Penyesalan Kita...

Hari ini ada kisah yang menurutku cukup bikin geli dan juga bikin agak panik. Hehe. Tadi sebelum berangkat ke rumah guru ngaji buat agenda mingguan, aku lupa menyiapkan dompet. Sebenarnya aku cukup yakin akan keberadaannya di tas sehingga aku tak mempersiapkannya lagi. Ya, intinya aku tidak memeriksa ulang isi tasku itu dan merasa yakin bahwa aku sudah meletakan dompet di dalam tas. Nah, di depan boulevard aku naik ojek bapak-bapak tua yang baik hati dan penyabar yang sudah memutih rambutnya di balik helm kuning yang ada logo kampusnya. Hehe. Meskipun aku sesungguhnya tidak terlalu menyukai naik ojek kecuali dalam keadan terpaksa, tapi di hari ahad, itulah satu-satunya kendaraan yang available. Apa boleh buat. Kalau harus jalan kaki, itu akan menghabiskan banyak waktu karena jauh. Kalau naik angkot, itu memakan waktu lebih lama (bisa sampai setengah jam lebih) karena harus 2x ganti angkot sementara ini sudah hampir telat. Waktu hanya tersisa 15 menit lagi dari jadwal yang seharusnya. Jadi memang inilah jalan satu-satunya. Hee....

Nah, ketika sampai di tempat tujuan (pangkalan ojeknya) karena biasanya aku melanjutkan dengan jalan kaki setelahnya, aku obrak abrik seisi tas, tapi tak ada dompetnya! Masya Allah, ke mana ituuh dompet? Kemungkinan besar ketinggalan di kosan. Waduuhhh.... Udah diubeg-ubeg pun sak tas-tasnya, cuma ketemu 700 rupiah doang. Mana cukup! Ongkos ojeknya 5000. Waduuhh. Mulai deh aku rada-rada panik. Alhamdulillaah, bapak ojeknya sabaaarr banget dan ndak marahin aku di hadapan orang banyak. Beliau menunggu solusinya sambil memarkir motornya, Aku coba telpon temen yang tadi hampir barengan berangkatnya, tapi ndak keangkat. Ndak kedengaran mungkin. Waduuhhh... Aku memutar akal. Bagemana iniiihhh?? Tiba-tiba aku ingat, deket situ ada kosan temen seangkatan. Lalu kutelpon dia, buat membantu memecahkan masalah ini. Hehe. Akhirnya, aku dan bapak ojek tua menuju kosan temenku itu dan akhirnya masalah pembayaran ojek pun terselesaikan. Smoga Allah balasi kebaikan temanku itu dengan kebaikan yang banyak. Aamiin...

Aku hanya ingin berbagi pelajaran dari kisah ini, yang semoga mengingatkan diriku terutama dan juga dirimu semua yang secara tak sengaja mungkin ngebaca ini. Hehe.

Ada pelajaran yang dapat kita petik dari kisah di atas. Tentang pentingnya menyiapkan segala sesuatu sebelum kita menghadapi sesuatu. Ya, misalnya, contoh kecilnya, menyiapkan dompet sebelum berangkat. Kadang, justru hal kecil yang terkesan sepele inilah yang akan mengakibatkan hal besar bagi diri kita di kemudian hari. Apalagi untuk perbekalan menuju akhirat nanti. Kadang, mungkin kita abai menyiapkannya dan lena dengan kehidupan dunia yang penuh gemerlap ini. Jika kita tak mempersiapkannya, maka apa yang akan menjadi peneman kita nantinya? <-- peringatan untuk diri sendiri nih,

Jika perbekalan dunia, mulai dari hal-hal yang sepele ini tidak kita siapkan, akan menuai kesulitan di kemudiannya, apalagi untuk perkara yang besar! Tentang hari di mana penyesalan tiada lagi berguna. Ketika segalanya sudah diputuskan dan amal perbuatan dibalaskan. Di dunia ini, mungkin kita masih menjumpai solusi sebagai mana pertolongan yang diberikan temanku tadi. Di dunia ini, kita mungkin masih bisa meminta bantuan orang lain. Dan penyesalan kita mungkin takkan seberapa. Di dunia ini mungkin kita masih dapat permakluman semisal bapak tua ojekers yang tidak menuntut dan memarahi. Lantas, bagaimana dengan penyesalan kita di akhirat nanti ketika kita tak menyiapkan bekal, sementara tak ada lagi penolong diri kita selain perbekalan amalan yang kita siapkan? Di saat kita tak dapat bermohon dan meminta permakluman atas kelalaian dan taidanya bekal kita. Di saat azzam dan janji kita untuk berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya jika kita dikembalikan ke dunia tak ada lagi gunanya. Di saat hanya amal shalih sajalah yang akan menjadi peneman kita? Akankah kita menuai penyesalan panjang? Na'udzubillaah tsumma na'udzubillaah.

Smoga ini semua menjadi pengingat bagi diriku terutama. Smoga juga bagimu. Ingatkanlah di kala aku tersalah. Smoga kita semua diberikan hidayah oleh-Nya untuk terus meng-up grade diri kita, keimanan kita, menjadi pribadi yang lebih baik. Semoga. Ingatkan aku yaaahh :)

2 comments:

  1. hmm....
    untuk bapak ojegnya sabar...
    sungguh mengagumkan bapak itu...#Lha...

    ReplyDelete
  2. hahaha.. Nayo mau kenalan dng Bapaknya? Hayoo sinii... :P

    ReplyDelete

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked