Living in Riyadh [Part 14]: Ketika Mendengar Kata "Final Exit"

colorful [pict by umm Aafiya]
Salah satu perbedaan tinggal di sini dengan ketika di Indonesia ini adalah harus siap-siap untuk sering mendengar kata "final exit". Banyak yang datang tapi banyak pula yang pergi. Apalagi jika orang-orang itu adalah orang-orang yang dekat dengan kita, sahabat kita misalnya, maka sedikit banyaknya akan terasa sedih dan kehilangan.

"Udah tau belum, mba X mau final exit lho..."
"Hah??? Seriuuus??"

Special Gift from Someone Special [part 2]

special giftfrom someone special
Kapankah sepasang suami istri, orang tua ke pada anak dan sebaliknya saling memberi hadiah? Ulang tahun? Ulang tahun pernikahan? Atau momen "peringatan" lainnya?


Anggaplah pertanyaan retoris di atas sebagai salah satu menu pembuka postingan "berat" kali ini. hihihi... Ini sebenarnya bukan sequel dari kelanjutan kisah "special gift from some one special" November tahun lalu. Karena judulnya sama, maka dibuatlah versi [part 2] nya. Boleh kaan? Hihi...

Sewing Project: Organizer Bag & Pouch

Mari kita lanjutkan postingan tentang sewing project. Baca juga yaa yang sebelumnya . Kali ini adalah organizer bag dan Pouch. Ceritanya, sebenarnya kain canvas yang ukurannya cuma segitu itu tuu... hihi.. mau dibikinin baby bag (diaper bag) yang model ransel. Udah dipotong untuk bagian depannya dan dianggurin begitu aja. Nah, pas jalan-jalan ketemu tas cewe yang cakeeeepp banget ma shaa Allah dan lebih cakep lagi karena diskon 70% wkwkwkwk.... Yang bikin cakep banget sih diskonnya ahahahaha. Akhirnya dinobatkan jadi baby bag ajah dah. Secara ukuran cucoook banget... Daaan pembuatan ranselnya pun dicancel. Selain itu ilmu per-ransel-an emak Aafiya belum sampai ke level yang diinginkan. hihi... Jadiii, kain canvas yang sudah dipotong tadinya dijadikan organizer bag dan pouch ajah. Namanya juga utilisasi maksimal. Hihi...


Permasalahan utama membuat organizer bag ini lagi-lagi menyoal bahan/fabric yang available. Hiks... hiks.... masih di kendala yang sama. Pengennya pakek bahan "jaring-jaring" yang elastic (ga tau istilahnya apa heuheu...). Tapi apalah dayaa... Tak jumpaa.. Pakek sarung guling pun jadi. Wkwkwk... Karena bahannya nda sesuai dengan harapan, hasilnya pun masih jauh dari harapan. Tapiii, much better lah dari pada cuma dianggurin. In shaa Allah sangat bermanfaat jika diinsert ke tas yang memang tadinya bertujuan untuk diaper bag. Nanti kalo ketemu bahan yang cocok, pengen bikin lagi aahh...

Berikut Organizer bag yang aku bikin. Ada 6 slot plus satu slot buat kunci biar ndak jatuh dan biar nda susah mencarinya. Slot dompet, HP, botol susu, milk dispenser dan termos. Sebenarnya butuh satu lagi nih, slot buat kaca mata. Tapiii not too mandatory lah. Karena aku juga nda begitu sering pakek kaca mata.
Organizer bag dan bagian-bagiannya

Sewing Project: Simple Tote Bag

Simple Tote Bag dan Simple Mini Tote Bag by Umm Aafiya

Alhamdulillaah, senangnya setelah membuat tote bag ini ^__^
Berawal dari cita-citaku yang ingin membuatkan tote bag mini buat Aafiya. Sepertinya si gadis kecilku sedang senang-senangnya angkut tas ala emak-emak. Sepanjang rumah, diangkutin itu tas sambil bilang "Tash... tash..." trus mencoba pakek sepatu sendiri (meski kebalik-balik hehe) dan bilang, "Babaaaay...mmuuaach..." sambil kiss bye dan melambaikan tangan kayak mau bepergian. Ma shaa Allah. Hihi... Tapiii, tasnya itu lhooo, gede banget sampai kayak sapu pel. Ngepel lantai. Ga sebanding sama badan Aafiya yang masih imut-imut. Hihi...

Nah, akhirnya terbersit ide untuk membuatkan mini tote bag buat Aafiya. Masih simple banget sih. Maklumlah emak Aafiya memang masih baru dalam dunia jahit-menjahit. Daaan, salah satu kekuranganku adalah... tidak pernah patuh tutorial dan malas mengukur-ukur :D. Jadi, selama pembuatan tas ini pakek ilmu ala farmasi ilmu kirologi. Wkwkwkwk... Aku sempat beberapa kali baca dan nonton video tutorial singkat. Maklumlah, di sini ga tau di mana tempat les menjahit.. hihihi... jadi belajarnya dari yutub atau blog orang sahajaaa... Ntar kalo pulang ke Indonesia jadi pengen ikutan les menjahit iniiih... >.<

Tinggal di Luar Negeri

Mungkin kebanyakan orang punya semacam wish untuk mencicipi berdomisili di luar negeri. Kalau Luar Nagari sih kemungkinan besaaar sudaaah... Hihihi... Tapi, kalau luar negeri, seperti halnya aku dulu, menjadi salah satu wish yang memang ingin banyak orang wujudkan..

Banyak alasan tentang mengapa inginnya seseorang berdomisili di luar negeri. Bisa karena ikut suami (seperti halnya aku), terkait pekerjaan, melanjutkan pendidikan, ingin mengetahui budaya di luar sana, atau mungkin alasan klise: sekedar ingin jalan-jalan. Hehe...

Banyak di antara yang pernah merasakan tinggal di luar negeri merasa ingin segera pulang ke Indonesia kembali dengan alasan ingin berbakti pada negeri, mengaplikasikan ilmu yang di dapat di negeri seberang (bisa seberang pulau atau seberang samudera, hihi). Tapi, tak sedikit juga yang malah merasa berat untuk kembali ke negeri asal... ;)

Ya, seperti yang aku bilang di atas, aku memang pernah punya cita-cita untuk tinggal di luar negeri untuk beberapa saat (Bukan untuk pindah kewarganegaraan tentunya. Aku masih cinta Indonesia dan kampung halaman koq. Hehe...). Tapiii, tak pernah terbetik sedikitpun di benakku bahwa aku akan berdomisili di Riyadh (Saudi Arabia). Namun, setelah merasakan tinggal di Saudi, malah sekarang aku belum terbersit pikiran untuk move on ke negara lain (selain pulang Indonesia tentunya).

Ada beberapa alasan mengapa aku sulit move on dari Saudi ke negara lain (selain Indonesia):

Apa Hobimu?

"Anak-anak, apa hobi kalian?" Pertanyaan bu guru semasa SD seakan terngiang di telinga. Dan satu persatu pun mulai ditunjuk untuk menyebutkan hobinya masing-masing.

Apa hobi kamu?
Jika pertanyaan ini diajukan kepadaku, aku akan dengan segera menyebutkan sederet hal yang aku sukai untuk melakukannya.

Durian

Apa kabar yaa musim durian di kampung halaman? Hihi...
Apa kabar kolak durian? Hihi...

Ceritanya, emak Aafiya lagi pengen durian. Beberapa kali ke Lulu Hypermarket, hampir selalu si durian ini masuk trolley untuk kemudian ditimbang bersama sesayur dan bebuah lainnya. Tapii, setelah ditimbang dan label harga tercantum, si durian kembali ditaruh ditempatnya. Ahahahaha... :D
Ga jadi dibawa pulang.

Wisata Kuliner di Riyadh ala IMoreFamily

Kata Abu Aafiya, emak Aafiya ini "Culinary Adventurer alias petualang rasa". Hihi... Maksudnya, senang mencicipi cita rasa baru. Senang nyoba yang "aneh-aneh" yang belum pernah dicoba dan dirasakan selama ini. Kalo Abu Aafiya sukanya yang pasti-pasti aja laah. Yang memang sudah ter-verifikasi dan ter-kualifikasi di lidah dan nda begitu tertarik untuk mencoba yang aneh-aneh. 
Makanya, 4 tahun jadi warga Bandung semasa kuliah, belum pernah sekalipun Abu Aafiya nyicipin cireng. Padahal si tukang cireng selalu nangkring di deket masjid Salman. Hihihi... Aku aja yang baru pertama kali mampir di masjid Salman yang cuma buat jalan-jalan doang, udah langsung nyicipin itu si cireng. Qiqiqiqi... Abu Aafiya malah nyicipin cirengnya pas udah di Riyadh, itu pun setelah aku kompor-komporin kalo si cirengnya maknyuuss... Qiqiqiqi...

Naaah, soal wisata kuliner di kota Riyadh, kita memang punya agenda bulanan untuk nge-date ala IMoreFamily. Hihi... Nda perlu resto muahhaaaall, yang penting momennya. Jika ada yang jual sate Padang ala abang-abang di jalan Margonda, udah pengen aku serbu ajah tuuh... Qiqiqi.. Sayangnya, kalo mau beli sate Padang, kudu ke Ummul Hamam dulu. Jauuuhh cyyyynn... Qiqiqiqi...
Nah berikut tempat kuliner di Riyadh ala IMoreFamily. Barang kali ada yang tertarik untuk berkunjung dan berkeliling Riyadh jugak. Hehe... Harga bersahabat koq... Kekekekeke...
Daaan yang berikut ini adalah citarasa middle-east bangeeett...

Setelah Sekian Lamaaaa...

Judulnya rada-rada alay yes? Hehehe.. Baiklah.. Mari bercerita yang ringan-ringan saja. :)

Sebelum 3 postingan di bulan Mei 2016 ini, kapan terakhir kalinya aku ngeblog? Sepertinya Februari! Ya salaam... ini rekor banget yaak 2 bulan tanpa postingan. Ckckck....

Baiklah sedikit excuse, emak Aafiya lagi rada nausea, lagi ngadepin masa-masa ikhtibar (ujian) di sekolah (mustawa tsani ternyata lebih beraaat), pulang sekolah biasanya tepaarr, lagi soksok sibuk (padahal enggak). Daan banyak macam excuse lainnya.. hihi.. Manusia memang sering kali melakukan pembelaan diri yaak.. wkwkwkwk...

Sebenarnya banyaaak sekalii yang mau diceritakan di blog. Tapi, lagi-lagi cuma mengendap di pikiran untuk kemudian menguap entah ke mana... Naah, sekarang alhamdulillah ikhtibar nihai (ujian akhir semester) telah berlalu daaan semoga naik kelaas.. aamiin.. Ga bisa ikutan summer class juga karena ga ada kelas untuk mustawa tsalist (waah.. PD nih bakalan di level 3... In shaa Allah najahtu wa intiqaltu ilal mustawa tsalist :D). Oleh sebab itu ga boleh lagi ada excuse yaak Fatheeel... :P
(Kalo dulu mah masa2 tesis masa2 nya ngeblog.. hihi...).

Baiklah... Mari bersemangat lagii ngeblognya...
Daaan in shaa Allah sebentar lagi Ramadhan. Allahumma balighna Ramadhaan...
Semangat berbenah! Semangat menyiapkan yang terbaik! Semangaaaaatt!!!

Candit-Candit

Duluu semasa masih belum ke Riyadh, dalam pikiranku, candit-candit (memoto orang lain tanpa sepengetahuan dan ijin yang bersangkutan) adalah hal yang biasa. Toh, juga tidak ada undang-undang yang mengatur akan hal itu.

Nah sekitar 4 bulan di Riyadh, suatu ketika aku candit pemandangan menarik di depanku. Beberapa wanita merokok di toilet (sepertinya bukan warga asli) dan aku candit mereka. Pas kuceritakan kejadian itu ke suami, suamiku bilang "Waah jangaaan! Bahaya!"
"Memangnya kenapa, Yang?"
"Di sini candit termasuk tindakan kriminal jika ketahuan yang bersangkutan. Apabila yang bersangkutan tidak merelakan untuk difoto, kota bisa dilaporkan dan kita bisa diseret ke penjara."
"Hiyyy... syereeem..."

Sejak itu aku tak berani lagi candit-candit siapapun. Mereka, sangat melindungi para wanita arab (meski pun mengenakan cadar) untuk tidak difoto. Suatu ketika kami di taman, berniat semacam foto keluarga. Kemudian didatangi security dan mereka melarang kami berfoto keluarga lantaran khawatir malah memoto wanita-wanita di taman. Hehe.. Dengan sedikit permohonan dan meyakinkan bahwa hanya foto keluarga, akhirnya diijinkan juga berfoto. Hihihi..

Hari ini ada kejadian unik. Di sebuah mall di kota Riyadh, kami sedang menunggu pesanan es krim. Karena agak lama, akhirnya aku dan Aafiya duduk di bangku yang disediakan di sana yang jaraknya sekitar 10 meter dari outlet es krim. Ternyata suami lagi candit-candit kami. Tetiba, security menegur Abu Aafiya dan berkata, "Dilarang memfoto wanita arab." Pakek bahasa arab tentunya. "Dia istri saya." Jawab suami. Aku kaget juga kenapa security menegur Abu Aafiya. Pas si bapak security melihat ke arahku, aku juga spontan bilang "Dia suamiku." Setelah mengetahui kami adalah satu keluarga, si bapak pun mempersilahkan untuk melanjutkan candit-canditnya. Hihi...
Aku dikira wanita arab utk pertama kalinya. Biasanya suka dikira pembantu. Xixixixixi... LOL
Daan aku jg baru tau kalo ada seseorang yang lagi candit setelah mendengar teguran si bapak security. Sayang belum liat potonya. Hehe...

Naaah, pas di food court ada seorang anak yang kayaknya interest sama Aafiya. Dia lantas meminta ijin untuk memfoto Aafiya tapi Abu Aafiya tidak mengijinkan. Heuheu... Ya, begitulah.. kalau mau memfoto seseorang HARUS ATAS IJIN yang bersangkutan jika tidak ingin diperkarakan.

Setidaknya aku jadi belajar banyak. Untuk tidak meng-candit-candit orang sembarangan. :)

*Udah lama nda nuliis...
*Yuk nge blog lagii
*Semangaaattt

SUKHRIYAH: Mencela, Mengolok, Mem-bully


Salah satu chapter yang menarik menurutku adalah tentang Sukhriyah ini. Ceritanya sederhana, tapi sarat makna. Alkisah, di sebuah hayy (district) tinggallah  3 orang anak yang pemalas, dan kerjanya suka mencela dan membully orang. Suatu ketika, seorang anak namanya Hassan sedang menuju ke masjid. Pakaiannya yang dikenakannya sudah robek karena ia fakir dan dia membawa beberapa buku. Ketika memasuki halaman mesjid, 3 anak tersebut membully nya, menarik bajunya, merebut bukunya dan kemudian menertawakannya. Hassan masuk ke masjid dengan menangis.

Kejadian itu rupanya dilihat oleh syaikh imam masjid dan beliau langsung menghampiri ketiga anak tersebut. "Kalian kenapa mengolok-olok Hassan?"
"Kami?? Gak ada koq syaikh.." eh ketiga anak ini malah bohong. Tapi sayangnya, mereka udah ketangkap basah sama Syaikh imam sehingga tak bisa mengelak lagi.

Lalu syaikh berkata dengan baik, "Apakah kalian tidak mengetahui kalau Sukhriyah (mencela mengolok dan membully) itu perbuatan yang tidak disukai oleh Allah dan Rasul-Nya.

Syaikh membacakan surat Al Hujurat: 11

(يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ ...)
"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok..." (Qs Al Hujurat: 11)

Kemudian Syaikh menceritakan tentang Kisah Betis Ibn Mas'ud. Suatu ketika ibnu mas'ud memanjat pohon kurma, sehingga tersingkap jubahnya (tsaub) dan terlihatlah betis beliau yang kurus. Para sahabat menertawakan beliau. Lalu Rasulullah menegur sahabat dan bersabda "Mengapa kalian tertawa? Terhadap kaki hamba Allah yang timbangannya di hari akhir jauh lebih berat dari gunung uhud?"

Syaikh lalu berkata, "kalian hari ini mengolok-olok Hassan. Sementara ia adalah anak yang paling rajin di Hayy ini. Pagi dia belajar, siang dia membantu orang tuanya, dan dia juga menghafal Al Qur'an dan Hadits di masjid ini."

Akhirnya ketiga anak itu meminta maaf pada Hassan dan Hassan pun memaafkan.

Banyak hikmah dari kisah ini. Di jaman serba sosmed ini, orang dengan mudahnya membully dan mengolok cukup dengan memainkan jempol. Fenomena membully, mengolok, mencela seseorang atau sekelompok orang tampak sepertinya sudah biasa dilihat dan dibaca di laman sosial media. Seolah itu biasa saja. Bahkan ada yang dengan mudahnya mencela para ulama dengan kefakihannya, padahal si pencela sendiri entah seberapa ilmunya dibanding para ulama. Ada kebaikan mencuat kepermukaan, tetaap saja ada celah untuk dicela. Padahal... boleh jadi, boleh jadi yang dicela jauh lebih baik dari yang mencela.

Semoga kita lebih bijak dalam berkomentar terhadap sesuatu, dalam membagikan sesuatu, dalam pembelaan terhadap seseorang atau sekelompok orang jangan sampai etrjatuh pada kategori sukhriyah. Bukan untuk membungkam kita ketika mengkritisi sesuatu, melainkan menjadi rambu-rambu agar jangan sampai jatuhnya pada mencela.

#Menasihati Diri SendiriTerutama
#Maafkan Jika Pernah Sengaja Atau Tidak Mengolok/Mencela
#Yuk Lebih Bijak ber-SosMed, baik dalam men-share, santun dalam berkomentar
#No Sukhriyah
#Saling Mengingatkan
#Selamat Ujian Nihayah ^_^