Rumah Ramah Anak

Ini sebenarnya adalah PR di minggu ketiga kelas "Bermain Bersama Anak". Tapi karena agak berat, jadinya dijadikan challange ajah. Ga jadi PR. Buatku juga ini agak sedikit berat awalnya. Aku harus menata ulang kembali ruang tengah yang dikhususkan sebagai ruang bermain anak.

Konsep RUMAH RAMAH ANAK adalah konsep di mana rumah dibuat se-aksesibel mungkin buat anak sehingga anak dapat dengan mudah mengambil dan meletakkan kembali mainannya dan apa yang diperlukan anak misal stationary. Jadi, kita harus menata ulang, mengklasifikasikan, dan kemudian mengelompokkan mainan berdasarkan jenisnya, ukurannya atau boleh juga bahannya. Dengan demikian, anak jadi lebih mudah mengambil mainannya, tau di mana tempatnya dan mengerti di mana harus meletakkannya kembali setelah bermain. Anak juga tidak melulu minta gadget (soal gadget ini ada bahasan sendiri nantinya in shaa Allah) karena di sekelilingnya banyak mainan atau aktifitas yang bisa dia akses. Bosan main lego, bisa main boneka. Bosan main boneka, main masak-masakan. Bosan main masak-masakan, bikin gambar. Jadi, anak bisa beraktifitas penuh tanpa ingat lagi sama yang namanya gadget.

Butuh waktu 1-2 hari untukku dan juga banyak dibantu oleh Abu Aafiya untuk menata ulang mainan Aafiya dan Aasiya. Bukan karena mainannya buanyaaak bangeet. Enggak! Karena selama ini sebagian besar mainannya cuma dimasukin box dan dicampur satu sama lainnya sehingga kerjaan Aafiya adalah menuang segenap isi si box itu setelah diberesin emaknya. Laluu, yang terjadi adalah rumah udah kayak kapal pecah. Begituuu setiap hari. Emaknya sibuk ngeberesin (ga sibuk-sibuk juga sih, kebanyakan dibiarin ajah beberapa hari 😂), anaknya sibuk ngeberantakin. Udah gitu, anaknya disuru ngeberesin juga suka ogah-ogahan. Bisa "bertanduk" alias esmosi juga emaknya niiih. Wkwkwkwk...

Biasanya, setelah beberes, paling tahannya cuma 1-2 jam, abis itu balik lagiii deeh ke posisi semulaa. Mainan numpuk dan berantakkaaaan semuaaaaa.... 😣😑😡
Tapi, setelah menerapkan konsep "RUMAH RAMAH ANAK" alhamdulillah, sudah hampir berjalan seminggu, rumah masih di kondisi awal. Masih rapi. Semoga bisa bertahan yaaaa... Istiqomah itu yang paling berat emang sih... Di sini, bukan berarti anak ga boleh main dan rumahnya kudu rapi jali terus-terusan! Enggak laah. Rumah ramah anak justru lebih memfasilitasi anak main dengan terarah dan lebih teratur sekaligus happy tentunya. Emak juga bebas setress ngeliat keberantakan meskipun emak macam aku sudah resisten sih dengan yang namanya keberantakan... wkwkwkwkwk.. Tapi, resisten teeteeeuup ada batasnya kan yaa yang suatu saat juga mengalami saturasi keberantakkan... kekekeke...

Pertama aku setting stationary dulu. Ada satu drawer yang awalnya cuma buat naro tissue dan benda-benda kecil lainnya yang kemudian aku pindah. Dikasi divider dan aku jadikan sebagai tempat stationary (pensil, pulpen, pinsil warna, spidol, gunting dll) aku taruh di sana. Di bagian atas, adalah buku khusus punya Aafiya. Sebelumnya buku Aafiya aku taruh di ruang depan dekat rak buku. Tapi bukan di rak bukunya karena tujuannya biar anaknya gampang ambil. Tapi karena konsep rumah ramah anak ini diharapkan ada 1 ruang yang memang aksesibel untuk semua kebutuhan anak, maka aku meletakkannya di ruang tengah.

Lalu, mulai mengklasifikasikan mainan. Board dan bahan kayu seperti puzzle kayu diletakkan di satu box. Satu box lagi khusus mainan soft. Satu box khusus mainan berbahan plastik. Satu box khusus untuk boneka. Dan ada drawstring pouch untuk meletakkan mainan balok dan lego. Satu kantong berzipper untuk khusus main masak-masakkan diletakkan dekat dengan kitchen set dan trolley belanjanya. Semua mainan ditaruh di atas meja mainan. Khusus mainan besar seperti bumbum, sepeda, stroller boneka "diparkir" di space di bawah meja mainan.

Aku memberi tau Aafiya bahwasannya kalau sudah selesai main, mainan besar diparkir di tempat yang disediakan dan mainan kecil diletakkan kembali di box atau tempatnya masing-masing. Ketika main, aku menerapkam untuk tidak mengeluarkan semua mainan sekaligus. Selama ini sih gituuh, mainan dikeluarin semua, makanya jadi berantakkan. Sekarang, jika dia mau main lego misalnya, mainan sebelumnya harus dibereskan terlebih dahulu. Misal, masak-masakkan. Dia harus beresin mainan masak-masakan lalu meletakkan kembali kepada tempatnya, baru boleh main lego. Jika sudah selesai main lego, dan ingin main boneka, legonya dibereskan dulu dan diletakkan pada tempatnya kembali. Begitu juga kalau ingin menggambar atau main gunting misalnya. Dia harus bereskan dulu bonekanya. 
Alhamdulillah, anaknya senang mau membereskan mainan dan tau di mana harus meletakkan mainannya, emaknya juga hepi liat rumah ga seberantakkan biasanya lagi... 😄

Berikut adalah foto-foto penataan mainan Aafiya. Maaf yaa, cuma pakek kamera HP jadi mungkin ga begitu jelas. Versi kameranya belum dipindah soalnya.. hehehehe...
Drawer buku dan di laci pertama khusus utk stationary yang dilisah divider (lupa motoin stationarynya)

Box khusus boneka

Box mainan berbahan plastik (tapi nyempil pouch sm dompet di sana lupa dipindah 😅)

Box mainan soft dan drawstring berisi lego dan mainan balok

Board dan mainan bahan kayu di sini tempatnya

Buku Aafiya. Di keranjang itu khusus buku kain

Mainan besar parkir di bawah meja mainan, paling pojok kiri khusus main masak-masakkan

Penampakan ruang tengah, ruang mainan anak

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked