Trima Kasih Pak Rektor!


Wah!wah!wah....!!

ada cerita yang serrruuu untuk diceritakan!

Hmm...mahasiswa takut rektor?
hee....
Mungkin aku termasuk salah satu orang (yang pada mulanya) tidak ingin sekalipun berurusan dengan Pak Rektor. Padahal, apa salahnya coba?
Bahkan untuk audiensi proyek pembuatan buku sekali pun! Aku lebih memilih menjadi "yang dibelakang layar saja".
Sungguh-sungguh...parahnya!
Apa susahnya, coba?? Kan kita tidak sedang mendemo Pak Rektor! Iya tho??

Tapii, sungguh, tindakkan seseorang ini telah merubah persepsiku. Seseorang yang tak perlu pula kuberitahukan pada dunia, apa identitasnya (hiiii, yang bersangkutan pasti bakal senyam-senyum and ketawa-ketiwi membaca iniiii....^___~).

Jadi begini, si ukhty ada sedikit masalah mengenai pembayaran uang wisuda yang salah bank. Ketika dikonfirmasi ke pihak dekanat, ternyata orang2 dekanat malah memperibet itu urusan dan menyuruh kembali membayar di rekening bank yang ditunjuk. Kan itu tak adil sama sekali! Kita udah bayar masa harus bayar lagi. (HAaaaaah!! Urusan administrasi memang benar2 ribet!!!) Di tengah kekalutan itu, si ukhty nekat nge-SMS Pak Rektor dan mengatakan bahwa "Pak, jika urusan itu tidak bisa selesai saya akan membawanya sampai ke akhirat!!" >,< . "Loh, koq bawa2 akhirat segala?" Jawab Pak Rektor lewat SMS. Ujung2nya, si ukhty malah disuruh menemui Pak Rektor besoknya. Wal hasil, Ng..., dengan kebijakkan Bapak Rektor, akhirnya permasalahan pun selesai... (trima kasih, Pak Rektor)

Gak tau deeh, bagiku kisah ini cukup menggelikan, dan endingnya pun tak seseram yang kami bayangkan. Bahkan, si ukhty sudah menyiapkan pipinya untuk ditampar segalaaa, karena isi SMS itu. Hahahaha, betapa menggelikannya!! Sekaligus banyak hal, banyak hikmahnya.

Pertama, Pak Rektor tak seseram yang kami bayangkan! Bahkan, beliau itu jauuuuuh lebih bijaksana!\
Kedua, Terkadang, urusan itu malah diperibet oleh orang2 yang berada "dibawah".
Ketiga, betapa pentingnya memilih seorang pemimpin yang baik! (mumpung lagi musim pemilukada, mariii, mari kita pilih pemimpin yang baik, bersih, peduli dan professional, heee...). Setidaknya, ketika pemimpin yang dipilih itu adalah pemimpin yang bijaksana, dan berorientasi pada-Nya, maka, meski tak seluruhnya, setidaknya sebagiannya dapat di ubah ke arah yang lebih baik. Toh, perubahan tak mungkinlah sekaligus tho?
Keempat, kebanyakan hubungan yang terbina antara dosen dan mahasiswa itu koq yaaah, kesannya jauuuuuuuuuuh banget! Seperti ada dua dinasty yang memisah. Mungkin hanya di sini saja, dan mungkin pula tak semua orang. Tapi kebanyakan begituuu. Bagaimana kalau hubungan yang terbina itu adalah kedekatan hati antara pendidik dan yang dididik? Dan lagi, menurutku, sebenarnya, pembelajaran itu adalah REVERSIBLE! Berlangsung dua arah. Okelah memang, mahasiswa belajar dari dosen, tapiii, sebenarnya, dosen juga bisa belajar banyak dari mahasiswa. Iya tho??
Kelima, jika ada masalah, maka penyelesaian yang paling baik itu adalah langsung kepada yang tertinggi, yang paling berwenang. Ketika masalah itu sudah ditangani oleh rektor, langsung deeh, bawahannya menanggapi dengan cepat. Coba aja kalo Pak Rektor gak turun tangan, mahasiswa jadi dioper2 macam bola begituu. Begitu pun dalam hidup ini, jika ada masalah, ya udaah, hayuuuk, minta penyelesaian kepada Dzat yang Segala urusan ada ditangan-Nya. Insya Allah, solusinya adalah solusi yang terbaik. Allah akan menunjukan dengan cara-Nya sendiri. Masya Allah....


Udah, segitu ajah mungkin ceritanyaaa...
Maap yaah, rada2 sotoy niiih!
Semoga ada plajaran yang bisa diambil.

0 Comment:

Post a Comment

Feel free to accept your comment. Spam comment will be deleted and blocked