Tour de Jubayl

Sudah sejak aafiya dari dalam perutt, emaknya pengen ke Al Jubayl... Maju mundurrr akhirnya kita cancel. Bertepatan pula waktu itu cuaca wilayah timur lagi kurang bagus. Akhirnya, 21-22 Maret kemarin, terwujud juga 'ngidam' ke Jubayl nya.. :). Akhirnya kami sampai juga di Saudi wilayah timur yang berjarak 470 km dari tempat tinggal kami. Ada 4 keluarga yang konvoi. Aku and family. Rahma and family. Mba Aiz and family. Daan Siti and family. Sebenarnya agak deg-deg an. Forecast cuaca menunjukkan hal yang kurang baik. Bahkan manager suamiku bilang, "don't go there this weekend... the weather is not too good. If rainy, you will stay at hotel dan cannot go anywhere". Tapi, bismillaah... kami tetap berangkat. Hotelnya sudah dibooking jugak, kalo ga jadi berangkat kena charge teteeep. Hehe...

Kami berangkat dari Riyadh sekitar jam 9 pagi. Kecepatan rata-rata yang ditempuh adalah 100-120 km/jam. Sempat istirahat di rest area untuk menunaikan shalat dzuhur-ashar, mengisi bensin dan makan camilan serta tak lupa mengganti popok Aafiya (yang sebenarnya lagi bobo anteng di carseat nya). Setelah sekitar 1 jam beristirahat dan menunaikan hajat, kami Melanjutkan perjalanan dan menghadapi tantangan! Sands storm! Badai pasir. Pasir gurun bukanlah seperti pasir sungai. Ukurannya sangat kecil. Dan beterbangan menghalangi jarak pandang. Dalam hantaman badai pasir, kami serasa berjalan di atas awan :D. Karena mobilnya sedan, badai begitu serasa menggoyang mobil. Yaa, semacam seram-seram sedap lah... :D hihihi...

Alhamdulillah ketika memasuki Saudi wilayah timur, sands storm nya mulai berangsur hilang. Daan alhamdulillaah langit terlihat cerah! Onta-onta gurun tengah mencari makan berombongan. Ada satu pemandangan yang sangat menarik bagiku; gurun-gurun gersang dengan pasir halus kuning kemerahan (yang cantik sekali menurutku) yang kami saksikan di Saudi sebelah barat ternyata berangsur menghijau dan menyubur di wilayah timur. Gurun-gurun yang mulai ditumbuhi perdu-perdu sekelompok kecil. Apakah gurun gersang ini akan berubah menjadi lahan subur nan hijau?

"Hari Akhir tidak akan datang kepada kita sampai dataran Arab sekali lagi menjadi dataran berpadang rumput dan dipenuhi dengan sungai-sungai” (HR. Muslim)

Dan sekitar jam 3-an sore kami sudah sampai di hotel. Kami beristirahat sejenak lalu menuju Jubail Corniche untuk makan bersama. Udah lapeerrrr... :D
Suhu pantai sore terasa dingin. Brrrhh...
Dan ma syaa Allah pantai yang bagus.

Wilayah Al Jubail sendiri merupakan pusat perindustrian, minyak terutama dan juga desalinasi air laut. Ada kilangan minyak lepas pantai. Industrial city di Jubail sangaaaatt besar menurutku (terlihat dari perjalanan pulang menuju hotel dari Fanatheer beach yang berjarak sekitar 17 km dari tempat kami menginap, hampir sepanjang itu pula industrial city nya dan mungkin lebih panjang lagi karena kami hanya sampai pantai fanatheer selatan tidak ke utara).

Kami ke pantai fanatheer besoknya. Ma syaa Allah... so beautiful beach. Pantai yang cantik dan sangat terurus. Sebenarnya, pantai-pantai di Indonesia tidak kalah cantik. Tapiii, banyak yang kurang terurus dan kurang bersih.. :(

Kami menghabiskan waktu hingga siang di fanatheer beach. Tak lupa acara bakar-bakar ikan dan makan bareng di pinggir pantai. Para bapak-bapak juga berenang di pinggir laut. Ahh jadi mupeng pengen berenang juga tapi ndak kebayang berenang pakai abaya :D.

Alhamdulillaah, liburan ke Al Jubayl terasa menyenangkan sekalii.
Kami kembali ke Riyadh jam 4.30 sore dan perjalanannya juga penuh tantangan! Hujan deras mengguyur hebat tanah gurun. Sungguh, jarang sekali mendapati hujan di jazirah arab ini... Allahumma syaiban nafi'an. Kecepatan mobil jadi menurun drastis... hanya berkisar 40-60 km/jam. Alhamdulillaah kami sampai di apartemen kembali jam 10.30 malam...

Next trip, in syaa Allah.. halfmoon beach di area Khobar (saudi bagian tenggara ^_^)

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked