Sepulang dari lab-ku, aku bersama teman-teman berjalan menelusuri fak. Pertanian dan di persimpangan dekat halte pertanian, salah satu angkot lewat. Kami menyetop angkot itu (berhubung sudah jam 6, bus kampus juga sudah langka). Baru satu menit duduk di atas angkot, tiba-tiba angkot bebelok patah. (aku ga’ tw istilahnya apa, yg jelas angkotnya belok tiba-tiba.
Dan seketika,
“Brak!”dari arah kanan, sepeda motor menabrak persis “pinggang” angkot. Kepala kedua orang pengendara motor langsung memecahkan kaca mikrolet itu. Bayangkan, kepala yg memecahkan kaca. Wuihh…
Innalillah…
Masih sempat terlihat, ada rambut yang tertinggal di pecahan kaca itu. Huff…, kami yg berada di angkot itu shock berat. Kebetulan tidak ada yg duduk persis didepan kaca mobil ketabrak, jadi yg berada di angkot Alhamdulillah selamat. Aku melihat dengan dengan jelas, bagaimana hamburan kaca itu. Satu kata : mengerikan! Dan peristiwa ini terjadi masih di tempat yang tak jauh berbeda dari kejadian-kejadian sebelumnya.
Dan yang lebih mengerikan lagi, pengendara motor itu adalah siswi kelas dua SMP dan satu anak kecil umuran 3-4 tahun. Huff…
Alhamdulillah, keduanya masih bisa diselamatkan dan dilarikan ke M. Djamil.
Aku jadi tercenung, ketika menyaksikan kejadian ini. Sungguh.
Sering kali, kita lupa, akan kematian yang datang begitu tiba-tiba. Hari ini masih bisa tertawa lepas, tenyata besok, telah berada di alam yang berbeda. Kehidupan dunia sering kali membuat kita lena. Sering kali, dalam rentetan agenda hidup, dalam sebuah master plan, kita merencanakan lima atau sepuluh tahun lagi akan menjadi apa. Pengusaha sukses, keluarga bahagia, kehidupan yang mapan, dan lain sebagainya, tapi lupa ‘merencanakan’ akan seperti apa ending kehidupan ini. Apakah sad ending atau happy ending. Apakah husnul khotimah atau suul khotimah. Memang, tiadalah salah membuat perencanaan-perencanaan strategis kehidupan ini, tapi,’ merencanakan’ ending kehidupan ini juga adalah sesuatu yang mesti. Dan, sesuatu itu adalah lebih PASTI dengan waktu yang takkan pernah dapat diprediksi.
Ending yang baik barangkali takkan bisa diraih begitu saja dengan sekejap mata. Perlu suatu habbit yang baik juga.
Semoga, kejadian demi kejadian ini, kembali mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sejenak saja. Sejenak, namun menentukan, akan seperti apa kehidupan abadi kita nantinya. Semoga Allah senantiasa tunjuki jalan kita.
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus ra., dari Nabi saw., beliau bersabda : “Orang yang cerdas yaitu orang yang yang selalu menjaga dirinya dan beramal untuk bekal nanti sesudah mati. Dan orang yang kerdil yaitu orang yang hanya menuruti hawa nafsunya tetapi ia mengharapkan berbagai harapan kepada Allah.” (HR. At Turmudzy)
Dari Abu Hurairah ra., bahwasannya Rasulullah saw., bersabda : “Bersegeralah kamu sekalian untuk beramal sebelum datangnya tujuh hal ; apakah kamu menantikan kecuali kemiskinan yang dapat melupakan, kekayaan yang dapat menimbulkan kesombongan, sakit yang dapat mengendorkan, tua renta yang dapat melemahkan, mati yang dapat menyudahi segala-galanya, atau menunggu datangnya Dajjal padahal ia sejelek-jeleknya yang ditunggu, atau menunggu datangnya hari kiamat padahal kiamat itu adalah sesuatu yang sangat berat dan sangat menakutkan.” (HR. At Tarmudzy)
Syakuro HOME SWEET, Jumadil akhir, 1430 H
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked