sangat excited lari kian kemari dan memegang pesawat yang awalnya agak rada takut (mungkin canggung juga).
Dalam museum saqr al jazeera

Dulu waktu di Indonesia, kata museum menurutku terdengar sedikit membosankan. Heuheu... 😁
Paling yang ada hanya pajangan sesuatu barang bisa jadi kuno atau langka.. Gelap. Pengap. Dan lebih baik gugling aja ketimbang datang ke museum. Begitu pikirku dan pengalamanku..🙈. Mungkin aku aja yang ga update museum di Indonesia yang bagus kali yaa... ehehehe...
Tapi ketika pertama kali datang ke museum di sini sekitar 2 tahun yang lalu (Waktu itu ke King Abdul Aziz Historical museum) aku terkagum-kagum dengan desain museumnya yang hi-tech, menyenangkan, sama sekali tidak membosankan, ma shaa Allah. Aku sangat menikmati kunjunganku waktu itu.
Pesawat tempur

Nah kalo museum aviation ini sebenarnya juga sudah lama aku tandai di "to do list" dan sudah aku tandai juga di salah satu list "want to go" di gmaps. Tapi baru terwujud sabtu lalu. Sebenarnya, secara lokasi ga begitu jauh dari rumahku. Hanya sekitar 17 km. Tepatnya di eastern ring road, salah satu jalan tersibuk di kota Riyadh yang kalo diliat jam berapapun di gmaps, tetep warnanya merah alias jalur padat kendaraan. Hehe... Ya wajar sih, karena jalan ini menghubungkan banyak jalan lainnya dan juga jalan utama menuju bandara (walaupun banyak jalan sih menuju bandara hehe).
Salah satu pesawat penumpang yang dipajang di halaman, pesawat yang lebih besar ada di sisi halaman yang depan

Begitu datang kami disuguhkan dengan pemandangan pesawat penumpang besaaar yang "parkir" di halaman museum. Ini memang pesawat asli sih. Hehe... Bukan pesawat tiruan maupun miniatur. Dan ternyata di sisi halaman lain, ada banyaaaak sekali pesawat-pesawat lain yang dipajang di area luar. Semuanya adalah pesawat yang asli. Bukan pesawat miniatur. Mostly adalah pesawat tempur kerajaan. Mungkin yang sudah tak dipakai lagi, ditaruh di sana. Heuheu...
Di depan pesawat... untung ga lagi take off yaa pesawatnya 😂

Ada juga pesawat pelontar bom, pesawat pengintai (yang warnanya hitam semua), pesawat yang seat nya cuma 2 orang. Waaaa, ma shaa Allah excited banget liat pesawat tempur ini dari dekat, bisa megangin yang selama ini cuma liat di TV atau sekedar lewat di langit pas naman. Hehe...
Di depan pesawat

Di Bagian dalam gedung museum, ini jauh lebih menarik. Pesawat yang dipajang di sini juga adalah pesawat asli dan sebagian lagi miniatur pesawatnya. Juga ada pajangan, banner, beberapa tontonan dan tayangan, dan lain sebagainya. Di sini dijelaskan juga sejarah perkembangan dunia penerbangan khususnya Royal Saudi Air Defense dari era establish hingga era modernize. Ada tayangan-tayangannya juga mulai dari bagaimana assembly pesawatnya, bagaimana perkembangan era penerbangan di Saudi khususnya Royal Air Force, pesawat evakuasi dan lain-lain. Seruuu ma shaa Allah...
Dikelilingi pesawaaaat tempuuurr 😅

Di museum ini juga ada pesawat tahun 1920-an (bener-bener aslinya, bukan duplikatnya) yang jadul banget di era pesawat dulu baru-baru ada yang baling-balingnya saja masih dari kayu dan rodanya masih kayak roda sepeda 😅. Menurut tayangan videonya, ini dipake sama pihak kerajaan jaman dulu. Penumpangnya juga ga banyak. Ada 3 pesawat jadul, keluaran tahun 1920-an dan 1930 yang dipajang di sana. Aku sempat pegang pesawatnya meski dibatasi tali merah. Hihi... jangan ditiru yaak... 😁
Pesawat jadul keluaran tahun 1920-an, balingnya dari kayu dan rodanya kecil banget, kayak roda sepeda kataku 😂😂😂

Di space cornernya kita bisa tau kalau ternyata muslim pertama yang ke bulan itu adalah seorang pangeran kerajaan sini yang secara usia juga masih muda. Diliatin juga bagaimana dia shalat di pesawat jet tersebut.
Kalo ga sempet foto depan saudia di bandara, di sini juga boleeeh 😂

Jika kita ingin membaca dan menonton tayangan di setiap section museum ini, kayaknya butuh waktu sekitar 4 jam an atau lebih. Kita aja yang 2 jam di museum ini tak bisa membaca dan melihat semua tayangan ini dengan seksama. Paling cuma sekilas-sekilas saja. Apalagi bawa 2 balita. Heuheu.... Alhamdulillah, Aafiya sangat sangat excited. Senang banget liat pesawaaat dianya. Dan dalam 4 hari ini, ceritanya masih seputar pesawat yang dia lihat di Saqr Al Jazeera Aviation Museum.
Serasa kenaal deeh sama kapten pesawat yang satu ini... wkwkwkwk... kenaaal banget malah 😂😁

Bagi yang berdomisili di Riyadh, mengunjungi museum ini (khususnya yang punya anak usia sekolah dan pra sekolah) sangat worth lah. Wong Emak bapak juga seneng liat beginian. Apalagi anak-anak. Hehe... Tapi khusus hari Selasa dan Kamis, hanya diperuntukkan bagi family. Hari lain, open to all. Harga tiket masuk juga ga mahaaal dibandingkan apa yang kita liat dan dapatkan di dalamnya. Asyara riyal bas wa bintani majaanan. Ehehehe.... Sepuluh Riyal buat dewasa dan anak-anak 3 tahun ke bawah free. Anak-anak 5 tahunan tiketnya 5 riyal. Worth banget kalo di compare dengan apa yang kita dapatin di dalamnya. Tersedia juga sedikit area playground buat anak-anak di sini...

Musim Dingin dan Selimut Bayi

Sendal selimut homemade

Musim dingin dan selimut bayi tentu punya relasi kata dan hubungan sebab akibat. Oleh sebab musim dingin, makanya bayi butuh selimut. Hihi... Ini semua orang juga tau kaliii 😂.

Suhu pagi ini (hingga jam 7.30 masi 4° C tapi realfeelnya 1° C. Air serasa air es)
Nah, berhubung musim dingin di sini mulai terasa hingga ke ujung jari (Pagi sudah mencapai 4° C 😨 dan siang masi dingin... sekitar 18° C. Sudah aku ceritakan kan sebelumnya) dan si selimut bayi sudah kekecilan, aku pengen menjadikan selimut itu 'fit di badan' anak-anak. Dengan ukuran yang 80 x 100 cm tentu ga nutupin lagi badan anak-anak. Mau dihibahkan, rata-rata semua orang sudah punya selimut musim dingin kan yaa... Ya udah, aku kepikiran menjadikannya celana & baju. Daan kepikiran juga menjadikannya sendal musim dingin juga. Awalnya pengen model sepatu. Tapi Aafiya ga mau yang ada tutup belakangnya. Jadinya dijadiin sendal ajah. Hehe...
Selimt yang ready untuk digunting.

Sebelumnya aku pikir mesin jaitnya ga bisa jahit bahan selimut. Tapi ternyata setelah dilakukan fit and proper test (kayak milih pejabat negara ajah.. wkwkwk) ternyata luluuuss alhamdulillah.
Memfotonya penuh perjuangan.. kekekeke...

Untuk pola celana, aku nyontek pola celana lama anak-anak saja. Makluuum aku paling maleess yang namanya ngukur njelimeettt... Lebih seru pakek kirologi. Ehehehe... Untuk pola sepatu/sendal semuanya pakek kirologi alias ilmu kira-kira dan polanya hasil ngarang dan juga kira-kira ajaa. Sekali lagi, aku ga begitu suka ngukur-ngukur yang presisi. Hihi...
Celana imut-imut dari selimut (susaha ambil fotonya. Anaknya gerak-gerak.. hehe)

Daan alhamdulillah jadiii deeh selimutnya dikonversi menjadi celana dan sepatu/sendal imut. Buat Uni dan Dedeknya. Selimut dijadikan celana alhamdulillah menghangatkan pemakainya. Yaa, lumayan buat dipakek di rumah. Hehe... Begitu jadi, ga sabaran pengen liat mereka pakek. Kebetulan kakinya udah pada dingiinnn...
Sendal dari bahan selimut

Sendal uni sayangnya sedikit salah settingan karena polanya ngarang. Hihihi... Pas bikin punya dedek udah lebih baik karena belajar dari kegagalan sebelumnya. Kegagalan memang dibutuhkan dalam pembelajaran yaa... Orang yang tak pernah gagal, berarti tak pernah belajar (dari kegagalan). Tapii lumayan buat dipakek di rumah doang ma fi musykila. Yang penting fungsinya dapat dimanfaatkan yaitu menghangatkan kaki. Hihi

Alhamdulillaah bini'mah...
Adanya mesin jahit alhamdulillah bikin emak Aafiya Aasiya bisa berkreasi dan memanfaatkan sesuatu yang sebelumnya hanya tersimpan dalam lemari. Dari pada berdebu, alhangkah lebih baiknya jika dapat diutilisasi. Lagi "kampanye" memanfaatkan barang sisa menjadi sesuatu yang bernilai niih. Apakah menjadi mainan atau menjadi barang yang bisa dimanfaatkan. Pengennya ga ada lagi barang yang menumpuk. Yang tersisa, harus memberi nilai manfaat. Jika tidak dapat diutilisasi, dan tak digunakan lagi, bisa dijual atau dihibahkan. Kalau masi bermanfaat, ya digunakan. Karena barang-barang ini kelak akan ada hisabnya.. Astaghfirullah #NtMS

Al Hayah fid Dunya

Dingin-dingin semriwing. Jam 8 pagi, suhu sekarang sudah mencapai 4° C. Dan tengah siang bolong 17° C. Ahh selamat datang winter. Buat winter lover seperti aku, pengennya winter teruus deeh... hehehe... Di Winter, malam akan lebih panjang, dan siang lebih singkat. Jam 5.10 sore sudah adzan maghrib dan subuhnya suami baru pulang masjid sekitar jam 6 pagi. Waktu yang tepat untuk membayar hutang puasa sebenarnya. Tapii, dingin yang mengigit kadang membuat cepat lapaaarr. Hahaha...

Kemarin aku lagi nyari celana panjang musim dingin buat anak-anak karena butuh. Celana yang mereka punya hanyalah celana kaos tipis, sisa musim panas kemarin. Nah, luckily, pas lagi nyari pas ketemu diskonan.. Hehe... Apalagi diskonnya sampai 80%. Mata emak langsung lope-lope.. wkwkwkwk... Untung masi bisa menahan diri untuk tidak beli jaket cantik karena mereka sudah punya beberapa jaket sisa winter tahun lalu yang masih muaat (walaupun ada nyesek juga sih... karena emak Aafiya susah liat jaket cantik... hehe...). Berhubung revolusi untuk tidak impulsive shopping sedang berusaha aku terapkan, aku berusaha menahan diri walaupun kadang godaan itu menggelitik juga.. Cobaa, Jika ada jaket cantik, bahan baguuuss banget, kualitas sangat  okee, import dari eropa seharga 200-an lalu sekarang dijual hanya 29, lagi musim dingin, kira-kira dibeli ga? Untuk aku yang coat lover, agak susaah memang menahan godaan. Alhamdulillah luluusss jugaa... Lirik-lirik sikit aja boleh kaan. Heuheuheu...

Sepulang dari sana, aku jadi kotempelasi. Dalam perenunganku, I have realized that's "Al Hayah fid Dunya". Inilah Kehidupan dunia. Banyaak godaannya. Godaan mulai dari hal yang remeh temeh hingga hal yang besaaarr. Sedikit demi sedikit sehingga kita sering tak menyadarinya. Ketika belum memiliki sesuatu, apa yang kita ingini tersebut terlihat sangat istimewa. Tapi, ketika sudah didapatkan, terasa biasa saja. Dan ingin yang lebih lagi. Makanya, dunia ini memang tak lebih dari sekedar permainan dan senda gurau. Padahal, dunia ini hanyalah persinggahan. Sementara saja. Tak ada yang dibawa ke liang lahat. Mau punya emas segunung sekalipun, tak akan membuat kubur jadi istimewa. Apa yang kita bawa, justru harta yang kita berikan dan habiskan (di jalan kebaikan). Sementara yang kita pakai akan usang, yang kita makan akan menjadi kotoran.

Mengapa aku menyinggung soal diskonan? Ya. Karena manusia pasti senang diskonan. Aku jugaa. Sangat senaang diskonan... Hehe... Tapi,Yang seharusnya untuk sesuatu kita membayar lebih mahal lalu dapat dengan seharga yang sama dapat dua sampai tiga kali lipat. Siapa yang tak mau kah? Ya begitulah, sebenarnya  banyak sekali "diskonan" yang Allah berikan. Ngerjain shalat sunat fajar yang cuma 2 rakaat, dapatnya gedee bangeeet... dunia dan seisinya. Sedekah 1% dapat bonus dari Allah sampai 700%. Bukankah ini diskon yang besar-besaran??? Ngerjainnya sedikit, dapatnya banyaaak banget. Sebenarnya siapa sih yang tak mauuu pahala berlimpah seperti ini?? Tapi seringkali aku lalai... Astaghfirullah...

Berhubung blog ini adalah my leisure time, dan mostly aku menulis untuk sebagai Note to my self #Ntms, termasuk tulisan ini yang totally ditujukan buat diri sendiri...

Yuk ahh semangaatt
Ingat, hisab-hisab barang ini kelak wahai diriku... Apakah akan memperpanjang perhitungannya? Na'udzubillah 😭😭😭

Serunya Menjadi Local Guide untuk Google Map

Aku lupa kapan pertama kali menjadi local guide di google map. Sepertinya sekitaran Mei 2017 (baru 7 bulanan sepertinya yaa..). Berawal dari aku yang pengen liat perumahan tempat tinggal ibu dan adik-adik di Padang pada googlemap. Gimana yaa versi map nya? Begitu pikirku waktu itu. Dan ketika ada opsi "add missing place" aku coba lah tambahkan itu perumahan. Ternyata not applied. Hahaha... Sepertinya perumahan begitu ga bisa ditambahkan di maps kali yaa... Atau aku yang masi cupu-cupu level 1 (nge add place kan mesti daftar dulu jadi local guide) masih "dipertanyakan" kapabilitasnya sebagai local guide?!
Halaman kontribusi sebagai localguide (level 6 sedang menuju level 7)

Aku sendiri baru mengenal lebih dekat si google maps ketika di Riyadh (akhir 2013) apalagi di sini alamat selalu pakek versi koordinat lokasi dan alamat district hanyalah formalitas belaka. Sebagai pencinta peta (doraa dongs... wakakaka) sebelumnya aku hanya memajang peta di dinding kamar kos. Waktu itu peta jakarta aja. Lalu jika butuh pergi-pergi, aku mencoba memindahkan peta di dinding itu ke dalam ingatan dan menandai di mana shulter busway atau stasiun KRL mana aku harus turun atau naik. Kedengarannya canggih bener yaa, memindahkan peta ke dalam ingatan? Wkwkwkwk.. Tenang, aku tak hapal peta koq. Cuma mengingat peta yang aku butuhkan doang koq. Dan kalau butuh peta bodetabek, baru deh buka di laptop dan aku sama sekali ga tau kalo si google maps bisa kasi direction, ngasi tau kita di mana dsb... Sebab aku ga punya handphone pinter sebelum berangkat ke Riyadh itu. Sampai sempat heran, ngelirik bapak-bapak di sebelahku waktu di DAMRI Airport-Pasarminggu yang nge track perjalanan Damri. Dengan polosnya (apa katronya nyaa ehehehe) aku bertanya dalam hati, "itu alat apa yaa koq bisa tau kita ada di mana dan bisa nge-track ke mana kita pergi?". Buaahahaha... 😂Padahal itu Handphone doang looh... Untung masi malu buat nanyain "itu alat apa Pak?". Kalo sampai aku tanyain, bisa ketawa orang sejagad DAMRI dongs yaa.. hehehehe... (tutup muka pakek niqob).😆😁

Dulu pernah aku janjian sama dosen di daerah Sawah Besar. Aku "menghafal" jalan menuju lokasi dengan menandai stasiun kereta tempat aku harus turun lalu berapa kira-kira aku harus jalan, ke arah jalan apa, berapa meter kira-kira. Begituu deeeh kira-kira gambarannya... Ehehehe...😅
Photo emak Aafiya dengan views terbanyak (Rawdah Park Riyadh, 301K views)

Yes. I love maps. Aku (di antara kebanyakan wanita ga suka peta sampai ada buku yang berjudul "why men don't listen  and women can't read maps") sepertinya adalah pengecualian. Kekeke...  Bukan sok jumawa merasa bisa yaa. Ini hanya soal preferensi saja. Di saat wanita-wanita lain suka berdandan dan make up an, memasak dengan maknyooss, ahli memilih dan memadupadankan warna-warni gamis dan bergo atau khimar, aku tak memiliki preferensi di sana. Setiap orang punya hobby, tendensi dan preferensi yang berbeda tentunya. Karena aku suka peta, aplikasi maps adalah salah satu aplikasi favoritku. Lebih menarik liat peta dari pada liat facebook sih. Hehehe... Mungkin sebagian yang lebih senang liat-liat di cookpad misalnya.

Kalau para suami nyetirin istrinya bisa nyetir dengan tenang tanpa diganggu oleh celotehan istrinya, lain halnya suamiku tercinta. Di banyak waktu, aku yakin Abu Aafiya sering sedikit (atau banyaak yaa ahahaha) terganggu dengan suara-suara istrinya dari arah belakang. "Yah, koq lewat sini. Lewat jalan X aja kayaknya lebih deket." Kaciiaaann Cowo akuuh. Kekeke... Kalo kebanyakan ibu-ibu taunya duduk di mobil lalu sampai, jadi bertahun-tahun berada di suatu daerah, ga perlu hafal suatu tempat cukup tau koordinatnya aja daan duduk manis lalu sampai deeh, lain halnya dengan emak Aafiya. Selalu excited liat tempat baru dan menempuh jalan baru. Sering kali, aku bertekad dalam hati untuk ga akan komentar lagi soal jalan yang ditempuh karena pasti suamiku lebih hafal jalan, lebih spacial, dan tentunya lebih sering bepergian dan nyetir ke suatu tempat serta yang terpenting "Suami tak butuh komentar istri dalam memilih jalan kecuali jika dimintai pendapat". Tapi, sering kali komentar itu muncul spontanous. Wkwkwkw... Untungnya Abu Aafiya sangaaat sabar meladeni celotehan istrinya iniiih... Smoga aku bisa menahan diri untuk tidak berkomentar lagi yaaa...🙈😷

Menjadi google maps local guide sebenarnya tak butuh suka peta sih yaa... Cukup dengan memberi review, menambahkan foto, menjawab pertanyaan, fact check dan juga menambahkan tempat baru. Tapi, jika suka peta, menjadi local guide terasa lebih seruuu dan menyenangkan.

Mengapa sih cape-cape jadi local guide? Orang juga ga dibayar. Apa untungnya susah-susah menambahkan suatu tempat, memberikan review, memfoto suatu tempat?

Ini sesungguhnya azaz manfaat buat aku. Sebab selama ini aku merasa sangat terbantu dengan googlemaps. Mau ke suatu tempat, tinggal cari di google maps. Maps juga membantu kita menunjukkan direction ke tempat yang kita tuju. Adanya review yang tentunya jujur karena mereka menceritakan pengalaman di suatu tempat dapat memberikan gambaran bagi kita bagaimana tempat yang hendak kita tuju tersebut. Apalagi di dukung dengan foto-foto dan juga video yang sangat memberikan semacam overview laah buat kita sebelum kita sendiri sampai di sana. Selain itu, kita juga bisa bertanya ke localguide yang lain yang sudah berkunjung. Misal, boleh ga bawa baby stroller, jam berapa bukanya, berapa entry ticketnya atau harga di suatu toko. Jika kita (aku terutama) merasakan banyak manfaat, bukankan akan lebih baik jika kita berkontribusi memberikan manfaat yang sama?! Tak rugi kaan?

Kita bisa menambahkan suatu tempat yang misal belum ada di maps. Aku juga terbantu dengan review yang ada maka aku juga memberikan rating dan review untuk suatu tempat serta menambahkan foto yang aku sempat ambil di tempat tersebut. Atau menjawab pertanyaan yang diajukan jika aku tau jawabannya. In shaa Allah memberikan manfaat untuk sesama. Ini poin utamanya!
Foto emak Aafiya yang dijadikan cover oleh googlemaps

Serunya, si google maps memberikan poin-poin untuk setiap kontribusi yang diberikan localguide. Meskipun poin ga bisa diuangkan atau di redeem untuk klaim sesuatu, tapi dapat poin itu kayak semacam games di mana kita pengen dapat poin lebih tinggi. Kita juga dapat badages berdasarkan kontribusi yang kita berikan.

Pelajaran berharga: buat poin duniawi yang bahkan tidak bisa diuangkan sekalipun, aku interest buat mencapai poin tinggi dan tak ingin poinku berkurang atau terhapus. Apalagi untuk "point berbayar" yang balasannya adalah surga. Shalat dapat poin. Sedekah dapat poin. Dan sebaliknya ghibbah menghapus poin. Harusnya aku lebih bersegeraa dan bergegas mencari poin ini sebanyak-banyaknya. Tapi seringkali aku terlalai... Astaghfirullaah... Ini hanya pengingat diriku sendiri terutamanya...

Aahh, hayuk semangat mengumpulkan poin, wahai emak Aafiya!!!! Dunia ini tak lebih dari permainan dan sendagurau serta peristirahatan sebentar saja. Tujuan akhir adalah akhirat...

Rihlah ke (Gurun) King Salman Safari Park

Landscape secuplik kecil King Salman Park, BBQ di lembah dan ini pemandangan dari puncak bukit

King Salman Park merupakan salah satu list yang aku tandai di maps untuk dijadikan tujuan rihlah atau family time. Walaupun saat itu belum tau kapan bisa mengunjungi taman ini.
Dan gayung pun bersambut. Kekeke... Pas kebetulan bapak-bapak marhaba (baca: teman-teman Abu Aafiya yang berdomisili di apartemen Marhaba district An Nahda) merencanakan mau bakar-bakaran (sate, ayam, ikan) di Winter yang mulai semriwing-semriwing dingin nya ini. Plan nya bapak-bapak yang ngatur semua. Para ibuk-ibuk tinggal masak-masak dan cuusss gooooo! Kekekeke....

Pas abu Aafiya ngasi tau rencana ke King Salman Park, emak Aafiya senaaang bangeeet dongs... Yeiiy, alhamdulillah salah satu "to do list" nya bakal terwujud. Hehe... Biasanya kami naman di Riyadh paling sekeluarga doang. Naah, kalo yang ini rame-ramee... Semacam family gathering untuk orang Indo yang tinggal di kelurahan sekitar Nahda kali yaa... Kekeke...
Banban

Model: Raihan anaknya mba Aiz

King Salman Park berposisi di utara Riyadh. Lebih utara lagi dari bandara (yang mana dulu aku menyangka udah paling utaraa tuuh si bandara wakakaka). Nama daerahnya adalah Banban. Awalnya aku berpikir ga jauh amatlah. Paling sejauh salam park. Ehh tak dinyana ternyata lumayaaaan jugaa... 62 KM dari rumah kami. Daaan, tau gak... tau gaaak... tau gaaak.... kita melewati jalan yang syerem-nyerem sedeep tapiii cantik sekali... (bahasa apaah iniih wkwkwkwk).
Sekumpulan mobil putih di tengah itu adalah rombongan kelurahan An Nahda 😁

Sedikit cerita, jadi kami di arahkan lewat jalan Janadriyah. Itu Riyadh pinggiran sebelah Timur. Padahal teman-teman lain lewatnya tengah kota via bandara baru deh ke akses jalan Banban-Airport. Dan kamii? Baru beberapa saat keluar dari jalan Khurais dan Janadriyah, ketemu sedikit perkampungan lalu setelahnya hanyalah gurun-gurun dengan pemandangan yang cantiiiik ma shaa Allah. Kalau lagu anak-anak "kampuang jauah di mato, gunuang sansai bakuliliang", maka gubahan lirik paling tepatnya adalah "gurun sansai bakuliliang wakakaka. Kiri kanan sejauh-jauh mata memandang adalah hamparan gurun dan landscape yang menakjubkan ma shaa Allah. Beberapa lagi adalah lokasi peternakan unta. Beberapa lagi arena rihlah bagi sebagian orang lokal. Mendirikan kemah. Ngeteh. Dan lain sebagainya. Iya sih, sekarang suhunya lagi enak bangeet. Seujuuukk bangeet (kisaran 14-20° C). Jadi wajarlah berkemah di gurun sekarang lagi di peak season nya. Syeremnya adalah karena di sini kami menjumpai jalan 2 arah. Secaraa di Riyadh selama ini kami sering dan mostly jalan selalu 1 arah, kecuali jalan di komplek perumahan. Jadi santai wae mau ambil lajur tengah kan yaa, even kiri sekalipun (di sini setir mobil setir kiri, kebalikan dengan indonesia)... Ketemu jalan 2 arah rasanya sereem banget dengan gaya orang sini mengendarai mobil yang kencang-kencang syekaliii... Kita teteep stay tune di lajur kanan... Ga ambil lajur tengah karena khawatir tetiba ada mobil kencang dari arah berlawanan... Karena default nya selama ini nyetir kan di jalan 1 arah. Khawatir lupa karena sudah terbiasa... Kekeke.
Sayang settingan kameranya salah... too dark 😑🤔

Kayak semacam benteng di atas bukit gitu... itu family arena spot kayaknya sih

Perjalanan untuk 62 KM kami tempuh dengan durasi sekitar 55 menit. Pas sampai di King Salman Park,kami disuguhkan dengan pemandangan yang cantik ma shaa Allah... Terlihat pemandangan daerah Banban dari ketinggian. No entry fee! Seperti kebanyakan taman rekreasi di sini, masuknya gratis tis tis... Hanya sebagian kecil yang berbayar... Itupun ga mahal... Alhamdulillaah...
Another photo of King Salman Park

Walaupun judulnya Park, tapi taman ini lebih tepat disebut gurun. Tidak hijau sama sekali. Taman ini taman paling besar di Saudi yang pernah kami kunjungi (dan yang terlihat dari maps juga sih hehe). Very huge park with lot of sands, green-less, but beautiful landscape ma shaa Allah... Ada banyaak playground dan juga family area spot untuk BBQ dan ngeteh-ngeteh. Berbukit dan berlembah. Kita bisa memilih mau di bukitnya atau di lembahnya. Kebetulan kemarin kami memilih lembahnya.
Aafiya mendaki bukit ditemani tante Tyas... ngintil emaknya yang lagi di atas bukit

Aafiya and friends look sooo happy... Seneng banget mereka main di sini. Main di playground, main pasir-pasiran, mendaki bukit...
Tapi ketika sore suhu drop banget. Namanya di gurun dan musim dingin pastilah lebih dingin dari pada di dalam rumah kan yaa... Aafiya sampai dipakaikan dobel jaket karena dinginnya. Aasiya kebetulan pas sore itu lagi tidur, jadi bobo di dalam mobil aja biar tidak kena angin gurun yang dingin.
Aafiya dan mba Tyas umm Dinda

Ketika malam, taman ini gelaap dan lampunya ga begitu banyak. Yaa dimaklumi sih, tamannya besaaar banget soalnyaa... Jadi, better sebelum maghrib udah pulang. Over all, alhamdulillah bini'mah, taman ini sangat menyenangkan. One time,pengen ke sini lagi in shaa Allah... Recommanded buat rihlah keluarga.
Sunset di gurun Banban (zoom dengan lensa semi tele focal length 300 mm)

Bagi yang berdomisili di Riyadh, mengunjungi taman ini worth it in shaa Allah...
Photo by Abu Aafiya... sukaaa landscape inii ma shaa Allah...




Note: semua foto di postingan ini adalah dokumentasi pribadi emak Aafiya... Please minta ijin dulu kalo mau pakek yaa... Mari saling menghargai... 😉

Madinah City Tour with Hop on Hop Off Bus


Masjid nabawi, di depan King Fahd gate no. 25 (photo by Umm Aafiya)

Seperti biasa, madinah selalu saja menawarkan kedamaian. Kota yang sungguh-sungguh penuh peaceful... Ketika engkau berada di Madinah, maka perasaan yang engkau rasakan adalah rasa ketenangan. Ini adalah kota yang dicintai oleh Rasulullah. Di sini jasad yang mulia itu berbaring. Di sini, masih berdiri sisa sejarah yang sudah ada sejak zaman Rasulullah.
Secuplik kota Madinah (photo by Umm Aafiya)

Di madinah sekarang ada yang baruu.. Banyak yang baru lebih tepatnya... Hehe... Baru buat aku tapi mungkin sudah dimulai beberapa bulan yang lalu. Karena aku sendiri memang sudah agak lama tidak ke Madinah. Sudah lebih dari 1,5 tahun.
Sesuai dengan 2030 Vision dari Raja Salman, Madinah akan dijadikan sebagai International Islamic Tourism... 
Masjid Nabawi di waktu maghrib(photo by Umm Aafiya)

Di Madinah sekarang terutama sekeliling masjid Nabawi banyak sekali exhibition dan juga sedang di bangun museum Al Salam. Beberapa exhibition di antaranya The Beautiful Name of Allah exhibition, Rasulullah the Messenger of Allah exhibition, Prophet Mosq Expansion exhibition, the Holy Qur'an exhibition. Lebih lengkapnya in shaa Allah aku celritakan di next postingan beserta fotonya.
Konter bus hop hop tempat beli tiket(photo by Umm Aafiya)

Bus hop hop kata Aafiya (photo by Umm Aafiya)

Salah satu yang baru buat aku di Madinah adalah sekarang ada official offer untuk city tour. Dan khusus untuk tulisan kali ini, aku ingin berbagi pengalaman mengililingi kota Madinah menggunakan fasilitas city tour yang familiar dengan sebutan Madinah City Sightseeing ini. Transportnya menggunakan moda bus yang dikenal dengan bus Hop On Hop Off.
Ada wifi on board

Bus Hop Hop (begini Aafiya menyebutnya hehe) memiliki 2 rute. Green Route dan Red Route. Rute hijau adalah rute di sekeliling masjid nabawi dimulai dari depan King Fahd gate, lalu mengelilingi masjid al Nabawi ke arah kanan menuju perluasan masjid Nabawi yang arah pemakaman Baqi. Destinasi kedua adalah pemakaman Baqi. Pemakaman Baqi juga disebut sebagai taman surga di dunia. Di sini dimakamkan lebih dari 10.000 sahabat dan keluarga Rasulullah. Termasuk istri-istri beliau (kecuali Khadijah Ra), anak-anak Beliau dan juga Ustman bin Affan. Destinasi ketiga Holy Qur'an Exhibition. Destinasi keempat Al Salam road dan old Bazaar. Lalu bus kembali ke depan King Fahd gate.
Holy Qur'an exhibition 

Pemakaman Baqi

Selanjutnya adalah rute merah, untuk destinasi ke-5 sampai ke-11. Destinasi ke-5 adalah Gunung Uhud. Kita pasti sudah sangat familiar dengan gunung Uhud kan yaa... Salah satu perang di zaman Rasulullah melawan kafir Quraisy terjadi di gunung Uhud di mana pasukan pemanah tergiur ghanimah dan melanggar perintah Rasulullah untuk tetap bertahan. Pada perang ini Rasulullah terluka parah dan salah satu shuhada Uhud adalah paman yang Beliau Cintai, Hamzah . Gunung Uhud adalah gunung batu yang merupakan gunung dari surga. Ia mencintai umat Islam dan umat Islam mencintainya. Di lembah Uhud ini dimakamkan 73 org para shuhada Uhud. Dalam pemikiran kita, pemakaman itu ada nisannya ya. Tapii pemakaman shuhada uhud hanyalah seperti tanah yang datar saja.
Pemakaman shuhada Uhud

Gunung Uhud

Gunung Uhud

Destinasi ke-6 adalah Al Noor mall. Kalo mall mah ga tertarik buat ngunjungin di Madinah. Di Riyadh jg amat sangat buanyaaaak mall... hehe..

Destinasi ke-7 adalah Sultana Road. Ini jalan yang cukup populer di Madinah kayaknya. Ada pusat perbelanjaan barang branded dan wisata kuliner juga. Idem sama rute ke-6, kita just stay on the bus mah kalo di sini.

Deatinasi ke-8 adalah masjid Qiblatain. Di masjid ini Rasulullah shalat dengan menghadap 2 qiblat yg awalnya ke masjid al aqsa lalu mengarah ke ka'bah di Makkah.

Destinasi ke-9 adalah Parit di Khandaq. Tempat Rasulullah melaksanakan perang Khandaq. Parit yang digali adalah sepanjang 3,75 meter, kedalaman 3-4 meter, lebar 5-6 meter. Secara geografis, kota Madinah ini dikelilingi oleh gunung batu yang medannya sulit ditempuh oleh kuda atau onta. Bahkan ada bukit lava yang mengeluarkan panas. Satu-satunya tempat yang mungkin dimasuki adalah di Khandaq. Salman Al Farisi mengusulkan agar digali parit agar musuh tidak bisa masuk ke Madinah. Dan paritpun digali. Ternyata strategi ini berhasil. Musuh terpaksa mundur dan menerima kekalahan.

Destinasi ke-10 adalah Masjid Quba yang merupakan masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah sesampai di Madinah. Shalat sunnah 2 rakaat di masjid Quba nilai pahalanya setara umrah. Jadi, jika berkunjung ke Madinah, kita mesti mampir dulu ke masjid Quba.
Masjid Quba

Destinasi terakhir adalah Hijaz Railway Station museum. Dulunya ini adalah stasiun yang menghubungkan Madinah dengan kota-kota lain semasa Turki Usmani. Selain untuk Jalur perdagangan, juga untuk menyebarkan Islam pada zaman tersebut. Cita-citanya Railways ini sampai ke kota Makkah. Tapi belum terwujud dan sekarang baru diwujudkan oleh pemerintah Saudi. Jalur kereta cepat yang menghubungkan 2 kota suci. Jika menggunakan mobil pribadi, kami menempuh 4-5 jam perjalanan dari Makkah ke Madinah. Kabarnya dengan menggunakan kereta bisa ditembus selama 2 jam saja. Aahh, pengen coba naik kereta antara Al Haramain ini... Kabarnya baru dibuka akhir 2017 inibatau awal 2018. Semoga terwujud nanti, in shaa Allah.. Aamiin...
Hijaz Railways Station

Over all, pengalaman naik bus Hop Hop  adalah pengalaman yang menyenangkan. Dulu, kata teman-teman harganya masi 40 SAR/orang. Tapi, pas kami bayar di konternya, ternyata harganya naik jadi 80 SAR/orang. Harga tiket ini menurutku cukup mahal disebabkan kita tidak bisa mengunjungi semua destinasi dalam 1 hari dan bus tidak beroperasi 24 jam. Total dalam 24 jam, hanya sekitar 12-13 jam beroperasi. Daan, bus yang harusnya datang tiap 30 menit, actuallynya datang tiap 50 menit-1 jam an. Ba'da dzuhur sampai ashar juga tidak beroperasi. Jadii, dengan rentang waktu yang singkat ini tidak mungkin mengunjungi semua destinasi dalam 1 hari.
Tempat duduk di udara terbuka bus hop hop... ma shaa Allah... so menyenangkan...

Kelebihannya, bus Hop Hop ada tempat duduk terbuka. Jadi benar-benar enjoy banget menikmati udara terbuka. Worth it buat emak Aafiya yang suka jalan-jalan karena jika tidak ikut city tour ini, kami mungkin juga ga pernah mengunjungi destinasi-destinasi seperti masjid qiblatain, gunung uhud, parit khandaq ataupun Hijaz Railway station. Paling kita cuma ke Masjid Quba aja... Secaraaa kitah bawa 2 balita inii dan waktu di Madinah biasanya agak mepet. Ga pernah lebih dari 4 hari. Jadii, biasanya datang-datang langsung ke masjid Quba. Trus jalan ke hotel. Daan mostly dihabiskan di Masjid Nabawi dan sekitarnya saja. Kalo pas naik bus Hop hop alhamdulillah bisa liat-liat semua destinasi. Kita turun di gunung Uhud, masjid Quba dan Hijaz Railways station aja. Di yang lain udah ga sempat. Itu pun memakan hari setengah hari karena ketemu macet juga di malam weekend. Pas di masjid di Khandaq karena kebetulam beryepatan dengan adzan isha, bisa mampir sebentar...hehe... 'ala kulli haal Alhamdulillah... worth it laah...
Bahasa Indonesia salah satunya

Selain itu, di bus hop hop juga disediakan headset dan di sepanjang perjalanan kita dipersilakan untuk memperdengarkan kisah seputar Madinah dan sejarah mengenai tempat-tempat yang kita kunjungi. Dari 8 bahasa, salah satunya Bahasa Indonesia lhoo... Alhamdulillaah...
Lagi serius denger ya Aafiya? 😂

Bagi kamu yang ke Madinah, city tour ini good untuk di coba...
Shuttle nomor 5... Hayooo di mana tebaak...

Note: semua photo dalam postingan ini adalah dokumentasi pribadi dan difoto oleh Emak Aafiya... Dilarang mencomot tanpa ijin yeee... Mari saling menghargai HAKI dan stop segala macam produk bajakan ☺