Tiadalah hari yang kulalui yang lebih "hancur" ketimbang hari ini. (lebay!). Tapii, sunggguh, hari ini, adalah hari yg amat buruk bagiku atas kelalaian yang semestinya tak perlu ada! Fiuuffffth..
Hmm..sebenarnya masalahnya sederhana. Hanya karena lupa waktu. Aku lupa kalau jadwal ujianku hari ini adalah jam 9.30, karena menurut jadwal yang biasanya, ujian dilangsungkan jam 10. Ketika jam menunjukkan jam 9.20, aku masih saja santai di wisma. Sama sekali belum mengenakan baju dinas. Huaaaah... Aku, merasa jam masih menunjukkan jam 8.30 -an, jadi, santai2 saja. Betapa "tersengat" (listrik)nya aku ketika melihat jam dinding yang tersenyum manis menunjukkan jam 9.20, padahal aku belum ngapa-ngapain. Huwaaaaaaah...!!! Padahal, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kampus dari wisma adalah lkebih kurang 30 menit. JIka aku bisa mempersiapkan diri paling cepat 5 menit saja, aku akan terlambat selama 25 menit! Padahal, durasi waktu pelaksanaan ujian hanya 60 menit! Bayangkan, betapa banyak waktu yang harus hilang!
Hanya lima menit saja aku siap-siap, langsung ngacirrrr...
"Mau naek ojek??" pikirku. Kalo sama ojek mah, bisa lah 10 menit-an. Tapiii, aku sudah bertekad, tidak akan naek ojek kecuali ojek pribadi (heee...), bukan ding. Gak bakalan naek ojek, kecuali kalau kondisi emergency dan sattusnya "peripulum inmora". Kuputuskan untuk naek bus kampus aja. Dan, masya Allah, bus kampusnya ngetem dulu di Pasar Baru. Fiuuuuuffftt..HUwaaaaaaaa...
Aku mengalami "STRESS ULCER" yanbg luar biasa! Fiuuf...fiuuufffff...
Tiba-tiba saja, apa yang aku siapkan buat ujian jadi buyar. Aku jadi panik (dan panik = men-NOL-kan inteligensi).
Aku sampai di kampus dengan kondisi terlambat 20 menit.
Huwaaaaaaaaaaa....
Langsung minta lembar soal dan jawaban sama pengawas dan pilih posisi paling depan (biasalaaaah, kalo udah ujian, posisi paling depan adalah posisi yang paling dihindari kebanyakan mahasiswa kecuali aku dan beberapa orang teman. heee...). Dan, betapa kagetnya aku, ketika soal yang dikeluarkan itu, bukan CASE HIPERTENSI ataupun CASE STROKE seperti yang aku plajari dan aku siapkan, tapii, malah CASE APENDISITIS dan BEDAH, hoawalaaaaaaaa.... Untuk beberapa saat aku hanya terdiam dan bingung, linglung, sementaraaa..waktu terus berjalan. Tenangkan pikiran, dan mulai mengorat oret jawaban! Tapiii, karena inteligensiku sempat dalam kondisi NOL, akhirnya semuanya menjadi buyar. Dan yang parahnya lagiii, aku tidak punya bahan dan literatur yang banyak. Fiuuuuuuuuuufffffttt... >,<
Hancuuuuuuuuurr!
Yang aku ingat dari kasus itu hanyalah bahwa dari hasil interpretasi data lab nya, si pasien adalah seorang penderita apendisitis, mengalami demam dan jugak hipertensi. Lalu, juga hiperlipidemia, dan gagal ginjal kronik! (untuk memutuskan diagnose ini, aku harus ngitung2 segala. Dan, masalah besarnya adalah AKU JUGA TIDAK BAWA KALKULATOR!). Huwaaaa....
Ketika waktu telah menunjukkan bahwa jam ujian habis, AKu malah sama sekali belum MENGHITUNG KLIRENS KREATININ pasien untuk obat sefotaksim dan ranitidine. Pasalnya, aku tidak tahu koefisien partisi obat yang dieksresikan melalui ginjaaal. OOOh, Allah.... Gaswaaat niiiih akuuuuuuuuuuuuu...
Akhirnya, hanya satu jenis obat saja yang telah berhasil kulakukan penghitungan kliresn kreatinin plus penyesuaian dosis nya. Sisanyaaa? Jawabanku masih kosong! OOoooooooooooooh Nooooooooooo!!!!!
Pun, ketika lembar jawaban itu berpindah tangan ke pengawas, aku masih belum bisa percaya dengan "keajaiban" yang bertumpuk2 yang kurasakan hari ini. Betapa sangat melelahkannya! Smeakin berasa stress ulcerku yang smakin menjadi2...
Aih, andaikan aku tak perlu mempertanggungjawabkan nilaiku kepada orang tuaku, maka, aku tentu tidak sepanik ini. Karena, secara pribadi, aku siiih gak terlalu berorientasi nilai. Tapii, mengingat wajah ayah ibuku, aku langsung jadi down.
"Ya Allah, semoga aku lulus. Semoga aku tidak HER." Amiiiin. Ini harapku.
Tapi, satu hal saja, meski di tengah kondisi panik, tanpa bahan2 dan literatur yang lengkap, ada hal yang masih ingin kupertahankan, bahwa aku tak ingin bertanya ataupun meminta jawaban kepada siapapun! AKu tidak mau ada diskusiketikla ujian berlangsung, meski sebenarnya aku punya kesempatan untuk melakukannya! Tapi, setidaknyaaa, jikapun ujianya hancur, jikapun kali ini aku tidak sebaik ujian2 sebelumnya, jikapun aku dalam kondisi panikl dan kejepit, tapii, tidak menghancurkan idealismeku! Itu saja! Alhamdulillah...
(Karena Allah melihat setiap apapun yang kulakukan. Bukankah Allah itu maha mengawasi (Qs. AL Fajr).
Subhanallah uniiii.... idealismemu, uniii... salut! Semoga Allah membalas atas kebaikan2 yang selalu kamu jaga di dirimu yah uni...
ReplyDeletekangen sekali aku padamu..
Ang....
ReplyDeleteuni juga kangen sangaaat niih...
Ang jugak yaah,.
Allahumma aamiiin....
:)