Rihlah ke (Gurun) King Salman Safari Park

Landscape secuplik kecil King Salman Park, BBQ di lembah dan ini pemandangan dari puncak bukit

King Salman Park merupakan salah satu list yang aku tandai di maps untuk dijadikan tujuan rihlah atau family time. Walaupun saat itu belum tau kapan bisa mengunjungi taman ini.
Dan gayung pun bersambut. Kekeke... Pas kebetulan bapak-bapak marhaba (baca: teman-teman Abu Aafiya yang berdomisili di apartemen Marhaba district An Nahda) merencanakan mau bakar-bakaran (sate, ayam, ikan) di Winter yang mulai semriwing-semriwing dingin nya ini. Plan nya bapak-bapak yang ngatur semua. Para ibuk-ibuk tinggal masak-masak dan cuusss gooooo! Kekekeke....

Pas abu Aafiya ngasi tau rencana ke King Salman Park, emak Aafiya senaaang bangeeet dongs... Yeiiy, alhamdulillah salah satu "to do list" nya bakal terwujud. Hehe... Biasanya kami naman di Riyadh paling sekeluarga doang. Naah, kalo yang ini rame-ramee... Semacam family gathering untuk orang Indo yang tinggal di kelurahan sekitar Nahda kali yaa... Kekeke...
Banban

Model: Raihan anaknya mba Aiz

King Salman Park berposisi di utara Riyadh. Lebih utara lagi dari bandara (yang mana dulu aku menyangka udah paling utaraa tuuh si bandara wakakaka). Nama daerahnya adalah Banban. Awalnya aku berpikir ga jauh amatlah. Paling sejauh salam park. Ehh tak dinyana ternyata lumayaaaan jugaa... 62 KM dari rumah kami. Daaan, tau gak... tau gaaak... tau gaaak.... kita melewati jalan yang syerem-nyerem sedeep tapiii cantik sekali... (bahasa apaah iniih wkwkwkwk).
Sekumpulan mobil putih di tengah itu adalah rombongan kelurahan An Nahda 😁

Sedikit cerita, jadi kami di arahkan lewat jalan Janadriyah. Itu Riyadh pinggiran sebelah Timur. Padahal teman-teman lain lewatnya tengah kota via bandara baru deh ke akses jalan Banban-Airport. Dan kamii? Baru beberapa saat keluar dari jalan Khurais dan Janadriyah, ketemu sedikit perkampungan lalu setelahnya hanyalah gurun-gurun dengan pemandangan yang cantiiiik ma shaa Allah. Kalau lagu anak-anak "kampuang jauah di mato, gunuang sansai bakuliliang", maka gubahan lirik paling tepatnya adalah "gurun sansai bakuliliang wakakaka. Kiri kanan sejauh-jauh mata memandang adalah hamparan gurun dan landscape yang menakjubkan ma shaa Allah. Beberapa lagi adalah lokasi peternakan unta. Beberapa lagi arena rihlah bagi sebagian orang lokal. Mendirikan kemah. Ngeteh. Dan lain sebagainya. Iya sih, sekarang suhunya lagi enak bangeet. Seujuuukk bangeet (kisaran 14-20° C). Jadi wajarlah berkemah di gurun sekarang lagi di peak season nya. Syeremnya adalah karena di sini kami menjumpai jalan 2 arah. Secaraa di Riyadh selama ini kami sering dan mostly jalan selalu 1 arah, kecuali jalan di komplek perumahan. Jadi santai wae mau ambil lajur tengah kan yaa, even kiri sekalipun (di sini setir mobil setir kiri, kebalikan dengan indonesia)... Ketemu jalan 2 arah rasanya sereem banget dengan gaya orang sini mengendarai mobil yang kencang-kencang syekaliii... Kita teteep stay tune di lajur kanan... Ga ambil lajur tengah karena khawatir tetiba ada mobil kencang dari arah berlawanan... Karena default nya selama ini nyetir kan di jalan 1 arah. Khawatir lupa karena sudah terbiasa... Kekeke.
Sayang settingan kameranya salah... too dark 😑🤔

Kayak semacam benteng di atas bukit gitu... itu family arena spot kayaknya sih

Perjalanan untuk 62 KM kami tempuh dengan durasi sekitar 55 menit. Pas sampai di King Salman Park,kami disuguhkan dengan pemandangan yang cantik ma shaa Allah... Terlihat pemandangan daerah Banban dari ketinggian. No entry fee! Seperti kebanyakan taman rekreasi di sini, masuknya gratis tis tis... Hanya sebagian kecil yang berbayar... Itupun ga mahal... Alhamdulillaah...
Another photo of King Salman Park

Walaupun judulnya Park, tapi taman ini lebih tepat disebut gurun. Tidak hijau sama sekali. Taman ini taman paling besar di Saudi yang pernah kami kunjungi (dan yang terlihat dari maps juga sih hehe). Very huge park with lot of sands, green-less, but beautiful landscape ma shaa Allah... Ada banyaak playground dan juga family area spot untuk BBQ dan ngeteh-ngeteh. Berbukit dan berlembah. Kita bisa memilih mau di bukitnya atau di lembahnya. Kebetulan kemarin kami memilih lembahnya.
Aafiya mendaki bukit ditemani tante Tyas... ngintil emaknya yang lagi di atas bukit

Aafiya and friends look sooo happy... Seneng banget mereka main di sini. Main di playground, main pasir-pasiran, mendaki bukit...
Tapi ketika sore suhu drop banget. Namanya di gurun dan musim dingin pastilah lebih dingin dari pada di dalam rumah kan yaa... Aafiya sampai dipakaikan dobel jaket karena dinginnya. Aasiya kebetulan pas sore itu lagi tidur, jadi bobo di dalam mobil aja biar tidak kena angin gurun yang dingin.
Aafiya dan mba Tyas umm Dinda

Ketika malam, taman ini gelaap dan lampunya ga begitu banyak. Yaa dimaklumi sih, tamannya besaaar banget soalnyaa... Jadi, better sebelum maghrib udah pulang. Over all, alhamdulillah bini'mah, taman ini sangat menyenangkan. One time,pengen ke sini lagi in shaa Allah... Recommanded buat rihlah keluarga.
Sunset di gurun Banban (zoom dengan lensa semi tele focal length 300 mm)

Bagi yang berdomisili di Riyadh, mengunjungi taman ini worth it in shaa Allah...
Photo by Abu Aafiya... sukaaa landscape inii ma shaa Allah...




Note: semua foto di postingan ini adalah dokumentasi pribadi emak Aafiya... Please minta ijin dulu kalo mau pakek yaa... Mari saling menghargai... 😉

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked