Living in Riyadh part 10: Alamat Rumah

Baiklaahh.... sepertinya mengenai 'alamat rumah' ini sudah diceritakan sebelumnya oleh suami tercinta di sini. Tapi aku pengen menceritakan juga dari sudut pandang aku. Agaknya kami memiliki point of view yang hampir sama yaa? Hehehe....

Jujur aja, kadang aku ingin ngakak ketika ingat bayanganku mengenai kota Riyadh sebelum aku menginjakkan kaki di ranah gurun ini. Aku pikir kota yang dahulu dikenal dengan nama Nejd ini adalah gurun semata dengan rumah penduduk yang jarang-jarang. Pemandangan yang kita saksikan hanyalah gurun 'sansai' alias gurun sahara dari ujung ke ujung. Hihihi.. Apalagi intip-intip dari koleksi foto Abu Aafiya, isinya kalo ga gurun yaa di ruang server serta Makkah al Mukarramah maupun Madinah. Kan abu Aafiya nda suka nge-mall, jadi kaga ada tuh yang namanya foto mall. Hihihi.... Ini (contohnya di sini ) salah satu foto yang aku liat sebelum ke Riyadh yang semakin menguatkan image dalam pikiranku bahwa ianya adalah gurun luas membentang.

Ternyataaah pemirsaaah, dugaanku 1000% SALAH BESAR! Ketika hendak landing (perjalanan dari Hongkong menuju Riyadh akhir tahun 2013 M), yang kusaksikan adalah pemandangan yang menakjubkan. Kota yang penuh dengan lampu-lampu benderang, tatakota yang rapiiih banget... pemandangan yang sungguh cantik. Tapi karena kangen yang menggebu-gebu ingin segera ketemu belahan jiwa (eheeemmm...), lupa motret-motret dan pikiranku sudah benar-benar terbagi, antara menyaksikan pemandangan menakjubkan dan ingin segera bertemu kekasih hati. Hehe...

Ya, kota Riyadh memang adalah gurun... tapi gurun yang telah disulap menjadi Metropolis City. Lebih metropolis dari pada jekardah. Waahhh... ternyata akuu salaaaahh menilaimuuu wahai Riyadh... hihihi....

Kota Riyadh adalah kota yang rapiih... Karena kota ini relatif baru (dibanding Makkah, Madinah dan Jeddah), maka planologinya pun sangat bisa didesain sedemikian rupa. Rapi. Sangat rapi. Daan terus mengalami gelombang perkembangan dengan amat sangat pesat. Namanya juga negara kaya raya--petrodollar--jadi membangun apa saja dengan cepat bukanlah sesuatu yang sulit bagi negara ini. Tidak seperti negeriku yang kaya rayaa juga tapi penduduknya kebanyakan miskin dan kekayaannya dikeruk oleh orang lain ulah segelintir pejabat yang tidak bertanggungjawab. :'(

Tadi mau cerita alamat yaa? Hahaha... udah ngalor ngidul ke mana-mana iniiih... >.<
Naah.... salah satu hal yang unik di Riyadh menurutku adalah menyoal alamat rumah. Seperti yang juga sudah diceritakan oleh Abu Aafiya (sila klik link di atas yees). Di Indonesia kalau memberikan alamat untuk kita kunjungi biasanya lengkap sekali.... Jalan A, RT/RW sekian, Kecamatan B, Kabupaten C dst dst.... Itu saja tidak lengkap. Sering kali kita butuh ancer-ancer, semisal luruus nanti perempatan belok kiri ketemu apotek masuk gang trus mentok belok kanan rumah ketiga setelah gedung X... dst dst... Jadi kalo minta alamat maupun ngasi ancer2, mesti nulis panjaaang lebaar. Dan itu pun pakai acara nyasar-nyasar. Hihihi...

Naahh jika di sini... kalau ngasi alamat bukannya ngasi nama jalan, nama district tapi alamat adalah berupa angka koordinat. Misal ada pengajian di rumah Ibu X, koordinat rumah 24.009865, 24.67799. Atau ada acara di istirahah Y pasti akan disertakan dengan angka koordinat. Nanti perjalanan menuju alamat tersebut akan dipandu oleh si GPS...

Seruu juga sih untuk aku yang suka peta. Aku selalu excited jika liat aplikasi maps. Doraa dong. Xixixi... Dan juga bertugas sebagai asisten suami tercinta jika kita bepergian. "Belok kiri.... belok kanan...". Biasanya Abu Aafiya akan selalu menertawakan aku yang bilang, "belok kiriii..." tapi nunjuknya ke kanan. Wkwkwkwkwk... "kiri apa kanan niiih?"
Disorientasi araaahh... hihihi

Read More

Living in Riyadh part 9: Istirahah

Salah satu hal unik yang hanya aku temui di Riyadh (setidaknya sejauh ini) adalah tentang Istirahah. Aku pertama kali mendengar istilah "istirahah" ketika ada acara ngumpul-ngumpul PKS Riyadh.

Naaah, apa itu istirahah?
Tentu tidak ada penjelasan secara etimologis. Hihihi... Istirahah adalah.... tempat kumpul-kumpul dan tempat diadakan berbagai acara mulai dari yang serius bangeet hingga acara santai bersama komunitas tertentu. Sederhananya begitulah.

Dulu di indonesia, jika ada acara apa-apa tempat di adakan acaranya adalah di gedung-gedung, auditorium, ruang serba guna, aula, hall, ballroom, GOR dan sejenisnya. Misal 'temu kader' tertentu biasanya diadakan di aula sekolah tertentu, atau GOR yang sengaja disewa. Acara sosialisasi dari depertemen atau kementrian tertentu hampir dipastikan menyewa suatu gedung atau aula. Pun begitu dengan acara kumpul-kumpul komunitas tertentu, misal silnas FLP... kala itu menyewa aula BPPPTK. Acara kumpul-kumpul kantor tertentu baik negeri maupun swasta dan family gathering, jika banyak dana, bisa jadi diadakan di ballroom hotel. Dan masih banyak lagi acara-acara lainnya yang diselenggarakan di gedung-gedung tertentu. Hal itu sudah lazim ditemukan di Indonesia tentunya.

Berbeda dengan di Riyadh, acara-acara seperti disebutkan di atas umumnya diselenggarakan di istirahah. Waahh jika lagi banyak yang menyelenggarakan acara, istirahah full booked dong? Tenaaaang masi ada koooq yang bisa dibooking. Hehe. FYI, ada banyaaaaaaaakkkk sekali istirahah di sini. Mungkin seribuan ada kali ya. Di deket apartemen tempat aku berdomisili saja ada belasan istirahah, mungkin puluhan.

Istirahah bukanlah seperti gedung aula maupun ballroom. Istirahah adalah sebentuk paket komplit (kalau aku membahasakannya). Istirahah bervariasi luasnya antara satu dengan yang lainnya. 'Perangkat dasar' istirahah terdiri dari ruang yang agak luas minimal 2 ruang (yang secara desain nya memisahkan antara laki-laki dan perempuan), kamar mandi, dapur dan lapangan berumput. Lapangan berumput tentu adalah hal yang mewah di sini (yang pasti selalu tersedia di istirahah) dan dimaintenance sedemikian rupa. Ruangan istirahah bisa berbentuk ruang permanen bisa juga sebuah tenda besaaar yang permanen yang dilengkapi dengan perapian untuk musim dingin. Oh iya, tidak ada pentas maupun kursi atau meja tersedia di istirahah. Jikapun ada kursi, itu adalah kursi majlis (lesehan) yang berada di setiap sisi ruangan. Beberapa istirahah memiliki ruangan yang jauh lebih banyak dan lebih luas dan memiliki fasilitas kolam renang. Istirahah yang memiliki fasilitas kolam renang biasanya lebih diminati, harganya lebih tinggi dan sering booked kalo tidak cepat-cepat booking dari jauh-jauh hari. Harganya sangat bergantung pada luasnya dan juga fasilitasnya tentu saja. Yaa, ada harga ada rupa deh. Harga istirahah yang pernah disewa oleh berbagai komunitas Indonesia yang aku ikuti berkisar 500 SAR hingga ribuan SAR.

Jadi, bukan seperti gedung pertemuan yang hanya gedung semata, tetapi ada banyak ruangan, ada lapangan, ada dapur hingga kolam renang. Ruangan selain ruang utama (paling luas biasanya dibanding ruang lainnya) digunakan untuk hadhonah (child care), posko konsumsi (dapur biasanya tidak mencukupi jadi cuma dimanfaatkan untuk mendinginkan makanan di kulkas atau memanaskan makanan di kompor), ruang untuk menggelar bazar makanan Indonesia dan juga ruang sebagai basecamp panitia. Yaa, ada banyak ruangan memang. Paling sedikit 2 ruang. Tapi selama menjumpai banyak istirahah di berbagai acara di Riyadh yang diadakan oleh orang indonesia, istirahahnya rata-rata memiliki 5-6 ruangan dan 2 lapangan berumput.

Ya begitulah kira-kira sedikit cerita tentang istirahah. Berikut adalah salah satu contoh istirahah tempat diadakan acara bedah buku "wonderful family" di mana aku jadi salah satu panitianya. Hehehe....

Read More

Resep Sambalado Minang Maknyuuss

Bismillaah...

Mari kita cerita-cerita soal sambalado minang yang maknyuss nyuss nyuss...
Berhubung aku dan suamiku tercintaa sesama orang Minang, maka si sambalado adalah bagian dari menu utama yang mesti hadir di meja makan. Abu Aafiya sampai bilang, "makan pake sambalado ajah sebenarnya sudah bikin 'batambuah'. Hehehe".

Dulu sebelum Aafiya lahir, aku relatif lebih banyak waktu untuk sekedar manggiliang (mengulek) cabe di batu lado (ulekan/cobek). Tapiii, setelah Aafiya lahir, waktu memasak haruslah benar-benar seefisien dan seefektif mungkin kan yaaa? Aku memanfaatkan waktu memasak hanya ketika Aafiya tidur. Jadiii di waktu yang cukup singkat ini, mengulek cabe pake cobek alias batu lado bukanlah pilihan utama. Bisa-bisa, cabenya baru setengah 'digiliang', si kecil udah bangun lagi. Hehe...
Di sinilah akhirnya aku (mau gak mau) harus menggunakan blender. Naah, karena perangkat cooper tidak available di seri food processor yang aku beli (maklum pas beli awal nda liat-liat feature nya. Lagi memburu diskon ceritanya.. wkwkwkwk), maka blendernya mesti menggunakan feature yang mengharuskan ada air untuk proses penggilingannya. Ndak seru ajah rasanya kalau cabe pake air. Bukan sesuatu yang biasa bagiku.

Tapi, alhamdulillaah... berkat keterbatasan food processor inilah akhirnya secara tak sengaja, qadarullaah, penemuan resep sambalado maknyuuss itu bermula. Aku tidak menyangka hasilnya sangat jauuhh melampaui espektasiku. Bermula dari eksperimen sederhana yang adalah sebentuk ketidaksengajaan.

Ketika pertama kali disuguhkan, komentar Abu Aafiya adalah "waaahh sambaladonya enaaaaak bangeeeet...." disertai dengan bukti empiris Abu Aafiya makannya batambuah. Hihihi...
Aahhh langsung berbunga-bunga doongs akuuuuh... <3 <3 <3
Alhamdulillaah 'ala kulli hal...

Naaah, bagi yang lagi nyari resep sambalado maknyuusss tanpa penyedap rasa buatan ini, mari.. mari... aku share resep rahasia penemuan tak sengaja ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi yang membutuhkan yaaak...

Ceritanya waktu itu, aku habis merebus ayam pakek presto (pakek panci biasa juga bisa. Aku pake presto karena biar hemat waktu ajaah siih). Sisa rebusan ayam inilah yang menjadi juru kunci utama dan rahasia sambalado maknyuuss.

Bahan-bahan yang diperlukan:
- Bahan Utama
♥Cabe merah atau hijau (sebanyak yang dipengen ajah)
♥Bawang merah (kalo bisa agak banyak. Lebih banyak lebih maknyuuss) diiris-iris yaak.
Bawang putih (1 siung ajah. Aku bahkan sering skip. Xixixixixi)
♥ minyak untuk menggoreng cabe

- Bahan Kaldu
♥500 gr ayam (daging mix yang ada tulangnya misal bagian sayap atau paha, sebenernya nda mesti 500 gr sih... pake kirologi ajah hihi... ini kebetulan beli yang mix yang udah ditakar jd ketauan berapanya)
♥air 300 ml (aku biasanya pake ilmu kirologi ajah alias kira-kira. Ndak pake takaran tertentu)
♥ 1 batang sereh (kalo di market2 biasanya di bumbu tom yum, atau beli di baqala indonesia)
♥ 3 lbr daun jeruk alias si curry leaf
♥ 1/2 sdt merica bubuk (kalau ga suka pedess banget, sila diskip aja si merica ini)
♥ garam secukupnyaaa
(Semua bahan ini direbus hingga si ayamnya matang. Yang kita perlukan adalah air rebusannya. Ayamnya digoreng jadi lauk. Hmm...praktis kaaan?)

Cara pembuatan :
- blender cabe beserta air rebusan bahan kaldu. Jika tidak menggunakan blender sisihkan dulu airnya, siapkan cabe yang sudah diulek kasar. Kalau mau ulek yang halus juga boleeh.
- tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum
- masukan cabe beserta air kaldu.
- aduk sekali hingga air kaldu menguap dan yang tersisa hanyalah cabe dan minyak penggorengan
- angkat dan siap disajikan.

Oh iyaa, air kaldu selain memberikan rasa yang enak untuk sambalado, juga berfungsi sekalian "merebus" si cabenya. Jadinya... in syaa Allah.maknyuuss...

Selamat mencoba yaaa..
Beri kejutan untuk orang terkasihmu dengan resep sederhana ini... :)
Jangan lupaa kabari aku gimana hasil eksperimenmu.. hihi (gak wajib koq hukumnyaa.. :D)

Read More

Traveling yang Aman Bersama Bayi

Judulnya so serius yaal. Hihihi... Baiklah....mari kita bicara dengan bahasa yang santai. Sebagaimana kebanyakan isi blog ini curcol semata tanpa mengejar target ranking alexa :p wkwkwkwk...

Traveling bersama bayi bagi yang punya bayi tentulah hal yang lumrah untuk dilakukan. Apalagi di Riyadh sini di mana ketika emak yang punya bayi pergi ke mana-mana, pasti selalu membawa bayi-bayi. Hehe...
Trus, gimana sih traveling yang aman terutama perjalanan dengan menumpangi kendaraan? Nah itu diaaa... gemana sih... gemana sih?

Dulu... seperti yang pernah aku ceritakan sebelumnya, aku tidak mengenal apa itu child traveling safety seat atau yang lazim disebut car seat.
*kampungan banget akuuh xixixixi*.
Hingga sampai di Riyadh sinilah aku baru tau apa itu carseat. Oo ternyata kalau membawa bayi ketika menempuh perjalanan dengan mobil itu butuh carseat tho? Hihihi...

Seberapa Penting sih si carseat?
Jika pertanyaannya seberapa penting, maka jawabannya adalah : sangat penting!
Kenapa? Dalam berkendara--na'udzubillaah--mungkin ada crash. Bagi orang dewasa mungkin tidak begitu masalah. Meski demikian, tetap butuh untuk memakai seatbelt demi keamanan. Apalagi bayi yang masih baru menapaki dunia tidaklah sekuat orang dewasa. Nge-rem mendadak dari kecepatan 100 km/jam bisa jadi masalah buat bayi dengan struktur tulang belulang yang belum terlalu kuat. Itulah sebabnya, carseat merupakan sesuatu yang sangat penting yang kesadaran penggunaannya masi rendah di negara kita.

Nah soal pentingnya carseat ini sudah pernah aku cuat-cuitkan di tulisan sebelumnya. Plus jenis-jenis carseat yang beredar di pasaran. Sila search sendiri :P (keGRan ada yang nge search wkwkwkwk). Sekarang aku pengen cerita gimana kenyamanan carseat dan gimana membiasakan bayi atau toddler duduk di carseat.

Manakah yang Lebih Nyaman; carseat atau bed dadakan?
Alhamdulillaah Allah berikan kesempatan untuk menunaikan umrah di bulan Februari lalu. Jarak tempuh Mecca-Riyadh adalah sekitar 900 km. Bukan jarak yang singkat tentunya jika ditempuh dengan jalur darat. Ketika itu kami (aku dan abu Aafiya) memikirkan gimana biar Aafiya nyaman selama di perjalanan.

Akhirnya kami memutuskan untuk membawa dua perangkat. Pertama carseat kedua bed alias kasur crib Aafiya. Kita pengen 'menyulap' bangku belakang menjadi bed dadakan. Jadi seolah Aafiya tidur di crib selama di perjalanan. Awal mulanya kami berpikir, dengan mendudukan di carseat, Aafiya ga bakalan nyaman dan lebih pegel. Apalagi kami belum membiasakan Aafiya ditaruh dicarseat ketika bepergian dalam kota Riyadh. Jadi kami menempatkan aafiya di kasur dan tiduran seperti biasanya di crib. Sementara, carseatnya ditaruh di bagasi.

Ternyata kasur yang awalnya kita pikir akan membuat Aafiya nyaman, ternyata tak sesuai espektasi. Aafiya relatif lebih rewel dan baru tidur ketika kami mencapai daerah sebelum Thaif. Mungkin karena Aafiya kecapean, akhirnya jadi tidur.

Ketika pulang, kami akhirnya memutuskan untuk menempatkan Aafiya di carseatnya dan gantian kasurnya yang ditaruh di bagasi. Kami memutuskan demikian karena pengalamanan perjalanan berangkat dan juga logisnya carseat didesain dengan senyaman mungkin untuk bayi dan juga pasti sudah dilakukan penelitian sebelum desainnya jadi. Daaaan, do you know what happen?? Aafiya ternyata sangaaat nyamaaan dan sama sekali ga rewel selama di jalan. Alhamdulillaah tsumma alhamdulillaah.

So, carseat is more comvortable, rite?

Lalu, Bagaimana Membiasakan Bayi/Toddler Duduk di Carseatnya?
Naaahh ini point penting sebenarnya. Poin penting tersebut adalah biasakan sejak dari lahir!
Yaa biasakan bayi ditempatkan di carseat sejak ia lahir. Jika bayi sudah bisa exprorasi apalagi toddler, mereka akan lebih senang wari wiri sana sini di dalam mobil. Jadi, butuh upaya yang lebih lebih extra untuk membiasakannya. Tapi, ga ada kata terlambat. Asalkan orang tua tidak gampang mentoleransi, mendisiplinkan anak duduk di carseat in syaa Allah bukan perkara besar, biidznillah.

Jadi, Carseat menjamin keamanan bayi dalam berkendara?
In syaa Allah, biidznillaah, selama kita memperhatikan dan membaca dengan benar-benar bagaimana instalasinya. Instalasi yang salah alih-alih menyelamatkan, justru menimbulkan masalah bagi bayi. Jadi, jangaaan lupaaa untuk membaca buku petunjuknya. Dan juga di jaman yang segala informasi mudah diakses ini, berbagai video proses instalasi pun berserakan di internet. Tinggal kita meluangkan waktu sedikit saja untuk mengobrak-abriknya. Hehe...

Carseat rata-rata mahal, may we use second hand?
Sebaiknya jangan gunakan carseat seken (second hand) alias used carseat. Carseat yang telah lama digunakan mengalami perubahan, apalagi jika pernah crash sebelumnya. Carseat juga memiliki batas expire date. Sooo, jangan gunakan carseat yang sudah expire. Walaupun agak mahal, tidak ada salahnya kita menabung untuk membelinya, misal ketika hamil. Atau belilah ketika lagi diskon.. xixixixix... (ketauan akuuh suka monitoring harga diskon wkwkwkwk).Karena keselamatan anak kita jauh lebih penting dan lebih mahal harganya.
Siiip???

Read More

Memburu Sate Padang di Negeri Gurun

Ini bukan recent story sebenarnya. Tapi baru sempat bercerita sekarang. Hehe. Sebagai orang minang sejati,sate padang adalah salah satu makanan khas minang yang mesti masuk list makanan favorit. Aku memang penggemar berat sate padang hihi. Kalau suamiku penggemar nasi goreng. Untuk makanan favorit ini kita memang sedikit berbeda selera. :)

Naah, kebetulan di grup para emak lagi ada informasi menarik. Informasi itu adalah bahwasannya ada yang jual sate padang. Tapi jarak tempuhnya 64-an km dari apartemenku. Wiiihh demi si sate padang, bela-belain dehh aku mengejar hingga 64 km. Jadi ingat, kalau di kampung si sate ini di setiap gang ada. Hehe..

Naah pas agenda melingkar para suami... akhirnya terbetik niatan di hati untuk bikin sendiri sate padangnya dengan mengandalkan ilmu kirologi.
Hasilnya? Alhamdulillaah tidak begitu mengecewakan.

Inilah salah satu hikmah berdomisili di luar negri di mana mobilitas terbatas dan jauh dari selera nusantara. Mengasah daya kreatifitas untuk menjadi produsen. Bikin sendiri. Kalau di indonesia, mana kepikiran bikin sendiri??? Tinggal beli lebih gampang kaan. :P

Demikian cerita singkat kali ini. Hihihi...
Dan berikut adalah sate padang made by mak Aafiya..
Maap kalo bikin ngiler (keGRan :P)

Read More

Semangat Sekolah Lagi!!

Duluu.... ketika masih kuliah, setengah bercanda setengah serius aku bilang sama teman :
"Aku suka sekolah. Jika ada pekerjaan yang tugasnya adalah sekolah dan aku dibayarin sekolahnya.. aku mauu bangeeet sekolah teruuuss.. hihihi..."

Sekian masa berlalu setelahnya. Alhamdulillaah takdir Allah yang indah mengantarkanku ke kota Riyadh. Tempat yang tak pernah kubayangkan sebelumnya akan menjejaki langkah. Bumi timur tengah. Negeri gurun yang metropolis. Dengan segera aku jatuh cinta pada Riyadh... Dari sini pulalah pertama kali aku berangkat menuju tanah Harom, Al Haromain, dua tanah suci : Makkah dan Madinah bersama belahan jiwa.

Ahh sebenarnya keinginan untuk bersekolah begitu membuncah. Tapi keterbatasan mobilitas wanita membuat satu setengah tahun pertamaku di sini terlewati tanpa mengikuti sekolah formal maupun nonformal. Meskipun sangat ingin, tapi terkendala transportasi. Bus sekolah tidak melewati area domisiliku. Apalagi lokasi sekolah yang sangat aku minati itu berada di pusat kota yang relatif macet apalagi jam-jam berangkat kantor dan sekolah.

Alhamdulillaah, setelah banyak informasi di sekelilingku, dan ada tetangga yang juga ikut sekolah yang sama (sehingga bisa bergantian transportaainya), semakin memantapkan langkahku untuk bersemangat sekolah lagi. Yaa, sekolah lagi. Kali ini, ma syaa Allah... aku begitu bersemangat untuk memulai belajar pertama di next term in syaa Allah... Bismillaah.. in syaa Allah september 2015.

Sekolah yang aku sangat minati ini sama sekali bukan sekolah farmasi klinis sebagaimana jenjang pendidikanku sebelumnya. Sekolah ini bisa dibilang sekolahnya para ibu rumah tangga. Sebagian besar muridnya adalah ibu rumah tangga. Daar Adh Dhikr school-for non arabic speakinh woman. Itu nama sekolahnya. Sekolah bahasa arab dan sekolah tahfidz. Jurusannya adalah bahasa arab dan tahfidz saja. Untuk bahasa arab dari kelas tamhidi hingga semester 8. Khusus kelas tahfidz Al Qur'an, diharapkan siswi menyelesaikan 30 juz dalam 2 tahun.

Hari senin kemarin (18 Mei 2015), kami mendaftarkan diri sebagai talibah jadiid (murid baru). Aku mengambil jurusan Bahasa Arab. Di kelas bahasa arab juga ada mata pelajaran Al Qur'an berupa tahsin dan tahfidz tapi tidak seintens jurusan tahfidz.

Kami mengikuti test terlebih dahulu untuk menetapkan level kelas yang akan dimasuki nantinya. Untuk kelas bahasa arab aku berada di kelas 1 atau mustawa awwal. Sedangkan untum kelas Al Qur'an aku berada di kelas 2.

Menurut pengalaman teman-teman yang sekolah di sini, sekolah di sini sangat menyenangkan. Adalah kesempatan emas bisa belajar dari mu'allimah yang native speakers. Kesempatan emas pula untuk belajar Al qur'an dari seorang guru. Alhamdulillaah 'alaa kulli hal.

Bagaimana dengan bayi? Alhamdulillaah di sini tersedia nursery (hadhonah) selama kita belajar untuk anak usia 0-2 tahun. Untuk anak usia 3-7 tahun tersedia kelas semacam PAUD dan TK yang juga mengajarkan bahasa arab dan al qur'an kepada anak. Untuk nursery, kita harus cepat-cepat mendaftar. Karena jika telat, nursery akan full booked dan kita terpaksa mencari nursery di luaran. Dan ini musykila jiddan buat aku yang belum kenal nursery sekitaran Riyadh. Hihi...

Sekolah ini adalah sekolah non profit. Dan juga bukan sekolah yang disubsidi oleh pemerintah. Tapi ma syaa Allah.. banyak orang kaya yang shalih di sini yang begitu dermawan. Mereka amat loyal dengan orang-orang yang belajar agama dan kucuran dana dari para donatur mengalir. Ma syaa Allah, tabarakallaah...
Untuk uang pendidikan satu semester kita dikenakan biaya 200 SAR. Setara dengan Rp. 700ribu. Murah kan? Ma syaa Allah...
Dan untuk nursery selama 1 semester (1 term) kita dikenai biaya yang sama (200 SAR). Biaya ini murah sekali... Di indonesia mana ada day care yang mau dibayar 700ribu selama 6 bulan.
Alhamdulillaah 'ala kulli haal.

Tentang bagaimana kegiatan belajar mengajar, interaksi dengan teman-teman dari berbagai negara in syaa Allah nanti kita cerita-cerita lagi.

Semangaaaaaaattttt!!!
Jadi ibu rumah tangga bukan berarti halangan untuk bersekolah. Apalagi bahasa arab adalah bahasa surga.

Why is it important for us to learn and love Arabic?
It is important for a muslim to love and learn arabic as, its the language of Quran, language of Prophet Muhammad Sallalahualiwasalam, and the language of People of Paradise,
through Arabic we can understand Quran and Hadith much much better and will be performing our duties according to what is said. ^_^

Read More

Cinta yang Seharusnya atau yang Menjerumuskan?

CINTA SEHARUSNYA... Love, right?: https://youtu.be/5wjIDGgk_kY

Tak sengaja berjumpa video di atas. Berawal dari nonton cameo-cameo yang nyentil banget dan si yutub merekomendasikan video tersebut. Jemari tergerak untuk nge-klik... dan isinya bikin speechless... Ada berapa banyakkah generasi muda muslim yang terjebak pada hal yang serupa? Ahh.. sungguh miris... :'(

Meski tidak sepenuhnya sepakat dengan isi videonya, tapi video ini amat sangat jujur memaparkan dampak dari aktifitas lumrah di kalangan remaja namun terlarang: PACARAN. Aku appreciate untuk kejujuran mengenai efek dari aktifitas pacaran yang ada di video tersebut akan tetapi.... tidak setuju dengan adanya pacaran sebelum pernikahan...

Al Qur'an telah melarang segala aktifitas yang mendekatkan pada zina. Dan pacaran SANGAT JELAS menjerumuskan pada zina. Awalnya saling bercanda, saling merasa nyaman, mulai sentuhan kulit dengan berpegangan tangan... dan lama kelamaan berlanjut dan berlanjut... Setan kian memperindahnya dan kian menghiasnya dengan kenikmatan-kenikmatan semu... dan pada akhirnya... terjerumuslah pada dosa besar yang bernama ZINA. Itulah sebabnya... mengapa pacaran adalah hal yang terlarang sebelum pernikahan.

Seorang wanita... anak remaja putri apalagi... yang sedang mekar-mekarnya di masa adolensia, jika sampai pada titik di mana ia merasa sangat menyayangi seorang laki-laki, ketertarikan atas dua polarisasi kutub yang berlawanan jenis, kemudian berada di koridor bernama pacaran, umumnya lupa mengedepankan logika. Perasaan yang berbunga-bunga mengalahkan akal sehat. Seolah si dia adalah segalanya. Jika demikian, sangat mudah baginya menyerahkan apa yang paling berharga yang dia punya. Dengan mudah ia menyerahkan yang berharga miliknya dan sangat sulit dan sungguh sangat sulit untuk berkata "TIDAK". Dan ketika yang berharga itu telah terenggut, barulah menyesal semenyesal-menyesalnya. Tapi... dosa besar telah dilakukan. Sungguh, itulah sebabnya islam sangat melarang pacaran dan menghalalkanya dengan pernikahan.
Sebelum penyesalan itu datang, sebelum sulit untuk berkata "TIDAK", maka jauhilah... jauhilah hal yang merusak itu...

Semoga Allah melindungi adik-adik kita, anak-anak kita, keluarga kita, dan seluruh remaja putri di segenap penjuru dunia.

SAY NO TO PACARAN!

Read More