WFO dan Dilema yang Menyertainya

Tiba² tadi sore suami ditelpon oleh menejer di kantor untuk start WFO (work from office) alias kerja yang kayak normal seperti sebelum pandemi alias ngantor mulai besok pagi (in shaa Allah). Mungkin pekerja dari sektor lain sudah lama mulai WFO bahkan sejak lockdown sudah dibuka dulu. Tapi untuk kerjaan suami yang masih bisa remote, terhitung sejak maret 2020 hingga hari ini 17 Oktober 2021 masih WFH. Kecuali jika harus ke site/server.

Per 17 oktober ini, seiring case di Saudi yang sudah menurun (sekitar 40 an cases per hari) dan meningkatnya persentase vaksinasi, maka Social distancing sudah tidak wajib lagi. Selain itu di luar atau udara terbuka sudah tidak wajib pakai masker lagi. Karena kelonggaran ini, maka dari kantor pun sudah mulai WFO.

Di satu sisi, di masjid al Haram itu adalah berita baik karena shalat sudah bisa full capacity. Tapi, kalau untuk urusan kerjaan, kayaknya enakan WFH deh. Hehehe... 
Lebih dari 1.5 tahun WFH, rasanya sudah nyaman dengan kondisi ini. Sudah terbiasa dengan kerja dari rumah. Lalu, tiba² diharuskan ngantor lagi, bukan hanya suami yang kagok dan merasa tidak siap. Aku pun juga. Rasanya tidak ready untuk kembali WFO apalagi mendadak kayak gini. Rasanya agak deg-degan dan juga ... galau. Allahu musta'an.

Dengan WFO berarti totally berubah juga daily-activity sekeluarga. Harus pagi-pagi remvong nyiapin bekal, nyiapin segala sesuatu buat ngantor yang selama ini nyantai pas WFH. Ga harus buru² nyetrika karena cuma WFH. Hehehe. Ga perlu remvong² nyiapin bekal juga. Belum lagi anak² yang udah lengket ama ayahnya selama WFH yang kalo nangis pasti nyari ayah. Klo ayah WFO, kan susah mau ke ayah. Heuheu. That's life... Alhamdulillaaah...

🌱🌱🌱🌱🌱🌱
Pelajaran berharga:
WFO mendadak itu ketika kita tidak ready, sudah cukup untuk membuat kita panik, deg-degan dan kagok. Lalu, bagaimana dengan kematian? Ia datang kepada kita dengan tiba-tiba. Tak menunggu ready. Tak menunggu kita siap-siap. Tak menunggu taubat kita dulu. Sejatinya, hendaknya kita senantiasa dalam kondisi bersiap. Tapi, diri ini masih banyak lalainya dan sering lupa bahwasannya waktu pulang itu adalah pasti. Dan waktunya adalah tanpa pengumuman alias tiba-tiba. Semoga Allah berikan kita kesempatan untuk bertaubat sebelum maut dan diberikan hidayah-Nya untuk mempersiapkan perbekalan untuk perjalanan panjang setelah dunia. Aamiin yaa Rabb.

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked