Ketupat


Sejujurnya ini adalah kali pertama aku berlebaran dengan memasak ketupat. Dan ini baru kali kedua memasak ketupat di mana percobaan pertama beberapa tahun yang lalu gagal total dengan hasil ketupatnya tinggal kulitnya doang. Hahaha. Isinya berhamburan di dalam air perebusnya. Jadi bisa disimpulkan, selain pertama kali berlebaran dengan ketupat, ini juga kali pertama ketupatnya berhasil dieksekusi dengan sukses. Hehe. Mungkin terdengar aneh bagi yang sudah terbiasa dengan menu mainstream lebaran berupa ketupat, opor, sambal ati dan goreng kentang. Oleh sebab menu yang mainstream di kampungku (setidaknya di keluargaku) bukanlah ketupat dan kolega-koleganya. Jika suatu saat kau datang ke kampungku untuk berlebaran, maka yang kau nikmati adalah nasi beserta rendang hitam (yang proses memasaknya bisa seharian), gulai kalio, abuih pucuak ubi, dan sambalado. Salah satu "menu wajib" lainnya adalah kue gadang dan lamang (beras ketan beserta santan yang dimasak dalam bambu dan dibakar di api besar) yang rasanya ladziiiiiz ma shaa Allah... Apalagi jika ditemani tape hitam. Rendang adalah salah satu menu wajib lebaran. Sedangkan gulai kapau sendiri, tidak begitu familiar di kampungku. Itu khasnya kampung Ayah Aafiya kayaknya yaa. Hehehe... Percaya atau enggak, aku baru mengenal dan mendengar istilah "nasi kapau" ketika kira-kira usia SMP.

Jadi apa menu lebaran kali ini? Sebut saja ini katupek pitalah KW10. Ekekekeke... Atau kalau di kampungku sebutannya adalah lontong gulai cubadak. Varian lain adalah lontong gulai toco dan lontong gulai paku. Eittss.. Paku digulai?! Hehehehe...


Eid mubarak 1440 H
Taqabbalallahu minna wa minkum, Taqabbal ya kariim.

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked