Pelajaran Kreativitas

Dahulu, ketika aku masih kanak-kanak, aku merengek pada ibu minta dibelikan boneka. Tapi, karena kondisi keuangan yang tak memungkinkan kala itu, akhirnya ibu membuatkan aku boneka dari bekas pakaian bayi kami yang diisi dengan kain-kain perca dan kapas dari kapuk yang ditanam di halaman. Walhasil boneka itu menjadi boneka yang cantik dan lucu… Ke mana-mana aku bermain dengan boneka itu. Bahkan, ketika kami menginap di rumah nenekku, aku juga membawa boneka itu. Ibu juga buatkan aku bola dari daun pandan (daun yang sering digunakan untuk membuat tikar jaman dulu). Selain itu, kami membikin pistol-pistolan dari tulang daun pisang. Rakit kecil yang dikenal dengan sebutan “codang” yang dapat di dayuh di sawah yang ditanam dengan system mina, sehingga memungkinkan untuk ‘berlayar di sekelilingnya’. Ah, masa kecil yang begitu bahagia. Di sebuah sudut kampung, di kaki bukit Anda. Masa-masa yang begitu manis untuk dikenang. Meski tak ada permainan canggih, tapi, aku bahagia. Mainan paling mewah yang kupunya kala itu adalah Lego. Aku sangat suka main lego, membangun rumah-rumahan dengan itu (karena konon kabarnya aku memang orang ‘spasial-visual’, hehe. Mainanku yang lainnya adalah KERTAS BEKAS. Ya, sebab aku suka menggambar rumah di atas kertas itu. Atau membuatnya menjadi mainan sederhana, apakah itu kodok-kodok’an, kapal-kapalan, bunga-bungaan, dan sejenis mainan lainnya. Belakangan aku baru tau kalau itu namanya origami. Hihi.

Dahulu juga, ketika aku kelas III SD, ayah membuatkan aku tas yang sangat bagus. Tas itu berbahan dasar famatex dan dihiasi tali temali bekas tas sebelumnya. Seperti tas yang dijual di pasaran. Namun, ini berbeda! Tentu saja lebih bagus. Hehe. Sebab, tas itu tahan hingga 6 tahun. Di kelas 2 SMP aku bahkan masih mengenakan tas itu! Meski kala itu, pikiranku yang begitu sederhana merasa malu ketika harus mengenakan tas buatan sendiri, bukan tas yang dibeli di pasaran. Yah, itulah pikiran kecilku yang begitu sederhana. Jika masa itu bisa berulang, maka tentu dengan bangga aku mengenakannya. Bukan dengan sebuah rasa malu. Iya tak? Selain tas, ibu juga menjahitkan baju untuk kami. Memang bukan penjahit ulung, karena ibu tak pernah menerima jahitan, hehe, tapiii, aku selalu senang dan bangga memakai baju yang dijahitkan ibu.

Ada pelajaran berharga yang kupetik dari itu semua. Setelah sekian lama, kusadari ternyata inilah PELAJARAN KREATIVITAS. Ya, sebuah pelajaran kreativitas yang sedang ayah dan ibu ajarkan padaku. Tak perlu merasa malu dengan apa yang kita buat sendiri. Mengapa lebih bangga mengenakan produk orang lain dan Negara lain sedangkan kita punya kemampuan untuk membuatnya? Jika kita memiliki kreativitas untuk membuatnya, lalu mengapa kita mengandalkan orang lain? Mungkin banyak di antara kita yang lebih bangga menggunakan produk-produk luaran sana. Akan tetapi, jika kita if we have ability to do more, why just be a follower? Ya, ketika kita bisa jadi trendsetter, mengapa harus berpuas diri hanya jadi follower? Apalagi jika trendsetter dalam kebaikan yang akan diikuti banyak orang. Bukankah juga akan memberikan investasi pahala bagi kita?

Kali dengan sebuah senyum, kupersembahkan sebuah karya dan kreativitas lagi. Hehe. Kali ini insya Allah lebih banyak muatannya. Jika martindale pun yang dimasukkan, insya Allah masih muat dan ndak akan sobek, insya Allah. (Tapi kalo Martindale plus empat buah farmakope sih aye kaga jamin yak. Hihi). Judulnya masih tas Fathel. Hihi, narcizz! (ndak ding, ini hak paten. Wkwkwk). Tapi, ndak hanya flannel kek dulu, tapi bahan utamanya kain krah yang kuattt insya Allah. Juga ndak Cuma pake jahitan tangan, tapi juga pake mesin jahit. Semuanya 100 % Handmade. Tapi, agak kurang rapih sih. Insya Allah mau dirapikan lagi. Dan dengan modal hanya limapuluh ribu rupiah, kita bisa buat untuk 2 buah tas. Insya Allah, still progress satu lagi tas ransel.  Insya Allah ntar di aplodkan cara2 pembuatannya. Mana tau ada yang tertarik untuk memiliki tas buatan sendiri. Iya tak?

Okeeh, pelajaran hari ini hanyalah pelajaran kreativitas. Motto kita kali ini adalah : If we have ability to DO , why just statisfy being a follower! Hayuuuu, bersemangaatttt! Menjadi creative yuuuk!

Heuuu....masih agak belum rapih sih...

NB : Objek di atas adalah siswi kelas 1 SMA, temannya adikku

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked