Hepatitis vs Memasak

Akhir-akhir ini, Hepatitis A lagi mewabah di Kota Depok. Bahkan kejadian di SMKN 2 Depok sudah termasuk KLB (kejadian luar biasa), masya Allah…

Lalu, apa hubungannya dengan memasak? Jelassss adaaah dong!
Dari semula, kami (aku dan Dewi) sudah bertekad untuk memindahkan Wisma Syakuro ke Depok. Hee… Jangan sampai membayangkan kalo wisma Syakuro yang di Kampung Dalam tiba-tiba di pindahkan ke Pocin yah. Hihi… Ndak mungkin tuh, kecuali Jin Ifrit yang memindahkan Istana Balqis bersedia memindahkannya. Hehe… Tapi, kami hanya sedang mencoba mengkondisikan dan meng-asimilasi-kan system Wisma ke Kosan kami. Hehe… Jadilah kami menyebut kosan kami sebagai “Wisma Syakuro II”, walaupun kosan kami namanya kosan Ar-Rijal. (hehe, kayak nama kosan cowo’ yah? Jangan cuujon dulu. Kosan Ar-Rijal itu karena nama si empunya kosannya). Jadiii, tetep deeh ada tradisi masak memasak, dan Rohis yang dimodifikasi. Sebab kami ndak singkron waktunya, jadi Rohisnya agak sering tertunda. Tapi kalo masak, secape’ apapun, HARUSSS ternyata.
Apa pasal?
Pertama, empat penjual makanan yang jauh (apalagi nasi Padang, lebih jauh lagi! 30 menit bolak-balik jalan kaki), lebih hemat kalau tenaganya digunakan buat masak. Kedua, lebih irit, insya Allah. Dengan lima ribu rupiah, bisa buat makan pagi dan makan siang dua orang. Hehe. Ketiga, insya Allah lebih sehat dan hygien. Ini adalah poin penting sesungguhnya. Karena, kita ndak bisa jamin juga, gimana sih kebersihannya di luar sana. Aku sempet diare karena makanan. Sejak itu, kapok deh! Ya, setidaknya kalo ngolah sendiri, kita bisa lebih menjaga. Makanya, secape-cape’ apapun, meskipun sudah ingin segera bertemu kasurr, tetap saja (dipaksakan) memasak..

Jadiii, buat para kosan’ers, hayuuuu, masak yuuuk… Meskipun masak yang ecek-ecek doang, bahkan Cuma telor ceplok doang, tetaplah usahakan untuk memasak. Setidaknya sebagai salah satu bentuk ikhtiar kita untuk menjaga kesehatan melalui makanan. Siipp??

Oh iyaa, pengin pamer nih. Hehe… Ini beberapa hasil kreasi kami. Yaah, masi ecek-ecek laah. Makluuum, resepnya ndak ditemukan di buku masakan manapun (bukan karena langka tapi karena bereksperimen doang, hihi). Sebagai stimulus ajah, ngajakin kamu semua untuk membudayakan karya sendiri (baca : masakan sendiri). Ndak hanya jadi konsumen karya orang lain (baca : beli di warung), hee…

unknown name (ada yang mw ngasi nama masakannya?? hehe)


Unkown name lagiiii...hee

jlebbb...

rujak apel...^^




0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked