Cerita Lebaran 1439 H

Setiap lebaran selalu punya cerita berbeda. Tahun lalu, deg deg an gerbang KBRI mau ditutup dan hampir kehilangan kesempatan shalat ied setelah menempuh perjalanan Nahda-DQ menjadi cerita yang tak terlupakan. Oleh sebab kami tak menemukan gate nya Diplomatic Quarter  yang satu laginya dan sukses bikin "tawaf" sekeliling King Khaleed Road... ekekekeke...

Tahun ini kami ikut shalat Ied masih di KBRI. Kenapa KBRI? Hehe... sebenarnya banyaak tempat shalat ied di negeri sejuta masjid ini. Boleh pilih di mana ajaa. Dan yang paling precious untuk orang yang berdomisili di Saudi adalah bisa merasakan shalat ied di Masjid Al Haram atau Masjid Nabawi (meskipun kami memang sulit untuk mewujudkan hal ini karena no vacation in ied holiday khusus untuk kerjaan suami... Tapi, alhamdulillaah 'ala kulli haal). Jadi, kenapa di KBRI? Karena ada sarapan dan bazaar makanan indonesia 😂😂😂. Dan lebih ramah anak... Anak-anak bisa lelarian dan bisa ketemu masyarakat Indonesia di sini lah.

Setiap ada teman yang bertanya, "mudik ga lebaran?" Jawabannya hampir selalu TIDAK. Lima kali merasakan Ramadan di Riyadh, hanya 1x aku mudik dan itu pun ketika masih ada Aafiya (Aasiya belum lahir). Dan aku harus pulang ke Indonesia berdua doang sama Aafiya tentunya karena seperti yang sudah aku bilang sebelumnya, lebaran adalah peak season kerjaan suami.

Ramadan dan idul fitri kali ini adalah yang paling great dari semua shift2an yang pernah Abu Aafiya alami di awal dan akhir Ramadan dan idul fitri. Dulu-dulu, selalu saja ada yang missing, ga bareng-bareng (maksudnya; aku di rumah dan suami di kantor). Kalo ga sahur pertama atau sahur terakhir, ya buka pertama atau buka terakhir ramadan yang ga barengan dan duduk bersama. Heuheu... Ramadan kali ini dapat shift yang lumayan bagus. Ga ada yang missing. Kita sahur dan buka pertama dan terakhir ramadan full bersama-sama dan dapat melaksanakan shalat ied. Kalo semisal suami dapat shift malam hingga pagi (jam 12 malam sampai jam 8 pagi), bisa dipastikan aku mungkin akan melewatkan momen shalat ied (karena di sini shalat ied dilaksanakan sekitar jam 5.10 - 5.30 an, jadiii kalo dapat shift sampai jam 8 yaaa bakalan kelewat...). Di ramadan ini, hari terakhir puasa suami dapat shift pagi dan pas hari ied dapat shift malam. Jadinya bisa menghadiri sahalat ied, alhamdulillaah...

Alhamdulillaah anak-anak kooperatif banget mau dibangunin pagi-pagi. Jam 4.30 dah mulai dress up. Emaknya yang kudu bangun jam 2.30 buat siap-siap hihi. Tapi karena biasanya bangun untuk sahur juga sekitar jam segitu, jadi ga terasa begitu berat sih alhamdulillah. Kita berangkat dari rumah sekitar 4.50 pagi biar ga telat dan mendapati gerbang KBRI udah ditutup hehe (jarak tempuh dari rumah ke KBRI sekitar 34 km). Ya, di sini karena malam sedikit lebih singkat (sekitar 9 jam), maka anak-anak umumnya nyaris tidak tidur di malam hari sampai sahur. Baru tidur habis sahur. Begitulah budayanya kalo di sini. Aafiya dan Aasiya juga sering tidurnya agak telat ketika ramadan ini. Kebawa suasana juga kayaknya.

Oh iyaa, selain itu di sini ga ada i'tiqaf kayak di Indonesia yang full di masjid. Jadi, di 10 malam terakhir ramadan itu, shalat tarawih dilaksanakan 4 rakaat. Terus nanti dilanjutkan 4 rakaat lagi plus witir di jam 1-an sampai jam setengah 3 malam. Siang pun di masjid juga i'tiqafnya paling 1-2 jam setelah jam shalat. Ga full stay di masjid gituh. Hehe...

Idul fitri kali ini, kami sempat menyaksikan juga firework yang memang dikhususkan buat hari raya saja. Jika pesta kembang api di indonesia adalah malam pergantian tahun, di sini pesta kembang api justru pas lebaran. Walau ga ada malam takbiran. Hehe... Aku excited selaluu kalo liat kembang api besuaaaaarrr yang bunyinya udah kayak ledakan. Heuheu.. *katro banget deh akuuh. Makluuum pas di indo ga pernah menyaksikan kembang api besar begituuu karena emang ga berniat ikut-ikutan acara tahun baruan. Hihi... Di lebaran sebelumnya hampir tidak pernah karena biasanya (lagi-lagi) suami masuk kerja.

Dulu pas awal-awal di sini, lebaran pertama di sini aku sempat ngeri-ngeri sedap mendengar koq kayak bunyi letusan aka ledakan sesuatu. "Apakah terjadi sesuatuuu?" Pikirku waktu itu. Mana suami lagi masuk kerja dan aku sendirian di rumah. Ehh baru belakangan aku tau kalo itu "ied fireworks" ekekekeke... Excited begitu punya kesempatan untuk menyaksikannya.

Daaan yang paling special di lebaran 1439 H adalah libur hari rayanya. Biasanya, nyaris ga ada libur hari raya utk kerjaan Abu Aafiya. Kalau pun ada, paling ya cuma 2 hari dan bahkan pernah ga dapat liburan malah. Liburan kali ini lebih panjang (6 hari). Dan untuk pertama kalinya dalam 5 tahun ini kami berkesampatan untuk vacation ke dua kota terbaik di dunia di eid holiday. Alhamdulillah bini'mah... It's really priceless..

__________

Note:

*ini postingan udah ditulis setengah trus terpotong kesibukan-kesibukan ala emak-emak. Eehh pas ngelanjutin postingannya, udah lupa apa yang mau ditulis ekekeke... harap maklum kalo garing banget wkwkwkwkw...

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked