Tas Fathel

Tas Fathel ^^ hihi....
Hari ini, otak kanan lagi “ngelunjak”. Hihi. Dari tadi, ndak mood teyuss buwat diajakin nulis. So, akhirnya, “Aha!” muncul sebuah ide di benak untuk ngebikin ini. Kalo dulu, waktu pratikum Teknologi Framasi yang mengharuskan kita bikin sediaan berbagai bentuk, diriku selalu kasi nama yang ada “Fathel”-nya atau “Thel”-nya, semisal : Fathemol syrup (untuk zat aktif Paracetamol), Sulfathel (untuk zat aktif sulfadiazine), Ambroxthel (untuk zat aktif Ambroxol), Camphatel Gel (untuk zat aktif Camphora) dan sederet nama lainnya. Ahaha. Kemarin, waktu bikin font, jugak dikasi nama “Fathel’s Handwriting”. Kali ini tak jauh beda. Namanya adalah “Tas Fathel”. Hihihi. (Dasaaaarrr, narsis ndak ketulungan. Ahahaha!). Tas ini berbahan dasar flannel. Seratus persen handmade. Insya Allah dapat memuat mukenah, alqur’an kecil, kamera poket, ponsel dan dojmpet, untuk bepergian santai alias piknik, alias cumat (cuci mata). Tapi, jangan coba-coba isi farmakope yaak, apalagi martindal! Pilihannya, kalo ga tasnya koyak, paling ringan yaah ndak muat. Hihi.

Kemarin, sempat jalan-jalan di sebuah pusat propesor jilbab dan stelan islami gitu. Naah, di sana jugak disediain souvenir-souvenir. Pandangan langsung tertuju pada rak souvenir berbahan flannel. Di sana disediakan kotak pinsil, kantong HP, pin, mainan kunci dengan bahan flannel. Tapii, mahal bet. Masya Allah, ternyata handmade itu kebanyakan mahal yak? Yak, wajar sih. Soalnya handmade itu butuh kejelian memakan waktu lebih banyak kali yaaaak? Masa’ kotak pinsil yang kecil ajaah, harganya bisa sampai 15ribu-an. Modelnya juga cukup sederhana, tapi harganya jauh lebih mahal dari sediaan (lho, koq sediaan yak? Emangnya obat? hihi), maksudnya model-model kluaran pabrik. Hmm…. Sebuah ide bisnis sebenarnya sih. Bagi yang punya kelapangan waktu. Hehe. Soalnya bisa menghabiskan banyak waktu jika dikerjakan dalam jumlah banyak.

Ide “Tas Fathel” ini muncul setelah melihat kotak pinsil dan kantong HP yang digantung pake tali kur. Maksudnya, tali tas kantong HP nya pake tali gantungannya adalah tali kur gituh. Hmm…, menarik juga kalo dibikin tas. Begitu yang muncul di benak. Hehe. Tapi, tentu dengan model dan ukuran serta desain yang jauh bedaa dong yaah. Ndak mungkin juga pake tali kur buat tali tasnya. Hehe.

Hmm…, kutuliskan ini, sebenarnya sebagai sebuah wacana saja. Soal produser, jangan khawatir dah, ada DANDELION handmade yang insya Allah punya gawe’an. Hehe. Tapiii, karena si ibu produsernya lagi sibuk di gudang (Gudang Farmasi maksudnya, bukan gudang sembarang gudang looh. Hihi), jadinyaa yaah, agak mandeg sih. Tak apalah. Setidaknya, bagi yang kemudian punya kesanggupan, tafadhol bergabung sahajaaa… (hidup berjamaah tentu lebih indah. Heee, ndak nyambung mode ON). Selain itu, kita juga bisa memperkerjakan para ibu-ibu IRT di sekitar rumah. Selain membuka lapangan kerja dan bisa ngebantu si ibu-ibu, kitanya juga ndak perlu ribet-ribet amat ikut terjun di produksi. Ya Gak?! Hee… (Baru wacana dari saia sahaja nih).

Hmm…pelajaran yang dapat kita petik kali ini, bahwa sesungguhnya hobbi dan kreatifitas sebenarnya bisa menghasilkan! (Tapii, aku ndak bakalan jual “Tas Fathel” ini koq. Haha, lagiaan siapaaa jugak yang mau beli. Hihi). Yaa, bisa menghasilkan. Apalagi jika punya jiwa me-menej yag oke punya (yang ini bukan gw bangetz, hihi). Yaa, tinggal tuangkan ide dan kreatifitas, trus menej orang bwt ngerjain. Wkwkw (macam gampang aje lah! Padahal, tak pun macam tuu. Hihi).

Hmm, udahan aaah…
Mari kembali ke laptop dan mulai lagi “mengejar target” yang sudah bertumpuk-tumpuk.
Hayuuu, Fatheeeel, Sumangaaaikkk!
SEMANGAT!
SEMANGAT!
SEMANGAT!
Jangan menyerah!

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked