Memilih Jalan Cinta yang Salah

Sungguh, Cinta adalah anugrah yang Indah dari Allah.
Dia yang Maha Cinta, menganugrahkan rasa cinta itu kepada hamba-Nya, yang dengannya hadirlah kasih sayang antara orang tua dan anaknya, antara sepasang kekasih yang dihalalkan-Nya.
Sungguh, tanpa adanya cinta dan kasih sayang, hampalah dunia ini, gersanglah hati segenap makhluk di muka bumi.

Maha Suci Allah yang telah menganugrahkan makhluk-Nya rasa cinta.
Cinta yang menumbuhkan, cinta yang membangun, cinta yang memberi kekuatan untuk memberi, cinta yang mendorong rasa melindungi. Ya, semuanya berbahan bakar: CINTA.

Namun, ada kalanya cinta memiliki luka.
Di saat kita memilih jalan cinta yang salah, ketika jalan cinta itu justru mengingkari Sang Maha Pemilik Cinta!
Saat itu, cinta bukan lagi sebuah anugrah, melainkan petaka.
Bagaimana mungkin mengingkari dan menjauhi Sang Pemilik Cinta, sedangkan Dia-lah yang maha Rahman, Dia-lah yang Maha Rahim, Dia-lah yang Maha Cinta.

Ah, kembalilah, pada jalan cinta yang benar.
Sebelum ampunan-Nya tertutup.

=======

Sakit, adalah ujian dari-Nya.
Ujian sekaligus "anugrah" agar terampuni segala dosa selama bersabar dalam menghadapinya. Meskipun, bersabar terhadap penyakit itu tidak mudah.

Berikhtiar untuk kesembuhan adalah perintah-Nya. Tapi, tetap dalam jalan yang benar. Tidak mengangkangi syari'at-Nya.

Adalah orang-orang yang datang dengan penuh cinta, kepedulian dan kasih sayang, namun mereka datang dengan berkendara yang salah. Memilih jalan mencintai dengan cara yang salah. "Memaksakan" kesembuhan dengan jalan yang tidak diridho-Nya, dan bahkan sangat dibenci-Nya.

Subhanallah...
Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.

Sungguh, dunia ini hanyalah sebentar.
Alangkah ruginya, ketika mencintai dengan jalan mengingkari syari'at-Nya.
Bukan hanya merugikan tapi menggadaikan akhirat pada jalan cinta yang salah.

=======

Smoga Allah menunjuki mereka dan juga diriku pada jalan kebenaran, pada hidayah-Nya, agar tidak menggunakan cinta pada jalan yang salah.
Smoga Allah mengkaruniakan pintu taubat dan keampunan bagi mereka dan juga diriku, sebelum kalimat taubat tiada lagi gunanya.

=======

Astaghfirullaah lii wa lahum

Related Posts:

  • Berguru pada KesalahanBaiklah. Ini sebenarnya waktu yang kasib. Tapi, nge-render Video animasi itu masya Allah... lamaaa sekaliii... Dulu, aku ngerender video buat presenta… Read More
  • Ternyata...ternyata jatuh cinta itu... benar-benar indah. *maaf yah bloggie, aku tak punya perbendaharaan kata lagi utk mewakilkan segenap rasa di hati ini... j… Read More
  • Separuh JiwakuMaaf yaah, ini postingan "egois" dan untuk kalangan terbatas. Hehe. Spesial kutuliskan buat seseorang di belahan bumi nun jauh di sana, setengah jiwak… Read More
  • Menu Penyemangat: Sayur KalduMenu hari iniiii.... sayur kaldu dan ikan baladooo. Ihihi... :D Baiklaah Bloggieeee, mari rehat sejenak dari tesisong... ;) dan kita cerita-cerita yan… Read More
  • Selalu Saja Ada Kemudahan itu...Ma shaa Allah, terharu rasanya. Terimakasih kepada bapak ibu guru, adik-adik sekalian, yang telah memudahkan jalan bagiku dan telah berpartisipasi dal… Read More

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked