Baiklaah, in shaa Allah ini akan menjadi ceritra yang (cukup) panjang, setelah sekian lama tidak menulis lagi.
Alhamdulillah, kami telah di Riyadh kembali setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan.Ceritanya, kami menuju Depok sehari sebelum keberangkatan ke Riyadh dari kota Garut-Bandung. Qadarullah, ketika sampai di Jakarta, kami terjebak macetnya Jakarta yang kebajiran. Fiiuuff, lelahnya di jalan berjam-jam tanpa ada kemajuan yang berarti (100 meter aja bisa menghabiskan 6 jam!!), anak-anak yang sudah capek dan rewel, perut yang keroncongan. Kumplit dah. Subhanallah... This is the worst traffic jam ever I face. Terpaksa akhirnya kami menginap di hotel dekat pusat kemacetan mengingat anak-anak dan baby yang sudah kelelahan dan rewel. Apalagi, besoknya kami akan menempuh perjalanan panjang 7000 km lebih. Tentu harus menyiapkan tenaga dan kami butuh istirahat.
Kami sampai di Depok jam 11.30-an siang dan aku langsung packing-packing barang yang akan dibawa nantinya. Iya, kami berangkat maghribnya dan barang-barang yang totalnya sekitar 140 kg (mungkin lebih) itu masih berantakan, dan belum tersusun dengan rapih di siangnya. Capek sebenarnya, but it must to do! Packing pun di sela-sela ngurusin baby dan si uninya. Hihi... Akhirnya, ketika sore, packing beres, tinggal ngurus baby and toddler; mandiin dan nyiapin keperluannya.
Ba'da maghrib (mendekati isya) kami berangkat ke Bandara pake grab car (penting yaa buat di-mention?! wkwkwk). Alhamdulillah, ga semacet hari sebelumnya. Kami sampai di Bandara jam 9.30-an pm. Aku udah susaaaah nahan ngantuk di mobil. Hahaha....
Pas check in bikin deg-deg an banget karena kalo bagasi kami over, apa yang harus dilakukan? Alhamdulillaah, bisa tersenyum lega ketika tau bagasinya 125 kg sahaja, plus hand carry yang lumayan beraat. Karena kami akan transit di Doha selama 11 jam, jadi mesti bawa perangkat 'perang' per-baby-an yang cukup banyak. Hehe.. Habis check in, makan sebentar, langsung ke imigrasi, trus ke ruang tunggu. Masih di pintu gate, sudah ada panggilan boarding. Tapii, pas sampai di ruang tunggu ternyata masih pada nunggu. Hehehe. Tapi, hanya sempat mengganti pampers Aasiya aja, kami sudah masuk ke pesawat. Alhamdulillah ga pake nunggu lama.
Perjalanan 8 jam lebih dari Cengkareng ke Doha alhamdulillah lancar disertai beberapa kali turbulensi. Dan yang lebih membahagiakan sebenarnya adalah alhamdulillaah Aafiya dan Aasiya ndak rewel selama di pesawat. Kami memang sengaja memilih penerbangan jam 12 malam (jam 00.15 waktu take off nya) agar berbarengan dengan jam tidur anak-anak. Nda kebayang aja kalau anaknya rewel dan emaknya panik. Perjalanan dari BIM ke Bandung sebelumnya Aasiya sempat rewel. Ditambah turbulensi yang lumayaaan, bikin emaknya panik dan nge-ASI di pesawat pun terkendala.
Sampai di Doha jam 4.21 am. Nah, yang bikin agak berat itu adalah cabin bagasinya kitah. Meskipun cuma 1 ransel dan 1 hand carry bag tapi dua-duanya berraaattt. Ditambah dua anak yang minta digendong. Capeknyaaaa, Subhanallaah... Heuuu... Setelah muter-muter, shalat subuh, ngantri buat City Tour akhirnya bisa sedikit bernafas lega. Sarapan sampai menunggu jam 07.15 pagi untuk ngumpul dekat counter city tour.
Inilah alasan mengapa kami mengambil transit 11 jam. Kami ingin mencoba fasilitas City Tour yang disediakan di bandara Hammad International Airport. Fasilitas ini gratis. Menjadi daya tarik tersendiri buat pengguna Qatar Airways yang mengalami transit lama (atau menyengajakan transit lama seperti kami? hehe). Lumayaaan kaaan bisa jalan-jalan di kota Doha tanpa perlu bayar visa exit re-entry dari Saudi, daan gratis pulak! Hihihi...
Kita disediakan 1 bus untuk mengelilingi kota Doha dan diperkenalkan dengan kota Doha, sejarah negara Qatar, dan segala informasi terkait Qatar.
Jam 7.15 kami sudah siap-siap di depan counternya bersama yang lainnya yang akan mengikuti city tour juga. Kebanyakan dari mereka adalah para turist dari western (entah itu dari US atau Eropa), tapi dari wajahnya, sopan santunnya, sepertinya kebanyakan kayaknya dari Eropa especially Britania. Ga nanya jugak sih, cuma sotoy aja akuh nya. Wkwkwkwk. Satu turis dari |Jepang. Dan aku satu-satunya wanita berjilbab di sana. :D
Daaaaan, prosesinyaaa.. wow banget ma shaa Allah. Wow, karena kami harus melintasi bandara Hammad yang sangaaaaat bessaaaar (dan juga megah) dengan membawa tentengan berat dan 2 baby. Kami juga melewati proses check di imigrasinya. Rempong banget sebenarnya. Nah, jika kamu ingin menikmati fasilitas city tour ini, enaknya pas honeymoon yang cuma bawa sling bag plus camera atau pas anak-anak udah gede sekalian (4 tahun ke atas). Karena ketika kamu membawa bayi, kamu bakalan menjumpai kerepotan yang amat sangaaaat!! Hihi... Tapi, kalau kamu tipe petualang, rempong sekalipun tetap membahagiakan in shaa Allah...
Bus City tour |
Setelah beres semua rangkaian panjang itu, bus kami datang. Kami dipersilakan menduduki bangku depan (horreeee, alhamdulillaaaah....) dan barang bawaan kami ditaruh di bagasi bus bagian bawah. Daan, tour pun dimulai. Aku benar-benar excited! Tapii, sayangnya Aafiya yang udah kecapean akhirnya tertidur di pangkuan ayahnya. Padahal pada awalnya Aafiya excited banget mau naik bus besaar. Hihi..
Munumen mutiara |
dekat pelabuhan |
Alhamdulillah, setelah keliling-keliling, akhirnya di kunjungan terakhir kita mampir di Souq (pasar) tradisionalnya Doha. Di sana kami menikmati chicken wrap dan pancakes. Setelah balik ke Bandara, cek imigrasi kembali, makan siang dengan chicken wrap yang kami bawa dari souq, siap-siap untuk take off ke Riyadh...
Meskipun capek, alhamdulillaah sangat menyenangkan...
Semoga next time bisa berkunjung lagi ke kota Doha dan negara tetangga Saudi lainnya... ^_^
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked