Innalillaah, Kecelakaan Lagi!

Hari ini, sepulang pengajian, kami menyaksikan pemandangan miris yang sebenarnya juga sudah sering disaksikan. Ketika masuk hi-way King Abdullah Road, kendaraan terlihat sangat padat merayap kayak Jakarta. Hehe... Dari pengumuman di layar yang melintangi jalan (apa yah namanya? Hehe... maap ga tau istilahnya apa), tertulis "Caution! Traffic accident." Ya, ada kecelakaan. Dan kecelakaan di hi-way (jalan toll) sangat berpotensi menimbulkan kemacetan puanjaaaaang...

Aku sedikit mengeluh. Biasanya macet begini bisa menghabiskan waktu. Untungnya kecelakaan terjadi tak jauh dari pintu hi-way, jadi selepas melewati mobil yang tabrakan, jalanan kembali normal. Alhamdulillaah...
Ada dua sedan yang sudah bonyok bagian depan dan belakangnya dengan posisi miring melintangi jalan. Pantasan saja jadi macet. Tak lama kemudian, kira-kira 500 meter setelahnya, ada lagi kecelakaan beruntun yang melibatkan sekitar 3 mobil. Innalillaah... Dan parahnya, sekitar 1 km setelahnya... ada kecelakaan beruntun lagi yang melibatkan sekitar 4 mobil. Innalillaahi... Total ada 3 kecelakaan dengan jarak yang berdekatan terjadi kecelakaan yang mungkin waktunya juga berdekatan. Innalillaah....

Sebenarnya, dari total perjalanan yang aku tempuh di Kota ini, sekitar 60-70% nya aku saksikan kecelakaan. Hampir saja kecelakaan menjadi pemandangan yang "biasa" disaksikan di sini. Jika tidak ada kamera pemantau dengan resolusi tinggi di penggiran jalan, maka menerobos lampu merah adalah pemandangan yang lumrah kita dapati. Sulit sekali mereka untuk mengalah. :'(
Kamera Termahal :))
Hal negatif yang membuat kecelakaan begitu sering terjadi di sini (menurut pengamatanku) adalah... kebanyakan pengguna jalan (terutama native) seenaknya menggunakan jalan seperti seolah jalanan itu milik mbah mereka. Kalau tidak mau sedikit bersabar, mungkin kita akan ikut merasakan senggol-senggolan dan klakson panjang yang berdering. Sehingga ada kelakar bahwasannya; "Yang ngalah yang waras." :D :P
Selain itu, kebiasaan parkir yang ampun-ampunan (bisa memakan dua pertiga badan jalan) di depan deretan toko maupun restoran membuat lalu lintas jadi acakadut. Urut-urut dada, nahan hati deh pokoknya.

Nah, ternyata ada hal positifnya juga lho. Jika di Indonesia, terjadi kecelakaan, sebisa mungkin yang bersangkutan akan berusaha kabur secepat yang mereka bisa agar tidak berusrusan panjang dengan polisi. Kalo di sini, setiap terjadi kecelakaan baik parah ataupun tidak, mereka akan menunggu sampai polisi datang dan mobil yang bertabrakan dibiarkan pada posisinya. Hal ini adalah untuk memuluskan claim assurance. Kalo tidak ada "pengesahan" dari polisi, maka assurance tidak dapat di-claim. Nah, jika di Indonesia, mobil tersenggol sedikit bisa menimbulkan berantem abis-abisan antar si penguna mobil, di sini, mobil sampai bonyok sekalipun justru menimbulkan hal yang sebaliknya. Adalah pemandangan yang lumrah, kita menemukan dua mobil sudah bonyok depan belakang, tapi di pinggir jalan dua pengendaranya sedang asyik mengobrol sambil menunggu kedatangan polisi. Peristiwa itu justru menambah persaudaraan. Ini adalah hal yang positif menurutku.

Hehe, bukan cerita penting juga sih. Tapi aku berharap semoga Allah melindungi kami dan pengendara lainnya dari peristiwa yang tidak diingini... Aamiin yaa Allah...

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked