Abaikan Saja...


Ah, mungkin ini hal yang tak penting!
Jadii…, abaikan saja.



Aku teringat pada satu kisah, tentang seorang sahabat yang tergolong ulama besar bernama Abdullah bin Umar bin Khathab yang sempat “dikecam” oleh Umar (ayah beliau sendiri) untuk menceraikan istrinya karena terlambat sholat berjama’ah disebabkan istrinya tersebut. Abdullah begitu mencintai istrinya. Poin yang disitir oleh Umar adalah “karena istrinya telah melalaikan ia dari mengingat Allah!”

Yap!
That’s the poin!
Ini poin pentingnya!
JANGAN SAMPAI MELALAIKAN ALLAH, JANGAN SAMPAI MENGALAHKAN CINTA KEPADA ALLAH!

Merasakan cinta (kecendrungan) adalah fithrah. Adalah sesuatu yang Allah anugrahkan. Dan, memenej cinta itu, tak mudah! Apalagi bagi yang belum menikah. Aku mendengar, ada akhwat berkata dengan begitu naïf, “Aih, andai saja rasa ini tak Allah anugrahkan, barangkali aku tidak akan se-senewen ini.” Tentu saja itu pengandaian yang konyol! Jika memang demikian, tidak normal namanya! Justru dipertanyakan.

Cinta itu, tak terjamah logika. (apa pengaruh racun feniletilamin yah? Heuu…). Dan, masya Allah, ia juga power yang menggerakkan! Power yang mampu merubah dengan begitu ekstrem. Tapi, sekaligus juga akan membuat kita jadi irasional dan amat mengherankan.

Siapa sih yang tak rasakan itu? (kalu tak, tak normal lah ia! Heuu…). Tapi, ada yang mampu memenejnya, dan ada yang tidak!

Aih, aku…aku tentu takkan menceritakan perihal diriku. Tapii, aku dapat plajaran berharga saat ini. Ada satu poin penting yang mesti menjadi “controlling card” bagi diri kita. BAHWA, JANGAN SAMPAI MELALAIKAN dari MENGINGAT ALLAH!

Jika bersikeras menafikan, bahwa “saya tidak akan mencintai siapapun sebelum di jalur yang halal!” kurasa itu benar-benar hampir absurd. Benarkah tak pernah?? Tapi, sesungguhnya, bagiku kata-kata seperti itu adalah sebuah manajemen hati yang baik. Manajemen hati yang datang dari kekuatan iman.

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked