Bloggie, apa kabar?
Ingin sekali bercerita banyak padamu, Bloggie. Sungguh…
Semakin lama semakin kusadari, bahwa selama yang kucari adalah sebuah kesempurnaan, maka selama itu pula aku PASTI akan menjumpai kekecewaan. Sebab tak ada yang sempurna. Sungguh tak ada, kecuali hanya Dia saja…
Tentang yang lalu Bloggie, sepertinya tak ada yang perlu kuceritakan lagi. Dan lagi pula, aku telah menutup lembaran lalu itu dengan sebuah penyudahan. Penyudahan yang menyedihkan. Tapi juga penyudahan yang membangkitkan! Penyudahan yang menyuplaiku dengan segenap energy baru. Walau kadang, masih terasa ngilu. Tapi, ini sudah jauh berlalu. Dan hari ini, ngilunya tentu sudah lebih membaik. Bahkan sudah sangat membaik. Mungkin hanya perkara waktu saja. Waktulah yang akan menjadi obat mujarabnya. Memang, akan selalu ada harga untuk segala sesuatu. Kadang, aku merasa, inilah harga yang memang harus kubayarkan. Ah, tapi, selalu saja ujian-Nya pastilah dalam koridor kesanggupanku saja kan yah? Aku tentu tak boleh sedikit pun bersuudzan pada setiap keputusan-Nya. Sebab, Dia tak pernah mendzolimi hamba-Nya. Sebab, apa yang telah Dia catatkan untukku adalah sebaik-baik scenario yang harus kujalankan…
Sekali lagi, bagaimana aku bisa mengatakan sesuatu itu buruk sementara aku belum mengetahui kebaikan yang banyak di belakangnya? Bagai mana bisa? Kelak, aku akan mengetahui, mengapa Allah pilihkan skenario ini bukan yang itu untukku, meski pun aku sempat sangat menginginkannya. Kelak, aku akan mengetahui kebaikan apa yang tersimpan di balik itu semua. Aku sangat percaya itu…
Seperti kisahku yang sudah-sudah, aku sungguh tak ingin kedua kalinya berada pada posisi yang sama. Aku sungguh tak siap untuk kembali merasakan ngilu… Maka, aku tak pernah ingin menyediakan ruang dan kesempatan untuk kembali terjatuh pada hal yang sama… Biarlah sekali saja. Biarlah segalanya menjadi pelajaran berharga bagiku…. Biarlah… Aku tak rela membiarkan diriku terjerambab pada kebodohan yang sama lagi—jika memang itu adalah sebuah kebodohan dalam hidupku…
Aku takkan hidup dengan kehidupan masa lalu, pun dengan segala kemasalaluan. Segalanya tentu akan menjadi berbeda di masa depan. Ya, berbeda. Tentu saja berbeda. Sebab, aku tak ingin mengulanginya untuk kedua kalinya. Aku ingin segala sesuatunya menjadi lebih baik tanpa melupakan persaudaraan di masa lalu. Walau bagaimana pun, mereka yang pernah berada di masa lalu, tetaplah sahabatku dan tetaplah saudaraku… Dan sungguh, aku benar-benar ingin memenangkan diriku sendiri atas segala kesedihan. Ya, sebab kebahagiaan mereka juga adalah kebahagiaanku. Sedikitpun aku tak pernah merasa bersedih atas kebahagiaan mereka yang pernah menjadi masa laluku.
Kadang, aku merasa, pilihan menuju jalanku ke depan adalah sebuah pilihan ‘pengecut’. Apakah aku sedang mencoba melarikan diri dari segala kenyataan dengan dalih yang elegan? Ah, entahlah…
Sering aku berpikir seperti itu… Tapi, apa yang sedang membentang, akan KUHADAPI! Akan KUHADAPI! Ya, akan kuhadapi dengan sebaik-baik dan seoptimal-optimalnya upaya, insya Allah… Semoga ini bukan pilihan yang salah. Semoga ini adalah sebaik-baik pilihan-Nya. Dan semoga segala catatan rencana itu juga adalah sesuatu yang Dia catatkan untukku…
Tetap bersemangat wahai diriku!
Kau hanya akan menjumpai seribu kemenangan jika kemenangan menuju-Nya sebagai end-point dari segala tujuan hidupmu, wahai diriku… Maka dari itu, kau harus bertahan! Kau tak boleh menyerah! Kau harus yakin bahwa akan ada takdir yang indah untukmu. Kau harus yakin, bahwa mungkin saja dalam waktu sekejap, akan terputus segala urusan duniamu. Jadi, apakah kau masih punya alasan untuk berlalai-lalai? Mannajah, wahai diriku!
Heuu…., maafkan aku Bloggie, betapa tidak sekuen nya tulisan ini. Hee… Tapi biarlah. Aku hanya hendak memuarakan rasa…
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked