Ini mungkin bukan cerita yang penting untuk kamu baca (walaupun tidak penting belum tentu tidak menarik. Hihihi). Jadi, jika tak ingin kehilangan waktu berhargamu, sebaiknya membaca ini jangan diteruskan yah? Hehehe...
Hari Rabu minggu ini ada sharing dari Miss Kanbara dari Jepang. Hoho... Sebenarnya hal yang beginian sih cukup menarik. Apalagi kampus tempat aku berkuliah sekarang (kayaknya niih) sering kedatangan tamu-tamu asing begini. Meskipun bahasa Inggris nya orang Jepang itu susaaah (karena lidah mereka sulit menyesuaikan dengan pronounciation Inggris, jadi bahasa inggris orang Indonesia kebayakan lebih baik, hee). Tapi, agak-agaknya ini tak berlaku untukku. Mungkin karena ketidak-pintaran aku dalam berbahasa Inggris (ndak tega juga menyebut "kebodohan", coz U're what do you think, right?), jadi ke-PD-an ku untuk cuap-cuap dan juga menulis dengan bahasa Inggris suka menguap entah di mana atmosfiernya. Hehe...
Sebenarnya ini menyoal apa yang aku set di alam bawah sadarku saja kali yah. Sebab, sedari dulu (apalagi pasca seleksi mapres itu), dikatakan "your pronounciation is so bad!" ternyata cukup merontokkan ke-PD-anku kala itu. Bener-bener dah! Aku benar-benar ogah dengan yang namanya bahasa Inggris. Yang tertanam di dalam alam bawah sadarku adalah, aku itu bahasa inggrisnya bener-bener bego! Padahal, sebenarnya, kalo secara passive aku sedikit-sedikit (yaaah, walaupun sedikit), alhamdulillah bisa paham dengan teks berbahasa inggris. Tapi, sering kali aku tidak PD dengan pemahamanku dari apa yang aku baca itu. Hwaaaa....help meeeee, pleaseeeeeee!
Nah, di perkuliahan sekarang, ingin menangissss rasanya melihat textbook yang berbahasa Inggris semua. Belum lagi memahami jurnal. Apalagi di setiap presentasi kuliah dan makalah, sebaiknya memang menggunakan literatur yang bersumber dari jurnal terbaru . Ada evidence base nya gituh. Lha, wong bahasa Indonesia saja susaaaah banget belajarnya dan memahaminya (apalagi yang udah terkait mocular), dan ini ditambah pula dengan textnya yang berbahasa Inggris. Belum lagi slide-slide kuliah dari dosen, hampir semua berbahasa Inggris. Hadeuuhhhh... Dan sekarang, aku suka nda PD kalo cuma mencantumkan literatur berbahasa Indonesia, Apalagi dari Blog! Nda pede deh pokonya. Kan blog nda ada yang koreksi bener salahnyaaaa, tho. Wong blog-ku yang ecek-ecek itu (blog farmasi-ku itu ternyata nongol jugak di skripsi orang-orang sebagai salah satu dari daftar pustaka. Waahh, aku jadi 'ngeri', jangan-jangan ada yang salaaahh, jangan-jangan menyesatkan). Makanya aku agak emoh ambil literatur dari blog. Hehe... Pengalaman pribadi soalnya. Tapi, kalo udah emergency banget dan udah injury time, yaah terpaksa deh ambil dari yang berbahasa Indonesia. Tapi bukan Blog. PDT kek, PC kek, pokonya buku dah.Hihi (gayaaa banget nih ayeeee yah...hahaha). Kalo dulu S-1, aku sih seneng-seneng ajah pake literatur dari embah gugel yang maen tebas abis ajah, kaga peduli itu blog atau emang literatur beneran. hihi (memangnya ada gituuh, literatur palsu. haha...). Tapi di skripsi sih, diusahakan tidak lah yaaah.
Kembali ke Cerita Miss Kanbara yang memberikan sharing di jam kuliah Farmakoepid. Hemm... waktu itu ada kesempatan untuk bertanya. Dalam hati aku berspekulasi, "Hei Fathel, kalau kamu berani untuk bertanya dalam bahasa Inggris kali ini, makaa ini suatu awal yang baik untukmu. Jadikan ini sebagai batu loncatan, agar kau berani untuk bercakap bahasa Inggris dengan orang asing, sesalah dan seburuk apapun itu. Hayooo, Fathel. You never know how able you are, If you never wanna try. Come on Fathel, Surely, You can! You can! Insya Allah..."
Dan, bismillah... akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya, meskipun kemudian Miss Kanbara perlu menyernyitkan dahi dan kemudian bertanya pada moderator, apa yang aku maksudkan. No matter lah, yang penting mencoba. (haha, jangan tertawa yaaah. Mohon dimaklumi 'ketidakpintaranku' ini. Hihi...) #halaaah, jangan terlalu sering memaklumkan diri, Fathel. Ingatlah, bahwa terlalu sering mentoleransi diri bisa menyeretmu kepada kelalaian yang istimror. Heuu....
Bertanya di forum berbahasa Inggris mungkin bagi kebanyakan orang adalah hal yang biasa. Bukan sebuah prestasi, apalagi kemenangan. Itu mungkin hal yang bahkan tak perlu diceritakan di Blog segala, saking terbiasanya dan saking berpikir "sudah seharusnya begitu". Tapi, tahu kah kamu, bahwa bagiku ini adalah sesuatu yang luar biasa? Heuu... sesuatu yang sederhana ini adalah luar biasa bagiku. Dan, seperti komitmenku sebelumnya, ini menciptakan sebuah dilatasi paradigma tersendiri bagiku. Dan tahu kah kamu, sejelek apapun prounounciation ku ketika bertanya di forum itu, ternyata telah menaikkan grade PD ku ke tingkat yang lebih tinggi. Benarlah sudah, bahwa kita tidak tahu bahwa kita bisa, jika kita tak pernah mau mencoba. Jika kita terus terkungkung dengan paradigma yang secara tak sadar kita ciptakan sendiri untuk diri kita...Bahkan labelling yang mencapai alam bawah sadar kita. Ck..ck...ck..., masya Allah. Sebuah penjara yang tanpa disadari kita buat sendiri untuk mengurung diri kita di dalamnya. Ah, sungguh kita sebenarnya punya kunci yang kita pegang untuk membuka si penjara itu. Tergantung diri kita apakah bersedia atau enggan membukanya saja... Dan, bagiku, ini adalah sebuah pembuka pintu penjara pikiran itu...
Dua hari setelah kuliah umum, aku semakin merasakan tingkat ke-PD-an ku dalam bahasa Inggris (khususnya dalam hal conversation) semakin beranjak naik. Hee... Meski, PD saja tentu tak cukup karena aku mesti banyak belajar lagi, dan terus mencoba serta menguasai lebih banyak vocab. Hal ini sudah coba kubuktikan dengan kejadian di deket Science Park. Kemarin itu aku lagi nunggu Mba Indri, Mba Ratna dan Uni Nadra dari perpus. Lalu lewatlah dua orang asing yang berteriak, "Where is the Public Healthy? Where's the Public Health?" Si Bapak yang berdua itu bertanya di mana Fakultas Kesehatan Masyarakat dan dia bertanya beberapa kali kepada satpam di deket situ. Satpamnya langsung geleng-geleng. "Nda ngerti", katanya. Akhirnya aku memberanikan diri untuk nyamperin Si Mister "Sir, Do you look for the Publick Healthy?"
"Oh yeaaah..."
Akhirnya, berbekal English seadanya, aku kasi tunjuk di mana FKM. Yah, alhamdulillaah dia mengerti apa yang kumaksudkan. Hehe (lagi-lagi, sebuah prestasi untukku. Yah, untukku yang kemampuan englishnya amat-sangat-paspasan-sekali).
Tapiii, yang nda enak ituuu ujung-ujungnya, ketika si Mister itu bilang :
"Thank you, MADAM."
Gubraaaaaaakkkk!!! Bukan hanya orang-orang di kampungku, orang-orang di travel, orang-orang di Rumah sakit dan anak TK itu yang memanggilku dengan sebutan "Buk!" (seperti yang aku ceritakan sebelumnya). Tapi, orang asing pun menilaiku dengan penilaian yang sama. Ibuk-ibuk. Hwaaaa, apa benar aku seperti ibuk-ibuk? Hwaaaaa.... #gulingguling...
Padahal, 5 hari sebelumnya, aku masi suka dikira mahasiswa angkatan 2008. Tapii, ko tiba-tiba berubah lagi, jadi ibu-ibu. Toloooooong!
#Ah, sudahlah Fathel. Itu adalah konsekuensi pertambahan umur. Karena menjadi tua itu adalah sebuah keharusan (dan bukan berarti merasa muda juga nda boleh yaah? hihi). Sekali lagi, si Mister itu sedang memberitahumu, betapa cepatnya waktu berlalu dan sungguh berharganya waktu yang kau punya. Ingatlah, kematian itu datang di waktu yang tak terprediksi, Fathel!
Intinya adalah walaupun Ilmu yang kita miliki is Limited, tapii Belajar is unlimited process. Ia adalah sesuatu yang panjangnya adalah sepanjang usia kita. Jadi, Fatheeeeel, jangan pernah berhenti untuk belajar. Dan yakinlah, bahwa sebelum mencoba, kau tak pernah tau, tentang bisa atau tidaknya dirimu. Dan ingatlah, belajar itu NOT MERELY You get from formal academic, but your life is your school. Kehidupan itulah pembelajaran yang sesungguhnya. Dan ingatlah, belajar bukan cuma untuk obsesi dunia. Tapi untuk kehidupan yang masa nya jauhh lebih panjang dari masa kehidupan dunia yang singkat!
Tetaplah semangat Belajar, Fatheeeel!
Tak perlu takut salah dalam belajar, sebab jika semuanya sudah benar, lantas dari manakah kau akan belajar? Karena, dari salah itulah kau belajar, di mana letak benarnya. Siiippp??!
_____________
Eh iyaaaa, sebenarnya aku sedang menggandrungi dua blog ini. Blog dua orang yang aku kenal tak hanya di dunia maya, tapi juga di dunia dunia nyatanya. Sama-sama anak Smansa papa (jiyaaah :D), sama-sama alumni Akuntansi UI, dan sama-sama menulis blognya dengan bahasa Inggris. Pertama , Eka Ferlinda, trus yang kedua Rully Prasetya. Nah, sebenarnya aku juga punya blog Bahasa Inggris. Tapii, nda update sih. Hee.. Melihat blog mereka, aku jadi termotivasi untuk menulisi blog itu lagi. Ya, meski banyak grammer yang salah, tapi no matter lah. Toh, sekali lagi, KARENA SALAH ITU ADALAH BAGIAN DARI PROSES BELAJAR, Jadi AKU TIDAK TAKUT DAN MALU untuk SALAH (dalam berbahasa Inggris). Yuhuuu, semangaaattt yoo Fatheeeel.
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked