PR yang Sungguh Besar

Aku adalah penggemar dunia parenting. Hingga semasa kuliah, buku-buku parenting sudah banyak yang selesai dibaca. Tapi, sekarang.... semuanya seperti lenyap tak berbekas. Aku tiba-tiba seperti sama sekali tidak pernah membaca buku-buku itu. Aku sama sekali tidak berilmu.... Dan memang ilmunya nyarislah tiada. Tapi aku merasa berada dalam pusaran arus deras yang sulit terbendungkan.

Sekarang, PR mendidik anak terasa sangat besar. Tantangannya benar-benar semakin berat. Mulai dari budaya barat yang dielu-elukan, serangan pornografi, kekerasan yang menjadi tontonan, adanya teknologi kekinian yang memudahkan anak untuk mengakses berbagai hal di dunia tanpa tepi, tanpa batas, bernama : dunia maya. Games-games yang begitu mudah dijangkau yang menyajikan bonus gambar wanita minim busana. Belum lagi, berubahnya sosiocultural semenjak akses begitu mudah, yang menjauhkan yang dekat dan mendekatkan yang jauh. Anak lebih senang di depan gadget ketimbang bermain bersama teman sebaya.

Ibu-ibu yang haus akan dunia pendidikan anak mulai melek dan bergabung dengan komunitas tertentu. Tapi, ternyata tak seindah sentuhan mata. Ternyata, sebagian komunitas itu bukannya menjawab kehausan, malah 'menjerumuskan' kepada pemikiran yang jauh dari aqidah yang shahih. Alih-alih mendapat jawaban atas kebimbangan, malah terjerumus pada orientasi keduniaan yang kental. Berbagai aliran yang berkedok islam ada di mana-mana tapi sebenarnya mereka bukan mushlih melainkan menjerumuskan.

Dan tak lupa, dunia fashion sekarang seakan menggiring pada sindrom princess. Yang terbaik adalah yang tercantik. Suguhan berbagai pemoles wajah, pemutih kulit pun kian gencar. Tak ada yang salah dalam berhias jika dilakukan pada koridor yang benar (untuk pasangan halal). Akan tetapi ini menyoal prioritas dan asumsi bahwa yang cantik yang terbaik tersebut. Sehingga berlomba-lombalah mempermak diri ala artis korea. Jadi lupa esensi. Lupa tujuan hidup yang sesungguhnya...

Hantaman itu kini dari segala sisi. Sekali lagi, Ibarat pusaran arus deras dari segala penjuru mata angin. Jika tak kuat-kuat bertahan, tidak akan survive.

Maka satu simpulannya, menguatkan akidah sebagai pondasinya. Ini kuncinya. Ah, berbenahlah wahai para orang tua, wahai diriku.... Sebab masa yang dihadapi kian berat. Sebab mungkin akhir zaman kian dekat. Sedangkan anak tentang akidahnya, tentang akhlaknya, tentang ketaatannya, akan dimintai pertanggungjawaban... Sudahkah engkau punya jawaban, atas pertanyaan Allah, Rabb-mu kelak di yaumil hisab?

:'(

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked