Namanya Raisha

Raisha.
Namanya langsung lekat di memori karena nama itu cukup familiar di indonesia. Banyak orang indonesia menggunakan nama itu kan ya. But, Don't ask me how to spelling her name. Aku taunya ya Raisha karena itulah yg kudengar. Hehe...

Raisha adalah teman satu kelasku di Madrasah Daar Adh Dhikr. Satu-satunya yang berkebangsaan India. Aku berbincang lebih banyak dengannya ketika sela-sela waktu peralihan pelajaran Qur'an ke Pelajaran Arabic atau Pelajaran Dirasat Islamiyah.

Suatu ketika aku bertanya lebih banyak soal keluarganya, anaknya, suaminya. Hihi... Kepo banget sih guweehh. :P
Ternyataaaa... anak pertama Raisha saat ini usianya 25 tahun dan sedang kuliah di Australia. Anak bungsunya setingkat SMP (aku lupa grade berapa).
Usia anak pertamanya tak terpaut jauh denganku. Artinya, usia Raisha sendiri sekurang-kurangnya 40-an tahun kan yaa?
Tapi, yang membuat aku terkesan dengannya adalah semangatnya untuk belajar! Semangat belajarnya tinggi. Kita sering saling diskusi tentang i'tibar mingguan dan ternyata kita mempunyai sisi kelemahan yang sama, yaitu sama-sama susah menghafal mufrad dan jama' (bentuk singular dan plural dari bahasa arab).
"I can learn the 'kaidah', but it's so hard to memorize mufrad and jama'. So I studied more to memorize mufrad and jama'" Kata Raisha.
"So do I!" Seruku.

Kita sama-sama bukan penghafal yang baik. Tapi Raisha belajar lebih keras untuk menghafalnya sedangkan aku... yang hanya 3 tahun lebih tua dari anaknya tidak belajar sebagaimana Raisha belajar.

Ahh...
Belajar memang seharusnya tidak kenal usia. Belajar bukan juga hanya untuk yang berusia muda. Belajar adalah tugas setiap usia. Tapi, jika yang berusia muda saja kalah upaya, akan ditaruh di mana muka? Hehe...

Hayuuuk Fathel...
Keep spirit..

Karena belajar itu adalah tugas sepanjang usia :)
Semangaaaattt!!

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked