Ketika Badai Pasir Menerpa

Judulnya koq kayak gimanaa gitu yaaah kesannya... Kayak badai kehidupan ajah.. hehehe... Tapi ini bukan cerita tentang badai kehidupan tentunya. Ini cerita tentang badai pasir yang sebenarnya. Bukan badai secara makna konotatif.

Badai pasir di sini adalah hal yang sangat lumrah terjadi ketika pergantian musim. Dari musim panas ke musim dingin dan sebaliknya. Badai pasir serinh terjadi antara bulan oktober november untuk peralihan musim panas ke musim dingin dan bulan maret april untuk peralihan musim dingin ke musim panas.

Seperti yang kita ketahui bahwa negeri ini sebagian besarnya dalah hamparan gurun. Gurun bermacam-macam juga ternyata. Mulai dari yang bebatuan hingga pasir sangat halus.
Ini gurun pasir yang sangat sangat haluuusss... ma shaa Allah.. pasir di gurun inilah yang "beterbangan" ketika badai pasir melanda. Di pinggir jalan pasti selalu ada tanda peringatan "sandstorm area".
Naah, ketika badai pasir menerpa, pasir yang sangat halus ini beserta debu akan memenuhi udara. Gimana rasanya berada dalam kepungan debu dan pasir halus? Bayangkan saja kalo kita lagi berdiri di depan orang yang sedang menyapu debu setebal 1 cm di suatu rumah yang ga dihuni 10 tahun (hehe perumpamaannya lebay tapi memang begitulah kenyataannya). Hidung serasa dicekoki oleh debuu berjam-jam... Butuh air purifier kalo ingin bernafas dengan normal.

Badai debu terparah yang pernah aku alami di sini adalah pada tahun 2015 di mana debunya berhasil membuat pemandangan siang jadi terlihat gelaappp. Daan, jarak pandang hanyalah sekitar 1-2 meter saja. Tapii, badai debu terpanjang masanya yang pernah aku alami selama di sini adalah peralihan musim dingin ke musim panas tahun ini. Badai debu dan pasirnya berlangsung sangat lamaa... huhu. Biasanya 2-3 hari langit kembali cerah. Ini sudah lebih dari 3 minggu cerahnya cuma beberapa hari saja (sekitar 4 hari an) sisanya langit seperti gelap karena tertutup debu.

Begini kondisi udara kalau badai debu (poto tanpa editan). Diambil dari jendela sesaat sebelum ditutup. Ini foto rumah tetangga kami dan istiraha sebelah rumah.
Nah kemarin itu kami ada acara rihlah ke taman. Walaupun tidak terlalu cerah, awalnya tak terlihat akan ada badai debu. Tapi ketika menjelang maghrib, ternyata ada badai debu disertai hujan gerimis. Gerimisnya bukanlah hujan yang jernih melainkan seperti hujan pasir/lumpur. Jadi debu dan pasir halusnya turun bersama gerimisnya.
Ini stroller anal-anak bekas debu yang disertai gerimis. Belum sempat dibersihkan hehe...

Abaya, tas, stroller dan semua barang bawaan langsung berubah menjadi bintik-bintik kecoklatan. Yaa, namanya juga hujan debu yaa.. Hihi. Apalagi jarak tempat kita duduk agak nauh dengan posisi parkiran. Jadii, lumayan juga paparan debunya. Sejujurnya, ini kali pertama aku merasakan badai debu dengan posisi berada di luar rumah. Biasanya kalau badai debu, pasti ga ada yang mau keluar rumah. Dan sekolah-sekolah biasanya juga diliburkan kalo sudah badai debu begini.

Semogaa, badai debu ini cepat berlalu... Aamiin

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked