Ikatan Ion terbentuk antara atom yang mudah melepaskan electron dengan atom lain yang mudah menerima electron. Bagemana bisa terjadi? Itu karena adanya gaya elektrostatik antara kedua atom tersebut kan yah? Gaya elektrostatik antara muatan positif dan muatan negative. Ini berkaitan dengan elekron valensi yang dimiliki oleh si atom. Keterikatannya tergantung ‘kekurangan’ atau ‘kelebihan’ electron valensinya yang menurut aturan…hmm…siapa sih yang bikin aturannya? Asas-nya Aufbau, Larangannya Si Pauli atau aturan Hund yah? Hihi… Kalo udah ‘berumur’ begini, bawaannya lupaaaa yah. Aih, terserah deh, siapa yang bikin aturan. Yang jelas, yang masi diingat itu, bahwa si kulit valensi tersisi dengan konfigurasi 2 8 8… dst. Jadi, yang punya electron valensi 2 8 1 bakalan berikatan dengan yang punya electron 2 8 7, begithuuuuu! Eh, pada ngerti kaga nih?! Boro-boro! Ngejelasinnya ajah rumit begitu! Hihi…Maap…maapkeun!
Aaaah, tidak usah pusing deeh, membahas electron valensi segala! Kita langsung ajah ke contohnya yuuuk! Contoh yang paling pasaran, paling familiar dan paling dekat di hati (heuu…) adalah ikatan antara Na plus satu (Na+) dan si Cl min (Cl-) yang kemudian saling bersatu membentuk suatu senyawa yang bernama NaCl yang lebih dikenal dengan garam dapur yang tanpanya makanan akan terasa hambar dan hidup menjadi tidak enak! Hoho, lebay! Jadi, ikatan yang terjadi antara Na dan Cl membentuk kesatuan yang tak terpisahkan yang disebut NaCl itu adalah ikatan ion. Naah, pade paham khan dengan ikatan ion! (Paham! Paham! Paham! *sambil angguk-angguk kepala. Hmm….baguuuuuus! pinter anak mama! -Hihi, ndak nyambung!-)
Ngapain jugak bahas-bahas ikatan ion segala! Kaya kaga ada yang lebih penting yang perlu dibahas ajah! Heuu… Jangan emosi dulu yah! Lagi-lagi, aku ingin mengambil analogi dari kisah ikatan ion ini.
Kalau boleh aku ibaratkan, ikatan ion itu sesungguhnya seperti ‘ikatan hati’ pada muatan positif dan negative. Iya! Bisa saja ia menjadi ikatan yang begitu kokoh (mitsqon gholidza) dan bisa saja tidak, tergantung nasib! hihihi
“Jangan kau sandarkan hati pada seseorang sebelum ia halal bagimu.” Begitu nasihat seorang temanku. Jika terjemahan dari kata ‘sandaran hati’ itu adalah ‘pengharapan yang begitu besar disertai keyakinan bahwa seseorang tempat menyandarkan hati itu adalah orang yang akan menjadi orang yang dihalalkan, padahal belum jelas juntrungannya, maka, disinilah letak kenapa tidak perlu menyandarkan hati tersebut. Sebab, dengan demikian, pada hati kita, telah terjadi gaya elektrostatis yang membuatnya membentuk suatu senyawa. Gaya elektrostatis yang membuat ikatan ion itu terjadi.
Kita sama-sama tahu, bahwa ketika Na telah berikatan dengan Cl, maka, akan sulit bagi Br untuk bisa berikatan membentuk senyawa, bukan? Bukankah tidak ada NaClBr kan yah?! Yeah, we get the point! Ketika telah terjadi ikatan ion pada konfigurasi electron hati, maka, akan sulit untuk dipisahkan! Butuh reaksi besar untuk memisahkan Na dan Cl dan kemudian membentuk ikatan NaBr.
Pun demikian kiranya, dengan ikatan ion pada hati. Jika terlanjur menyandarkan hati pada seseorang sebelum dihalalkan-Nya, maka sungguh sulit menerima electron lain itu. Maka, sungguh… hati adalah teka-teki yang sulit untuk dipecahkan. Sungguh-sungguh amat rumit!
Memang, tiadalah yang lebih baik bagi dua orang yang saling cendrung selain pernikahan. Tapi, apakah bisa jamin, bahwa seseorang yang Allah takdirkan itu benar-benar dia yang padanya disandarkan hati? Belum tentu! Hanya ada dua pilihan dalam mencintai. Pertama, menikahi orang yang dicintai. Kedua, mencintai orang yang dinikahi. Yang pertama hanyalah kemungkinan, tapi yang kedua adalah kewajiban (ini katanya Mas Salim A Fillah dalam Saksikan Aku Seorang Muslim).
Meski ini sungguh berat, karena kecendrungan atom bebas dengan electron valensi yang tidak memenuhi kulitnya itu adalah menggenapkan kulitnya dengan cara berikatan dengan electron lain yang sesuai. Tapi, adanya ikatan ion yang membuat ia tidak bisa menerima atom lain sebelum reaksi itu benar-benar dihalalkan juga adalah suatu hal yang sesunguhnya akan menganggu keberlangsungan senyawa itu ke depan!!
*Plajaran kali ini, benar-benar semata ditujukan untuk seserang yang mengetik tulisan ini di atas keyboard lepi ini. Diriku sendiri!
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked