Heheh…
Ini adalah sebuah kisah, ketika jaman penelitian dahulu kala (halaaaaah…lebay banget deeeh! Emang barapa lama berllau? Paling juga 4 bulanan! Hihihi…)
Ehm…ehm…, di suatu siang yang ‘naas’. Waduh, istilahnya rada-rada lebay niy. Siang niy, ada kejadian yang cukup bikin heboh di labor mikro tercinta. Hmm…, begini, berhubung incubator bakteri pada penuh dengan sampel kami, akhirnya diputuskan untuk memindahkan sampel yang di Erlenmeyer ke tabung reaksi (biar irit tempat gitu loh, secara kalo’ jumlah erlenmeyernya 18 buah, memakan begitu banyak tempat. Kalo’ di tabung reaksi mah, Cuma butuh 3 beaker glass ukuran 100 ml). Tau ga’?? Masya Allah, sampelnya baaaauuuuuuuuuuuuuu… minta ampun! Bau banget. Para pratikan mikro saja sampe tutup idung membau tuh labor and sampel. Kesiaan sekali adek2, response sambil nutup idung. Waduuuh…, maaf ya adek2 sekalian.
Ehm…dan cerita pun berlanjut. Akhirnya, kami memindahkan sampel itu di ruang cuci dan kami nutup pintunya (dengan maksud biar bau di area lab agak sedikit tereduksi). Wal hasil, perut niy serasa di aduk dengan bau yg superrr dupeeerrr itu. Huaaaaaa…, masya Allah…, serasa ingin keluar semua komponen yang ada di lambung. Hueeeek….
Setelah semuanya selesai dipindahkan, kami memutuskan untuk mendestruksi sampel yang ada di Erlenmeyer. Dan, kami membawa sampel itu keluar labor untuk dibuang isinya dan dimasukkan ke dalam kantong, lalu tinggal erlenmeyernya saja yang didestruksi. Dan, pada saat itulah ‘tragedi itu terjadi’. Masya Allah…, ternyata aromanya yang super duper itu menyebar ke mana-mana dan tercium dari radius kira2 10-20 meter. Huaaa…, berapa kali lipat lebih bau dari feses, coba? Pratikan di lab pada berhamburan keluar saking tak tahannya dengan bau itu. Bukan hanya itu, aktivitas di kafe yang berjarak tak jauh dari lab mikro pun juga sempat terganggu dengan bau menyengat yang very2 smelt itu. (klo’ ada yang sedang makan, barang kali, keluar lagi tuh makanan, hehehe). Banyak juga orang-orang di kafe, di lab mikro, di LBS bahkan, pada menggerutu dengan bau itu. Hadduuuh…, kesiaaan.
>>hmm…jenak-jenak penuh perjuangan ini, insya Allah bakal jadi kenangan nantinya. Subhanallah, ini sesungguhnya menarik banget!! Hehe<< Yang tidak tahannya lagi, tiba-tiba, segerombolan lalat hijau datang menyerbu kami. Huaaaaa…, bayangkan, betapa tidak enaknya dikerubungi lalat hijau. Bunyi “nguiiing….nguiiiiing….” nya berseliwreran di sekitar kepala kami. Huaaahhh…ga’ tahaaaaan. Semua orang memilih untuk menjauuuh. Tinggal lah kami beserta lalat hijau dan tumpukan erlenmeyer. (aaahhh, sayang, lupa ngambil fotonya tadi. >>dasar! Masiy sempat2 juga mikirin foto ditengah situasi macam beginian. Hehehe). Sampai2 analis labor nyuruh kami buang tuh sampel jaaaauuuuh…jauuuuh. “Pokoknya tidak boleh buang ke bak sampah belakang (deket lab bio dan lab mikro-far)!!!!” fiufffff…., ribet juga nyariin tempat pembuangan dengan sekantong sampel bau yang sudah bercampur plus lalat hijau yang setia menguntit. Dan, akhirnya… sampel itu terbuang juga. Fiuff…Alhamdulillah. (btw, aromanya masi bersisa di baju2 kami. Hiks..hiksss…)
>>ehm…, ini insya Allah bakalan jadi cerita indah utk dikenang nantinya. Hehehe<<
Sambil menenteng sampel, terpikir olehku perkataan yang sebenarnya juga sudah familiar, “andaikan dosa itu berbau, sungguh, takkan ada orang yang mau dekat denganku.” Iya!! Benar!! Ambil saja contoh kejadian siang tadi. Sungguh, bau itu telah berhasil menghebohkan banyak orang. Semua orang memilih untuk menghindar dari bau itu, saking ga tahannya. Aaah…, sungguh Allah Maha Pengasih, tidak menjadikan dosa itu berbau. Andai saja dosa itu berbau, barangkali memang tak ada orang yang mau dekat denganku, dengan kita.
Sungguh, terkadang, kita sering secara sadar atau tidak meremehkan dosa kecil. Terkadang, dengan entengnya berbuat dosa. Rasulullah sendiri telah mensinyalir tentang hal ini :
Dari Anas ra berkata: “Sesungguhnya kamu sekalian sekarang melakukan perbuatan-perbuatan yang kamu anggap sangat enteng padahal pada masa Rasulullah saw perbuatan-perbuatan semacam itu kami anggap termasuk hal-hal yang merusak agama.” (Hadits Riawayat Bukhori)
Semoga kejadian siang itu, kembali mengingatkan kita akan dosa-dosa yang kita perbuat, bahkan (astaghfirullah) kita anggap enteng. Astaghfirullah lii wa lakum. Semoga kita termasuk orang-orang yang ingat akan ini, dan mengambil I’tibar dari setiap jenak-jenak yang kita lalui.
Sebagai penutup, mari sama-sama kita simak apa yang telah disampaikan nabiyullah, khudwah utama ummat manusia :
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus ra, dari NAbi SAW., beliau bersabda : “Orang yang cerdas yaitu orang yang selalu menjaga dirinya dan beramal untuk bekal nanti sesudah mati. Dan orang yang kerdil yaitu orang yang hanya menuruti hawa nafsunya tetapi ia mengharapkan berbagai harapan kepada Allah”
(Hadits Riawayat At Tarmudzy)
Dari Abu Hurairah ra, berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Termasuk kesempurnaan Islam sesorang yaitu ia meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi dirinya.”
(HR. At Tarmudzy)
Lab MIikrobiologi Farmasi Unand, 22 April 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Comment:
Post a Comment
Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked