Pada kinetika reaksi, uji stabilitas obat dalam larutannya atau lepasan obat (liberasi, dissolusi, diffuse dan absorbs obat) menuju darah dan kemudian sel-sel. Penentuan tanggal ekpire date obat akan selalu mengikuti reaksi orde pertama di mana Log [C] = Log [C0] – k/2,3030.t
Maka, grafik stabilitas obat itu akan menjadi seperti pada gambar itu. Pada prinsipnya, kadar suatu obat yang disimpan atau dikenal dengan umur simpan obat, pasti punya limit waktu, di mana stabilitasnya akan menurun, kadarnya akan menurun, hingga dalam satuan tertentu akan menjadi tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan farmakope. Perlahan memang, Karena ia difungsikan terhadap waktu. Maka, seperti yang sudah kusebutkan sebelumnya, waktu akan membuatnya terus menerus mengalami penurunan kadar hingga kadarnya menjadi kecil dari ambang batas minimum kebolehan. Ini pada kondisi penyimpanan normal suhu kamar (250 Celcius atau 2980 Kelvin). Bisa dalam waktu 4 hingga 5 tahun, atau bahkan ada yang hanya satu atau dua tahun saja!
Hehe, ribet?? Kalau farmasis mah ngerti yaah. Hihi. Ini bukan soal keren-kerenan, hingga membuat harus mengernyitkan dahi membacanya, harus jungkir balik dulu, kaki di kepala, kepala di kaki untuk bisa memahaminya. Atau malah, bikin males ngebacanya, saking riwuehnya! Hehe, sebenarnya ini adalah salah satu tulisan di diariku ketika belajar kinetika reaksi di tahun II kuliah dulu, berikut dengan pengejawantahannya dengan kondisi hatiku, kala itu. Dan, kemudian begitu menggelitikku ketika kembali membacanya. Karena, ada analogi di sana, yang membuatku belajar kembali…
Jika kadar itu adalah kadar iman, maka…sungguh…na’udzubillaah…tsumma na’udzubillah…jika tanpa kita sadari, kadarnya terus menerus mengalami degredasi pada penyimpanan normalnya, menurut persamaan eksponensial itu! Sungguh, sehalus-halusnya kehinaan di sisi-Nya adalah semikin terurainya zat aktif dalam larutan dan satuan tatanan diri kita!! Atstaghfirullaah…astaghfirullaah…
Semoga kita, dijadikan-Nya istiqomah, sehingga meminimalisir dissolusi, liberasi, absorbs maupun diffuse, sehingga ketika sampai pada masa berakhirnya tarikan nafas kita, kadarnya masih tetap pada range yang dibolehkan-Nya.
Jadiii, yang harus dihindari adalah, hal-hal yang mempercepat terjadinya reaksi hancur itu, semisal persamaan Arhennius (heuu….tak perlulah kutuliskan pula persamaan arrnehius itu. Malah bikin tambah ribet.. hihi). Intinya, pada persamaan itu, temperature ekstrem adalah suatu hal yang sangat mempengaruhi waktu hancurnya dan umur simpannya di obat! Yup, kita harus hindari segala sesuatu yang dapat mempercepat terjadinya dissolusi, liberasi, absorbs maupun diffuse itu seperti adanya maksita, kefuturan dan godaan syetan la’natullah ‘alaih…
*hanyaakuyangmungkinmengertiapayangkumaksuddanbiarlahakusajayangmengerti
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked