Tunas dan Harapan

Tunas. Photo by emak Aafiya Aasiya

Terkadang harapan itu berbahaya.
Ketika tunas harapan mulai bertumbuh tapi kemudian seletika harus layu ketika ia tak menjumpai nyata.
Sesaknya lebih berasa jika tak pernah ada harapan yang mendahului. Sebab harapan selalu saja menginginkan wujud nyata.

Melabuhkan harap pada manusia, berarti harus siap menerima risikonya. Sebab apalah yang dipunya manusia? Sama daifnya dengan diri kita. Ya, manusia bukanlah tempat menyandarkan harapan. 
Maka, hanyalah satu tempat di mana harapan takkan pernah mengecewakan. Berharap hanya pada-Nya. Ya, hanya pada-Nya saja, tempat di mana harapan akan selalu terjawab indah: menjumpai nyata atau diganti-Nya dengan yang lebih baik. Takkan pernah mengecewakan. Selalu ada jawaban.



Short contemplation, 25.04.2018

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked