Terasa berbeda, terasa begitu asing…dan terasa semakin jauh…sangat jauh…
Betapapun aku tak ingin, tapi…begitulah adanya…
Dan mungkin akan lebih jauh lagi…akan sangat jauh…
Bahkan hampir-hampir saja hilang…
Kehilanganmu, adalah satu dari daftar banyak kesedihan dalam hidupku…
Sebagaimana memiliki sahabat sepertimu, adalah satu dari daftar banyak anugrah terindah yang Allah beri…bagiku…
Sungguh, tak ingin aku begini…
Tapi, memang terpaksa harus begini…
Kadang, mungkin kita mulai bermain dengan ego…
Merasa rendah jika harus memulai…
Ah, tidak… untukmu, aku ingin mengalah…
Sungguh, ingin mengalah…
Tapi, sudah terlambatkah?
Masihkah hati-hati kita bertemu di chamber jiwa?
Dan sungguh sangat menyedihkan, jika harus kukatakan…bahwa tak seperti dulu lagi…mungkin bagiku…terlebih bagimu…
Bahwa chamber yang kita punya sudah berbeda…atau setidaknya tak lagi memiliki nilai retensi yang sama meski masih dalam satu chamber…
Ada yang datang…ada yang pergi…
Begitulah selalu, polaritasnya yang inkonsistensi…
Selalu saja, waktu dan interaksi kemudian menjadi satuan yang saling berintegrasi dan saling mempengaruhi terhadap kuat lemahnya ikatan itu…
Pada akhirnya, sampailah aku pada satu simpulan…bahwa…polaritas kedekatan hati, ruh-ruh yang bertemu di chamber jiwa itu adalah tidak konstan, tergantung bagaimana klaster-klaster yang terbentuk akibat sebuah persahabatan… Dan yang pasti, tetaplah hati adalah milik-Nya, yang Dia bolak-balikkan, yang Dia satukan maupun pisahkan…
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked