The First Antology : I’m Excited!

Alhamdulillah, setelah menyambangi rumahnya Bu Kos yang persis di depan kosan, paket dari Padang berpindah tangan kepadaku. Dengan (sedikit) tak sabaran aku segera menaiki lantai dua kosan, masuk kamar, dan dengan segera pula merobek sampul berwarna cokelat itu. Cihaaaa… Alhamdulillaah. Akhirnyaaaa… Sedikit agak excited sih akuuh. Hehe, soalnya ini perdana aku punya buku. Sebuah prestasi yang ‘cukup buruk’ untuk FLP’ers kaya aku. Iyaahh, dia antara semua penulis di buku itu, akulah satu-satunya yang prestasi menulisnya “paling buruk”. Hehe… Mereka, sudah mengepakkan sayap begitu jauh, dan aku, baru ngelangkah. Jika dibandingkan dengan teman-teman FLP’ers lainnya, aku termasuk FLP’ers yang paling sedikit karyanya di media massa. Temen-temen yang lain mah, buku dan karya mereka udah banyaaak tersebar di berbagai media dan antologi. Tapi, secara pribadi, ini sebenarnya sebuah prestasi bagiku. Ya, ini sudah lebih baik dari aku yang sudah-sudah. Pertama, aku termasuk FLP’ers yang paling males ngirim ke media. Sekali di Singgalang, dan Alhamdulillah langsung dimuat. Sekali di Girlie Zone, dan Alhamdulillah langsung dimuat. Beberapa kali di Annida (ketika SMA dulunya) dan Alhamdulillah di tolak. Sekali di kompas, dan Alhamdulillah di tolak juga. Hehe. Alhamdulillaah… Kedua, aku memang saat ini tak begitu concern dengan karya fiksi. Menulis bukan untuk suatu target tertentu, dimuat di suatu media. Tapi, menulis lebih kepada memuarakan rasa semata. Yah, maka blogging menjadi pilihan menarik bagiku ketimbang media massa lainnya. (Nge-Blog kan nda harus ngelewatin progress yang puanjaaang kan yaah? Dan kita bebas nulis tentang apaaaah ajaah tanpa peduli dengan tema yang diusung suatu media massa. Intinya, nge-Blog lebih menarik bagiku. Hihi…).
the first antology^^

Tapi, ternyata punya buku meski masi kroyokan (baca : antologi), ternyata punya rasa sensasi yang berbeda. Hemm, ada kebahagiaan yang gimanaaa gituhh ketimbang ‘hanya’ nulis di blog. Meski, boleh jadi, pembaca blog jauh lebih banyak dari pada pembaca si Antologi itu (karena kan baru rilis yah? Hee…). Hemm, makanya aku cukup excited. Alhamdulillaah.
sengaja bangeett yaahh?? hihihi Peaceee ^^

Wahh, sebenarnya, dengan punya antologi kaya gini, jadi trigger tersendiri buat aku, biar lebih giat nulis. Pengin banget bisa punya buku solo, nda keroyokan kaya gituh. Tapiii, ternyata, saat ini aku memang sulit untuk concern ke sana. Akhir-akhir ini lebih memilih focus buat sekolah dulu. Kedengarannya memang agak sedikit tidak adil. Aku men-dorman-kan banyak hobby—bahkan juga desain, fotografi, fiksi, untuk bisa focus di bidang akademis saja. Kenyataannya, itu semua juga ternyata HARUS. Ya, harus begitu. Karena, aku nda ingin “SAIKUA CAPANG SAIKUA CAPEH.” Yang ada malah, nda satupun yang mateng.

Phenomenon-Like P-gp

Kadang, aku ngerasa belajar itu kaya P-gp. P-gp yang bikin obat yang diabsorbsi itu di-efflux lagi keluar membran. Padahal, usaha untuk bisa melewati membran plasma itu luar biasa barriernya. Tapi, hanya karena si P-gp, dengan mudahnya di keluarkan lagi. Dan P-gp disinyalir merupakan salah satu penyebab (dari sekian banyak penyebab) terjadinya multidrug resistent. Dan si multidrug resisten ini (MDR) merupakan salah satu hal yang sangta ditakuti di dunia perubatan, di dunia klinis.

Ada satu fase dalam proses belajarku yang analoginya mirip banget ama P-gp. Seperti ada efflux pump yang membuat segala yang coba dimasukin itu nda bisa-bisa masuk. Ada beberapa inducer dan juga inhibitornya. Apa itu? Aku sendiri sebenarnya riweuh juga meng-kluster-kan causa efflux pump yang mengakibatkan sulitnya di serap ilmu itu pada satuan waktu tertentu. Tapi memang ada masanya, ketika aku merasa begitu sulitttt untuk menyerap. Meskipun kemudian sudah terserap, tapi seperti ada efflux lagi. Dan bahkan aku bingung, bagaimana mendefinisikan penyebabnya.

Yang paling parah dari effect of phenomenon-like P-gp (hehe, bikin istilah sendiri nih ayeeee. . .), ketika aku masih kelas 3 SMA. Kala itu sedang belajar matematika. Tiba-tiba. nyeseeeekk banget, sampai-sampai aku ngerasa sulit bernapas. Blank. Aku nda ngerti apa-apa. Tapi, aku sadar dengan sesadar-sadarnya bahwa memang tak ada yang salah. Ini semakin diperkuat dengan diagnosa dokter UGD RSUD Kota Padangpanjang yang mengatakan bahwa sebenarnya semuanya baik-baik saja. Tak ada yang salah dengan fisiologis. Lalu apaaah? Psikis? Nda jugaa. Tapiii, phenomena itu memang mirip banget dengan P-gp. Saat kuliah S1, aku memang sempat merasakan fase-fase di mana aku sulit sekali menyerap. Lagi-lagi, seperti ada efflux. Hemm, tidak berlangsung lama sih. Paling banter juga cuma sehari doang. Tapi, menyiksa banget, ketika kita nda bisa memahami tiba-tiba apa yang sedang dijelaskan. (Kali ajah lo lupa berdo'a sebelum belajar, Theeeeel. Hehe...).

Antiobiotics Resistance

Hwaaaaaa, well, TDM make me dizzy. So dizzy. Whereas, it's just in second page. How can I finish learn it until eighteenth pages? Masya Allah. . . The problems set in that book is also diffucult to learn by my self. Well, I just read and learn "Principle of Clinical Pharmacology" book, that written by Atkinson and the second book but primary book is "Apllied Clinical Pharmacokinetics" by Larry A Bauer. Both of them make me so dizzy, so I move to anothers book which titled "All About Antibiotics". So, Sharing about Antibiotics is more interest than learn about "TDM=therapeutic drug monitoring".

Okeehh, let's we talk about ANTIBIOTICS RESISTANCE...
Antibiotics are drug used for treating infection caused by bacteria. Should to Remember, ANTIBIOTICS are used ONLY for BACTERIA INFECTION. Do not used it for VIRAL Infections! Most of these case are used antibiotics for treating viruses infection such as cough, influenza fever, strep throat, colds. Hemm... it's a misuse of antibiotics. Ehh, no, it's not! It's the overuse of antibiotics. Misuse of these drugs such as stop the treatment when patients feel better. Using antibiotics against viral infections will not cure the infection, will not keep other individuals from catching the virus, will not help a person feel better, may cause unnecessary harmful side effects and may contribute to the development of antibiotic-resistant bacteria. Misuse and overuse of these drugs, however, have contributed to a phenomenon known as antibiotic resistance. This resistance develops when potentially harmful bacteria change in a way that reduces or eliminates the effectiveness of antibiotics.


Antibiotic resistance is a growing public health concern worldwide. When a person is infected with an antibiotic resistant bacterium, not only is treatment of that patient more difficult, but the antibiotic-resistant bacterium may spread to other people. When antibiotics don’t work, the result can be longer illnesses, more complicated illnesses, more doctor visits, the use of stronger and more expensive drugs and more deaths caused by bacterial infections. How Dangerous it is!

When we are prescribed an antibiotic to treat a bacterial infection, it’s important to take the medication exactly as directed. So, what sould we do?????
Hemm,,, based on FDA information, I will share what should we do to perevent dan combate the ANTIBIOTICS RESISTANCE. . .
Please, follow this direction, Siiipppp??!


  • Complete the full course of the drug. It’s important to take all of the medication, even if we are feeling better. If treatment stops too soon, the drug may not kill all the bacteria. We may become sick again, and the remaining bacteria may become resistant to the antibiotic that we’ve taken.
  • Do not skip doses. Antibiotics are most effective when they are taken regularly.
  • Do not save antibiotics. We might think that we can save an antibiotic for the next time we get sick, but an antibiotic is meant for our particular infection at the time. Never take leftover medicine. Taking the wrong medicine can delay getting the appropriate treatment and may allow our condition to worsen.
  • Do not take antibiotics prescribed for someone else. These may not be appropriate for our illness, may delay correct treatment, and may allow our condition to worsen.
  • Talk with our health care professional. Ask questions, especially if we are uncertain about when an antibiotic is appropriate or how to take it. Hemm, for these case, we can ask the PHARMACIST about direction of using antibiotics. Hemm, I provide this service expecially for you. (yeaaah, for you whom still read this blog. How lucky you're for finding this blog #haha,just kidding! ). You can fill the field on "INFORMASI OBAT/DRUG INFORMATION" in this blog or send me SMS on +628566756732 at 08.00-10.00 pm every night. (haha, free promotion! But, this service is also FREE except your pulsa for send me SMS. ahaha... :D).


Okeeeh?? Siiippp... Let's Cambate and Prevent ANTIBIOTICS RESISTANCE. Not only for doctor and pharmacits, but it's our responsibility. For everyone, not only medical people.

Ohhhh my God! Masya Allah, I almost forget about my TDM. And tomorrow (insya Allah) I will get examination about that. I never study about TDM completely. Soooo, I must fight this night! Please pray for me. Please..pleaseeee.... Hihihi....

Okeeehhh, LONG LIFE EDUCATION... ^__^

Fraktura Hepatica

Suatu ketika, di ruang eS Be Ge 1 yang full AC (haha, penting gituuuh, pull AC pulak. Dassaarr kampungan!)
"Hwaaaaaaa, mbaaaaa....aku patah hatiiiiiiiiiiiiiiii...." Aku, dengan gaya biasaaa, naro' tas di kursi lalu mengeluarkan kumpulan slide bahan ujian. Sekaligus pasangan tampang cembetut berlipat tujuh.
"Loh, patah hati lagi?" Mba Indri mendelik.
"Iyaaaa Mbaaaa..."
"Di lem ajah atuuuh. Pake lem Alt*co." Usul Mba Indri...
"Aih, itu nda bisa pake alt*co tuh. Bisanya pake lem keramik." Mba Ratna nimpalin. Kontan, Aku, Mba indri, Mba Ratna, Uni Nadra dan Sri ngakak abis-abisan.
"Dassaarrr, miss Galauu, miss Galauu. Kapan sih Thel, nda galau nya." Ini celetuk Sri.
(hwaaaa, seriusss aku kangen berat gank Skolaaahhh. Patah hati karena nda ketemu merekaaaa...T_T)

Haha, Sepertinya Patah Hati sudah jadi 'santapan sehari-hari' deh. yang Miss Galau lah, yang Miss Gombal lah. Haha. Apa nda ada istilah yang lebih cakep dari itu? wong yang cakep ajah banyaaak #eehh.
Whatever lah, yang penting jika semua senang, aku sih juga seneng-seneng ajah cuy, digituin. Hee... Kan nyenengin orang berpahala. Asalkan pada kenyataannya nda gituh ajah.
Untungnya mereka nda panggil "Buk," atawa "Bunda" seperti orang-orang di mall itu. Betapa mereka tidak tahu bahwasannya aku sama sekali TIDAK SUKA dengan panggilan itu. Ke laut ajeee sonooooo!

Over Expression

Hemm....
Jadi ingat terapi gen.
Terapi gen itu, adalah sesuatu yang sebenarnya cukup efektif untuk terapi soalnya sifatnya TARGETED, artinya hanya TARGET obat saja yang berinteraksi dengan si obat dan langung ke GEN pengKODE protein yang bertanggung jawab terhadap regulasi tubuh, sehingga efek samping lebih minimal. Artinya, terapi gen yang dirancang dengan suatu drug delivery system yang sedemikian rupa dapat bekerja pada bagian patologis dari tubuh, tanpa harus ke mana-mana, tanpa harus ke semua reseptor yang ada di sekujur tubuh yang pada pengobatan konvensional sering kali menyebabkan Adverse Drug Reaction (tipe A karena terkait pharmacologic response). Jadi, sebenarnya terapi gen adalah pengobatan yang efektif. Apalagi untuk meng-knock out sel kanker. Pada prinsipnya, semua sel kanker dapat diterapi ASALKAN kita mengetahui sekuens gen pengkode protein pada sel kanker yang mengalami mutasi sehingga diekpressikan berbeda itu dan kita mempunyai suatu Delivery system yang dapat sampai dan dikenali dengan baik oleh si target. #haha,apasih Fatheeellll?? (hehe, jika kau tak pernah mempelajari farmakologi molekular, pernyataan tersebut pasti membingungkan yah? sudahlah. tak dimengerti juga tak mengapa. aku hanya sedang menyeracau saja).

Salah satu kekurangan dari terapi gen adalah OVER EXPRESSION. Gen remedial, gen yang akan memberikan perbaikan itu semisal pada kasus Cycstic Fibrosis, bahwa gen itu meng-ekspressikan secara berlebihan protein peng-kode kanal kalium itu, sehingga akibatnya juga justru tidak baik.

Ah, gen yang sekecil itu saja (bahkan tak terlihat secara kassat mata), jika over expression, bisa mengakibatkan kefatalan pada diri manusia. Gen yang ukurannya mungkin seper-triliyun dari ukuran tubuh manusia itu sendiri (karena ukurannya sudah NANO bahkan PIKO yang itu artinya sepermiliyar atau sepertriliyun), bisa menyebabkan kefatalan pada manusia. Lalu, bagaimana dengan tindakan kita? Tindakan kita yang over ekpressi. Pasti lebih banyak lagi kefatalannya. Dan itulah yang kemudian terjadi. Padaku. Menampar. Sekaligus jadi cemeti.

Kehilanganmu...

Salah satu hal yang sangat menyedihkan dalam hidup ini adalah kehilangan! Kehilangan sahabat, teman, orang yang sangat kita sayangi. Tapi, kadang, ada kalanya kehilangan itu menjadi sebuah keharusan. Meskipun tak sepenuhnya pergi, tapi itu sama saja artinya, ketika didapati sosok itu sama sekali berbeda. Bukan. Ini bukan kau yang dulu. Ini bukan kau yang aku kenal.
Menyedihkan? Memang!
Tapi biarlah. Biarlah kemudian hanya menjadi catatan silam,--meskipun indah untuk diulang--tapi pahit untuk dikenang. Pahit, karena mengenangnya juga berarti mengingatkan pada kehilangan.

Jika memang melenyapkan segalanya adalah lebih baik, maka aku juga memilih untuk melenyapkan. Tak mudah memang. Tapi--menyakitkannya--itu harus. Ya, harus! Apalagi jika itu sudah jadi pilihanmu. Aku bisa apa?
Atau, mungkin hanya aku saja yang menganggapmu sahabat, menyayangimu, mencintaimu--sementara kau tidak? Ah, berarti aku telah menepuk angin. Selamanya, menepuk angin takkan pernah menghasilkan bunyi. Semua juga tahu, bahwa suara dan bunyi hanya akan ada ketika ada dua tangan yang saling menepuk.

Boulevard dan Sore Jingga

Boulevard dan kotempelasi. Boulevard dan sekaan air mata. Boulevard dan sebuncah senyum sumringah.
Haha, boulevard selalu punya lantunan melodi indah untuk melukiskan segenap rasa. Dan entah mengapa, setiap melewati boulevard ini, selalu saja warna rasanya berbeda. BERBEDA. Pun begitu dengan sore ini.

Segalanya SEMAKIN menyadarkanku, bahwa SEJAUH APA KITA MELANDASKAN SEGENAP HARAP PADA MANUSIA, maka SEJAUH ITU PULA KITA MEMANCANGKAN SEBUAH KEKECEWAAN untuk dituai di kemudian harinya. Maka, berbahagialah dan merdekalah mereka yang tak melabuhkan dermaga harap, pada manusia, yang juga sama dhaifnya. Pada manusia yang juga sama lemahnya.

Jikapun pada akhirnya harus menyeka air mata, maka biarlah itu sebagai perwakilan atas luapan rasa semata. Tapi, keyakinan itu haruslah seteguh-teguhnya tersandar pada-Nya saja. Seberat apapun persoalan kita, maka cukuplah Dia saja, cukuplah Dia saja, cukuplah Dia saja tempat kita bergantung.

Mungkin begitulah hikmahnya mengapa aku harus dihadapkan pada banyak kondisi di mana harapan-harapan itu hanyalah menjadi catatan asa saja. Banyak hal. Sungguh.
Sedih? Iya, tentu saja. Bohong jika aku tak bersedih. Setelah harapan itu terlambung begitu tingginya, tiba-tiba jatuh berserakan, menyisakan puing-puingnya saja. Tapi, semakin ia terjadi, semakin nyata sudah bagiku, bahwa ketika harapan itu sudah tersandar hanya pada-Nya saja, maka tak sedikitpun lagi ada KECEWA. Bersedih bukan berarti KECEWA. Karena sedih, bagiku hanya luapan rasa. Sedih, bukan berarti aku kecewa dengan setiap apa yang telah Dia tetapkan. Karena, tetap saja, apapun ketetapan-Nya, adalah sebaik-baik catatan episode hidup. Jika terasa berat, maka Allah telah punya jawabannya. Bahwa Dia tak pernah meletakkan beban di atas pundak hamba-Nya, melainkan setara dengan kesanggupannya semata. Tak pernah melebihi. Aku selalu yakin akan hal itu.

GEJE

Hwaaaa.... sudahlah!
Aku nda mauuu dengaarrr cerita-cerita itu lagii... #mulai menutup telinga
Cape' aku. Sungguh!!
Perlu ditanyakan berapa kali lagi...
jika aku sudah punya jawabannya, sungguh sudah dari dulu aku jawab!
Lalu, mengapa semua orang suka nanyain sesuatu yang tak kupunya jawabannya? Mengapaaa?

Pokonya aku nda mau denger cerita aapun tentang itu lagi! Titik!
Aku nda mau cerita yang tendensi nya ke arah sana.
Aku juga (mencoba) nda peduli dengan wajah-wajah sumringah itu! Itu kebahagiaan kau, dia atau mereka, ya biarlah jadi milik kau, dia atau mereka! Bukan aku tidak turut bahagia, tapi aku hanya tak menyukai suasana yang tak terdefinisi begini.
Jadi, plisss, bawalah kebahagiaan itu bersama kereta hidup kau semua.
Jika ada di antara kau bersedih, maka aku masi di sini, masih setia menampung segala kesedihan itu.
Kebahagiaanmu, bawalah pergi. Tak perlulah kau bagi padaku. Bagiku dan untukku, cukuplah sedihmu saja. Aku masih siap mendengar cerita sedih. Tapi, sekali lagi, bukan cerita bahagiamu. Sebab, ternyata, aku tidak lebih siap untuk sebuah cerita bahagia.

Haha, adalah sesuatu yang mengherankan ketika aku memang tak siap dengan cerita-cerita bahagia itu, wajah-wajah sumringah itu. Percayalah, aku turut berbahagia, juga turut berdo'a agar bahagiamu, bahagia dia, bahagia mereka, tak pernah lekang, sepanjang apapun masa yang dilewati. Tapi, aku hanya tak siap dengan cerita itu. Sangkiaahhh....hohoho



*GEJE mode ON

F8 dan Buntut Panjangnya

Ini hanyalah cerita tak penting saja. Tak usah dibacaaaa, pliiiiiiiiiissss... Hehe...

________________________
Rabu, 11 April 2012.
Ini hari paling tidak menyenangkan yang pernah aku rasakan dalam satu minggu ini. Hemm, tidak juga tidak menyenangkan sih. Ada juga hal positifnya sebenarnya. Tapi sungguh, hari ini seperti ada beban berat yang tersandang di pundak ini. Hoo, begini toh rasanya hampir menyerah. Hee (kaya ndak pernah menyerah ajah, Fatheeel! ahayy!). Sepertinya lebih tidak menyenangkan dari pada patah hati. Hehe. . . Karena, patah hati saja punya banyak hikmah. Hihi. . . (ini cerita orang-orang yang patah hatiii loh yaaaahh. Bukan sepenuhnya pengalaman pribadiku. Hehe. . .).

Tentang F8 dan buntut panjangnya. Aku tak menyangka, hanya karena F8 saja, akhirnya, banyak hal yang harus dikorbankan. Apalagi Mba Ayu, sang tokoh utama yang sangat aku rugikan dalam permasalahan ini. Dalam beberapa waktu terakhir ini, aku disodorin temen-temen tentang laptop yang bermasalah. Semua laptop itu mereknya SAMA. hee... Pertama, Mba Dewi. Alhamdulillah, lapotopnya sembuh tanpa harus bertanya pada ahlinya, hee. Lalu Ka Luli yang kerusakannya lebih parah. Setelah nanya-nanya dan ngerepotin banyak orang (di SMS-in, ditelponin) untuk menyelesaikan masalahnya, trus berbekal trial dan error juga, alhamdulillah akhirnya laptopnya sembuh (berdua Ka Luli sih meng-eksplore itu laptop). Dan yang terakhir ini yang lebih gawat. Laptopnya mba Ayu, yang tiada bersalah dan tiada berdosa, kemudian harus ERROR gara-gara aku pencetin F8. Aku sih nda pernah menyangka, akan seriweuh ini masalahnya. Bahkan kali ini lebih banyak lagi orang yang aku repotin. Rabu itu, yang seharusnya Mba Ayu sudah bisa menyelesaikan tugas kuliah dan aku yang seharusnya sudah bisa menyelesaikan downloadan bukuku, ternyata harus dihabiskan dengan bolak-balik ke Sudirman. ke Iparnya mba Ayu. Hadeuuuhh, bukan hanya pengin nangis, tapi aku sudah bener-bener nangis deeh ngeliyat kondisi ituuuu. Ba'da sholat dzuhur, aku bener-bener nangis. Hwaaa, cengeng banget sih. Tapii, aku bener-bener ngerasa bersalah. Apalagi tugasnya mba Ayu itu udah hampir kelar semua. Waaaaahh, bisa nangis aku ngerjain tugasnya mba Ayu. Kalo Regulasi sih masih mungkin aku kerjain. Tapi kalau radioisotop? Hwaahh, jangankan ngerjain tugas, mengerti saja aku tidaaakk. Itu bukan bidangkuuu.

Sampai hari ini (Minggu, 15 April 2012), laptopnya Mba Ayu masih belum kuketahui nasibnya. Smoga sudah baik. Aamiin. Tapi aku sudah membuat mba Ayu tidak bisa mengerjakan tugas selama 4 hari lamanya. Hwaaa, mba Ayuuu, maaffkan akuuuuhh Mbaaaa...

Tapi, setidaknya aku bisa belajar dari kejadian ini. Hikmah pertama adalah, JANGAN SUKA KEISENGAN NGOTAK-ATIK. Kalau dulu-dulu, isengku masih tak berdampak dan berbuntut panjang, kali ini aku bener-bener rasain akibatnya. Pelajaran lainnya adalah, bahwa bisa saja hal-hal kecil yang kita kerjain yang mungkin kita duga tak akan sebegitunya, ternyata justru berdampak sangat panjang dan melelahkan. BIsa jadi, banyak hal-hal kecil yang kemudian berakibat sangat dahsyat dalam kehidupan kita atau kehidupan orang lain yang terlibat dengan apa yang kita lakukan itu. Jadi, aku harus berpikir-pikir dulu sebelum melakukan sesuatu. Meski itu hanya keisengan doang.

Hikmah kedua. Sesulit dan seberat apapun itu, sepanik apa pun itu, PASTI ADA JALAN KELUAR! Ya, karena setiap kesulitan, PASTI diiringi dengan kemudahan. :)

Lalu, kemudian, satu hal lagi yang tak boleh dilupakan adalah, bahwa PANIK itu me-NOL-kan inteligensi. Jadiii, tenangkan diri, yakinkan diri, bahwa segala sesuatu PASTI ada penyelesaiannya.

Terakhir, do'akan yaahh laptop Mba Ayu cepet sembuh. Biar mba Ayu bisa bikin tugas and belajar lagi...
^__^
semoga semakin banyak yang do'ain, peluang untuk diijabahnya makin besar..
:)

Kutemukan Jawabnya

Akhirnya, hari ini aku temukan jawabannya. Jawaban mengapa jalanku (juga jalanmu, jalan dia, juga jalan mereka) adalah begini, bukanlah begitu. Karena sesungguhnya,--dan memang semestinya--kita percaya tentang takdir-Nya yang sungguh sangat indah. Sekali lagi, (bahkan aku sudah menuliskannya berkali-kali), bahwa setiap TAKDIR dari-Nya adalah selalu yang terindah. Jangan pernah berpersepsi bahwa Indah adalah sesuatu yang sesuai dengan apa yang kita inginkan saja. Karena indah itu memiliki makna yang jauh lebih luas dari pada sekedar apa ingin-ingin kita saja. Indah itu adalah karena Dia yang kehidupan kita bergantung pada-Nya telah pilihkan jalan hidup yang sedemikian rupa adanya. Apapun itu, PASTI itu adalah yang TERBAIK!

Tak ada yang perlu dikhawatirkan dari masa depan. Selagi kita menggantungkan segala pengharapan hanya pada-Nya. Pada-Nya yang kekuatan dan segala daya upaya bersumber. Jika hanya bergantung pada manusia, sungguh yang manusia punya hanyalah kelemahan. Hanyalah kedhaifan. Tapi Allah, PASTI punya SOLUSI untuk setiap persoalan yang kita punya.

Hari ini, segalanya seperti terjawab sudah. Jawaban yang benar-benar aku butuhkan di saat kegalauan melanda, di saat segalanya terasa begitu sulit dan berat. Di saat aku kalut memandang ke depan. Di saat asa dan semangat itu melemah. Di saat kelemahan dan keterpurukan yang lebih mendominasi. Ya, satu jawabannya; KARENA KITA PUNYA ALLAH yang Maha Kuat, yang Maha Adi Daya, maka tak sedikitpun kita boleh berputus asa. Pada setiap persoalan hidup, Dia pasti menyediakan segenap jawaban-Nya.

Sebagaimana yang banyak dikemukan orang-orang, tentang teori egosentrik, tentang manusia dan segala keberpusatannya, maka banyak waktu dan banyak hal yang kemudian mengajarkanku untuk bisa berdamai dengan itu semua. Banyak hal. Bahkan hampir di setiap kisi. Hal ini semakin mengajarkanku, tentang tiada penting pengakuan manusia atas eksistensi kita. Ya, tiada perlu. Dan sebuah penyadaran yang lebih terpenting dari itu adalah, bahwa ini semakin menyibakkan aku pada siapa aku yang sesungguhnya. Tentang aku yang bukanlah apa-apa. Sungguh masih jauh. Masih banyaaaak yang harus aku pelajari. Masih banyak yang harus aku gali. Dan ini semakin melecuti semangat, untuk belajar lebih banyak dan berusaha untuk menjadi lebih baik lagi. Ya, ini adalah trigger. Pemantik yang akan mengobarkan semangat. Semangat belajar. Semangat untuk memperbaiki diri dan semangat untuk berbenah!

Teriakan ALLAHU AKBAR! dan BERSEMANGATLAH!
KArena kita tak pernah tau, kapan kereta kehidupan kita akan bertemu ujungnya. Dan seberapa banyak bekal yang kita siapkan, untuk kehidupan yang sesungguhnya,--yang jauh melintasi dunia.

Untitled [again]

Jika saja pengandaian itu boleh, maka pasti sudah banyak "andai saja" dalam hidup ini. Lebih dari pada seribu kemenangan itu sendiri. Tapi, tidak boleh ada kata itu. Sungguh tak boleh.

Ah, mungkin taruma psikologis itu jauh lebih meninggalkan sequele barang kali, yah? Hanya hal-hal kecil saja, lebih mudah membuat ia tersensititasi. Rawan. Trauma. Dan sangat tak ingin itu semua terulang. Oleh sebab itu, di banyak waktu mapun kesempatan, merasa gentar untuk maju dan melangkah, sebab ternyata ketakutan itu lebih mendominasi. Takut untuk kembali sakit. Takut untuk sekedar berharap. Takut menerbitkan mimpi. Takut untuk mengalami luka yang sama.

Sekali lagi, mungkin ini hanyalah satu fragmen dari episode hidup yang memang tak selalu manis. Tapi, mengapa masih takut untuk melangkah? Mengapa masih selalu menakar-nakar harga pantas? Mengapa masih sulit mengenyahkan sepotong masa silam? Entahlah. . . Bahkan si pemilik hati itu sendiri, juga tak mengerti, mengapa begini. . .

Ah tapi, satu hal yang harus diyakinui adalah. . .bagaimanapun itu kisahnya, Allah selalu punya skenario terindah untuk kita. Terindah bukan berarti sesuai dengan ingin-ingin kita saja. Sebab dia jauh lebih tahu apa yg terbaik. Jadi, bersemangatlah!

#catatan ini adalah karena Lagi melankolik sahaja... hehe...

Sudah Cukup!

Tanpa perlu lebih dijelaskan lagi, ini sudah amat sangat menjelaskan!
Tanpa berlaku lebih jauh lagi pun, ini sudah lebih dari cukup untuk memberitakan.
Baiklah.
Dicukupkan sampai di sini saja.
Bagiku, segalanya tak lagi pernah ada.
Sudah cukup bagiku.
Sebab aku sudah pernah rasakan luka yang jauh lebih menyakitkan dari ini, maka kuanggap ini biasa-biasa saja. Mungkin sedikit perih. Tapi, setidaknya ini menebas segalanya, memangkas segalanya.
Dan itu LEBIH BAIK bagiku. Ya, lebih baik!
Dan ini...sungguh membuat segalanya jauh lebih tawar. Setawar-tawar rasa yang pernah kurasakan. Sebagaimana sedari dulu aku memimpikan rasa yang tawar. Tanpa konfigurasi, tanpa muatan, tanpa kepolaran. Dan inilah sebaik-baik kondisi yang aku pernah inginkan...
I was named it : ZERO CONDITION!

Untuk selanjutnya,
Adalah merapihkan kembali folder-folder kehidupan!
Menyusun kembali dan dengan segera mendelesi segalanya.
Segala tentang itu.
Dan aku berjanji pada diriku sendiri, bahwa segala yang pernah terjadi, insya Allah tak akan menjadi kejadian repetisi di kemudian hari! Iya, tak akan berulang lagi.
Karena aku, sudah mendelesi semuanya! Semuanya! Tanpa sisa.
Semoga tidak ada sequele kebencian di sana. Karena aku juga tak punya alasan untuk membenci. Iya kan?!

Ini hidupku.
Hidup yang sedang menuju pada akhir yang memutus segalanya.
Lantas, mengapa aku harus terpaku dengan itu, sementara yang kupersiapkan masihlah sangat sedikit?!
Alangkah lebih baiknya, aku menyiapkan diri untuk kehidupan yang jauh melintasi dunia dari pada memikirkan  hal-hal BODOH yang sedikitpun tak mengkatalisku untuk menjadi lebih baik dari aku yang sebelumnya.
Dan lagi, apakah aku butuh itu semua dalam mengarungi jalanku? Sepertinya TIDAK! Memangnya hanya itu saja orang-orang 'hebat' di muka bumi ini. Ah, masih banyak!
Lalu, mengapa harus terpekur dan terpaku dengan itu?!
Jika iya, maka itu adalah KEBODOHAN KESEKIAN kalinya dalam hidupku!!
Mengapa tak belajar dari kisah-kisah perih sebelumnya?
hanya keledai DUNGU yang jatuh dua kali di lubang yang sama.
dan aku tak ingin jadi keledai DUNGU!

Allahu akbar!
Karena aku tau, takdir-Nya adalah sebaik-baik takdir, dan DIa-lah sebaik-baiknya tempat melabuhkan harap, maka selain-Nya adalah kecil! Amat sangat kecil! Kerdil. Amat sangat kerdil. Sebagaimana aku juga dengan segala kedhaifanku.

Okeh, Fathel!
BERSEMANGAT!
Innallaaha ma'ana!

Z.E.R.O

Sudah. Cukup sudah!
Ini sudah tak lagi sewajarnya.
Lantas, akan sampai kapan mentolerir diri dan menganggapnya sesuatu yang niscaya?
Tidak!
Ini bukan sesuatu yang niscaya (lagi)!
Ia adalah niscaya yang overdose!

This must be a zero condition! This should be Z.E.R.O!
As a Zero condition that I mind, the freedom from all of 'poison' that contaminating the 'ruhiy' homoestatis.

STOP!
or You dissolve permanently!
It's not me who should!
It's not me!
It's not me!

And I who should is in ZERO CONDITION!
okeehh, back to Zero Condition and move to trash all of viruses that disturbing my ruhiy homestasis!

DOING NOW!
or DIE!

Lo Gue End!

Sehalus-halus kehinaan di sisi-Nya adalah mulai tercerabutnya kedekatan dengan-Nya. Tak lagi libatkan Dia di setiap jenak hidupmu! Ya, itulah sehalus-halusnya kehinaan. Sesuatu yang mungkin saja tanpa sadar. Tanpa terasa, tiba-tiba sudah berada di titik kulminatif. Halus. Sungguh begitu halus!
Dan bukankah syetan itu jadikan indah setiap keburukan, kemaksiatan dan kejahatan yang kau lakukan?!
Astaghfirullaah... Astaghfirullaah... Wa atuubu ilaik...

Okeh,
Kelalaian, Lo gue end!
Keterlenaan, Lo gue end!

Karena aku tak pernah tau, kapan akan berakhirnya?
Kapan kereta kehidupanku akan berhenti di stasiunnya?
Lalu, bekal apa yang harus kubawa jika aku hanya bertemankan kelalaian dan keterlenaan?
Bekal apaaa?!
Ah, segala yang menyeret pada kelalaian yang istimror --> Lo gue end!!

Hayoo, benahi hidup! Benahi segera!
Karena boleh jadi, kau tak lagi memiliki hari esok, Fathel!



Anak-Anak Ojek Payung

Sebenarnya aku mau ujian farmakologi molekuler, besok Rabu pagi, insya Allah. Bahan ujiannya agak sedikit rumit dan riweuh. Sudah berkerut tujuh nih dahi, teteeppp ajah masuknya susaaahhh. Heuu... Eh, ujug-ujug malah ngepost ini. Hee. . .

Hari niy aku ke perpus, buat ikutan penelusuran literatur gituuh. Tapiii, di tengah jalan, undur diri, dan memutuskan untuk ngedown-load ebook ajah. Nah, ditengah-tengah progress ngedownload itu, juga mesti ngurusin regulasi matakuliah regulasi (hee, ribet yaah bahasanya, hehe. . .). Siangnya caww ke farmasi buat belajarr farmol. Tapiii, lagi-lagi, ko susah bet yaahh masuknyaaa?! Masya Allah. . . (tak pernah aku segalau ini menghadapi ujian. Hee. . .)

Nah, pas lagi pulang, kan mulai ujan tuuuh. Aku bareng mba Dewi, ngelewatin blakang Detos. Di persimpangan jalan Haji Attan kami berpisah. Tapi tiba-tiba, "cerrrrrrrr....", hujan derraaasss. Dan, segera aku menyelamatkan diri dengan si payung dongker. Heuu. . . Dari kejauhan, aku melihat segerombol anak-anak tanpa alas kaki, dengan payung-payung besaaarrr di tangan mereka tengah berlari dan saling mendahului. Hemm. . . ojek payung! Merek berlari skencang-kencangnya, seeprti berkompetisi dengan teman-teman mereka untuk menuju mall, mencari sebanyak-banyaknya pelanggan. Dulu, aku sempat mendengar keluh kesah salah seorang anak ojekers payung (skitar kelas 4 SD), yang menyesalkan "Hadeuuhh, kenapa yah hujan harus reda? pendapatan belom banyak niih." Ck..ck...ck,, masya Allah. . . Di saat banyak orang yang sedang berteduh itu berdo'a semoga hujan segera reda, anak-anak itu justru berdo'a smoga hujan jangan reda. Ah, hidup ini benar-benar keras, kawan!

Ah, semakin banyak hal yang semestinya patut kita syukuri. Mungkin tak banyak di antara kita yang sempat merasakan kehidupan seperti mereka. Masa kecil yang memang benar-benar dihabiskan untuk bermain. Tanpa harus ikut membanting tulang seperti mereka. . . Dan memang semestinya kita patut men-syukurinya. Sesuatu yang sering luput dari diri kita (terutama aku) dan sering menganggap sehalanya adala hal yang niscaya yang memang seharusnya begitu. . . Semoga ini mengingatkan kita kembali. . .

Meski hujan belum reda, tapi adzan isya telah berkumandang. Selain itu, hand out farmol belumlah kukuasai barang 5 % pun. Saatnya off duluuuu. Trima kasih, untuk masih tetap setia menyambangi blog sederhanaku ini. (halaah, apasih Fatheeeelll... hihihi). Mohon do'anya yaaah. Semakin banyak yang mendo'akan, smoga semakin berkah.. . .
^___^


Jika Kau Mengerti

Jika kau mengerti apa itu gamang,
maka itulah aku. . .
Jika kau mengerti apa itu ketakutan,
maka itu juga aku. . .
Jika kau mengerti apa itu kesedihan,
itu pun adalah aku. . .

Ah, gamang, ketakutan, dan juga kesedihan. . .
Tiga formulasi rasa pada wajan kehidupan. . .--mungkin saat ini, dan juga di banyak saat-saat lain yang telah berlalu. . .
Banyak orang, justru memaparkan bahagianya,--sebagaimana tak sedikit juga yang mengisahkan kesedihannya. . .
Dan aku di antara itu. . .

Sepengecut-pengecutnya aku adalah,
ketika aku berusaha untuk lari, menghindar,
berpura-pura berwajah datar,--seperti tak pernah terjadi apa-apa. . .
berselindung di balik, "halaaaah, nanti juga jadi. . ."
tapi, jika saja kau tahu bagaimana kecamuknya, di sini, di dalam sini. . .
apalagi setiap menatap kereta-kereta penuh senyum sumringah itu melewatiku. . .

tapi,
jika kau dihadapkan pada dua pilihan,
pertama terang, namun ujungnya adalah jurang
dan kelabu, namun kau tahu, pasti ada wewangi bebungaan di balik kelabu itu,
pasti kau pilih kelabu namun penuh wangi bunga, bukan?

jika di balik kelabu, pasti ada wewangi sang bunga,
mungkin tak lagi perlu ada gamang, ketakutan dan kesedihan. . .
karena satu hal saja, TAKDIR-Nya Pastilah Seindah-indah takdir. . .


#CatatanERRORsetelahujianFARMAKOEPID. . . Hehe
#Bahkanakupuntakmengertidenganapayangsedangakuceracaukan. . . --> haha, labil!

Pelayanan Informasi Obat (PIO) Online; GRATISSS!

Sejarahnya, Mengapa PIO Online?

Hmm...sejujurnya, ide ini sebenarnya sudah cukup lama terbersit di pikiran. Apalagi, dengan berkembang pesatnya dunia teknologi informasi yang membuat semakin banyak orang-orang melek tekonologi, dan itu artinya pengguna internet semakin banyak. Kebutuhan akan informasi juga semakin meningkat.
Heuu, meski sudah lama terbersit di fikiran, tapiii aku tidak punya cukup nyali untuk memproklamirkannya. Karena, aku masih takut, jangan-jangan nanti kenapa-napa. Jangan-jangan aku tidak bisa memberikan informasi yang benar. Jangan-jangan malah berdampak tidak baik. Pokonya, banyak "jangan-jangan" lainnya yang memenuhi pikiranku sehingga aku jadi maju mundur deh. Heuu...
Tapiiii, kemarin aku kuliah ROTD (Reaksi OBat yang Tak Dikehendaki aka Adverse Drug Reaction) sama bu Dr. Retnosari (pakar farmasi klinis UI) yang bagiku sangat inspirative banget yang benar-benar open minded, membuat aku mencoba mem-PD-kan diri untuk me-launchingkan PIO Online ini. Hemm...sebenarnya masalah terkait obat itu masiiiih suangaaattt buanyaaaakk sekalii. Dan sebagian sih masi 'misteri', dan belum terpecahkan. Hemm...ternyata belajar farmakovigillance, Post-Marketing Surveillance, dan Adverse Drug Reaction itu sangat menyenangkan. Karena ini menuntut kita untuk paham, mulai dari mekanisme normal homeostasis tubuh, kondisi patologisnya, lalu efek terapeuticnya, hingga ke adverse drug reaction nya. Kalau cuma paham ujung-ujungnya doang, lalu ngafalin buat ujian, belajar ini sama saja dengan bohong. Nda bakalan ada ilmu yang kita dapatkan kalo hanya memahami (apalagi cuma ngafalin) sepotong saja. Hemm, belajar ROTD menuntut kita untuk paham rangkaian dan mekanismenya sehingga memang dituntut belajar keras. Heuu... Harus jungkar-jungkir balik ngebuka buku-buku yang dulu aku pelajari di semester 3 hanya untuk satu bab presentasi. Yaahh, hitung-hitung, aku belajar konsep dasar dari awal lagi dah. Dan itu sama sekali bukan hal yang buruk. Aku malah senang, bisa belajar dan mempelajarinya lagi...
(ah, hal yang paling mencengangkan yang terjadi pada diriku saat ini adalah..tentang paradigma BELAJAR itu adalah SEBUAH PROSES yang MENYENANGKAN! Dan jika sesuatu sudah dimulai dengan CINTA, seberat dan sesulit apapun untuk mempelajarinya, tetap saja ia adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan. Hee.... Aku Cinta Farmasiiii, cihuuuyyy)...


Sebenarnya, Kita Sudah Memberikan PIO


Sebenarnya disadari atau tidak, kita (temen-temen farmasis lainnya) sudah memberikan PIO kepada sekurang-kurangnya orang-orang di sekeliling kita. Iya, mereka yang suka SMS dan Nanya soal Obat. Kalau aku sih ya, memang sering di -SMS-in,
"Fathel, aku (atau mamaku, atau adekku, atau siapapun itu), lagi dapat obat A, B, C dan D. Itu obat apah yah? Gimana cara pakenya?"
atau, "Fathel, suamiku abis makan obat E, kok langsung bengkak-bengkak yah? Apa yang harus aku lakukan?"
atau, "Fathel, kalau kondisi begini-begini, aku mestinya gimana yah? Boleh ndak aku makan obat F yang diiklankan itu?"
Hemm, hal yang sama aku yakin juga terjadi pada temen-temen farmasi lainnya meski pun case nya mungkin beda-beda. Nah, secara tak langsung sesungguhnya kita sudah memberikan PIO kan yah? Untuk menjawab pertanyaan itu sendiri, aku biasanya harus buka buku lagi (soalnya, aku hanya tak ingin memberikan informasi yang salah. Lagian, aku juga belom hafal semua obattt koo, hihihi..kecuali obat-obat yang memang sering digunakan di kalangan masyarakat).
Dan, akuu, sesungguhnya tak ingin hanya orang tertentu yang bisa dapatkan info itu. Aku ingin berbagi kemanfaatan itu lebih banyak lagi. Yah, alasan sederhananya adalah.... Aku hanya ingin bisa memberikan kemanfaatan bagi orang lain. Aku ingin, ilmuku ini berkah, tidak hanya buatku sendiri, tapi juga buat orang lain. Heuu....


Kalau Salah, Bagaimana?

Satu lagi hal yang begitu aku takuti, mengapa aku tidak launching dari dulu adalah...aku takut salah!
Tapi, satu hal yang kemudian aku yakini adalah....TIDAK ADA YANG SALAH DENGAN SALAH!
Karena, dari salahlah kita belajar.
Jika kita selalu benar, lantas dari mana kita belajar?
Kalau sudah selalu benar, ngapain juga belajar?
Heuu....
Makanya aku berani untuk melaunchingkan ini. Bukan tanpa pertimbangan, bukan juga tanpa resiko, bahkan bukan juga tanpa sambutan yang tidak baik dari orang-orang. Tapi, jika ingin maju, jika tak ingin stagnan, kita juga harus berani ambil risiko tho?
Jadii, berani ajah...
Pede ajaah...
Heuu...#ngucepinnya beraatt...


Gratis kah?

"Ada yang bilang, untukku boleh gratis yah?"
Iya, ini semua GRATIS!
Bahkan kamu tak perlu isikan pulsaku, untuk membalas SMS mu. (Meski aku sering seret pulsa. haha... Kebanyakan Jarkom siiihh...hehe).

Hemm,,,tahukah kamu, sebenarnya ini tak gratis sama sekali. Sebab, aku dapat "bayaran" yang menurutku jauh lebih mahal! It's intangible. Nda bisa dihitung!
Apa coba?
ILMU!
Iyaahh, ILMU! Karena dengannya, kamu dapat informasi dan aku dapat ilmunya. Dan bagiku, ini lebih berharga dari rupiah. Sebab, dengan pertanyaan itu, aku akan berusaha untuk mengkaji lebih dalam, dan jika tak kuketahui jawabannya, maka aku insya Allah akan tanyakan kepada orang-orang yang lebih pakar dari aku (karena aku memang masih belum apa-apa. Belom pakar. Belom ahli...hehe...hanya seseorang yang sedang mencoba belajar saja...). Dan, bersama dengan itu aku mendapatkan pelajaran deh. Maka, memang tak ada yang rugi. Insya Allah ini memberikan kemanfaatan bagiku, juga bagimu yang sedang membutuhkan informasi...

So, Sok Atuh, Silakan...

So, Sok atuh,bagi yang membutuhkan informasi tentang obat, silakan SMS atau Klik di SINI. Atau Klik Banner Informasi Obat yang ada di sidebar blog ini...
Don't worry, jangan khawatir soal confidential data. INFORMASI kamu tidak akan disebarluaskan dan juga tidak akan dipajang di blog ini. Rahasianya terjamin insya Allah! Kalau kamu tak ingin diketahui identitasnya, cukup pakai nama samaran saja. Tapi alamat emailnya jangan samaran yaah, karena jawaban pertanyaanmu akan terkirim via email nantinya. No HP juga aku required karena aku bisa balas via SMS juga. Siipp??