Living in Riyadh part 10: Alamat Rumah

Baiklaahh.... sepertinya mengenai 'alamat rumah' ini sudah diceritakan sebelumnya oleh suami tercinta di sini. Tapi aku pengen menceritakan juga dari sudut pandang aku. Agaknya kami memiliki point of view yang hampir sama yaa? Hehehe....

Jujur aja, kadang aku ingin ngakak ketika ingat bayanganku mengenai kota Riyadh sebelum aku menginjakkan kaki di ranah gurun ini. Aku pikir kota yang dahulu dikenal dengan nama Nejd ini adalah gurun semata dengan rumah penduduk yang jarang-jarang. Pemandangan yang kita saksikan hanyalah gurun 'sansai' alias gurun sahara dari ujung ke ujung. Hihihi.. Apalagi intip-intip dari koleksi foto Abu Aafiya, isinya kalo ga gurun yaa di ruang server serta Makkah al Mukarramah maupun Madinah. Kan abu Aafiya nda suka nge-mall, jadi kaga ada tuh yang namanya foto mall. Hihihi.... Ini (contohnya di sini ) salah satu foto yang aku liat sebelum ke Riyadh yang semakin menguatkan image dalam pikiranku bahwa ianya adalah gurun luas membentang.

Ternyataaah pemirsaaah, dugaanku 1000% SALAH BESAR! Ketika hendak landing (perjalanan dari Hongkong menuju Riyadh akhir tahun 2013 M), yang kusaksikan adalah pemandangan yang menakjubkan. Kota yang penuh dengan lampu-lampu benderang, tatakota yang rapiiih banget... pemandangan yang sungguh cantik. Tapi karena kangen yang menggebu-gebu ingin segera ketemu belahan jiwa (eheeemmm...), lupa motret-motret dan pikiranku sudah benar-benar terbagi, antara menyaksikan pemandangan menakjubkan dan ingin segera bertemu kekasih hati. Hehe...

Ya, kota Riyadh memang adalah gurun... tapi gurun yang telah disulap menjadi Metropolis City. Lebih metropolis dari pada jekardah. Waahhh... ternyata akuu salaaaahh menilaimuuu wahai Riyadh... hihihi....

Kota Riyadh adalah kota yang rapiih... Karena kota ini relatif baru (dibanding Makkah, Madinah dan Jeddah), maka planologinya pun sangat bisa didesain sedemikian rupa. Rapi. Sangat rapi. Daan terus mengalami gelombang perkembangan dengan amat sangat pesat. Namanya juga negara kaya raya--petrodollar--jadi membangun apa saja dengan cepat bukanlah sesuatu yang sulit bagi negara ini. Tidak seperti negeriku yang kaya rayaa juga tapi penduduknya kebanyakan miskin dan kekayaannya dikeruk oleh orang lain ulah segelintir pejabat yang tidak bertanggungjawab. :'(

Tadi mau cerita alamat yaa? Hahaha... udah ngalor ngidul ke mana-mana iniiih... >.<
Naah.... salah satu hal yang unik di Riyadh menurutku adalah menyoal alamat rumah. Seperti yang juga sudah diceritakan oleh Abu Aafiya (sila klik link di atas yees). Di Indonesia kalau memberikan alamat untuk kita kunjungi biasanya lengkap sekali.... Jalan A, RT/RW sekian, Kecamatan B, Kabupaten C dst dst.... Itu saja tidak lengkap. Sering kali kita butuh ancer-ancer, semisal luruus nanti perempatan belok kiri ketemu apotek masuk gang trus mentok belok kanan rumah ketiga setelah gedung X... dst dst... Jadi kalo minta alamat maupun ngasi ancer2, mesti nulis panjaaang lebaar. Dan itu pun pakai acara nyasar-nyasar. Hihihi...

Naahh jika di sini... kalau ngasi alamat bukannya ngasi nama jalan, nama district tapi alamat adalah berupa angka koordinat. Misal ada pengajian di rumah Ibu X, koordinat rumah 24.009865, 24.67799. Atau ada acara di istirahah Y pasti akan disertakan dengan angka koordinat. Nanti perjalanan menuju alamat tersebut akan dipandu oleh si GPS...

Seruu juga sih untuk aku yang suka peta. Aku selalu excited jika liat aplikasi maps. Doraa dong. Xixixi... Dan juga bertugas sebagai asisten suami tercinta jika kita bepergian. "Belok kiri.... belok kanan...". Biasanya Abu Aafiya akan selalu menertawakan aku yang bilang, "belok kiriii..." tapi nunjuknya ke kanan. Wkwkwkwkwk... "kiri apa kanan niiih?"
Disorientasi araaahh... hihihi

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked