Ternyata program #oDoP tidak terealisasi. Huhu...
Ini bukan karena aku tidak ingin mencorat-coret blog ini. Ada beberapa sebab sebenarnya. Semisal, di rumah sakit yang tidak memungkinkan untuk online, sinyal yang syusaaah, serta I'm on vacaition selama 3 hari tanpa laptop. Hihi, kalo mau beralasan sih, buanyaaak alasannya. Tapi yasudahlah... Aku tidak ingin mengemukakan alasan apapun lagi. Hehe...
Dua hari yang lalu, kembali aku menghirup udara sejuk Padangpanjang. Kesegaran yang dihadirkan oleh kota ini bukan hanya sebab suhu yang memang yang lebih dingin dan curah hujan yang lebih tinggi dibanding kampungku atau Solok; kota ibuku, atau Limah Puluh Kota; tempat ayahku berdomisili, ataupun kota Padang yang kami kunjungi satu hari sebelumnya. Tapi ada sensasi kesegaran yang berbeda.
Ya, mungkin banyak hal yang menyebabkannya. Mungkin di kota inilah pertama kalinya aku mengenal tentang indahnya diin ku, di sini pula aku rasakan menakjubkannya mendekat pada-Nya. Di kota ini pula, aku belajar melawan arus gradiensi adolensia, masa remaja penuh cerita. Dari masa di mana aku begitu dangkal memahami masa yang amat menentukan ini, hingga aku belajar dengan cara pandang yang mulai berubah. Itulah sebabnya, kota ini selalu berasa sejuk di hatiku. Ya, di hatiku. Dan kota ini pula yang pertama kali mempertemukan aku dengan suamiku 11 tahun silam di Kampus Birru Bumi Hijau, meski kala itu yang kutahu, beliau sama sekali tidak mengenalku. Hehe.. Iya, kota inilah yang mempertemukan kami dulunya. Mungkin, sebab itu pula, kota ini menjadi kota yang memiliki kenangan paling mendalam di lokus ingatanku.
Tak banyak yang berubah dari kota ini, kecuali ada peralihan rute kendaraan umum dan perluasan wilayah kota ke daerah Gunuang, tempat di mana RSUD megah berdiri, dan SMA Unggul Sumbar itu berlokasi. SMA 1 Sumbar itu baru ada sekarang (kalo nda salah dulunya SMANSA PAPA, tapi ga tau juga sih, hehe). Dulu aku malah tidak terlalu akrab dengan area sekitar Gunuang tersebut. Mau tak mau, kenangan beberapa tahun silam kembali menyeruak dalam pikiran. Dulu, tidak pernah kubayangkan bahwa aku akan melewati fase ini hari ini. Sungguh, ketetapan-Nya atas diri kita, pastilah sebaik-baik dan seindah-indah ketetapan. Semoga kita menjalani setiap ketetapan-ketetapan-Nya itu dengan sebaik-baik kehidupan, dan semoga pula di penghujungnya, kita menutupinya dengan sebaik-baik penutup. Aamiin, allahummaa aamiin yaa Rabb...
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked