Living in Riyadh [part 22]: Mushalla lin Nisaa'

Seperti yang aku ceritakan sebelumnya bahwasannya di negeri yang aku tinggali saat ini, adalah negeri dengan sejuta masjid. Di mana-mana akan sangat mudah menjumpai masjid. Di dekat tempat tinggal kami, radius 300 meter saja ada 3 masjid berdiri megah. Bisa dibilang, masjid iti di setiap gang ada. Heuheu...

Berbeda dengan di Indonesia yang dikenal dengan istilah masjid dan mushalla, di sini juga ada 2 istilah: masjid atau masjid jami'. Masjid secara ukuran lebih kecil (meskipun sebenarnya juga cukup besaaar) dan jami' adalah sebutan untuk masjid yang secara ukuran jauh lebih besar dan digunakan untuk shalat jum'at. Karena, tidak semua masjid digunakan untuk shalat jum'at. Hanya masjid jami' saja yang digunakan untuk jum'atan.
Berbeda dengan di Indonesia, tempat shalat untuk perempuan (yang biasanya berada di belakang shaf laki-laki kalau di Indonesia) di sini dikenal dengan "mushalla lin Nisaa'"  terpisah dengan tempat shalat laki-laki. Kalo di Indo, dari shaf perempuan masi bisa lirik-lirik ke shaf laki-laki, jangan harap itu akan berlaku di sini. Mushalla lin Nisaa atau tempat shalat perempuan dibatasi tembok permanen (atau kadang di lantai atas dengan pintu khusus perempuan dan bisa dimasuki laki-laki) dan takkan ada kesempatan sedikitpun untuk mengintip shaf laki-laki. Hehe... Benar-benar tertutup permanen. Tidak satu ruangan dengan masjid laki-laki. Mushalla lin nisaa adalah ruangan yang khusus tersendiri.

Apakah semua masjid mempunyai tempat shalat perempuan? Jawabannya TIDAK. Tidak semua masjid menyediakan mushalla lin nisaa. Jadii, perempuan ga bisa shalat di sembarangan masjid. Selain itu, mushalla lin nisaa selalu relatif sepiiii (padahal jamaah laki-lakinya rameee banget karena di sini shalat jamaah ke masjid bagi laki-laki itu wajib). Kadang juga mushalla lin nisaa tidak dibuka meskipun di jam shalat. Beberapa kali mampir di mushalla lin nisaa ketika kami lagi kebetulan pas jam shalat sedang berada di luar rumah, malah cuma aku satu-satunya jamaah perempuan. Hehe... Paling banyak yaa 5-6 orang lah. Oleh sebab di sini perempuan tidak dianjurkan shalat di masjid. Lebih baik shalat di rumah.

Uniknya (entah anehnya kalii yaa kekekeke) mushalla lin nisaa di mall-mall jauh lebih aksesibel dari pada mushalla lin nisaa di masjid. Di mall, mushalla lin nisaa itu selalu rameeee banget. Cobaa pertanda apa ituu? Ehehehe...
Tapi, masjid di mall itu kalo di sini jangan bayangkan lokasinya di basement yang beraroma pengap dan karpetnya bau. Apalagi mukenanya yang seolah 1 tahun ga dicuci. Ekekeke... Ga ada mukena juga di sini koq.
Majid di mall di sini (di manapun mall nya) pastilah posisinya di dalam mall (bukan di basement!!!!), ukurannya luas (bahkan ada mushalla mall yang aku kunjungi yang khusus tempat perempuannya yang lebih luas dari masjid di kampungku), karpetnya wangi dan terawat (ada cleaning service yang membersihkan selalu). Pokoknya nyaman deeh kalo mau shalat bukan bau pengap yang bikin kita cepat-cepat ingin beranjak pergi. Hehe...

Anak-anak (aafiya dan aasiya) kalo diajak ke mushalla lin nisaa pasti seneng banget. Hampir selalu mereka excited kalo udah di mushalla lin nisaa.

Ya begitulah sekelumit kisah mushalla lin nisaa di sini. Cuma berbagi cerita aja sih yaa... Hehe...

Berikut beberapa foto mushalla lin nisaa di berbagai masjid yang sempat aku singgahi.





Cuma sedikit dari beberapa masjid yang sempat kefoto. Yang lain nanti deh kapan-kapan in shaa Allah. Keliatan kaaan kalo mushalla lin nisaa itu sepi banget banget. Padahal ini jam shalat lho aku foto. Di luar jam shalat masjid dikunci rapat.

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked