Sebelum Kembali Terjerambab

Sebelum jatuh terjerambab lagi untuk kedua kalinya, maka aku harus cepat-cepat melakukan isolasi. Ya, isolasi. Sebab kutahu betapa sakitnya terjatuh, maka sungguh kutak ingin terjatuh lagi. Cukuplah jatuhku yang pertama kali yang menghempaskanku, membuatku biru-biru lebam dan membuatnya harus diperban dengan banyak lapis. Dan cukuplah jatuh yang pertama kali itu juga menjadi yang terakhir kalinya. Aku tak ingin lagi biru-biru dan lebam serta berdarah-darah. Aku juga tak hendak mempersiapkan perban, larutan iodine, maupun kain compress. Ya, sebab aku tak ingin terjatuh lagi maka aku tak ingin mempersiapkan semuanya. Jika aku persiapkan semuanya, itu artinya aku juga mempersiapkan diri untuk kembali jatuh, berdarah dan lebam. Dan aku sungguh tak ingin kembali terjatuh di lubang yang sama! Aku tak ingin terjerambab lagi, pada jenis lobang yang sama!

Fiuufftt…
Ini bukan karena kebahagiaan dan harapan yang tak sedang berpihak padaku. Bukan. Sama sekali bukan. Hanya saja, Allah hanya sedang menguji, apakah aku tetap bisa bangkit setelah terjerambab itu. Bukan karena Dia tak sayang, tapi justru begitulah cara-Nya mengajariku. Begitulah cara-Nya menempaku. Bahkan tempaan itu belumlah seberapa jika harus disandingkan dengan banyaknya tempaan yang Allah berikan pada orang-orang sebelumku…

Dan setelah aku melewati itu semua, akankah aku ciptakan sebuah peluang untuk luka yang sama? Aah, tidak! Sungguh, aku tak ingin. Sakitnya ya sungguh sakit. Sedihnya ya sungguh sedih. Makanya, aku tak ingin merasakan kesakitan dan kesedihan yang sama lagi!


Kini, kepada siapapun lagi, aku tak pernah menyandarkan harap. Sebab, harap-harap pada manusia selalu saja melahirkan kekecewaan pada akhirnya. Dan aku sungguh tak ingin melabuhkan harap pada manusia. Bersamaan dengannya, segalanya menjadi tawar pada akhirnya. Alhamdulillaah. Segalanya telah kembali pada kondisi zero, pada akhirnya… Alhamdulillaah… Bukankah titik nol ini adalah titik yang paling kuupayakan dulunya? Ya! Sulit memang, tapi Alhamdulillah, BISA! Toh, segalanya sudah terlewati. Ya, terlewati. Bahkan dahulu, aku pernah berpikir bahwa aku takkan pernah sanggup untuk melewatinya…

Telah kututup rapat-rapat lembaran itu… Membiarkannya tetap pada peti masa lalu. Biarkanlah masa lalu tetap menjadi milik masa lalu. Sebab aku tak akan hidup dengan segala ke-masa lalu-an di masa depanku. Sebab aku juga takkan hidup bersama orang-orang dari masa lalu itu, kan yah? Jika pun iya, maka PASTI bukan lagi kehidupan yang sama! Segalanya akan menjadi sangat berbeda dari masa lalu.

Hari-hari ke depan, tetaplah masih dalam sebuah sketsa. Segalanya menjadi pasti HANYA ketika waktu-waktu itu sendirilah yang akan mengantarkanku padanya. Sebab aku percaya bahwa takdir-Nya untukku selalu indah, dan ketika kehendak-Nya saja yang berlaku atas diriku, maka memanglah aku tak sedikitpun punya alasan untuk bersedih. Sebab aku yakin takdir-Nya selalu indah dan sebab aku yakin bahwa Dia senantiasa sertakan kebahagiaan setelah air mata, maka aku sama sekali tak punya alasan untuk khawatir. Buat apa bersedih dan khawatir sedang kita yakin bahwa Dia senantiasa berikan yang terbaik untuk diri kita? Bukankah ketika harapan kita tak bersesuaian dengan kehendak-Nya, itu berarti Dia tengah membukan jalan yang lebih baik dari pada itu? Dan bukankah ketika kehendak kita tak bersesuaian dengan takdir-Nya, itu berarti kehendak kita itu justru akan mendatangkan keburukkan bagi diri kita?

Hari-hari baru ini adalah hari-hari yang lebih indah, insya Allah. Kisah lalu telah usai sudah. Ada babak baru lagi. Ada episode baru lagi! Kisah di hari depan harus lebih manis dari kisah lalu. Kisah di hari depan harus lebih baik dari pada hari lalu.

Tetap tersenyum, ceria, dan bersemangat!
Sebab, episode dunia juga akan dengan segera mungkin berakhir. Entah hari ini, esok, atau lusa. Maka, tetaplah tersenyum, ceria dan bersemangat, wahai diriku!
Sambutlah esokmu dengan seyum terindah! Ya, dengan senyum terindah! Dengan semangat paling baru yang pernah kau punya.

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked