Purozento

Hari ini sebenernya ada jadwal pengambilan undian kasus yang akan menjadi final examination case di stase Pediatri jam 7.30. Tapi, karena aku berangkatnya (sengaja) telat, dan aku sudah mendelegasikan pengambilan undian ke temenku, Sri, jadi aku nyampe di RSCM jam 7.45 pagi. Secara jadwal sih kita masuk jam 8 ya. Tapi, stase Pediatri sering mengharuskan kita dateng jam 7-an. Itu artinya, abis subuh, trus rapih-rapih dan sudah harus cauuu.... Aku sebenernya tadi jam 5.45 sudah ready to go. But, jemuran setumpuk yang menunggu sang mentari, jadi berangkatnya diundurin hingga 6.20 ajah hee...
(Lagi-lagi dehh, prolog nya panjang bener!)

Nah, kereta Kota pertama lewat. Ndak bisa maksain diri buat masuk saking udah overloadnya. Kereta ke dua, ke Tanah Abang-Jatinegara, juga full bangeett... Kereta ketiga, barulah aku bisa masuk. Tapi, pas nyampe stasiun UI dan Lenteng Agung langsung diserbu penumpang. Jadi, kesimpulannya, kereta tetep overload dan berada di sana bagaikan dipepes macam ikan sarden. Heuu....

Pas di stasiun Pocin tadi, aku baru nyadar kalo ada yang tak beres dengan jilbabku. Ah iyaaa, purozento nya ilaaaaang... Huwaaaaa.... Innalillaah!
Purezento-ku itu sebenernya adalah hadiah dari Kak Ayumi, one of  my best friend semasa apoteker dulu. dan umur Purozento-ku itu sudah lebih kurang tiga tahun! Bros purozento itulah yang kemudian menjadi broz favorit aku.
Paniklah aku ketika menyadari Purozento itu tak ada dijilbab. Kemanaaaa diaaa??
Jadi ingat, tadi buru-buru mengejar kereta dan rebutan di depan pintu komuter. Aku berpikir, kecil harapan Purozento itu bisa ditemukan. Mungkin juga sudah jatoh ke kolong peron kali yah. Heuu... Dan aku menyadari hilangnya purozento itu mungkin sudah agak lama. Sudah 2 kereta yang aku lewatkan baru aku sadar. Makanya aku sudah pasrah banget. Sedih siiihh. Baruu kemarinnya aku kehilangan gantungan kunci FLP yang umurnya juga sudah nyaris 4 tahun. Hilang dengan cara yang sama, tak disadari.

Tiba-tiba, padanganku tertuju pada benda kecil yang tergeletak tak berdaya di pinggir peron. Alhamdulillaah, itu kan Purozento akuuu... Dalam sepersekian detik aku sudah menuju ke TKP, dan BENAR! Alhamdulillaah itu purozento ku yang jatuh. Alhamdulillaah... Senang sekali....

Purozento ku itu sudah mengalami nasib yang sama. beberapa kali nyaris hilang. 4 kali kejadian yang sama di stasiun, kalo ndak salah. Tapi, alhamdulillaah, masih diberikan amanah utk memilikinya..hehehe....

pelajaran dari kisah ini bagi aku adalah, SEBERAPAPUN RINTANGANNYA, SEBERAPAPUN HALANGANNYA, SEBERAPAPUN TERLIHAT AKAN LUPUT, JIKA MASIH REZEKI KITA, MAKA INSYA ALLAH TAK AKAN KE MANA. TAPI, JIKA BUKAN RIZKI KITA, SEBERAPAPUN ITU KITA UPAYAKAN, KITA JAGA, KITA PERTAHANKAN, TAPI TETAP SAJA AKAN LUPUT. Yakinlah, bahwa rizki kita takkan pernah tertukar dengan orang lain. Jadi tak perlu khawatir kan yah? Jika Allah takdirkan untuk memiliki maka, meski sejuta orang menghalangi, tetap saja kuasa ALLAH yang berlaku. Tetap saja kita tak dapat miliki. Sebaliknya, seberapa pun kita menghindarinya, tapi jika memang itu rizkinya kita, maka tiada kita punta kuasa untuk menolaknya. Jadi, jangan khawatir, wahai diriku :)

*bikin tulisan ini sudah 1 watt, sedang dalam keadaan ngantuk berat dan sudah somnolen. Jika kacau isi dan bahasanya, mohon dimaklumi yaahh. Hehehe

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked