Ruang sidang, ohh..ruang sidang...


Ruang sidang, oh, ruang sidang…
Entah kapan aku akan masuk ke ruang ‘pembantaian’ ini, untuk dieksekusi. Mempertanyakan apakah aku pantas menjadi seorang pemegang sebuah gelar akademis atau hanya sekedar penghias nama saja.
Kadang, terselip rasa ‘iri’, cemburu, di hatiku melihat teman-teman yg lain yg dulunya sama-sama menapaki langkah kini sudah pada sarjana, sudah merasakan bagaimana memakai toga disebuah seremonial yg hmm…(aku bingung membahasakannya seperti apa). Banyak teman-temanku yg sudah pada Tamat. Sudah sarjana.
Aku? Waduuuh…, penelitian saja baru mulai. Berkutat di labor, juga baru beberapa hari niy. Dan parahnya, semua itu tak tercatat dalam grandesign targetan dan capaian2 yg harus kucapai dalam. Tak terprediksi.
Tapi,
Hmm…, sebaiknya kunikmati saja. Toh, langkah setiap orang berbeda-beda. Tak usah menjadikan orang lain sebagai standardisasi. Sebab, tentu saja adalah hal yang absurd untuk berjalan pada satu titik dengan orang lain. Sebab, setiap qta punya garisan dan titik yang tentu saja berbeda. Yang yang pasti, Allah pasti telah menyiapkan sesuatu yg terbaik untuk diri kita, -terlepas itu apakah baik atau buruk menurut pandangan qta-. Siapa yang lebih mengetahui apa yg terbaik bagi diri kita ini selain Allah, Dzat yang telah menciptakan qta????
Okeh…calm down… santai ajah. Ni’mati saja detik2 penuh makna ini, tanpamenyia-nyiakannya. Sebab, setiap satu Amtrong langkah, setiap satu per seratus sekon waktu, akan diminta pertanggungjawaban-Nya di hari yang tak ada lagi tawar menawar dan jula beli.


0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked