Sebab Akulah yang Akan Ditanya

Aku tertegun cukup lama memandangi pesan dari adik kelasku tentang pernyataan dosen kesayanganku semasa kuliah dulu kepada mereka. Intinya, semoga nanti aku bisa berkontribusi kembali di dunia yang telah aku sedikit ilmui tentangnya; clinical pharmacy. Aku hampir tidak percaya beliau masih mengingatku sejak lebih dari 4 tahun aku lulus dari kuliah. Di antara ratusan mahasiswa beliau. She is one of my best lecture.

Sejenak berhamburan lah ingatan-ingatan tentang teman-teman seangkatan dulunya, yang kini telah berada di mana-mana. Menjadi dosen di luar negeri. Melanjutkan sekolah ke luar negeri. Bekerja as a clinical pharmacist di sebuah rumah sakit besar. Tetiba aku merasa menciut dan jauh. Ya... ya... ya..., aku merasa telah menjauh dan semakin menjauh dari bidang ilmu yang dulu pernah aku geluti secara lebih mendalam. Meski bukan berarti serta merta aku sudah berilmu tentang itu. Maksudku, aku pernah mempelajarinya lebih intens dulunya. Dan kini, aku merasa sangat jauh tertinggal. Ibarat naik kereta, mereka sudah jauh menuju utara dan aku malah menuju ke selatan. Hehe... Sejujurnya, kadang ada rasa untuk ingin mengejar mereka kembali. Melanjutkan kuliah lagi. Hadir di berbagai forum ilmiah, membahas ini dan itu. Publikasi penelitian di seminar dan workshop setara internasional. Berkontribusi di bidang farmasi klinis as best as I can.

Dalam perenungan panjang, kembali aku tersadar. Bahwa memang apa yang aku inginkan, cita-citakan itu tidaklah salah. Namun, jika melihat kembali 4 tahun yang aku jalani ini, sesungguhnya adalah juga tahun-tahun terbaik dalam hidupku. Tidak semua orang dapat menyaksikan anak-anaknya dapat tertawa untuk pertama kalinya, tengkurap pertama kalinya, berjalan pertama kalinya. Membersamai mereka--meski dengan segenap salah dan kekurangsabaran yang aku sedang tertatih untuk mengejanya--adalah wonderful time dalam hidupku yang tak bisa digantikan oleh waktu-waktu lain. Iya, mereka adalah alasan terbaik yang membuat aku lebih memilih berjalan menuju ke arah selatan di saat teman-temanku telah melaju ke utara. Lalu,  sebuah pertanyaan berat: apalagi yang aku kejar?! Benarkah sebuah kontribusi, atau hanya sekedar eksistensi?

Menjadi Ibu Rumah Tangga adalah cita-cita utamaku sedari dulu. Dan meskipun Menjadi clinical pharmacist juga adalah cita-citaku, tapi tentang peranku sebagai seorang istri dan ibu, inilah yang kelak akan ditanya. Menjadi seorang clinical pharmacist, mungkin bisa 'di-subcontract-kan' kepada orang lain. Ada orang lain yang bisa mengambil kontribusi ini selainku. Tapi, menjadi seorang istri dan ibu, dapatkah aku men-subkontrakkan nya kepada orang lain sementara akulah yang akan ditanyai kelak oleh-Nya dan dimintai pertanggungjawabannya.

Oleh sebab aku menyadari bahwa aku bukan superwoman yang bisa melakukan dua hal sekaligus dalam waktu bersamaan dengan sangat baik, maka aku harus memilih salah satunya. Dan karena aku telah memilih 'melepaskan' satu kesempatan untuk berkontribusi di dunia farmasi klinis, maka aku seharusnya melakukan yang terbaik dan all out di pilihan yang aku telah ambil; menjadi sebaik-baiknya madrasatul 'ula. Aku tentu tidak ingin 'merugi', melepaskan satu pilihan, sementara di pilihan yang lain aku membiarkannya berlalu begitu saja tanpa ada upaya terbaik. Aku pasti akan menyesalinya jika aku tidak melakukan sebaik-baik pencapaian di pilihan yang aku pilih ini. Sebab, waktuku sesungguhnya sangat singkat. Aku tidak bisa berlama-lama termangu.

Iya.
Inilah masaku. Inilah pilihanku saat ini. Aku ingin melakukan yang terbaik, memberikan upaya yang terbaik, do'a terbaik untuk mereka yang menjadi alasan pilihanku. Boleh jadi, saat ini aku tidak bisa berkontribusi di bidang farmasi klinis. Tapi, aku ingin output terbaik bagi anak-anakku. Mungkin, belum saat ini aku melihat hasilnya. Mungkin, berpuluh tahun lagi. Aku tak ingin melewati masa emas yang singkat ini dengan biasa-biasa saja.

Aku menyadari, anak-anak tak selamanya bayi. Tak selamanya balita. Tak selamanya kanak-kanak. Akan ada masa mereka meremaja dan mendewasa. Mungkin, pada masa itulah--jika Allah menghendaki usia yang panjang dan semoga usia yang barokah--aku berkontribusi untuk cita-cita keduaku. Saat anak-anak sudah memiliki jalan mereka sendiri. Dan, sekali lagi, aku memilih ini oleh sebab akulah yang akan ditanya, tentang mereka, tentang amanah yang telah Dia berikan.

Let's do the best in this best time...
Semangaaaaattt...!!!
😚

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked