Living in Riyadh [part 18]: Hunting Household

Ini kelanjutan kisah pindahan sebelum lahiran yang masih kepending. Dari pada cuma disimpan di draft, mending diposting ajah. Dibuang sayang... Dibuang sayang... Hihi..

Alhamdulillaah, setelah memilih rumah seperti yang diceritakan seelumnya, saatnya untuk hunting household. Ini fase yang cukup berat buat kita karena sebelumnya berada di apartemen yang furnished yang segala perabotannya tersedia. Itu artinya, kita mesti ngisi furniture dan household sendiri di rumah yang baru.
Banyak hal yang harus dipertimbangkan. Pertama, yang dilakukan adalah budgeting. Menentukan seberapa budget kita untuk membeli household yang penting. Kedua, membuat list household yang penting dan prioritas hingga yang bisa ditunda dulu (tidak urgent dalam waktu dekat). Ketiga, setelah ada budget dan list; mulai menghunting, Maka situs expatriates.com situs yang sering dibuka pada periode ini.

Sedikit cerita, Saudi adalah negara dengan expatriates yang cukup banyak. Sepertiga dari total penduduk yang berdomisili di Saudi adalah expatriates. Dan, turn over orang-orang yang 'hilir mudik' masuk negara ini cukup tinggi. Meskipun, saat ini pemerintah sini sedang berusaha untuk membatasi dan mengurangi arus masuk ke sini (baca: saudisasi). Nah, karena expatriates di sini hanyalah sementara (tidak menetap selamanya), maka kami (dan mungkin juga kebanyakan expatriates di sini) tidak keberatan dengan yang namanya secondhand furniture and household. Rasanya sayang aja beli furniture mahal-mahal tapi ga dipake seterusnya, karena ga akan selamanya berdomisili di sini. Maka, kalau ada temen-temen yang final exit dan garage sale barang-barang furniture nya, kita beli seperlunya. Situs expatriates.com adalah situsnya para expatriate dan salah satu opsinya adalah jual beli, baik itu furniture, household, buku, sepeda, appliance, mobil, dan banyak macam lainnya hingga yang ngasi gratisan alias free item. Ada yang baru 5 bulan di sini trus harus final exit, barangnya masih bagus, harga miring, why not? Heuheu..

Ada beberapa pertimbangan kami ketika memilih household.
- soal selera, hehe.
Ini penting loh! Kami memilih yang memang cucook dengan selera, heuu... Alhamdulillaah kalo soal per-funitur-an, aku dan suami punya cita rasa 'selera' yang sama. Suka yang modelnya simpel, nda ribet, polosan, dan elegant. Hehe...
- Jarak dari rumah
Biasanya kami memilih yang jaraknya nda terlalu jauh atau pusat kemacetan seperti daerah Batha dan Hara
- Timing collected household nya
Household yang Bisa di pick up  bersamaan, lokasi berdekatan, lebih dipilih dari pada yang lokasinya jauhan apalagi waktu utk collection nya berbeda. Ini menyangkut cost untuk pemindahan barangnya. Karena untuk 1 kali pick up, cost nya lumayan besaaar, jadi untuk meminimalisir ini, kita juga memilih yang timingnya samaan. Total pick up, dismentle, dan assembly alhamdulillaah cuma 2 kali untuk proses pindahan kami. Pertama untuk AC dan bedset. Kedua untuk kitchen cabinet dan beberapa furnitur "jeroan" yang kita beli dari orang yang sama. Hehee...

Untuk beberapa barang elektronik (mostly barang elektronik) seperti free standing cooker (bahasa bekennya "kompor" wkwkwk), kulkas, mesin cuci, kita memang prefer beli baru. Bukan nda mau yang second hand sih sebenarnya. Ini murni karena soal pick up dan installment. Karena kita mesti pertimbangkan jarak dan waktu pick up juga. Mostly, kan masi dipakek karena itu barang yang penting untuk perumahtanggaan hihi. Kalau nunggu yang bersangkutan benar-benar berangkat, kita mesti mikirin lagi cost untuk pick up nya yang kalo dihitung-hitung hampir sama dengan beli yang baru (apalagi kalo dapet yang diskonan, free delivery and installment), kenapa tidak pilih yang baru sahaja? Hihi...

JUST MODIFY

Barang yang kita beli, adalah fungsinya. Soal penampilan, nomor dualah. Selagi sesuai "selera" (baca: gak norak dan ribet), masih kuat dan bagus, fungsinya termanfaatkaan, angkuuut! Nanti tinggal modify! Keluarkan jurus kreasinya. Hihi...

Ini salah satu contoh hasil modify, our shoe cabinet. Yang awalnya penampakannya yaa begitu deeh, ada harga ada rupa laah, oleh emak Aafiya di-modify jadi kayak ginii niih (liat di gambarnya ^•^). Secara fisik alhamdulillaah masih kuat dan memah kita pengen fungsinya! Cuma ada penampakannya sedikit mengganjal. Jadiii, tinggal modify ajah. Mainkan kreasinya, hehe.
sebelum dikreasikan

setelah kenak sentuhan craft :D


BERSIAP UNTUK HAL TAK TERDUGA!

Bagi yang mau pindahan, sebaiknya perlu menyiapkan diri (dan juga dana cadangan tentunya) untuk hal tak terduga. Banyak hal tak terduga yang tidak kita prediksi sebelumnya. Karena kita baru perta kali miih pindah ke rumah yang nda furnished di sini. Misal, instalasi AC Split yang ternyata ribet dan butuh cost besar. Berbeda dengan window AC yang instalasinya bisa dibilang lebih mudah dan nda butuh cost besar. Contoh lainnya adalah cerita soal kompor. Hehe...

Semenjak awal kita emang pengennya kompor listrik sahaja, karena kalo kompor gas capek ngangkutin gasnya ke lantai 2! Hihi... Intinya males ribet lah! Dan lagi, penggunaan kompor listrik di sini (meski 5100 watt) sama aja dengan beli gas. Aku sebenarnya cukup terkesima ketika pertama kali datang ke sini dan liat watt barang elektronik di sini yang besuaaarr banget! Di Indonesia, untuk satu rumah watt nya biasanya rerata 1300-an kan yaa. Bahkan rumah jadul masih ada yang 700. Di sini? Setrikaan sendiri aja 2200 watt! Kompor 5100 watt. Kulkas 1500 watt. AC 2100 watt. Ada 4 AC di rumah. Vacum cleaner 1500 watt. Food processor dan blender 800 watt. Water heater untuk musim dingin 1800 watt,dan ada 3 water heater di rumah. Dan barang elektronik lainnya yang nda bisa disebutkan satu persatu. Coba aja hitung, berapa banyak penggunaan listriknya!
kompor lagi proses instalasi, kabelnya lagi diobrakabrik, hehe

Back to kisah kompor listrik. Kita pilih yang free standing cooker karena memang mayoritas di sini free standing cooker. Ada ovennya sekalian, jadi nda perlu beli oven lagi. Hehe. Meskipun emak Aafiya nda begitu hobby baking, setidaknya buat bikin lazy pizza jadi sangat kepake deeh. Awalnya kita pikir tinggal colok aja tuh si kompor listrik! Ehh ternyata prosesnya ribet juga! Harus narik kabel yang 20 Ampere. Harus manggil electrician. Daaan butuh 2 hari untuk menyelesaikannya! Bukan 2 hari full (seharinya paling sekitar 3 jam-an lah). Ini unpredictable buat kita sih. Tapi jadi pelajaran berharga lah.

Alhamdulillaah 'ala kulli haal, meski pada awalnya terasa berat dan berasa PR banget soal hunting household ini, tapi finally selesai juga persis 1 bulan sebelum lahiran Aasiya. Setelah beberes dan settle, alhamdulillaah anaknya baru lahir.

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked