Cerita Gado-Gado

Kalo dipikir-pikir nih yaah, kadang aku jadi malu sendiri ngebaca blog inih. Habisnya, isinya mungkin lebih banyak curhatan geje. Sehabis mampir di blog tetangga, jadi ngerasa kecut sendiri. Hee... Blog aye kaga ade mutu-mutunye. Isinya nyampah semua yah? hee... Ah, tapi, bagemana pun isinya, ya sudah deeh, I'm being my self sahaja dah! Mau curhat kek, mau geje kek, mau nyampah kek. Yang penting, nulis blog ajah dah. Hee... (#pernyataantakbermutu,tapibiarlah)
Eh iyaa, kisah berikut ini hanyalah geje belaka. Jadii, jika tak ingin kehilangan waktu berhargamu, sebaiknya nda usah dibaca yah. hee...

Hmm, mau cerita apa tadi yah? Sebenarnya sih banyak yang pengin aku bagi. Sejak Rabu kemarin, ni tangan udah gatel mau nulis di Blog. Tapiii, nda jadi karena aku lagi mau ngebenahin planning, schedule, tugas, dan persiapan buat si utees. Nah, berhubung sejak Kamis pagi hingga Sabtu ini aku kembali tepar untuk yang kedua kalinya (Ishbir wahai dirikuu, sakit = kesempatan untuk istirahat...#idealnyaaa....hee), akhirnya aku malah nda bisa ngapa-ngapain. Dan jurnal TDM (yang tidak tepat sasaran) itu jadi tertuduhnya. Heuu... Dua malam berturut-turut fighting with jurnal, ditambah angin ribut yang menyeramkan, adalah kolaborasi yang begitu manis untuk kemudian tumbang di hari ketiga. Dan, malming inilah akhirnya, mulai kembali ke dunia 'nyata' setelah 3 hari memberikan hak pada tubuh untuk istirahat. Tidak belajar. Tidak bikin tugas. Tidak bahas jurnal. Tidak baca text book. Cukup tidur(tiduran) saja. Mengistirahatkan ia saja.

Hemm...
Saat ini aku sedang terinspirasi dengan dua sosok (eh tiga dink!). Benar-benar kagum deh. Inspiratif dan Open Minded. Setiap mendengarkan penjelasan beliau-beliau, aku selalu terkagum-kagum. Tak hanya menyoal dunia farmasis, tapi juga tentang filosofis hidup. Tiga sosok yang sedang aku kagumi itu adalah, Prof. Maksoem, Pak Dr. Faiq Bahfen, dan Ibu Dr. Retnosari. Nantilah, insya Allah aku posting sebagian kata-kata inspiratif dari beliau-beliau... Insya Allah... (nda janji...hee... :D)

Hmm...hari ini aku bolak-balik buku "The Pharmaceutical Regulatory Process." Tulisannya Mr Berry. Buku kluaran FDA sepertinya. Nda tanggung-tanggung. Itu buku, harganya 2,4 juta. Mahal yaah?! Padahal nda tebel. Nda berwarna jugak. Cuma 600-an halaman. Hanya saja, karena dijual dengan harga Dollar, jadi mahal deh jatohnya. Buku itu bukunya Pak Faiq. Waah, ngeliyat buku itu jadi berbinar-binar. Kira-kira, nanti aku mencintai ilmu (baca : beli buku semahal itu) jadi bagian dari prioritas hidup nda yah? hehe... #pertanyaan yang tak perlu dijawab!

Nah, ngebolak-balik buku itu (belom bacaaa jugaak, tapi ngeliyat inti2nya gimana dulu niih. Lagian, bahasa jawa Inggris soalnya. Jadi ngebacanya juga butuh buku lain dengan ketebalan yang sama yaitu kamus. Ahayy...). Tapi, setidaknya aku dapet gambaran, betapa dangkal dan sungguh sangat dangkalnya "The Green Palace" yang pernah kutulis dulunya. Setelah belajar Pharmacoepidemiology jugak, aku jadi semakin bersyukur tentang kenyataan 3 penerbit yang menolak Novel itu. Jika sampai diterbitkan, masya Allah, mungkin novel imajinatif itu bisa 'menyesatkan' banyak orang karena dangkalnya aku dalam mengupas, terutama yang terkait bio-etik, pharmaceutical care dan sederet ilmu kefarmasian yang ikut serta di dalamnya. Ahh, aku jadi bersyukur bisa menikmati ilmu ini. Selain bermanfaat--setidaknya bagi aku pribadi dan keluarga--pikiran dan paradigma juga jadi banyak berubah. Alhamdulillaah, lebih ngebuka mata dan lebih open-minded deh. (Dengan demikian, aku juga bisa memperbaiki si novel itu kan yah? Kelak, insya Allah...) 
#Waah, benar-benar jadi bersemangat untuk merombak ulang itu novel, meskipun sebenarnya akhir-akhir ini aku nda begitu demen ama yang namanya sains fiksi. Yossshh, semangaattt!

Ah iya, sebenarnya aku juga lagi fullpressing niih. Lagi-lagi menyoal TDM (terapeutic drug monitoring). Pekan kemarin, presentasiku kacau banget karena aku tak menemukan jurnalnya mapun textbooknya. Dan minggu depan, aku harus mengulangi presentasi lagi. Yang membuat fullpressing itu adalah, jurnalnya maupun textbooknya sampai hari ini, detik ini, belum ketemuuu. Apalagi ditambah dengan 3 hari yang nda bisa ngapa-ngapain, cuma istirahat saja, jadii waktunya kian mepet. Sementara, aku harus maju presentasi itu di selasa depan insya Allah. Hadeuuhh.... Masya Allah... (ini presentasi paling berat yang pernah aku jalani selama semester ini....). Padahal, aku sudah obrak-abrik juga diberbagai textbook, ngebelain men-download e-booknya meskipun harus nunggu lama, tapiii tetap saja belum menemukan pencerahan. Ahh, tapi yakin saja deeh. Setiap kesulitan pasti disertai kemudahan. PASTI! Setiap masalah yang ada, PASTI punya solusinya. Jadii, yakin ajah aah. Heuu...

Hmm,,kadang aku pas lagi jalan (di boulevard itu apa lagi), selalu suka kotempelasi sendiri. Tentang hidup dan kehidupan ini. Tentang perjalanan yang tengah aku tempuh kali ini. Lalu, suka papasan dengan bapak-bapak pemulung, tukang parkir dan lain sebagainya. Yah, banyak hal yang semestinya aku syukuri dari hidup ini. Banyak hal! Bisa menikmati santapan lezat ilmu ini, adalah hal yang sangat patut aku syukuri. Mungkin, si Bapak pemulung itu juga pernah ingin sekolah. Mungkin, ia juga tak ingin mengakhiri masa tuanya dengan memunguti sampah-sampah. Hanya saja, mungkin dia belum berjumpa dengan kesempatan itu. Ah, betapa berharganya sebuah nikmat kesempatan... Ini memberikan trigger tersendiri bagiku, untuk lebih bersemangat! Bahwa kesempatan ini adalah kesempatan berharga yang tak sedikitpun boleh aku siakan. Tak perlulah aku melirik kepada orang-orang yang memiliki kesempatan yang mungkin bagi kebanyakan orang lebih baik. Misal, sekolah di luar negeri dan lain sebagainya. Ada kalanya, melihat ke atas, membuat kesyukuran kita menjadi tergerus. Yang tersisa kemudian, hanya sebuah obsesi saja. Jadi, mereka telah menjadi stabilizer antara obsesi yang menggebu-gebu juga realita yang sedang kuhadapi... Ini bukan berarti, menuntut ilmu itu dicukupkan hanya segini saja. Tetap saja, kita harus punya mimpi... ^__^

Yuhuuu, saatnya bersemangat!
Karena menuntut ilmu itu--seterbatas apapun pengetahuan kita--, tetap saja ia adalah unlimited process....
Madal hayaah. Sepajang usia kita....
Minal mahdi ilal lahdi....
Mari bersemangat kembali buat TDM.... dan inilah saatnya menikmati betapa sulitnya TDM itu...hihihi... :D



NB : Hehe, maaff yaahh, cerita kali ini benar-benar sayur asem... semuanyaaa masukkk.... hahayy... :D
cerita gado-gado....cerita dengan banyak tema...

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked