Tunas dan Harapan

Tunas. Photo by emak Aafiya Aasiya

Terkadang harapan itu berbahaya.
Ketika tunas harapan mulai bertumbuh tapi kemudian seletika harus layu ketika ia tak menjumpai nyata.
Sesaknya lebih berasa jika tak pernah ada harapan yang mendahului. Sebab harapan selalu saja menginginkan wujud nyata.

Melabuhkan harap pada manusia, berarti harus siap menerima risikonya. Sebab apalah yang dipunya manusia? Sama daifnya dengan diri kita. Ya, manusia bukanlah tempat menyandarkan harapan. 
Maka, hanyalah satu tempat di mana harapan takkan pernah mengecewakan. Berharap hanya pada-Nya. Ya, hanya pada-Nya saja, tempat di mana harapan akan selalu terjawab indah: menjumpai nyata atau diganti-Nya dengan yang lebih baik. Takkan pernah mengecewakan. Selalu ada jawaban.



Short contemplation, 25.04.2018
Read More

Ketika Badai Pasir Menerpa

Judulnya koq kayak gimanaa gitu yaaah kesannya... Kayak badai kehidupan ajah.. hehehe... Tapi ini bukan cerita tentang badai kehidupan tentunya. Ini cerita tentang badai pasir yang sebenarnya. Bukan badai secara makna konotatif.

Badai pasir di sini adalah hal yang sangat lumrah terjadi ketika pergantian musim. Dari musim panas ke musim dingin dan sebaliknya. Badai pasir serinh terjadi antara bulan oktober november untuk peralihan musim panas ke musim dingin dan bulan maret april untuk peralihan musim dingin ke musim panas.

Seperti yang kita ketahui bahwa negeri ini sebagian besarnya dalah hamparan gurun. Gurun bermacam-macam juga ternyata. Mulai dari yang bebatuan hingga pasir sangat halus.
Ini gurun pasir yang sangat sangat haluuusss... ma shaa Allah.. pasir di gurun inilah yang "beterbangan" ketika badai pasir melanda. Di pinggir jalan pasti selalu ada tanda peringatan "sandstorm area".
Naah, ketika badai pasir menerpa, pasir yang sangat halus ini beserta debu akan memenuhi udara. Gimana rasanya berada dalam kepungan debu dan pasir halus? Bayangkan saja kalo kita lagi berdiri di depan orang yang sedang menyapu debu setebal 1 cm di suatu rumah yang ga dihuni 10 tahun (hehe perumpamaannya lebay tapi memang begitulah kenyataannya). Hidung serasa dicekoki oleh debuu berjam-jam... Butuh air purifier kalo ingin bernafas dengan normal.

Badai debu terparah yang pernah aku alami di sini adalah pada tahun 2015 di mana debunya berhasil membuat pemandangan siang jadi terlihat gelaappp. Daan, jarak pandang hanyalah sekitar 1-2 meter saja. Tapii, badai debu terpanjang masanya yang pernah aku alami selama di sini adalah peralihan musim dingin ke musim panas tahun ini. Badai debu dan pasirnya berlangsung sangat lamaa... huhu. Biasanya 2-3 hari langit kembali cerah. Ini sudah lebih dari 3 minggu cerahnya cuma beberapa hari saja (sekitar 4 hari an) sisanya langit seperti gelap karena tertutup debu.

Begini kondisi udara kalau badai debu (poto tanpa editan). Diambil dari jendela sesaat sebelum ditutup. Ini foto rumah tetangga kami dan istiraha sebelah rumah.
Nah kemarin itu kami ada acara rihlah ke taman. Walaupun tidak terlalu cerah, awalnya tak terlihat akan ada badai debu. Tapi ketika menjelang maghrib, ternyata ada badai debu disertai hujan gerimis. Gerimisnya bukanlah hujan yang jernih melainkan seperti hujan pasir/lumpur. Jadi debu dan pasir halusnya turun bersama gerimisnya.
Ini stroller anal-anak bekas debu yang disertai gerimis. Belum sempat dibersihkan hehe...

Abaya, tas, stroller dan semua barang bawaan langsung berubah menjadi bintik-bintik kecoklatan. Yaa, namanya juga hujan debu yaa.. Hihi. Apalagi jarak tempat kita duduk agak nauh dengan posisi parkiran. Jadii, lumayan juga paparan debunya. Sejujurnya, ini kali pertama aku merasakan badai debu dengan posisi berada di luar rumah. Biasanya kalau badai debu, pasti ga ada yang mau keluar rumah. Dan sekolah-sekolah biasanya juga diliburkan kalo sudah badai debu begini.

Semogaa, badai debu ini cepat berlalu... Aamiin

Read More

Setengah Dasawarsa Cinta


Hari ini, 5 tahun Cinta.
Meski aku (kita tentunya) tidak pernah merayakan momen-momen semisal wedding anniversary ataupun hari milad, tetap saja selalu Indah setiap mengenang hari 5 tahun silam, ketika debaran ini begitu manis terasa. Dan aku menyadari bahwa hanya engkaulah suamiku tercinta yang menjadi satu-satunya pengisi hati di lokus Cinta, menggenapkan setengah sayap untuk terbang bersama, semoga menuju cinta-Nya dan surga-Nya.

Aku mencintaimu, dan akan terus mencintaimu...
Semoga Allah senantiasa menjaga cinta ini dan mengekalkannya hingga ke tempat yang kenikmatan tiada berujung.

5 Tahun Cinta, setengah dasawarsa cinta...
In shaa Allah menuju 5 anggota keluarga kecil kita 💕😗

Uhibbukum fillaah...
Another design 😗💕


Read More

Membuat Sarden Homemade

Hai hai...
Assalaamu'alaykum 😁✋

Sudah lamaaa syekali tidak ngapdet blog. Lebih dari 1 bulan kayaknya. Ohoho... Baiklaah... Mari kita mulai dari yang ringan-ringan sahaja. Hehe...
Ini sarden homemade pertama ala emak aafiya aasiya. Penampakannya mirip kaan sama sarden kalengan? Tapi rasanya lebih enak daei pada sarden kalengan menurutku *bukan ke-GR-an* wkwkwkw... Dimana2 yang namanya homemade jauh lebih ocreee.. hihi...

Btw, jika ingat sarden apa yang kamu pikirkan? Kalo aku sarden itu yaa sarden kaleng. Tapii, maraknya isu cacing di sarden (yang memang sih ga ada isu nya di Saudi), tapii ternyata cukup bikin aku bergidik ngeri setiap kali mengingatnya dan membuat aku enggan membeli sarden tentunya.

Sejujurnya, sarden ketika semasa kecil dulu adalah lauk yang istimewa buat kami. Apalagi kalo dimasak bareng kentang dan tahu. Ma shaa Allah nikmaaattt. Meskiii, sardennya cuma bersisa serpihan dagingnya doang, tapi tasty sardennya kan masi ada and for us that's more than enough. Ketika alhamdulillah kita bisa beli sarden dengan ukuran yang lebih besar dan jumlah yang lebih banyaak, kita bisa menikmati daging sardennya (yang bukan serpihan aja hehe) dan tetaaapp sarden itu terasa istimewa... 😄

Tapiii semenjak isu cacing di sarden, tentu saja aku ogah membeli sarden lagi. Hiks hiks... Dan sama sekali tak pernah kepikiran untuk membuat yang versi homemade nya. Karena bagi aku, sarden itu yaa sarden kaleng! 😂
Hingga suatu ketika di grup akhwat Saudi ada yang nge share tentang homemade sarden. Aku langsung tertariiik. Woow.. ma shaa Allah... koq ga pérnah kepikiran yaa mau bikin yang versi homemade selama ini?!

Pas belanja aku beli laah ikan sarden segar plus bahan-bahan lainnya yang ternyata ga susaah. Daan alhamdulillaah, first trial sukses ma shaa Allah. Gimana rasanya sarden homemade? Hmm.. ternyata mirip banget sama sarden kalengan dan ternyataa aku lebih suka yang versi homemade nyaaa...


Jazakillahu khair untuk akhwat yang bersedia berbagi resepnya. Dan biar ga lupaa, aku juga mau share di sini aaahhh... Ntar kalo bikin lagi ga repot ngubek2 grup whatsapp yang pasti udah tenggelam chat nya hihi....


🌺Sarden Homemade🌺

Bahan :
• 1 kg ikan sarden, buang kepala dan ekor serta bersihkan
• 1 buah jeruk nipis
• garam secukupnya

Bagan saus :
• 500 gr tomat, rebus sampai mengelupas lalu buang kulitnya
• 5 buah cabe merah(sesual selera pedasnya)

Bumbu :
• 1 buah bawang bombay ukuran besar, potong sesuai selara
• 5 siung bawang putih
• 1 ruas jahe, geprek
• 7 butir bawang merah, iris lalu goreng
• 5 siung bawang putih, iris lalu goreng
• merica bubuk secukupnyanya
• daun salam
• garam secukupnya
• gula pasir secukupnya
• kaldu bubuk(saya pake kaldu alami,ekstrak kaldu jamur)
• air secukupnya
• minyak sayur untuk menumis

Cara membuatnya :
1. Cuci bersih ikan, buang kepalanya dan ekornya, lalu lumuri ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam, diamkan kurang lebih selama 10 menit, bilas lalu tata di dalam panci presto

2. Blender tomat rebus, cabai merah dan bawang putih

3. Tumis bawang bombay, jahe serta salam sampai harum

4. Masukkan blenderan tomat, bawang merah goreng dan bawang putih goreng, aduk rata .
Tambahkan garam, gula, merica, kaldu bubuk aduk rata

5. Masak sampai meletup-letup

6. Tuangkan ke dalam panci presto, tambahkan air hingga ikan terendam

7. Masak sampai bunyi berdesis panci prestonya, kemudian kecilkan api yang paling kecil kurang lebih 30 menit, setelah dingin buka panci presto dan periksa apakah tulang sudah cukup lunak, jika belum tambahkan air sedikit lagi serta garam, lalu masak kembali sebentar

8. Angkat dan siap sajikan

Silahkan di coba buibu resep nya..semoga betmanfaat dan sesuai selara yaa...😉💐


Read More