Okeh, kali ini aku mau currrrhhaaaatt.... Grrrhhhhh....
Hari ini aku ke puskesmas 1, dan menyelesaikan dan melengkapkan sedikit kekurangan data. Melirik jam henpon yang masih menunjukan jam 10. Wah, in syaa Allah masih keburu menuju puskesmas 2. Jadi buru-buru deh aku tancap gas. Tiba-tiba pak polisi nyetop aku, "Maaf, tidak bisa lewat sini." Oh ya udah, aku muter.
Pas di persimpanganketemu pak polisi lagi. "Maaf tidak bisa lewat sini. Lewat sana ajah." Okee, aku ikutin titah pak polisi lagi. Belok kanan, muter-muter. Sampai ketemu persimpangan lagi. Banyaaak banget motor dan mobil dengan arah berlawanan denganku. Pas gitu, ketemu polisi lagi. "Maaf tidak bisa lewat sini, muter lewat sana ajah. Ada tuh jalan alternatif."
Huaaa, ma syaa Allah ini kali ketiga aku disetop pak polisi dan disuruh cari jalan alternatif. Fiiuufff....
Akhirnya, aku cari jalan alternatif lagi, belok kanan. Udah kaya peserta racing sepeda motor akuhh karena jalannya kaya bukit, naik turun gituh. Udah gitu banyak bebatuan dan tidak diaspal lagi. Oke..oke...aku ikutin titah bapak-bapak berseragam yang punya pistol itu.
Eh, pas di persimpangan lagi, aku disetop lagi bersama puluhan pengendara lainnya. Kali ini benar-benar gak ada jalan lain. Aku kejebak. Di depan udah penuuhhh dengan motor dan mobil, di belakang pun begitu. Kaga bisa bergerak sama sekali. Mana matahari lagi terik-terik nyaa. Ma syaa Allah... Satu setengah jam aku kejebak di sana. Dari jam sepuluhan hingga setengah dua belas. Dan itu artinya, aku tidak bisa melanjutkan perjalanan menuju puskesmas 2. Karena nyampe di sana kan sekitaran jam 12-an gituh, dan jam pelayanan sudah ditutup jam segitu.
Ini adalah waktu-waktu yang sebenernya sangat limited. Jadi, 1 hariii ajah tuh sangat berharga bagi akuu... Nah, hari ini itu sebenernya aku bisa mengejar beberapa data dan "memburu responden" karena udah limit mendekati deadline. Tapiiii, karena ada simulasi alias gladi resik Tour de Singkarak (TdS), semua jalan di blokir. Dan aku adalah salah satu dari ratusan orang yang kejebak, tidak hanya di jalanan itu, tapi di setiap persimpangan sepanjang jalan raya. Huhu...
Tidak sedikit yang menggerutu mengumpat dan ada juga yang memutuskan jalan kaki saja sepanjang beberapa kilometer. Ada yang komentar, "Wuuiihh pejabat mau lewat, kita terlantar." Yang lebih kasihan lagi, ada ibu-ibu yang meninggalkan anaknya di rumah dan si anak udah nangis gituh.
Aku sebenarnya juga agak sedikit kecewa. Aku sudah kehilangan 1 hari yang berharga untuk mengumpulkan responden. Dan lagi, ini kan hari pasar. Kenapa harus hari ini gladi resiknya? Kenapa ndak hari selasa atau rabu ajah di mana bukan hari pasar yang notabene hari di mana akan ada ratusan ibu-ibu berbelanja ke pasar. Satu setengah jam panas-panasan kan lumayan jugaa gerahnya. Mana bensinku juga udah sekarat karena kemacetan panjang di persimpangan. Pokonya hari ini tuh yaa... ma syaa Allah... bener-bener puyeng dah. Huhu...
Yaa, mungkin ini salah satu tantangannya. Walaupun demikian, aku harus tetap semangaaaaatttt!
Semangaaatt... Semangaaattt... Semangaaaaaattttt...
In syaa Allah, jika Dia berkehendak, segalanya akan mudah bagi-Nya. Sesuatu yang terlihat tidak mungkin dalam pandangan kita, sebagai manusia yang begitu dhaif dan lemah, sangat mudah bagi-Nya untuk menjadikannya mungkin. Jadi, aku harus berupaya untuk melakukan yang terbaik, ikhtiar terbaik lalu juga do'a yang terbaik. Nanti, bagaimana pun akhirnya, skenario Allah selalu indah. Apapun yang terjadi pada akhirnya, selalu saja itu adalah keputusan terbaik dari-Nya. Jadi, aku harus bersemangat!
Sebaris kalimat yang kembali diingatkan oleh my lovely hubby, "Jika kita tidak merasakan susahnya perjuangan, maka kita juga tidak akan merasakan manisnya kesuksesan." Ya, mari bersemangat wahai dirikuuu!
Ganbatte Kuadasai!
Hamasah!
Ma'annajah :)
i'm proud of you my lovely wife .....
ReplyDeleteI'm proud of you my lovely hubby... <3 <3 <3
ReplyDelete